Rima benar-benar tidak berdaya untuk menceritakan semua nasib buruk yang datang pada dirinya. Rima terus menangis hebat dipelukan ibunya. Di mana Rima menceritakan semua hal yang menurutnya begitu buruk dalam hidup. Ibu Rima pun terlihat begitu bingung dengan tangisan yang tidak berarah dari Rima. Di mana tangis itu semakin keras terdengar. Namun Rima tidak kunjung bercerita akan persoalan yang saat ini sedang dialami olehnya. "Apa yang membuatmu menangis seperti ini. Ada hal buruk yang terjadi denganmu?" tanya ibu Rima dengan wajah penasaran. Rima sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari ibunya sendiri. Dia tetap menangis dengan suara tangisan yang semakin kencang terdengar. Entah apa yang membuat dia menangis hebat. Tetapi ini benar-benar menjadi tanda tanya besar bagi ibunya sendiri.Ayah Rima yang sedang sakit, juga turut prihatin dengan apa yang dirasakan oleh Rima saat ini. Dia mendengar suara tangis dari Rima. Hingga ayah Rima keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi p
Rahma langsung terkejut saat tiba-tiba, satu tamparan keras dilayangkan oleh ibunya. Tamparan itu terasa cukup kuat. Hingga Rahma benar-benar merasakan guncangan yang hebat. Hatinya pun sedikit tergores oleh tamparan yang dilakukan oleh ibunya. "Dasar anak pembawa sial. Semuanya hancur oleh ulah kamu. Seharusnya kamu malu! Malu dengan kelakuan kamu yang murahan itu. Mama menyesal telah memiliki anak seperti kamu. Mama benar-benar menyesal!" ucap ibu Rahma dengan suara yang cukup keras. Rahma yang tidak tahu maksud dari ucapan ibunya sendiri. Hanya bisa menatap wajah ibunya dengan tatapan yang penuh kebingungan. Tentu saja ini bukan hal yang diinginkan oleh Rahma. Namun dia bingung dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Ibunya tiba-tiba menampar wajah Rahma dengan begitu kerasnya. Hingga Rahma terlihat begitu bingung dengan apa yang dimaksud oleh ibunya sendiri. "Kamu tahu, perempuan murahan. Akibat ulah kamu, kakak kamu sendiri yang harus menanggung akibatnya. Pernikahan yang sehar
Rahma masih merasa tidak nyaman saat kembali ingat akan Rima. Bagaimana dia merasa seperti kehilangan arah dengan insiden yang dialami oleh Rima. Hal yang paling sulit untuk di terima bagi seorang Rima. Tetapi hal ini tidak bisa di tolak oleh seorang Rima. Sebab keluarga dari Derry enggan untuk menerima kenyataan yang harus di terima oleh Rahma. Sekalipun Rima tidak ada hubungan dalam video tersebut. Tetapi keluarga Derry tetap enggan untuk menerima maaf dari Rima. Rahma benar-benar tidak menyadari ini akan berdampak pada Rima yang sudah hampir ke jenjang pernikahan dengan Derry. Ini jadi satu hari yang buruk, tapi harus di terima oleh Rahma. Apalagi apa yang dilakukan oleh Rahma memang cukup berdampak dalam hidup Rahma. Termasuk kehidupan keluarga Rahma yang satu persatu hancur oleh video 15 menit yang telah viral tersebut. Rahma yang sudah menghubungi Rima sebelumnya. Sudah menunggu kedatangan dari Rima di salah satu cafe. Tidak mungkin bagi Rahma bisa menemui Rima di rumah. Sebab
Rahma sebenarnya masih cukup berat untuk bisa mendatangi acara formal. Hujatan masih cukup besar datang pada dirinya. Itu cukup mempengaruhi mental Rahma saat ini. Tetapi ia tidak mungkin selamanya terpuruk. Mungkin dengan tampil di pesta ulang tahun adik dari Egi. Rahma bisa memulai semuanya dengan lebih baik lagi. Rahma bercermin di sebuah cermin yang cukup besar di dalam kamarnya. Dia berusaha meyakinkan dirinya akan kehidupan yang jauh lebih baik di hari esok. Itu cukup membuat Rahma sedikit tenang. Walaupun Rahma masih cukup bingung untuk menentukan arah hidup yang harus dia ambil. Tetapi ini adalah hal yang harus dilakukan oleh Rahma. Sebab dia merasa ini bukan titik paling rendah dalam hidupnya. "Aku harus bisa bangkit. Jika aku di posisiku saat ini terus-menerus. Aku rasa akan begitu sulit untuk bisa jauh lebih baik. Aku harus bisa kuat dengan apa yang aku hadapi hari ini. Walaupun satu dunia membenciku saat ini. Tetapi aku harus tetap bertahan dengan segala hal yang membuat
Egi masih sedikit penasaran akan Rahma yang batal untuk datang ke acara pernikahan sahabatnya. Padahal Egi sudah mengirimkan sopir pribadi untuk menjemput Rahma. Tetapi Rahma yang sudah ditunggu oleh Egi, sama sekali tidak datang ke acara pernikahan. Sedikit membingungkan dengan sikap yang ditunjukkan oleh Rahma. Egi pun memutuskan untuk segera datang ke apartemen Rahma. Mungkin dia akan menemukan jawaban yang pasti akan ketidakhadiran dari Rahma ke acara pernikahan. Tempat yang seharusnya bisa dijadikan pertemuan keduanya. Di mana Rahma dan Egi bisa saling berjumpa di tempat tersebut. Apalagi Egi sudah berharap akan Rahma yang akan datang ke acara pernikahan yang ada. Egi langsung mengetuk pintu apartemen Rahma, begitu tiba. Dia terlihat sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Rahma. Apalagi Rahma sedari tadi dinantikan oleh Egi di acara itu. Menciptakan nostalgia semasa sekolah terdahulu. Rahma yang masih mengenakan gaun pemberian dari Egi. Terlihat malu-malu saat bertemu d
Jordan terlihat begitu tidak sabar untuk bertemu dengan sosok Raya yang merupakan seorang pengusaha sukses. Jordan ingin kerjasama yang akan dilakukan dengan Raya akan berjalan dengan baik. Di mana Jordan akan menjalankan proyek yang Raya akan berikan. Jordan sudah cukup berpengalaman, sehingga dia yakin dengan modal pengalaman yang sudah dimilikinya akan memudahkan Jordan untuk mendapatkan kepercayaan. Semua pembicaraan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Jordan. Raya terkesan dengan presentasi yang disampaikan oleh Jordan. Bahkan Raya memberikan tepukan tangan yang begitu meriah untuk Jordan. Hingga Jordan begitu terkesan dengan apa yang diberikan oleh Raya. Jordan semakin percaya diri akan mendapatkan tender dari Raya. Mungkin ini akan menjadi hari keberuntungan yang akan di dapat oleh Jordan. Menunggu kabar selanjutnya, Jordan pun beristirahat di salah satu tempat makan. Di sana Jordan mulai berkhayal akan dirinya yang mungkin saja akan mendapatkan tender besar terse
Entah siapa yang memotret momen pelukan dari Rahma dan Egi. Tetapi Sandrina yang merupakan pacar dari Egi, bisa melihat photo ketika Egi dan Rahma berpelukan mesra di depan pintu apartemen. Momen itu sontak menjadi kemarahan bagi seorang Sandrina. Terlebih ini sudah diluar prediksi dari Sandrina. Pacarnya bisa berpelukan dengan Rahma yang tengah dalam sorotan besar. Sandrina meminta bertemu dengan Egi di sebuah jembatan yang biasa mereka jadikan lokasi berpacaran. Di mana Sandrina ingin meminta penjelasan dari Egi akan photo kemesraan yang terjadi antara dirinya dengan Rahma. Tentu saja Sandrina tidak terima dengan apa yang dilihatnya di hari ini. Mengingat ini adalah momen yang tidak pernah di duga oleh Sandrina sebelumnya. "Aku mau kita bertemu di tempat biasa!" ucap Sandrina di panggilan telepon. "Bertemu untuk apa?" tanya Egi dengan bingung. "Ada yang harus kamu jelaskan padaku. Pokoknya kamu temuin aku di jembatan biasa. Secepatnya!" ucap Sandrina semakin tegas. Tanpa ada se
Jordan terus menangis sembari melawan desir angin kuat menghujam wajah. Jordan sama sekali tidak menyangka, semuanya akan menjadi begitu berat. Ia awalnya hanya mengira, dampak dari apa yang dilakukan oleh Rahma tidak akan berbuah fatal dalam hidupnya. Nyatanya salah, Jordan justru harus hidup dengan bayang-bayang dirinya dalam video 15 menit dengan Rahma. Tidak ada tempat bagi Jordan untuk bisa berkeluh kesah. Tidak ada orang yang mungkin mau mendengar apa yang membuatnya sedih. Ia hanya bisa melampiaskan semuanya dengan tangisan saja. Tangis pilu yang hampir membuatnya putus asa. Tidak ada cahaya yang mungkin bisa menerangi jalan Jordan. Hanya kepahitan hidup yang harus di terima oleh Jordan. Jordan berteriak sekencang mungkin dengan kalimat umpatan yang begitu kasar. Dia memaki dirinya yang tidak mampu melakukan hal yang terbaik. Sama sekali ia merasa seperti seorang yang bodoh. Tidak berguna, hanya bisa menangis dengan segala kondisi yang ada saat ini. Bahkan ia pun merasa ini a