Rahma begitu terkejut saat membuka pintu apartemen. Di mana kedatangan dua orang polisi menjadi tanda tanya besar untuk dirinya. Rahma merasa ini seperti hal yang tidak pernah bisa di duga oleh dirinya. Apalagi kedatangan keduanya tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Tidak seperti biasanya, di mana selalu ada pemberitahuan yang di berikan oleh pihak kepolisian pada Rahma. "Selamat Pagi." sapa salah seorang polisi. "Selamat pagi." sapa Rahma sedikit terkejut. "Ini benar kediaman dari saudari Siti Ruhmana?" tanya polisi tersebut. "Benar. Dia adalah asisten pribadi saya. Ada yang bisa saya bantu?" jawab Rahma. "Saya membawa surat panggilan untuk saudari Siti. Di mana saudari Siti di minta untuk memenuhi panggilan dari pihak penyidik." ucap salah seorang polisi. Siti yang sudah di tunggu oleh pihak kepolisian pun akhirnya datang. Dia terlihat begitu kaget saat melihat keberadaan dari dua polisi di hadapan Rahma. "Ada apa yah Mbak Rahma?" tanya Siti gemetar. "Kepolisian memanggil ka
Siti langsung menaruh surat pemanggilan dirinya di hadapan seorang Rosa. Siti tentu saja meminta pertanggungjawaban dari Rosa dalam menghadapi kasus yang saat ini mungkin akan mengarah pada dirinya. Siti juga meminta saran pada Rosa dalam langkah yang akan di ambil oleh dirinya. "Aku tidak mau tahu, kamu harus tanggung jawab untuk ini. Kamu harus menyewa seorang pengacara hebat untuk aku. Sehingga aku bisa melakukan hal yang jauh lebih baik lagi. Ingat itu Rosa." ucap Siti menaruh surat pemanggilan dirinya ke tangan kanan Rosa. Rosa pun hanya terdiam saat melihat bagaimana Siti meletakkan surat itu di tangan kanannya. Di mana surat itu terlihat begitu menyeramkan untuk dirinya sendiri. Khawatir ini akan menjadi bomerang bagi seorang Rosa yang sudah terlibat dalam kasus video porno yang ada. "Kamu ingin pengacara siapa yang akan menemani kamu?" tanya Rosa. "Siapa saja, terpenting dia adalah seorang pengacara yang kompeten. Aku harap dia akan menolongku dari kasus yang ada. Itu saja
Obrolan Penting langsung di lakukan oleh Rahma dan Jordan. Dia melaporkan bagaimana besok hari Siti akan di lakukan pemeriksaan oleh pihak berwajib. Rahma pun berharap akan ada titik terang yang akan membawa satu kebahagiaan untuk dirinya dan Jordan. Jordan yang begitu kedinginan dengan kondisi hujan deras yang terjadi. Dengan secangkir robusta hangat. Jordan terlihat begitu menikmati suasana di hari ini dengan begitu baiknya. Hujan seperti menciptakan suasana yang paling mencekam, tetapi hujan sendiri membawa satu kebahagiaan yang tidak bisa di lupakan oleh Jordan. "Aku berharap akan ada satu titik yang akan mengarah pada seorang yang aku rasa memiliki hubungan yang cukup erat dalam penyebar video tersebut. Aku berharap dengan di panggilnya asisten kamu tersebut. Akan ada titik temu yang begitu kuat untuk kita semua. Sehingga proses yang ada, akan sedikit jauh lebih baik lagi. Ini adalah hari yang aku tunggu, aku berharap ini akan menjadi kebahagiaan tersendiri untuk kita semua." u
Mata Siti hampir jatuh saat dia melihat Diki berada di hadapannya. Tangannya nyaris tidak henti gemetar saat Diki mulai memperkenalkan diri pada dirinya. Itu adalah hal yang tidak pernah di duga oleh Siti. Bagaimana Siti terlihat begitu menyukai sosok Diki yang tampan dan berwibawa. Di tambah dengan pakaian formal yang di kenakan oleh dirinya. Semakin menambah kesan ciamik yang di miliki oleh Diki. Kesan yang begitu baik di rasakan oleh Siti yang pertama kali melihat Diki. Ketiganya pun duduk di satu meja yang sama. Di mana seorang pelayan langsung menghampiri meja mereka bertiga untuk menuliskan menu makanan yang mungkin saja ingin segera di pesan oleh ketiganya. "Apa yang ingin kamu pesan?" tanya Rosa pada Siti. Bukannya menjawab pertanyaan dari Rosa. Siti justru malah terus memperhatikan wajah Diki dengan penuh semangat. Dia terlihat tidak jemu melihat bagaimana wajah Diki yang begitu mempesona bagi dirinya. Tidak heran Rosa pun langsung marah saat dia melihat ekspresi dari Siti
"Masuk." ucap Egi saat mendengar asisten pribadinya mengucap salam dari luar ruang kerjanya. Asisten pribadi Egi pun masuk dengan di temani oleh ibu dari Joanna. Di mana ibu dari Joanna berharap akan ada sedikit pengertian dari Egi untuk bisa memberikan sedikit ruang pada Joanna yang terlihat begitu bersedih dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Egi sendiri begitu terkejut saat melihat keberadaan dari ibu Joanna. Di mana ini bukan hal yang pernah di duga oleh Egi. Sebab dia merasa kedatangan dari ibu Joanna adalah hal yang tidak pernah di inginkan oleh dirinya. "Selamat siang Bapak Egi yang terhormat." ucap ibu Joanna dengan wajah picik. "Selamat siang, Ibu Evita Kusmono." balas Egi dengan wajah tegas. "Ingat betul saat kamu masih belum jadi apa-apa. Masih merintis perusahaan ini dengan susah payah. Bagaimana suami saya menjadi penghubung buat kamu bertemu dengan klien besar. Tapi sepertinya ini sudah berubah, setelah kamu memiliki semuanya. Hal yang sama sekali tidak pe
Seperti berada di salah satu jembatan. Mungkin itu perasaan yang sedang di hadapi oleh Egi saat ini. Di mana dia merasa begitu berat untuk melakukan tindakan yang harus di ambil oleh dirinya. Ancaman dari ibu Joanna tentu bukan ancaman yang main-main. Sehingga akan sulit untuk memutuskan bagi Egi, pilihan yang akan di ambil oleh dirinya. Egi pun merasa bingung dengan apa yang harus di lakukan oleh dirinya. Sehingga dia terlihat begitu dilema dengan jalan yang harus di ambil saat ini. Di satu sisi, dia sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi pada seorang Joanna. Tetapi di sisi lain, dia pun tidak mungkin melepaskan apa yang sudah di milikinya saat ini. Egi hanya bisa termenung di ruang kerjanya. Butuh banyak waktu untuk berpikir secara keras langkah yang harus di ambil oleh dirinya. Mungkin saja itu adalah hal yang sulit untuk di ambil oleh Egi. Tetapi dia harus segera memutuskan apa yang menjadi keinginan dari dirinya. Sebab jika Egi tidak bisa memutuskan segera. Ini akan sangat be
Joanna masih belum bisa keluar dari dalam kamar. Dia masih bersedih dengan apa yang terjadi pada dirinya. Di mana Joanna merasa begitu tidak berharga saat ini. Dia merasa separuh dari hidupnya sudah tidak berguna. Itu yang membuat Joanna merasakan perasaan yang tidak cukup baik di saat ini. "Aku merasa seperti tidak beruntung sama sekali. Ada banyak yang lebih beruntung dariku. Tapi aku paling buruk dalam hidup ini. Egi tidak mau berjanji untuk bersama dengan ku. Padahal aku sudah berusaha untuk tetap bersama dengan mu. Ini adalah pilihan dari hidupku. Tapi ini benar-benar berat untuk aku pilih. Aku melupakan banyak hal yang seharusnya tidak aku lakukan." ucap Joanna dengan raut wajah sedihnya. Tiba-tiba ibu Joanna pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung memeluk Joanna yang terlihat begitu payah di atas kasur. Ibu Joanna tentu saja bersedih dengan apa yang di lihatnya di hari ini. Melihat anak kesayangannya begitu sedih, tentu bukan hal yang mudah untuk bisa di lihat. "Are you ok, S
Egi nyaris mati saat menatap wajah Rahma. Di mana Egi akan merasa bersalah seumur hidup dengan apa yang di lakukan oleh dirinya di hari ini. Egi mencintai Rahma, tetapi sepertinya cinta Egi pada Rahma akan menghadapi banyak persoalan. Belum tentu apa yang di lakukan oleh Egi dan Rahma akan bermuara pada kebahagiaan yang hakiki. Tidak semudah itu akan terjadi pada dirinya. Mengingat Rahma memiliki banyak persoalan yang bisa menyeret Egi.Rahma sama sekali tidak tahu alasan Egi mengajak dirinya bertemu di taman. Tidak biasanya Egi mengajak bertemu Rahma di tempat seperti ini. Itu yang membuat Rahma sedikit heran dengan perubahan sikap yang di tunjukkan oleh Egi di hari ini. Rahma juga terlihat begitu bingung melihat Egi yang sama sekali tidak tenang saat melihat wajahnya. Dia sama sekali tidak terlihat nyaman saat Rahma berulang kali menatap wajahnya dengan tatapan yang begitu tajam. Ada suatu hal yang sedang di sembunyikan oleh Egi. Itu cukup membuat Rahma sedikit bingung dengan sikap