Share

Bab 53

Penulis: Asri Faris
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-19 13:02:38

"Ayo ambil yang banyak Shaka jangan sungkan," kata Ummi Shali memperlakukan Shaka begitu lembut.

"Terima kasih Ummi, sudah cukup," jawabnya kalem. Mereka tengah sarapan bersama setelah sebelumnya tadi ada pengajian setiap minggu pagi untuk semua kalangan dan lingkungan di luar pesantren.

Keduanya masih nampak diam-diam gemas setelah kejadian tadi pagi yang cukup memalukan.

Sebenarnya Tsabi ingin sekali mengatakan perihal semalam tentang Shaka. Namun, entah mengapa lidahnya mendadak kelu untuk mengungkapkan sebuah kebohongan. Dia juga agak kepikiran tentang perkataan suaminya. Tsabi yakin kalau dirinya tidak melakukan apa pun. Namun, melihat tingkah Shaka yang cukup misterius bukan tidak mungkin pria itu telah merekayasa sepenuhnya.

"Tsabi, apa yang kamu pikirkan Nak?" tanya Ummi Shali demi melihat putrinya melamun pagi-pagi.

"Eh, tidak ada ummi," jawab Tsabi datar.

"Kamu kenapa Sayang?" tanya Shaka terdengar menggelikan. Sejak kapan pria itu bisa manis. Sayang, rasanya terdengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ida Nur
bikin gregeten pada tingkah Shaka
goodnovel comment avatar
Nadia Bsd
sabar Bi, misterius bojomu
goodnovel comment avatar
Zanaf Kids
bener² penuh misteri ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 54

    Rasa penasaran membuat Tsabi akhirnya mengikuti kedua pria yang nampak akrab itu. Keduanya singgah satu mobil, diikuti mobil yang lainnya menemani Ustadz Aka. "Kenapa kita tidak satu mobil saja dengan abi. Bukankah kita mau ke tempat yang sama?" usul Tsabi yang ditanggapi santai suaminya. "Tidak muat, emang kamu mau berdesakan. Kenapa Tsabi, apakah kamu takut aku akan menculikmu?" Sedikit bermain-main sepertinya akan sangat menarik mengingat istrinya cerewet sekali. "Bukankah kamu sudah melakukannya. Aku seperti terkurung di rumahmu," jawab Tsabi sangat jujur. Sejak menikah dengan Shaka wanita itu hampir runtuh kebebasannya. Dia tidak mendapatkan akses kebebasan ke mana pun. Tsabi sadar akan kodratnya, tetapi kadang begitu menyayangkan sikap Shaka yang semaunya. Lebih ketidak perasaan. Mobil terus melaju membelah jalanan. Menyisakan keheningan di antara pasutri itu. Diikuti mobil Ustadz Aka yang ditemani dua santri penting lainnya. Sekilas bayangan Tsabi tentang jalanan dan tempa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 55

    "Ada yang salah?" tanya Shaka setelah Tsabi lebih tenang. Memang tidak ada yang salah dengan perkataan pria itu, tetapi sering sekali berbicara tanpa filter, dan masalahnya mereka berbeda visi dan misi. Giliran Tsabi yang tidak menjawab, satu masalah belum terpecahkan haruskah dia memenuhi keinginan suaminya. "Tsabi! Makan!" tegur pria itu melihat istrinya malah diam. Sepertinya dia begitu kaget mendengar perkataan suaminya. Bukankah itu hal yang wajar. Wanita itu makan dengan banyak pikiran. Bahkan sampai pulang ke rumah, Tsabi masih juga bimbang. "Baru pulang, Nak?" tanya Ummi Shali yang nampak sibuk di ruang tengah. "Huum, ummi, abi sudah sampai rumah belum?" tanya Tsabi mengambil duduk di sofa. "Belum sayang, abimu langsung mengisi undangan kajian, pasti pulangnya nanti malam.""Owh ... nanti kalau abi pulang, kabari ya Mi," ujar Tsabi hendak berkonsultasi. "Ada hal serius yang ingin kamu tanyakan pada abi?""Nanti saja Ummi," jawab Tsabi sedikit ragu. Wanita itu beranjak k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 56

    Setelah perjalanan udara yang cukup melelahkan harus transit di Singapore akhirnya sampai juga di Negara kepulauan barat daya India yang terkenal memiliki keindahan alam menakjubkan, terutama pantai berpasir putih dan laut biru seperti kaca.Bukan saja elok di permukaan, Maldives juga punya alam bawah laut dengan keindahan yang sangat cantik dan bertabur spot untuk snorkeling maupun diving. Shaka sudah memesan salah satu villa terbaik di sana. Tsabi tidak menyangka kalau Shaka benar-benar membawanya ke tempat ini. Salah satu tempat yang Tsabi inginkan dan hari ini suaminya mewujudkannya. Entahlah dia harus bahagia atau bingung. "Nikmati liburan kamu Tsabi, rezeki waktu yang kadang tak semua orang berkesempatan untuk mendapatkannya," ucap Ummi Shali sebelum berangkat. Masih terngiang jelas di kepalanya.Sesampainya di Bandara Internasional Velana di Male, Shaka langsung ke bagian lobby mencari Money Changer. Pria itu juga membeli SIM CARD Ooredo Tourist Pack supaya bisa internetan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 57

    Tsabi merespon hangat saat tamu bibir itu bertandang begitu minat penuh hasrat yang menggelora. Menyapu seluruh permukaannya tanpa sisa. Menyusup begitu lihai memainkan perannya. Mengabsen hingga sudut terdalam meminta balasan. Pria itu melepaskan sejenak, memberi ruang untuk istrinya memasok oksigen ke rongga dadanya yang hampir terengah. Cukup beberapa detik saja. Sebelum akhirnya pria itu kembali meluncurkan serangan kedua lebih menuntut dan dalam. Mencecap lembut bagai madu. Setelah puas memainkan lingual mereka, Shaka mulai berselancar di tempat yang lebih menantang dengan begitu minat, binal, dan sensasional. Mencumbu seluruh leher jenjangnya yang putih bersih, hingga meninggalkan banyak bintang berkerlipan di sana. Sementara kedua tangannya begitu nakal bergerilya ke mana pun menjelajahi suka-suka. Tak puas sampai di situ, Shaka terus mencumbunya dengan penuh hasrat. Memberikan sentuhan lembut lewat bibirnya yang basah. Sementara Tsabi makin dibuat tak karuan, dia memejam,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 58

    "Tsa, kamu sudah tidur?" bisik Shaka seakan tidak rela istrinya mengabaikan begitu saja. Dia masih menginginkan malam panjang ini. "Hmm ... aku ngantuk Mas," keluh Tsabi dengan mata terpejam. Bukan mengabaikan, tetapi ia lelah dan terasa ngantuk berat. Shaka yang masih ingin ditemani itu mencari kesibukannya sendiri. Ia membuka ponsel yang terpaksa disilint itu dengan banyak panggilan dan pesan. Tentu saja dari orang-orangnya yang menghubungkan dengan informasi penting pekerjaannya. Pria itu hanya mengirim email balasan, selebihnya tidak menanggapi satu telpon pun. Dia memang berniat lepas dari semua rutinitas yang membelenggunya selama beberapa hari ini. Shaka tidak ingin waktu berdua mereka terusik yang akan membuat Tsabi curiga kembali. Butuh ketenangan untuk mencapai kepuasaan sejati. Melihat Tsabi yang sudah tertidur dan tak bisa diganggu gugat, akhirnya pria itu mengalah. Membiarkan Tsabi tetap terlelap damai sampai pagi. Keesokan paginya, Tsabi terjaga lebih dulu. Dia sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 59

    Setelah menghabiskan waktu liburan lima hari empat malam, Shaka langsung membawa istrinya pulang ke kediamannya. Mereka baru sampai satu jam lalu ketika Shaka menerima telepon dan mengharuskan pergi menit itu juga. "Aku keluar sebentar, ada urusan," pamit Shaka tumben-tumbenan. Walau tidak dijelaskan secara spesifik, dia pamit dengan Tsabi. "Urusan apa? Bukankah kita baru pulang? Apa kamu tidak lelah?" tanya Tsabi seperti biasa, selalu meminta penjelasan. "Pekerjaan Tsabi, aku absen cukup banyak waktu, jadi harus ada yang aku selesaikan di luar. Istirahatlah ... kamu pasti lelah." Shaka keluar setelah mengatakan itu semua. Tsabi menghela napas panjang. Dia memang lelah mengingat baru saja pulang. Sepertinya berendam akan sangat menyenangkan. Wanita itu menyempatkan diri untuk memanjakan tubuhnya. Menikmati hangatnya air membalut tubuhnya dengan aroma terapi. Tsabi menambah beberapa tetes minyak esensial ke dalam bak sebelum akhirnya tubuh itu masuk sembari memijit pelan. Seketik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 60

    "Bentar Non, biar kulihat dulu," ucap sang driver turun dari mobil. Langsung membuka kup mobil untuk melihat permesinan. Tsabi ikut keluar setelah menunggu beberapa menit Pak Supir tak kunjung masuk. "Gimana Pak? Apanya yang rusak?" tanya Tsabi mendekat. Ikut melongok di mana Pak Supir tengah memeriksa satu persatu penyebab mobilnya berhenti. "Astaghfirullah ... bensinnya habis Non, maaf tadi sepertinya masih, tapi ini udah nggak sampai pom. Saya cari bantuan dulu Non.""Waduh, kok bisa sampai kehabisan gitu Pak, jangan lama-lama ya Pak, suami saya sebentar lagi pulang, takutnya marah kalau Mas Shaka sampai rumah lebih dulu sebelum saya sampai," kata Tsabi waswas. Pasalnya pria itu sedari tadi sudah mengabari dalam perjalanan pulang. Perempuan itu takut Shaka sampai lebih dulu. "Ini masih jauh dari pom, Non, bagaimana kalau Non Tsabi memesan taksi lebih dulu," usul Pak Supir takut juga tuannya marah. "Iya, mungkin itu lebih baik," jawab perempuan itu mengiyakan. Belum sempat wani

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 61

    Tsabi menghela napas kasar, mau tidak mau dia menuruti keinginan suaminya. Melepas hijabnya sebelum masuk ke kamar mandi. "Kamu terlihat tidak senang, susah ya membagi senyum untuk yang halal," protes Shaka melihat istrinya berwajah masam. "Bukan begitu Mas, akan kusiapkan airnya," kata Tsabi beranjak. Shaka menyusul istrinya setelah menghabiskan separo kopinya di meja. Dia begitu bersemangat setelah penat kerja seharian. Pria itu melangkah masuk sembari melepas kencing kemejanya, tanpa kata langsung memeluk Tsabi yang tengah sibuk menyiapkan sabun dan juga sampo di dekat bak."Mas, airnya sudah siap, aku tidak harus ikut berendam kan?" kata Tsabi memejam saat suaminya mengusak lembut belakang lehernya. "Hmm ... tapi menurutku berendam berdua jauh lebih mengasyikkan. Aku ingin kamu juga masuk. Sepertinya kita perlu mencoba sensasi yang berbeda.""Tapi Mas," ujar wanita itu kebingungan. Shaka seperti tak peduli, memutar tubuh Tsabi lalu mengecup bibirnya yang sedari tadi berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26

Bab terbaru

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 150

    "Tapi apa Mas?" Tsabi yang penasaran langsung mencicipinya. Tidak ada masalah, rasanya juga cukup enak. Namun, ia sedikit eneg ketika mendapati isian bawang bombainya."Hehehe. Seharusnya kamu bikin lebih banyak lagi. Aku suka, kalau ukurannya kecil gini kurang sayang.""Ish ... bikin worry saja. Habisin semuanya Mas, aku kenyang.""Kapan kamu makan?" Sedari bangun Shaka belum melihat istrinya mengisi perutnya."Lihatin kamu udah kenyang. Aku belum lapar, udah minum susu tadi," jawab Tsabi benar adanya."Sini aku suapin," ujar pria itu membagi sisa gigitannya.Sebenarnya Tsabi agak mual dengan bawang bombay, tetapi isian itu kurang menarik tanpa umbi satu itu.Tsabi baru mengunyah beberapa suapan, tetapi dia merasa semakin eneg. Wanita itu langsung beranjak dari kursi seraya menutup mulutnya.Shaka yang melihat itu langsung berdiri menyusul. Paling tidak bisa melihat istrinya dalam kesusahan."Sayang, maaf, kamu beneran mual?" ucap pria itu iba. Kasihan sekali melihat Tsabi yang menda

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 149

    "Kamu juga capek kan Mas, kenapa mijitin?" tanya wanita itu sembari menyender di kepala ranjang. "Lelahku hilang saat melihat senyum kamu sayang," ujar Shaka jujur. Sedamai itu ketika menatap wajahnya yang teduh. Selalu menenangkan. "Bisa aja kamu Mas," jawab Tsabi tersenyum. Ditemani gini saja sudah mengembalikan moodnya. Apalagi dipijitin begini, sungguh Mas Shaka suami yang romantis dan pengertian. Perlahan netra itu mulai berat. Seiring sentuhan lembut yang mendamaikan. Tsabi terlelap begitu saja. Melihat itu, Shaka baru menyudahi pijitanya, dia membenahi posisi tidur istrinya agar lebih nyaman. Sebenarnya ada hasrat rindu yang menggebu, apalagi memang pria itu sudah beberapa hari tak berkunjung. Namun, nampaknya waktu dan keadaan kurang memberikan kesempatan. Tsabi juga terlihat lelah akibat aktivitas seharian di luar. Shaka akan menundanya besok sampai waktu memungkinkan. Agar keduanya sama-sama nyaman. Terutama Tsabi yang saat ini tengah hamil muda. Kadang moodian. Shaka h

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 148

    "Nggak jadi aja ya, perasaan aku nggak enak," kata Shaka yang sebenarnya takut kalau nanti istrinya bakalan sakit hati lagi. "Kenapa, kalau dia nggak mau ketemu sama aku, mungkin mau dijengukin kamu. Kita bisa bawakan makanan kesukaan Angel dan mukena. Aku yakin dia mau berubah. Kita tidak boleh memusuhinya Mas.""Kenapa sih kamu jadi orang baik banget. Dia udah jahat banget loh sama kamu, sama keluarga kita. Wajar kan kalau pada akhirnya aku nggak respect.""Sangat wajar, itu namanya naluriah. Ketika seseorang disakiti terus membalas. Aku cuma mau kasih ini Mas, mana tahu dia bisa terketuk hatinya untuk melakukan kebaikan.""Oke, nanti aku antar," ucap Shaka pada akhirnya. Mereka benar-benar mengunjungi Angel yang saat ini dalam tahanan. Akibat perbuatannya, Angel harus menerima sanksi berat. Mendapatkan kurungan yang tak sebentar. Karena mencoba melakukan penganiayaan dan juga pembunuhan."Ngapain kalian ke sini? Puas lihat aku di sini seperti ini," sentak Angel menatap sinis pasu

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 147

    Sepekan telah berlalu, tapi kesedihan nampaknya masih membekas di hati Shaka. Suasana hatinya beberapa hari ini sedang tidak baik-baik saja. Beruntung Tsabi adalah istri yang begitu perhatian dan pengertian. Wanita itu sangat sabar menemani suaminya yang dalam suasana duka.Hari ini pria itu sudah mulai beraktivitas kembali seperti biasanya. Toko dan bengkelnya juga sudah mulai dibuka kembali. Setelah sepekan tutup total karena dalam suasana berkabung. Ibunya memang belum meninggalkan banyak kenangan manis dengannya. Namun, sebagai seorang anak pasti sangat kehilangan ditinggalkan orang yang telah melahirkannya untuk selamanya. "Mas, ini ganti kamu hari ini," ujar Tsabi menyiapkan pakaian ganti suaminya. Walaupun beraktivitas di samping rumahnya, tentu Tsabi tak pernah lupa mengurusi pakaian suaminya juga untuk kesehariannya. Santai, tapi bersih dan tertata. "Makasih sayang," jawab Shaka memakainya begitu saja di depan istrinya. Sudah tidak tabu lagi. Bahkan menjadi pemandangan men

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 146

    Tepat pukul lima sore hari Nyonya Jesy menghembuskan napasnya yang terakhir. Shaka sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Pria itu tersedu sembari membacakan ayat-ayat suci di dekat ibunya. Tsabi mengusap lembut punggung Shaka setelah menyelesaikan surat yasin menutup doa ibu mertuanya. "Yang ikhlas Mas, biar mommy tenang," ucap Tsabi menguatkan. Dia tahu ini berat, hanya doa terbaik untuk almarhum mommy yang sekarang bisa ia lakukan. Wanita itu langsung menghubungi keluarganya. Ummi Shali, Ustadz Aka, dan Khalif serta beberapa orang abdi dalem langsung bertolak ke rumah sakit. Tentu saja untuk mengurus kepulangan dan juga pemakamannya. Beberapa orang lainnya nampak sudah bersiap menunggu jenazah pulang ke rumah duka. Suasana mengharu biru saat jenazah itu tiba dan hendak disholatkan. Ustadz Aka sendiri yang mengimaminya. Berhubung waktu belum terlalu malam, almarhum langsung dikuburkan malam itu juga. Tepatnya setelah sholat maghrib. Semuanya seakan berjalan begitu cepat. Padah

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 145

    "Tsabi, apa yang terjadi sayang?" Ummi Shali dan suaminya langsung bertolak ke rumah menantunya begitu mendapatkan kabar dari Shaka. "Zayba jatuh Ummi, dia sepertinya sangat kaget," jelas Tsabi mengingat bocah kecil itu terlepas dari troli. Salah satu karyawan toko yang menggendongnya dan langsung mengamankan bayi itu. "Astaghfirullah ... Mas, cucuku gimana ini. Kita bawa ke tukang pijat.""Kenapa bisa sampai seteledor itu menjaga anak kecil. Bukankah kamu di rumah?""Tsabi tidak enak badan abi, tadi habis periksa. Aku nitip ke mommy, tapi malah ada musibah begini.""Kamu sakit?" tanya Ummi Shali menatap dengan serius. "Sakit, tapi sebenarnya—" Tsabi terdiam, agak ragu berkata jujur saat ini. Namun, bukankah kabar baik itu harus berbagi. "Sebenarnya apa?" tanya Abi Aka giliran yang menatapnya. "Zayba mau punya adik, Ummi," kata Tsabi malu dan ragu membagi kabar bahagia tersebut. "Kamu hamil lagi?" tanya Ummi cukup kaget. Baby Zayba belum genap satu tahun sudah mau punya bayi. Ba

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 144

    "Ide menarik, boleh dicoba kalau nanti gagal.""Maaf ya, belum bisa bahagiakan kamu," ucap Shaka tiba-tiba. Baru saja mau bangkit, sepertinya ada saja halangannya. "Aku nggak ngerasa gitu kok, maaf juga kalau masih banyak mengeluh selama jadi istri kamu." Tsabi mencoba menerima dan bersabar dengan ujian yang datang dari keluarga Shaka. Dia juga harus bisa menerima keluarganya juga bukan. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir satu purnama Angel menumpang di rumah mereka. Semua Tsabi lalui dengan tidak mudah. Karena wanita itu sering berulah dengan sengaja. Beruntung Shaka yang pengertian memperlakukan Tsabi dengan penuh perhatian. "Sayang, kamu pucet sakit?" tanya Shaka memperhatikan istrinya yang sepertinya kurang enak badan. "Agak pusing Mas, perlu minum obat kayaknya." Beruntung ini hari libur, jadi Tsabi tidak harus berangkat mengajar. "Ya sudah tiduran saja, mumpung libur juga. Tidak usah mengerjakan apa pun. Zayba hari ini full sama abi.""Makasih Mas," jawab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 143

    "Nggak bisa Mas, aku kan kemarin sudah izin. Kamu sarapan dulu ya, terus minum obat. Nanti biar Zayba sama Mbok Tini. Kemarin juga seharian sama Mbok Tini."Shaka yang tengah rebahan meraih pinggang istrinya agar duduk makin dekat. Pria itu memposisikan kepalanya tepat di pangkuan istrinya dengan manja. "Obatnya kamu," katanya sembari menenggelamkan wajahnya ke perut Tsabi. Tangan kanannya memeluk erat. Seolah tidak mengizinkan wanita itu untuk beranjak dari sisinya."Aku bikinin sarapan ya, terus minum obat.""Pingin sarapan kamu, yank, aku tidak semangat," kata pria itu mode rewel. Bisa begini juga ternyata cowok yang super dominan itum"Dih ... aku belum bersih lah. Tapi udah mau sembuh kok. Kamu kenapa jadi manja gini sih Mas. Nanti aku kabari kalau udah selesai.""Kangen, namanya juga kangen ya gini. Kamu cuek banget dari kemarin."Repot kalau suaminya mode rewel. Sakit sedikit manjanya ngalahin bayi. Tsabi tidak leluasa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Zayba juga merengek. Tsab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 142

    "Kamu ngapain sih Mas ngikutin mulu, tidur sana!" omel Tsabi melihat suaminya mengekor dirinya. "Ya itu Zayba rewel, mana tahu kamu butuh bantuan.""Nggak, aku pikir kamu malah nggak ingat pulang," jawabnya ketus. Efek lelah dan juga tubuhnya sedikit tidak enak badan, membuat Tsabi sewot sendiri. "Kok ngomongnya gitu, aku pasti pulang lah. Ya walaupun akhirnya malam. Maaf, tadi ikut ngaji dulu.""Ya nggak pa-pa kan, aku juga nggak pernah ngelarang juga. Kamu mau ngapain aja terserah kamu. Lagian ada Khalif kok yang bisa bantuin ke mana-mana.""Memangnya tadi ke mana? Kamu nggak telpon kan?""Seharusnya kamu ingat memberi kabar. Bukannya nungguin aku hubungi kamu. Memangnya aku sempat apa telpan telpon terus Zayba sakit begini.""Zayba masih sakit?" Tsabi tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan merotasi matanya jengah. Bukankah pria itu tahu tadi pagi juga Tsabi sudah mengeluh kalau bayinya sakit. Apa seorang pria tidak sepeka itu. Perempuan itu kembali masuk ke kamar seraya me

DMCA.com Protection Status