Bab 15~Pernikahan
Sebuah taman dihias sedemikian apik agar terlihat indah. Kursi-kursi tamu berjejer rapi berbalut kain putih, meja-meja disusun memanjang penuh makanan terlihat lengkap beserta kue pengantin, meja penerima tamu pun tak luput dari pandangan.Hari ini adalah hari pernikahan Zhang Yuze dengan Xia Lien. Sebuah kebahagiaan untuk kepala keluarga Zhang, namun tidak bagi mereka yang menjadi mempelai.Tamu undangan sebagian besar terdiri dari kerabat, rekan kerja, dan orang terdekat lainnya dari kedua belah pihak. Rata-rata hanya orang-orang penting saja.Tuan Zhang Bei tersenyum menyambut para tamu yang datang memberikan ucapan selamat dan kado pernikahan. Begitupun Xia Long. Walaupun pria itu masih tak rela adiknya menikah dengan teman satu sekolahnya dulu, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menghentikannya.Xia Long tahu bagaimana sifat dan sikap Zhang Yuze semasa sekolah menengah, si playboy yang sombong. Entah mengapaBab 16~Salah pahamTok ... Tok ... TokSuara ketukan di pintu menyita perhatian Zhang Yuze dan Xia Lien yang sedari tadi ribut pasal tempat tidur. Tak ada yang mau mengalah dari keduanya, tetap teguh pada pendirian serta keinginan.Pasangan yang baru menikah itu sedang tarik-menarik selimut sembari saling dorong_berharap melumpuhkan lawan agar bisa menguasai daerah kekuasaan, yaitu ranjang empuk milik Zhang Yuze."Siapa?" Zhang Yuze bertanya dengan tangan masih menahan dorongan kuat Xia Lien. Seketika aksi mereka terhenti karena ketukan tersebut.Terdengar suara seorang pelayan wanita menyahut, "Tuan Muda, saya membawakan susu hangat untuk kalian. Tuan Besar berpesan untuk segera menghabiskannya,""Baiklah, tunggu sebentar!" Zhang Yuze segera bangkit untuk membukakan pintu. "Sini, biar aku yang membawanya masuk. Bibi istirahat saja, sudah malam." ujarnya ramah."Baik, Tuan Muda!" Bibi Wang tersenyum sembari mengangguk la
Bab 17~KebahagiaanKeesokan paginya Xia Lien terbangun dengan wajah cerah, sedangkan Zhang Yuze kebalikannya, berwajah kusut seperti tidak disetrika."Pagi, Kek!" sapa Xia Lien ketika sampai di ruang makan. Penampilannya saat ini terlihat rapi seakan hendak pergi.Kakek Zhang tersenyum hangat menyambut cucu menantunya itu. "Oh, Lien'er sayang, kamu sudah bangun. Kemari, duduk dekat Kakek!" ajaknya sembari menepuk kursi di samping kirinya."Baik, Kek!" Kaki Xia Lien melangkah menghampiri kursi samping Kakek Zhang. Namun, sebelum duduk sempurna, Kakek Zhang juga bertanya perihal cucunya yang belum terlihat batang hidungnya pagi ini. "Sebentar lagi juga turun, Kek." Itulah jawaban Xia Lien mengenai pertanyaan kakeknya tersebut.Zhang Bei terkikik mengingat kejadian semalam yang membuatnya canggung tapi kegirangan. Kakek tua itu mengira jika apa yang dilihatnya semalam adalah sesuatu yang terjadi antara suami-istri di malam pertama. Padahal k
Bab 18~TerlukaMeminta izin kepada kakek Zhang tidak semudah yang dikira. Kakek dari suaminya itu ternyata masih mencurigai pernikahan cucunya sebab mengenal betul sifat Zhang Yuze yang sesungguhnya. Demi menghindari perjodohan, bocah nakal itu bisa melakukan apapun untuk mengelabui kakeknya, pikir Kakek Zhang yakin.Walaupun begitu, tetap saja ia terkecoh oleh sikap baik Yuze terhadap istrinya. Perlakuan Zhang Yuze terhadap Xia Lien jauh berbeda ketika di depan kakeknya dan ketika mereka berdua saja. Sebetulnya kakek Zhang sangat senang mendapatkan cucu menantu seperti Xia Lien dari pada gadis lain. Selain adik kandung dari dokter pribadinya, Xia Long, kakek Zhang juga mengagumi sikap tegas gadis itu. Menurut pemikiran kakek, Xia Lien bisa merubah sifat dan sikap cucunya menjadi lebih baik."Kenapa kamu ngotot ingin pindah? Lien'er saja nyaman tinggal di sini bersama Kakek. Benar 'kan, Lien'er?!" Berharap mendapatkan pembelaan dari Xia
Bab 19~Peluncuran Produk Baru"Huaaaaaaa!" Xia Lien menangis kencang membuat Zhang Yuze menutup telinga rapat. Suara gadis itu sangat nyaring ternyata, hingga Zhang Yuze pun membekap telinga sangat kuat. "Bisa diam nggak, sih! Kamu itu seperti anak kecil, luka segitu aja langsung nangis." bentaknya. "Cengeng," lagi-lagi Yuze hanya terus mengomel, bukan menenangkan atau mengobati. Xia Lien terus menangis tanpa henti. Lalu ia berbalik dan berlari ke kamarnya di lantai atas sembari berteriak. "Kamu jahat!" Mata Zhang Yuze melotot. "Apa maksudmu? Eh, Xia Lien!" seruannya tak dihiraukan sang istri yang terus berlari menaiki anak tangga satu-persatu. "Aish, dasar gadis manja!" gerutunya kesal. Kaki jenjang Yuze melangkah lebar menyusul ke kamar istrinya. Walaupun ia tak ingin, tetapi hatinya merasa tak tega melihat Xia Lien menangis seperti itu. Tok ... Tok ... Tok"Xia Lien, buka pintunya!" Ketukan di pintu tak dihiraukan si pemil
Bab 20~Dia Istriku!Pagi itu Xia Lien sangat sibuk di galeri lukisnya sebab anak-anak didiknya semakin bertambah banyak. Mereka kebanyakan ikut karena melihat prestasi dari anak-anak sebelumnya yang berhasil di bidang seni tersebut. Lukisan mereka bagus-bagus hingga bisa dijual ke pasar seni dalam negeri sebagai lukisan anak terbaik. Rencananya, Orchid Galery akan mengadakan pameran minggu depan dan lukisan-lukisan yang akan dipamerkan di sana adalah lukisan anak-anak didiknya. Maka dari itu, anak-anak meminta jam tambahan agar lukisan mereka bisa sempurna saat dipamerkan besok. Xia Lien lupa jika semalam kakeknya menelpon agar dirinya menghadiri acara peluncuran produk baru Jersey Food. Kakek Zhang meminta Xia Lien datang sebagai istri dari Presdir Jersey Grup, Zhang Yuze. "Jangan lupa, besok datang ke perusahaan tepat pukul sepuluh pagi!" Kakek Zhang mengingatkan. Xia Lien mengangguk paham. "Baik, Kek! Tapi, sepertinya aku harus ke
Bab 21~Ciuman NakalDi Cafe Rembulan, dua orang duduk saling tersenyum canggung melirik seseorang yang duduk menatap datar mereka. Benar. Zhang Yuze, saat ini ia rela duduk manis di antara istri dan koki perusahaannya. Entah kenapa Yuze begitu penasaran terhadap hubungan mereka sejak awal pertemuan. Zhang Yuze yakin jika Xia Lien dan Chao Xiang memiliki hubungan khusus. Maka dari itu ia mengikuti mereka untuk bertemu dan mengobrol di tempat ini walaupun dianggap PENGGANGGU. "Apa kabarmu, Xia Lien? Sudah lebih dari lima tahun kita tidak bertemu dan kamu semakin can ... maksudku, banyak berubah." Chao Xiang memulai percakapan walaupun nada bicaranya terdengar canggung. Xia Lien tertawa kecil. "Kenapa kamu terlihat sungkan begitu, Xiang-xiang? Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Kak Along juga," pungkasnya cepat. Xia Lien bahkan menyebutkan nama kakaknya agar Zhang Yuze tidak terus-terusan menatapnya tajam. Zhang Yuze
Bab 22~Gairah TertahanXia Lien berusaha keras mendorong tubuh kekar suaminya, namun usahanya itu tak membuahkan hasil sebab tenaga Yuze sangat kuat. Gadis itu terus memberontak membuat sang suami marah besar. "Semakin kamu melawan, semakin aku menginginkannya!" Ancaman Zhang Yuze seketika membungkam Xia Lien yang terus mendorong kuat. "Kamu istriku, jadi menurut lah!" Seringainya menakutkan. Merasa dalam bahaya, Xia Lien memutar otak agar bisa terbebas dari suaminya yang sedang dipengaruhi alkohol. Diam-diam tangan Xia Lien bergerak meraih gelas berisi air minum yang ada di nakas, lalu menyiramkan air tersebut year di wajah Zhang Yuze."Argh, kamu gila!" pekiknya sembari menarik diri untuk duduk. Tangannya mengusap wajah yang basah karena siraman tadi. Xia Lien beranjak dari ranjang sambil merapihkan pakaiannya. "Brengsek. Apa kamu sudah sadar? Kalau belum, aku akan membuatmu sadar dengan caraku sendiri!" ketusnya kasar.Waja
Bab 23~Adik KesayanganXiao Mei terus menatap sinis gadis yang sedang tersenyum manis ke arah Xia Long, pria yang tengah dikaguminya selama tiga tahun ini. Entah mengapa, seperti tidak ada pria lain di matanya yang menarik perhatian Xiao Mei. Bagi Xiao Mei, Xia Long tipe laki-laki sempurna yang patut dijadikan suami olehnya. Tidak boleh ada wanita lain yang mendekatinya kecuali hanya dirinya seorang. Namun, begitu melihat seorang gadis cantik yang terlihat akrab dengan Xia Long membuat Xiao Mei marah. Ia tidak suka ada wanita lain selain dirinya yang bisa mendapat perlakuan manis dari dokter tampan tersebut. "Dokter Xia. Apa kamu mengenal gadis ini? Sepertinya dia sudah membuat keributan di sini!" Xiao Mei sengaja memprovokasi, berharap Xia Long marah dan mengusir gadis itu. Sebenarnya Xiao Mei ingin melakukannya sendiri, menyeret gadis itu untuk keluar dari tempat ini dan mempermalukannya di depan umum. Terlebih, gadis itu mengajak X