Share

Pesan dari Nomor tak Dikenal

Malam harinya, Thania dan Hans memilih memasak untuk makan malam. Hans sudah membeli cukup banyak sembako untuk beberapa hari di sana.

Mengingat Thania yang masih belum ingin pulang yang entah sampai kapan perempuan itu akan bertahan di sini, Hans tak ingin menanyakan itu lagi.

Melihat Thania yang saat ini tampak tenang dan sedikit bahagia membuat Hans tak tega membiarkan Thania kembali ke Jakarta yang mungkin hatinya akan dipenuhi oleh luka lagi.

"Mau omelette?" tanya Hans sembari memperlihatkan telur yang tengah ia pegang.

"Boleh. Kamu suka juga, kan?"

"Tentu. Semua macam telur, aku suka."

"Telur buaya juga suka, hm?"

Hans lantas mengerucutkan bibirnya dan mengambil mangkuk serta daun bawang. "Kalau buayanya aku makan, aku pernah. Di Thailand dulu. Kalau telurnya, kayaknya nggak ada deh, yang jual telur buaya."

"Yaa nggak usah dibahas juga, Hans!" sengal Thania kemudian.

"Ups! Sorry. Lupa, Sayang." Hans mencium pipi Thania lalu menerbitkan senyum lebar kepada Thania.

Perempuan itu m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status