Karena Kalana tahu tidak ada pengawasan di kamar mayat, dia berhenti berpura-pura dan mengutuk Pamela untuk waktu yang lama. Dia mengatakan semua kata-kata kasar.Akhirnya, dia mengatakan semua kekesalan yang menumpuk di dadanya selama beberapa waktu!Beberapa waktu ini, hampir setiap rencana yang Kalana buat melawan Pamela tidak pernah berhasil. Dia tidak pernah merasa bahagia!Hari ini, Kalana telah sepenuhnya menghilangkan kebenciannya!Awalnya, Kalana tidak berniat membunuh Pamela. Menurut Kalana, Pamela hanyalah anak kampungan yang tidak layak mengotori tangannya!Namun, Pamela tidak tahu cara menahan diri. Pamela tidak hanya merebut pria idamannya Kalana, dia juga mencoba mencuri posisinya di Keluarga Yanuar. Pamela membuat Kalana kehilangan perhatian ayah, kasih sayang kakak, serta cinta dari kakek dan neneknya!Pamela memang pantas mati!Setelah Kalana cukup memarahi, dia hendak meninggalkan kamar mayat yang dingin. Kemudian, dia berbalik dan melihat Pamela berdiri sekitar dua
Pamela meninggal dan berubah menjadi hantu. Jika Pamela benar-benar bisa membunuhnya, dia pasti sudah menerkam Kalana sejak lama. Pamela tidak pernah dekat dengannya. Seharusnya karena dia tidak memiliki kemampuan untuk menyakiti orang dan hanya bisa menakut-nakuti Kalana!Kalana berdeham, lalu berkata, "Pamela, jangan sia-siakan usahamu. Kamu nggak bisa menakutiku!"Pamela berkata sambil menghela napas tak daya, "Oke! Karena aku nggak bisa menakuti Nona Kalana, bisakah Nona Kalana berbelas kasihan dan membiarkan aku mati dengan tenang?"Kalana berkata sambil mengerutkan kening dengan bingung, "Apa yang nggak kamu mengerti?"Pamela berkata sambil mengedipkan matanya yang besar, "Aku penasaran! Aku penasaran kenapa Nona Kalana begitu pandai berpura-pura dan memanfaatkan orang-orang di sekitarmu? Hal yang paling mengagumkan adalah kenapa semua orang di sekitarmu bersedia dimanfaatkkan olehmu?"Kalana berkata sambil menatapnya dengan jijik, "Pamela, jangan terlalu sombong di depanku! Oran
"Semua itu karena aku sengaja meniru ciri dan kebiasaan adik kandungnya. Karena penampilanku agak mirip dengan adik kandungnya, dia menganggapku sebagai adiknya!""Pada akhirnya, Jason hanya memperlakukanku sebagai pengganti saudara perempuannya! Semua yang dia lakukan untukku adalah untuk menebus penyesalan dan utang yang dia rasakan terhadap adik kandungnya!""Jadi, aku nggak pernah berterima kasih padanya. Aku hanya menganggap dia munafik!"Pamela tertegun. Setelah terdiam beberapa saat, dia bertanya, "Bagaimana dengan Justin, kalian adalah saudara kandung, 'kan? Setahuku, dia sangat baik padamu!"Kalana tidak berpikir demikian. "Justin nggak punya otak itu juga nggak tahu berterima kasih! Dia hanya ingin menyenangkanku sehingga ketika dia gagal dalam ujian, aku akan membelanya di depan kakakku dan meringankan hukumannya! Akhirnya, bukankah anak itu selalu membelamu? Dia memberitahuku bahwa kamu adalah orang yang baik! Haha, apakah dia tahu bahwa aku adalah saudara kandungnya. Dia n
Pamela berkata sambil menyipitkan matanya dan menatap Kalana, "Kamu berterima kasih padanya, jadi kamu membiarkan dia menanggung semua kejahatanmu dan dipenjara?"Kalana berkata dengan tidak setuju, "Aku akan sering mengunjunginya dan memberinya lebih banyak uang makanan di penjara agar dia bisa makan enak!"Pamela mendecakkan lidahnya. "Nona Kalana, apakah menurutmu kamu yang seperti ini sangat murah hati?"Kalana berkata sambil memelototi Pamela dengan tidak senang, "Dasar jalang, berhentilah mengajariku bagaimana berperilaku! Pamela, sebelum kamu muncul, semua orang di sekitarku mendengarkanku, mencintaiku, percaya, bersedia melakukan sesuatu untukku dan nggak pernah meragukan apa yang aku katakan! Sekarang, kamu menyakitiku hingga nggak ada yang peduli padaku, kamu pantas mati! Aku membencimu. Bukan hanya karena kamu mengambil Agam, aku membencimu karena kamu hampir membuatku kehilangan semua yang semula milikku. Kamu membuatku harus membimbing hubungan dengan mereka lagi!"Pamela
Olivia juga turun dari ranjang rumah sakit yang dia gunakan untuk menyamar menjadi mayat, kekesalannya tak terbendung lagi, dia langsung menampar Kalana dengan sekuat tenaga, kemudian memarahinya, "Dasar wanita keji! Padahal selama ini aku menyayangi dan menghargaimu sebagai calon kakak iparku, kamu malah mengataiku punya selera buruk dan bodoh! Bahkan membodohiku dengan membelikan tas dan sepatu jelek yang nggak laku, kamu juga diam-diam membicarakan masalah pribadiku dan menjelekkanku di belakang! Benar kata orang, rambut sama hitam, hati nggak ada yang tahu. Ketulusanku selama bertahun-tahun ini nggak ada artinya! Pantas saja kakakku nggak suka sama kamu, kamu bahkan nggak sebanding dengan seujung rambut Pamela! Dasar sampah! Cih!"Pipi Kalana sudah membengkak, tapi di tengah situasi canggung itu, dia masih menatap Olivia sambil berkata, "Olivia, kamu salah paham .... Tadi aku sengaja bilang begitu untuk membuat Pamela kesal, aku nggak sungguh-sungguh .... Selama ini aku paling baik
Setelah bicara, Justin berbalik dan berlari keluar sambil menyeka air mata dengan lengannya.Kejadian hari ini menjadi pukulan berat baginya, keyakinannya hampir runtuh.Sulit dipercaya, ternyata kakaknya, kakak kandungnya, adalah tipe orang yang paling dia benci.Kalau Pamela tidak mengirim pesan yang memintanya ke rumah sakit untuk melihat wajah asli kakaknya, dia pasti tidak akan percaya, sampai dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, sungguh menyakitkan ....Apalagi dulu dia telah melakukan banyak hal keterlaluan pada Pamela demi membantu kakaknya merebut Agam! Sungguh menyesalkan!Setelah Justin keluar, Kalana yang penampilannya berantakan ingin bangkit untuk mengejar, dia ingin memberikan penjelasan pada adiknya, dia sudah kehilangan kepercayaan kakek, nenek, kakak dan ayahnya, dia tidak ingin kehilangan kepercayaan adiknya lagi ....Lagi pula, Kalana dan ibunya sudah berencana menjadikan Justin pewaris harta Keluarga Yanuar, dia masih harus mengandalkan adiknya itu selama sis
Kalana yang tidak mendapatkan bantuan kakaknya pun mengerahkan tenaga meraih celana Jason dengan tangannya yang gemetaran."Kak, bukan begitu .... Pamela yang sengaja memancingku, akhir seperti ini yang dia inginkan. Bahkan setelah mati pun dia nggak mau melepaskan aku, dia baru akan puas setelah melihatku ditinggalkan keluargaku! Kak, kamu jangan tertipu ..." bujuk Kalana.Jason memandang Kalana dengan tatapan merendahkan, dia mengerutkan kening, menunjukkan rasa jijik, kemudian menarik celana yang dipegang Kalana dan mundur beberapa langkah, membuat jarak dengan adik yang membuat hatinya membeku itu.Kalana tak peduli seberapa memalukan dirinya, dia merangkak perlahan, mencoba mendapatkan sedikit rasa iba dari kakaknya."Kalana, masalah sudah seperti ini, kamu jangan keras kepala lagi."Saat Kalana merangkak mendekati Jason, tiba-tiba terdengar suara Anisa, dia tersentak, lalu menoleh ke arah datangnya suara, matanya terbelalak, bergetar hebat!Dia melihat Pamela memapah Anisa, berja
Kalana menatap Johan dengan wajah memelas sembari berkata, "Kakek, aku nggak begitu .... Pamela yang menjebakku ...."Johan yang kecewa pun membuang muka, dia tidak ingin melihat manusia seperti itu di keluarga yang dia banggakan.Kalana yang tidak lagi mendapat simpati dari keluarga maupun teman-temannya, benar-benar hancur.Begitu diambang kehancuran, seseorang akan menggila. Kalana menunjuk Pamela yang dengan tenang memapah Anisa."Dia! Dia yang merencanakan semua ini! Kalau nggak, untuk apa dia memalsukan kematiannya sendiri dan berdiri di sini tanpa luka sedikit pun?" teriak Kalana.Johan dan Anisa mengerutkan kening melihat Kalana yang masih juga keras kepala.Pamela menatapnya, kemudian tersenyum kecil, "Tanpa luka sedikit pun? Kalana, di mana matamu? Kamu nggak lihat aku terluka?" balasnya.Sambil berbicara, Pamela menunjuk kain kasa yang melingkari dahinya.Alis Kalana berkerut erat, sayangnya tatapan mata tidak bisa membunuh!"Pamela, kamu hanya cedera ringan, kenapa malah me