Entah siapa yang memotret momen pelukan dari Rahma dan Egi. Tetapi Sandrina yang merupakan pacar dari Egi, bisa melihat photo ketika Egi dan Rahma berpelukan mesra di depan pintu apartemen. Momen itu sontak menjadi kemarahan bagi seorang Sandrina. Terlebih ini sudah diluar prediksi dari Sandrina. Pacarnya bisa berpelukan dengan Rahma yang tengah dalam sorotan besar. Sandrina meminta bertemu dengan Egi di sebuah jembatan yang biasa mereka jadikan lokasi berpacaran. Di mana Sandrina ingin meminta penjelasan dari Egi akan photo kemesraan yang terjadi antara dirinya dengan Rahma. Tentu saja Sandrina tidak terima dengan apa yang dilihatnya di hari ini. Mengingat ini adalah momen yang tidak pernah di duga oleh Sandrina sebelumnya. "Aku mau kita bertemu di tempat biasa!" ucap Sandrina di panggilan telepon. "Bertemu untuk apa?" tanya Egi dengan bingung. "Ada yang harus kamu jelaskan padaku. Pokoknya kamu temuin aku di jembatan biasa. Secepatnya!" ucap Sandrina semakin tegas. Tanpa ada se
Jordan terus menangis sembari melawan desir angin kuat menghujam wajah. Jordan sama sekali tidak menyangka, semuanya akan menjadi begitu berat. Ia awalnya hanya mengira, dampak dari apa yang dilakukan oleh Rahma tidak akan berbuah fatal dalam hidupnya. Nyatanya salah, Jordan justru harus hidup dengan bayang-bayang dirinya dalam video 15 menit dengan Rahma. Tidak ada tempat bagi Jordan untuk bisa berkeluh kesah. Tidak ada orang yang mungkin mau mendengar apa yang membuatnya sedih. Ia hanya bisa melampiaskan semuanya dengan tangisan saja. Tangis pilu yang hampir membuatnya putus asa. Tidak ada cahaya yang mungkin bisa menerangi jalan Jordan. Hanya kepahitan hidup yang harus di terima oleh Jordan. Jordan berteriak sekencang mungkin dengan kalimat umpatan yang begitu kasar. Dia memaki dirinya yang tidak mampu melakukan hal yang terbaik. Sama sekali ia merasa seperti seorang yang bodoh. Tidak berguna, hanya bisa menangis dengan segala kondisi yang ada saat ini. Bahkan ia pun merasa ini a
Jordan nampak masih belum bisa sepenuhnya memaafkan Rahma. Tidak ada obrolan yang terjadi antara dia dengan Rahma. Padahal keduanya saling berhadapan, dengan Egi yang berada di kursi tengah. Jordan nampaknya masih kesal akan Rahma yang dianggap sebagai biang keladi dari semua kekacauan yang terjadi saat ini. Egi sendiri begitu bingung untuk bisa mencairkan suasana yang ada. Di mana ia masih harus mencari topik obrolan yang akan membuat keduanya kembali mau berbicara. Terlebih Jordan yang menunjukkan mimik wajah kesal saat melihat wajah Rahma. Mungkin bisnis cocok untuk Jordan. Tetapi itu cukup pelik bagi seorang Rahma yang bukan dari kalangan pengusaha. Egi harus memutar otak agar bisa menemukan sebuah obrolan yang akan mencairkan suasana lebih hidup lagi. Ditengah kebingungan yang dirasakan oleh Egi dalam mencari obrolan yang tepat untuk Rahma dan Jordan. Tiba-tiba seorang pelayan pria datang menghampiri meja makan mereka bertiga. Pria itu datang dengan penuh senyuman. Sebelum dia
Ayah Jordan langsung melempar handphone miliknya saat melihat bagaimana Jordan yang kembali viral oleh aksi brutal yang dilakukan pada karyawan restoran. Dia menatap wajah karyawan itu dengan tatapan tajam. Begitu juga dengan cara bicara Jordan yang begitu tinggi, semakin membuat Jordan terlihat arogan. Jordan pun terlihat begitu seperti orang kesetanan. Di mana ia tidak mampu mengontrol emosi. "Anak itu memang hanya bisa buat malu keluarga saja. Satu kali saja tidak harus membuat malu nama baik keluarga ini. Rasanya berat untuk tidak dilakukan. Tetapi anak itu memang pembuat onar besar. Aku rasa keputusan yang tepat untuk mengusir dia dari rumah ini." ucap ayah Jordan dengan penuh amarah. "Tapi Mama masih khawatir dengan dia. Mungkin saja, dia saat ini tertekan. Banyak persoalan yang harus dia hadapi. Bahkan ini menjadi hal yang cukup menakutkan untuknya." ucap ibu Jordan dengan wajah cemas. "Dia sudah dewasa. Biarkan dia hidup dengan keputusan yang dia ambil. Lihat keluarga kita
Rahma ingin sekali bisa berbicara dengan Jordan saat ini. Dia melihat bagaimana video viral itu seakan menghancurkan hidup dari Jordan. Belum usai video 15 menit bersama dengan Rahma. Jordan harus kembali menjadi buah bibir seluruh netizen Indonesia. Video yang menunjukkan kekesalan Jordan saat di restoran, kembali viral. Banyak netizen yang mulai ramai-ramai menggunjing apa yang dilakukan oleh Jordan. Mereka merasa apa yang telah Jordan perbuat adalah sikap yang tidak baik. Sehingga mereka menuduh Jordan sebagai seorang pria yang arogan."Udah mesum, galak lagi." "Pantas dibuang ke kutub utara sih ini mah." "Laki-laki yang tidak pantas di contoh." "Ganteng doang... Sayang, mesum dan galak." Berbagai komentar dari netizen akan video terbaru dari Jordan. Komentar yang tentunya begitu menusuk bagi seorang Jordan yang begitu disudutkan oleh netizen. Mengingat mereka hanya melihat apa yang Jordan lakukan. Tanpa melihat bagaimana sikap kurang baik ditunjukkan oleh pelayan pada seorang
Jordan seakan tidak sudi untuk bisa melihat wajah Rahma. Sedari tadi tatapan wajahnya dialihkan menjauh dari Rahma. Nampak masih ada sedikit amarah di dalam hati Jordan akan Rahma. Mengingat Jordan yang masih merasa Rahma adalah biang keladi dari segala persoalan yang saat ini sedang terjadi. Egi menyadari bagaimana Jordan yang enggan untuk bisa melihat wajah Rahma. Pandangannya terlihat begitu kusut, Egi pun semaksimal mungkin untuk membuat suasana yang sedikit kaku itu mencair. Egi mulai mengajak Jordan untuk mengobrol perihal kenangan masa lalu mereka. Saat ketiganya masih berada di sekolah menengah atas. Di mana ketiganya merupakan teman satu kelas. "Kalian masih ingat?" tanya Egi dengan wajah santai. Sontak Rahma dan Jordan yang duduk saling berseberangan. Menatap wajah Egi dengan tatapan wajah penasaran. Mereka ingin tahu apa yang hendak disampaikan oleh Egi. "Dulu sewaktu kita sekolah, ada satu anak namanya Bagus. Dia itu kalau tidak salah pernah dikeluarkan dari kelas, kar
Rosa dengan mobil mewah, langsung berhenti di depan Rahma yang sedang menunggu taksi online. Rosa dengan penampilan yang sempurna, mulai meledak Rahma yang kini hidup dengan sederhana. Berbeda dengan dulu, di mana Rahma hidup dengan bergelimang harta. Sebagai seorang selebgram yang memiliki nilai endorse yang begitu tinggi. Namun semuanya kini telah berubah, Rahma sama sekali tidak memiliki apapun. Begitu juga dengan beberapa produk yang sudah tidak menggunakan jasanya lagi. "Mana mobil mewah kamu?" tanya Rosa melepas kacamata mahalnya. Rahma hanya terdiam sembari menahan rasa kesal melihat Rosa berada dihadapannya."Oh iya... Aku lupa, kalau sekarang kamu sudah sepi job. Tidak punya barang-barang mewah lagi. Pasti semua harta benda kamu sudah dijual. Buat bayar pengacara, biar kamu tidak masuk penjara. Kasihannya." ucap Rosa semakin tengil. Rahma masih tidak bergeming dengan ucapan dari Rosa. Baginya, tidak harus meladeni apapun ucapan dari Rosa. Sebab dia merasa apa yang keluar d
Akhir-akhir ini Jordan selalu merasa tidak bahagia dengan keputusan yang diambilnya. Dia merasa apa yang telah diputuskan olehnya, merupakan sebuah keputusan yang tidak baik. Sehingga Jordan kerap memaki dirinya sendiri. Salah satu solusi yang bisa ditempuh oleh Jordan, tentu adalah berkomunikasi dengan seorang psikolog. Di mana Jordan akan menemukan jawaban dari apa yang sedang dihadapinya saat ini. Jordan benar-benar merasa hidupnya berada di titik paling rendah. Sehingga ia memutuskan untuk mendatangi seorang psikolog dalam membantu memulihkan mentalnya yang sedikit terganggu. "Mungkin sebelum aku gila, aku harus lebih dulu mencegahnya. Akhir-akhir ini, rasanya aku tidak mampu mengendalikan diriku sendiri. Aku merasa begitu bersalah saat aku mengambil keputusan, itu yang sedikit membuatku merasa rapuh. Aku benar-benar gila dengan semua kejadian yang datang padaku." ucap Jordan di depan pintu masuk tempat praktek psikolog. Jordan yang sudah memiliki janji dengan psikolog tersebut