Pamela merasa tidak pantas jika dia hanya bisa terus mengelilingi seorang pria setiap harinya, khawatir tidak bisa mendapatkan pria itu, tapi tetap khawatir meski sudah mendapatkan pria itu.Dia pernah berpisah dengan Agam karena kesalah pahaman yang dibuat oleh Kalana.Kali ini, Pamela tidak akan pergi tanpa mengetahui alasan yang jelas.Pamela ingin pria itu menjelaskannya di hadapannya setelah kembali. Pamela akan mendengar apa yang dia katakan dan sudah siap secara mental.Pamela merasa dirinya masih sadar, bahkan ayahnya sendiri bukanlah seorang pria baik yang setia, bagaimana mungkin Pamela bisa membayangkan bahwa ada pria di dunia ini yang akan setia pada satu wanita dan tidak akan berpindah hati?Survei sosial resmi menyatakan bahwa tingkat seorang pria berselingkuh pada saat istrinya sedang hamil sangat tinggi.Pamela selalu menganggap bahwa Agam bukanlah jenis orang yang memiliki selera rendah sebelum ini, setidaknya bukan jenis orang yang suka berubah-ubah. Tapi sekarang Pam
Pamela duduk dengan tenang sambil menatap Kelly dan berkata sambil tersenyum, "Nyonya Kelly, kenapa kamu sangat bersemangat? Sepertinya aku nggak bilang apa pun."Kelly menjadi lebih marah saat melihat sikap santai Pamela, ucapannya barusan tidak berhasil membuat Pamela kesal, seperti anak panah yang tidak mengenai sasaran, Kelly menggertakkan giginya dengan kesal. "Pamela, jangan merasa bangga! Kamu juga nggak akan memiliki kehidupan yang baik di Keluarga Dirgantara, aku nggak percaya anggota Keluarga Dirgantara akan menghormatimu, seorang gadis liar dari kampung! Nggak lama lagi Agam akan merasa bosan denganmu dan akan mengusirmu sejauh mungkin!"Pamela tidak peduli dengan ucapan Kelly. "Terima kasih karena telah mengingatkanku, Nyonya Kelly. Mari kita bicarakan hal yang lebih penting! Kamu seharusnya sudah mengetahui maksud kedatanganku kali ini, Revan sudah nggak berguna bagimu sekarang dan kamu juga pasti merasa repot kalau Revan berada di sisimu, biarkan aku membawanya pergi dan
Kelly berkata dengan kesal setelah berpikir sejenak, "Aku akan pergi melihat anak itu sudah bangun belum, kamu tunggu di sini!"Pamela tersenyum puas. "Baik, terima kasih, Nyonya Kelly!"Kelly pergi beberapa saat dan membawa Revan.Revan menatap sekeliling dengan ketakutan, tatapan matanya berhenti saat melihat Pamela, tapi segera menggelap karena kebencian.Revan adalah anak yang rendah diri dan peka terhadap lingkungan saat berada di panti asuhan sejak kecil, tapi Pamela ingat masih ada tatapan yang penuh dengan rasa ingin tahu terhadap dunia di dalam mata Revan saat beberapa kali melihatnya sebelumnya.Sedangkan dia disiksa sampai tidak berani bertatapan dengan orang lain saat ini, anak sekecil ini malah menatap dunia dengan tatapan putus asa.Pamela teringat pada masa kecilnya dan melambaikan tangannya pada Revan. "Revan, datanglah ke sini."Tidak disangka Revan tanpa sadar melangkah mundur ke belakang, kemudian mengangkat kepalanya untuk menatap Kelly.Karena Kelly sudah membawa R
Seluruh rencana akan hancur jika tidak bisa menerima hal-hal kecil!Seseorang tidak akan bisa menjadi orang yang hebat jika tidak bisa menahan amarahnya.Pamela mendongak untuk menatap Kelly, kemudian tersenyum. "Karena Nyonya Kelly nggak rela aku membawa Revan pergi, kalau begitu aku akan menginap beberapa hari di sini, Nyonya Kelly nggak keberatan, 'kan? Aku merasa lingkungan vila ini sangat bagus dan sangat baik untuk pertumbuhan janinku."Revan mengangkat kepalanya dengan terkejut saat mendengar bahwa Pamela akan menginap di sini, terdapat cahaya yang bersinar di dalam tatapan putus asanya ....Kelly tampak tidak senang, tapi dia segera teringat sesuatu dan tersenyum licik. "Tentu saja boleh, aku sangat bosan tinggal di sini sendirian! Nona Pamela bersedia tinggal di sini dan menemaniku berbicara untuk menghilangkan rasa bosanku, bukankah ini adalah hal yang baik?"Pamela tersenyum. "Kalau begitu maafkan aku karena telah merepotkan Nyonya Kelly!"Ervin mengerutkan keningnya dan ing
Pamela keluar setelah bangun tidur dan melihat Ervin sedang berdiri dengan tegak di depan pintu kamar, kemudian berkata sambil memijat pelipisnya, "Ervin, kamu nggak perlu bersikap begitu waspada, Kelly nggak akan berani melakukan sesuatu padaku untuk sementara."Ervin berkata sambil mengerutkan keningnya, "Nyonya Muda, lebih baik bersikap waspada daripada nggak sama sekali, aku bisa melihat bahwa Nyonya Kelly sangat ingin memakanmu hidup-hidup!"Pamela tertawa kecil. "Dia memang ingin melakukannya, tapi belum tentu bisa!"Ervin menghela napas. "Nyonya Muda, apakah kamu harus menginap di sini? Sebenarnya aku melihat bahwa kondisi Tuan Muda Revan baik-baik saja, akan lebih baik kalau kamu menunggu Tuan Muda kembali dan membawa Tuan Muda Revan kembali bersama dengannya!"Pamela merasa sangat khawatir saat teringat pada kondisi Revan. "Apakah kamu benar-benar yakin kondisi anak itu akan baik-baik saja di sini? Meski Revan bukan anak kandung Paman, tapi Paman secara pribadi pergi ke sana u
Pamela menatapnya sejenak, lalu menyunggingkan seulas senyum palsu."Ya, kebetulan sekali! Sebuah kebetulan yang sedikit nggak mirip dengan kebetulan!"Andra menopang dagunya dengan satu tangannya, sorot mata pria itu seakan-akan sedang memancarkan sedikit cahaya yang bisa membuat orang lain tersihir. "Jangan berpikir terlalu banyak. Aku benar-benar hanya ingin berjalan-jalan untuk menghirup udara segar dan menenangkan pikiranku di sini.""Oh." Pamela sama sekali tidak memedulikan hal apa yang ingin dilakukan oleh pria itu di sini. Setelah memberi tanggapan singkat, dia tidak memedulikan pria itu lagi, melainkan mengangkat cangkir teh yang disuguhkan oleh pihak penginapan dan menyesapnya.Namun, sebelum cangkir teh itu sempat mendekati bibirnya, sebuah tangan besar terulur dari hadapannya dan mengambil alih cangkir teh itu dari tangannya.Pamela tertegun sejenak, lalu mendongak dan menatap Andra yang mengulurkan tangannya secara tiba-tiba itu dengan tatapan kesal. Kemudian, dia bertany
Pamela tidak menganggap serius ucapan Andra. Dia hanya fokus memakan makanannya. Setelah perutnya terisi penuh, dia pun meletakkan alat makannya.Sebenarnya, Andra tidak makan banyak. Dia hanya bertopang dagu sambil menatap wanita di hadapannya dengan ekspresi menggoda. Melihat wanita itu sudah selesai makan, dia baru berkata, "Sebenarnya, hidangan di sini kurang lezat. Lala, kamu benar-benar nggak pemilih makanan, ya!"Pamela berkata dengan ekspresi datar, "Apa kamu berharap hidangan di kawasan wisata bisa selezat hidangan sekelas michelin?""Aku hanya memberi penilaian secara objektif! Hidangan di tempat ini benar-benar kurang lezat! Bagaimana kalau besok aku membawamu mencicipi hidangan ciri khas masyarakat di sini di tempat lain? Hidangan di tempat itu benar-benar otentik! Setelah mencicipinya sendiri, ucapanku nggak salah!"Pamela menunjukkan ekspresi tidak berminat dan berkata, "Terima kasih atas niat baikmu, tapi nggak perlu! Kalau begitu, kami nggak mengganggu waktu Tuan Andra
Andra terkekeh dan berkata, "Lala, ternyata kamu begitu memandang tinggi diriku! Tapi, aku sudah datang sendirian. Jadi, berbaik hatilah memberiku tumpangan dan membawaku berjalan-jalan bersamamu."Pamela benar-benar terdiam mendengar kata-kata tidak tahu malu pria itu.Andra jelas-jelas tidak bermaksud untuk keluar dari mobil.Melalui kaca spion mobil, Ervin menatap Pamela dan bertanya seolah meminta instruksi, "Nyonya, ini ...."Pamela malas berdebat dengan Andra lagi. Kalau dia membuang-buang waktu di sini dengan pria itu lagi, mungkin perdebatan mereka akan berlangsung sampai matahari terbenam.Karena itulah, dia melambaikan tangannya dan berkata, "Sudahlah, kita berangkat!"Mendengar instruksi Pamela, Ervin mengerutkan keningnya. Namun, dia juga tidak punya pilihan lain selain melajukan mobilnya. 'Nanti aku harus melaporkan hal ini pada Tuan.' pikirnya dalam hati.Saat mobil melaju melintasi pegunungan, pemandangan di luar jendela sangat indah, seakan-akan bisa merilekskan pikiran