Share

Siapa Takut!

Thania menghela napas kasar. "Nggak. Masih lama. Mungkin dua bulanan lagi, aku baru mau pulang."

William menghela napas lelah mendengar ucapan Thania tadi. "Kenapa harus dua bulan? Bukankah terlalu lama? Kalau nanti Mami dan Papi tanya, aku harus jawab apa?"

"Tinggal jawab lagi di Bandung apa susahnya, Mas? Nanti juga kamu terbiasa tanpa aku di sana. Jangan hubungi aku jika tidak ada yang urgent, Mas. Aku pulang ke rumah karena ingin menenangkan diri."

William menelan saliva dengan pelan. "Setidaknya kabari aku, Thania. Seharian kamu tidak ada kabar, kamu ke mana?"

"Jalan-jalan. Keliling kebun teh dan melihat pemandangan hijau di sini," jawabnya dengan jujur.

"Sudah ya, Mas. Aku mau tidur, sudah malam. Tadi habis minum obat juga, jadinya ngantuk."

"Baru beberapa menit saja kamu sudah ingin menutup panggilanku. Memangnya kamu tidak merindukanku?"

Thania menggaruk alisnya kemudian menghela napasnya. "Nggak, Mas. Dulu, aku memang mencintai kamu. Dan mungkin rasa rindu itu ada. Tapi, seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status