Home / Romansa / Hamil Tapi Perawan / Bab 13 Genggaman Pertama

Share

Bab 13 Genggaman Pertama

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2023-09-12 22:15:14
Shaka menghampiri meja dengan wajah datar. Membuat Tsabi bertanya-tanya dalam hati. Pria itu bahkan tak melanjutkan makan es krim di depannya. Sibuk dengan gawai di tangannya. Menyebalkan sekali memang.

"Sudah?" tanya pria itu melihat Tsabi menghentikan suapannya.

"Punya Mas masih banyak, nggak dihabisin?" sahut perempuan itu kembali menyuap ke mulutnya.

"Buat kamu saja," jawab Shaka sedingi es di depannya. Sabar, itu yang harus dilakukan agar tetap waras membersamai suaminya yang kaku.

Pria itu terus menatap jam di tangannya, seakan menghitung berapa waktu yang tersisa bersamanya. Membuat Tsabi paham akan ketidaknyamanan suaminya.

"Mas ada acara lain? Kalau sibuk, tinggalkan aku sendiri. Biar aku pulang dengan taksi," kata Tsabi tak ingin merepotkan.

Shaka tidak menjawab, hanya menatap dengan tatapan tanpa ekspresi. Membuat Tsabi serba salah sendiri. Seharusnya kalau repot tidak usah sok mengantar begini. Jadi akan membuatnya tidak nyaman. Tidak mendapat respon dari Shaka membua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
salina90
sebenarnya shaka posesif ke shabi itu karna apa sih?karna emg syg"apa hnya karna shabi sdg mengandung saja..!secara dia hnya inginkan keturunan tanpa hrs terikat dgn perempuan manapun,smoga rmh tangga dia dgn shabi sunguh2 bkn karna menjalankan misi semata.
goodnovel comment avatar
Duma Candrakasi Harahap
duch,,,untung aj shaka gak tau... efek gak pernah bohong,,jd rada gmn y bi
goodnovel comment avatar
ramadhaniyulia
eitsss....acieeee ada yg kuch kuch hota hai nieee tangannya bersentuhan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 14. Istri Yang Haram Disentuh

    Tsabi memejam merasai kulit tangan pria itu menempel lehernya. Serasa ada aliran listrik ribuan volt menyengat tubuhnya kala pria itu berbisik dengan seduktif."Apa kamu tidak berniat melepas hijabnya malam ini Tsabi? Bukankah ini halal aku lihat," kata pria itu membuat kulit Tsabi meremang seketika. Perempuan itu tiba-tiba panas dingin dalam radius tanpa jarak. Jantungnya berdetak tak beraturan. Dengan gerakan cepat Shaka memutar tubuh istrinya hingga keduanya saling berhadapan. Mengunci tatapan satu sama lain. Tangannya menopang pinggang dan mendekapnya posesif. "Diam berarti iya," kata Shaka membuat keputusannya sendiri? "Kamu berhutang penjelasan padaku, istrimu halal jika anak ini benar anakmu," jawab Tsabi memberanikan diri menatap matanya. Sungguh ia tidak ingin menjadi istri pembangkang andai semua urusannya diperjelas. Hidupnya menjadi rumit kala Shaka tak kunjung jujur padanya. Shaka seperti tuli malam itu. Sedikit mendorong tubuh Tsabi hingga terjerembab ke ranjang. De

    Last Updated : 2023-09-13
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 15 Test DNA

    Setelah menyelesaikan serangkaian pemeriksaan untuk test DNA, pasutri itu harus menunggu kurang lebih sekitar dua minggu baru akan keluar hasilnya. Baik Tsabi ataupun Shaka tentu merasa tidak sabar. Tsabi ingin cepat tahu hasilnya, sementara Shaka ingin cepat membuktikan kalau apa yang dikatakannya selama ini benar. Semakin itu, tentu saja karena pria itu yang lebih tahu kronologinya dibalik skandal kehamilan istrinya. "Aku ingin meminta kamar yang berbeda selama kita menunggu hasilnya," pinta Tsabi mendadak tidak nyaman sekali satu ranjang dengan suaminya. "Kenapa? Bukankah kita sudah terbiasa satu ranjang, bahkan satu selimut yang sama," kata Shaka dingin. Walaupun Tsabi memberi jarak dan batasan di antara keduanya. "Ini hanya sebuah permintaan, tidak sulit bukan, toh kita juga akan menjaga jarak satu sama lain," kata perempuan itu benar adanya. Shaka bahkan jarang sekali menempati ranjangnya di jam yang benar. Pria itu selalu pulang larut, bahkan dini hari yang entah melakukan p

    Last Updated : 2023-09-14
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 16. Tertawan Kecewa

    "Tsabi ... kenapa? Perutmu sakit?" tanya Shaka khawatir. Perempuan itu mendesis lara seraya memegangi perutnya sendiri. Shaka yang melihat itu tanpa banyak bertanya langsung menggendongnya. Membawanya ke rumah sakit yang belum jauh dari tempat itu. Perempuan itu menggigit bibir bawahnya menahan nyeri yang begitu tiba-tiba. Perutnya seperti diremas dari dalam. "Dokter tolong! Dokter!" pekik Shaka cemas. Menyesali kenapa Tsabi sampai lari-larian tadi. Tsabi langsung dibawa ke IGD untuk kemudian ditangani tim medis. Shaka menunggunya dengan gelisah. Mondar-mandir tak karuan. Sebelumnya ia belum pernah secemas ini, tetapi sekarang begitu takut terjadi sesuatu dengan janin itu. "Dengan keluarga pasien atas nama Tsabi?" seru Dokter menginterupsi. "Iya Dok, saya suaminya, bagaimana keadaan istri saya?" tanya pria itu khawatir. "Kandungan istri Anda sangat lemah, saya sarankan harus bedrest." "Kenapa bisa begitu Dok? Bulan kemarin masih cukup baik saat pemeriksaan?" tanya Shaka tak pa

    Last Updated : 2023-09-15
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 17. Ciuman Pertama

    Tsabi memilih tidur daripada mendengarkan saran suaminya untuk menghubungi orang tuanya. Sementara Shaka malam itu tidak ke mana pun, menemani istrinya dan menjaganya semalaman. Hal yang sesungguhnya tidak Tsabi inginkan. Entahlah, sejak mengetahui kebenaran itu, kadar kesal dan benci Tsabi terhadap Shaka makin meningkat. Tidak seperti awal menikah yang walaupun bingung tetap berusaha memahami. Namun, sekarang mendadak tak ada kompromi. "Mau ke mana?" tanya Shaka melihat pergerakan istrinya setengah malam turun dari ranjang. Tsabi tidak menjawab, membuat Shaka langsung beranjak membantunya mengingat tubuh istrinya masih terlihat ringkih. "Jangan ngikutin, bisa sendiri," tolak Tsabi memberi jarak saat Shaka hendak membantunya. Pria itu menahan diri mengikuti kemauannya. Memperhatikan Tsabi yang berjalan ke arah kamar mandi. Cukup lama perempuan itu di dalam sana, tertegun saat keluar dari toilet mendapati Shaka bak penjaga di depan pintu. Hampir membuat Tsabi kaget. Tsabi segera me

    Last Updated : 2023-09-16
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 18 Sentuhan Lembut di Kepalanya.

    Perempuan itu tersenyum penuh ceria di dekat ibunya. Senyuman langka yang beberapa purnama ini hilang dari gadis cantik itu. "Kalau lagi hamil itu nggak boleh capek-capek. Nurut aja kalau Shaka ngelarang ini itu demi kebaikan kamu," pesan ummi adem di hati. Tutur bahasanya yang lembut selalu menenangkan, membuat hati Tsabi yang sebenarnya tengah gersang seperti disiram air begitu mandat dari ibu suri yang keluar. "Iya Ummi," jawab Tsabi mengiyakan saja. Senang sekali rasanya hari ini benar-benar bisa bertatap muka dengan orang yang tengah dirindukannya. "Eh, ya ada salam dari adikmu Ameena dan Shaka," ucap Ummi memberikan mandat pesan dari dua adiknya. "Waalaikumsalam ... mereka apa kabar, Ummi, aku kangen sama Menna. Shaka juga, dia sudah pulang ya?" tanya Tsabi menanyai adiknya satu-satu. Ameena adalah adik bungsu yang kemarin menggantikan dirinya dengan calon imam impian Tsabi. Masih membekas luka bila mengingat hari itu, tetapi Tsabi sudah berusaha ikhlas dan semoga adiknya b

    Last Updated : 2023-09-17
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 19. Dalam Bahaya

    Pria itu langsung masuk ke mobil dan mengejarnya. Membelah jalan raya yang nampak ramai. Sedikit mengabaikan kendaraan lain dan menyerobot tanpa perhitungan hingga membuat pengemudi lain mengumpat kesal. Bagai pembalap handal, melintas dengan fokus berusaha mengejar target yang membawa istrinya. Shaka yakin sekali itu pekikan Tsabi ditambah seseorang suruhannya menginfokan kamar rawat Tsabi kosong. "Brengsek!" umpat Shaka memaki di ujung telepon. Memukul bundaran stir karena kesal. Menarik earphones dari telinganya lalu menaruhnya dengan emosi. Pria itu menambah kecepatan, sayang sekali terhalang traffic light merah yang menyala. Membuatnya tertinggal jauh dari mobil yang tengah dikejar. "Brengsek! Brengsek!" Pria itu mengumpat berkali-kali karena kesal. Istrinya dalam bahaya terlebih tengah dalam masa bedrest karena kehamilannya tidak begitu sehat. Pikiran Shaka makin kacau mengingat itu. Sementara Tsabi tidak tahu menahu kenapa dirinya mendadak jadi tawanan. Siapa pria-pria bert

    Last Updated : 2023-09-18
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 20. Shaka and Me

    Shaka berlari ke sana kemari menyisir pandangan yang lumayan gelap. Hanya ada pencahayaan rembulan malam yang kebetulan malam ini nampak cerah. "Tsabi! Kamu di mana?" pekik pria itu memanggil nama istrinya. Sementara Tsabi sendiri masih duduk di bawah pohon sembari menahan sakit di perutnya. Tak kuat lagi berjalan. Perempuan itu tidak tahu arah jalan keluar. Hanya bisa terdiam dan berdoa agar malam ini cepat berlalu. Saat Tsabi berpikir untuk meraih jalan keluar, ia terperanjat mendapati satu pria yang tengah berlari ke arahnya. Rupanya laki-laki itu adalah salah satu kawanan penculik tadi yang berhasil lolos dari Shaka. "Kita bertemu lagi sayang, ternyata kamu ngumpet di sini. Nakal," omel pria itu tersenyum smirk melihat Tsabi berdiri waspada sambil memegangi perutnya."Jangan mendekat, atau aku akan berteriak sekencang mungkin," ancam Tsabi di titik nadir. "Hahaha. Teriak saja sekerasnya, sampai kamu bosan pun tidak akan ada yang dengar. Di sini jauh dari pemukiman warga jadi k

    Last Updated : 2023-09-19
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 21

    "Bahu kamu," kata Tsabi menunjuk luka Shaka. Pria itu tidak merespon, membiarkan begitu saja malah mengangkat tubuh istrinya dalam gendongan. Melangkah cepat membawanya ke mobil. Selebihnya Tsabi hanya diam, tak menyangka pria dominan layaknya es balok itu bisa sekhawatir ini. Mungkin karena Tsabi tengah mengandung anaknya. Dalam gendongan Shaka, Tsabi justru menatap leluasa muka serius suaminya. Sementara Shaka sendiri terus berjalan fokus agar cepat sampai ke mobilnya. Pria itu membuka pintu dan menurunkan Tsabi di jok depan sebelah kemudi."Tiduran saja kalau sakit, kita akan ke rumah sakit dalam waktu kurang tiga puluh menit," kata Shaka lebih dulu mengatur tuas mobilnya agar istrinya lebih nyaman. Setelah memastikan Tsabi setengah merebah dengan posisi pas, baru menutup pintunya. Lalu ikut masuk mengemudi mobilnya sendiri. Apa maksud Shaka dalam waktu kurang dari setengah jam sampai di rumah sakit. Bukankah jarak yang ditempuh sudah cukup jauh. Apakah pria itu akan ngebut? Ter

    Last Updated : 2023-09-20

Latest chapter

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 150

    "Tapi apa Mas?" Tsabi yang penasaran langsung mencicipinya. Tidak ada masalah, rasanya juga cukup enak. Namun, ia sedikit eneg ketika mendapati isian bawang bombainya."Hehehe. Seharusnya kamu bikin lebih banyak lagi. Aku suka, kalau ukurannya kecil gini kurang sayang.""Ish ... bikin worry saja. Habisin semuanya Mas, aku kenyang.""Kapan kamu makan?" Sedari bangun Shaka belum melihat istrinya mengisi perutnya."Lihatin kamu udah kenyang. Aku belum lapar, udah minum susu tadi," jawab Tsabi benar adanya."Sini aku suapin," ujar pria itu membagi sisa gigitannya.Sebenarnya Tsabi agak mual dengan bawang bombay, tetapi isian itu kurang menarik tanpa umbi satu itu.Tsabi baru mengunyah beberapa suapan, tetapi dia merasa semakin eneg. Wanita itu langsung beranjak dari kursi seraya menutup mulutnya.Shaka yang melihat itu langsung berdiri menyusul. Paling tidak bisa melihat istrinya dalam kesusahan."Sayang, maaf, kamu beneran mual?" ucap pria itu iba. Kasihan sekali melihat Tsabi yang menda

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 149

    "Kamu juga capek kan Mas, kenapa mijitin?" tanya wanita itu sembari menyender di kepala ranjang. "Lelahku hilang saat melihat senyum kamu sayang," ujar Shaka jujur. Sedamai itu ketika menatap wajahnya yang teduh. Selalu menenangkan. "Bisa aja kamu Mas," jawab Tsabi tersenyum. Ditemani gini saja sudah mengembalikan moodnya. Apalagi dipijitin begini, sungguh Mas Shaka suami yang romantis dan pengertian. Perlahan netra itu mulai berat. Seiring sentuhan lembut yang mendamaikan. Tsabi terlelap begitu saja. Melihat itu, Shaka baru menyudahi pijitanya, dia membenahi posisi tidur istrinya agar lebih nyaman. Sebenarnya ada hasrat rindu yang menggebu, apalagi memang pria itu sudah beberapa hari tak berkunjung. Namun, nampaknya waktu dan keadaan kurang memberikan kesempatan. Tsabi juga terlihat lelah akibat aktivitas seharian di luar. Shaka akan menundanya besok sampai waktu memungkinkan. Agar keduanya sama-sama nyaman. Terutama Tsabi yang saat ini tengah hamil muda. Kadang moodian. Shaka h

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 148

    "Nggak jadi aja ya, perasaan aku nggak enak," kata Shaka yang sebenarnya takut kalau nanti istrinya bakalan sakit hati lagi. "Kenapa, kalau dia nggak mau ketemu sama aku, mungkin mau dijengukin kamu. Kita bisa bawakan makanan kesukaan Angel dan mukena. Aku yakin dia mau berubah. Kita tidak boleh memusuhinya Mas.""Kenapa sih kamu jadi orang baik banget. Dia udah jahat banget loh sama kamu, sama keluarga kita. Wajar kan kalau pada akhirnya aku nggak respect.""Sangat wajar, itu namanya naluriah. Ketika seseorang disakiti terus membalas. Aku cuma mau kasih ini Mas, mana tahu dia bisa terketuk hatinya untuk melakukan kebaikan.""Oke, nanti aku antar," ucap Shaka pada akhirnya. Mereka benar-benar mengunjungi Angel yang saat ini dalam tahanan. Akibat perbuatannya, Angel harus menerima sanksi berat. Mendapatkan kurungan yang tak sebentar. Karena mencoba melakukan penganiayaan dan juga pembunuhan."Ngapain kalian ke sini? Puas lihat aku di sini seperti ini," sentak Angel menatap sinis pasu

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 147

    Sepekan telah berlalu, tapi kesedihan nampaknya masih membekas di hati Shaka. Suasana hatinya beberapa hari ini sedang tidak baik-baik saja. Beruntung Tsabi adalah istri yang begitu perhatian dan pengertian. Wanita itu sangat sabar menemani suaminya yang dalam suasana duka.Hari ini pria itu sudah mulai beraktivitas kembali seperti biasanya. Toko dan bengkelnya juga sudah mulai dibuka kembali. Setelah sepekan tutup total karena dalam suasana berkabung. Ibunya memang belum meninggalkan banyak kenangan manis dengannya. Namun, sebagai seorang anak pasti sangat kehilangan ditinggalkan orang yang telah melahirkannya untuk selamanya. "Mas, ini ganti kamu hari ini," ujar Tsabi menyiapkan pakaian ganti suaminya. Walaupun beraktivitas di samping rumahnya, tentu Tsabi tak pernah lupa mengurusi pakaian suaminya juga untuk kesehariannya. Santai, tapi bersih dan tertata. "Makasih sayang," jawab Shaka memakainya begitu saja di depan istrinya. Sudah tidak tabu lagi. Bahkan menjadi pemandangan men

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 146

    Tepat pukul lima sore hari Nyonya Jesy menghembuskan napasnya yang terakhir. Shaka sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Pria itu tersedu sembari membacakan ayat-ayat suci di dekat ibunya. Tsabi mengusap lembut punggung Shaka setelah menyelesaikan surat yasin menutup doa ibu mertuanya. "Yang ikhlas Mas, biar mommy tenang," ucap Tsabi menguatkan. Dia tahu ini berat, hanya doa terbaik untuk almarhum mommy yang sekarang bisa ia lakukan. Wanita itu langsung menghubungi keluarganya. Ummi Shali, Ustadz Aka, dan Khalif serta beberapa orang abdi dalem langsung bertolak ke rumah sakit. Tentu saja untuk mengurus kepulangan dan juga pemakamannya. Beberapa orang lainnya nampak sudah bersiap menunggu jenazah pulang ke rumah duka. Suasana mengharu biru saat jenazah itu tiba dan hendak disholatkan. Ustadz Aka sendiri yang mengimaminya. Berhubung waktu belum terlalu malam, almarhum langsung dikuburkan malam itu juga. Tepatnya setelah sholat maghrib. Semuanya seakan berjalan begitu cepat. Padah

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 145

    "Tsabi, apa yang terjadi sayang?" Ummi Shali dan suaminya langsung bertolak ke rumah menantunya begitu mendapatkan kabar dari Shaka. "Zayba jatuh Ummi, dia sepertinya sangat kaget," jelas Tsabi mengingat bocah kecil itu terlepas dari troli. Salah satu karyawan toko yang menggendongnya dan langsung mengamankan bayi itu. "Astaghfirullah ... Mas, cucuku gimana ini. Kita bawa ke tukang pijat.""Kenapa bisa sampai seteledor itu menjaga anak kecil. Bukankah kamu di rumah?""Tsabi tidak enak badan abi, tadi habis periksa. Aku nitip ke mommy, tapi malah ada musibah begini.""Kamu sakit?" tanya Ummi Shali menatap dengan serius. "Sakit, tapi sebenarnya—" Tsabi terdiam, agak ragu berkata jujur saat ini. Namun, bukankah kabar baik itu harus berbagi. "Sebenarnya apa?" tanya Abi Aka giliran yang menatapnya. "Zayba mau punya adik, Ummi," kata Tsabi malu dan ragu membagi kabar bahagia tersebut. "Kamu hamil lagi?" tanya Ummi cukup kaget. Baby Zayba belum genap satu tahun sudah mau punya bayi. Ba

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 144

    "Ide menarik, boleh dicoba kalau nanti gagal.""Maaf ya, belum bisa bahagiakan kamu," ucap Shaka tiba-tiba. Baru saja mau bangkit, sepertinya ada saja halangannya. "Aku nggak ngerasa gitu kok, maaf juga kalau masih banyak mengeluh selama jadi istri kamu." Tsabi mencoba menerima dan bersabar dengan ujian yang datang dari keluarga Shaka. Dia juga harus bisa menerima keluarganya juga bukan. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir satu purnama Angel menumpang di rumah mereka. Semua Tsabi lalui dengan tidak mudah. Karena wanita itu sering berulah dengan sengaja. Beruntung Shaka yang pengertian memperlakukan Tsabi dengan penuh perhatian. "Sayang, kamu pucet sakit?" tanya Shaka memperhatikan istrinya yang sepertinya kurang enak badan. "Agak pusing Mas, perlu minum obat kayaknya." Beruntung ini hari libur, jadi Tsabi tidak harus berangkat mengajar. "Ya sudah tiduran saja, mumpung libur juga. Tidak usah mengerjakan apa pun. Zayba hari ini full sama abi.""Makasih Mas," jawab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 143

    "Nggak bisa Mas, aku kan kemarin sudah izin. Kamu sarapan dulu ya, terus minum obat. Nanti biar Zayba sama Mbok Tini. Kemarin juga seharian sama Mbok Tini."Shaka yang tengah rebahan meraih pinggang istrinya agar duduk makin dekat. Pria itu memposisikan kepalanya tepat di pangkuan istrinya dengan manja. "Obatnya kamu," katanya sembari menenggelamkan wajahnya ke perut Tsabi. Tangan kanannya memeluk erat. Seolah tidak mengizinkan wanita itu untuk beranjak dari sisinya."Aku bikinin sarapan ya, terus minum obat.""Pingin sarapan kamu, yank, aku tidak semangat," kata pria itu mode rewel. Bisa begini juga ternyata cowok yang super dominan itum"Dih ... aku belum bersih lah. Tapi udah mau sembuh kok. Kamu kenapa jadi manja gini sih Mas. Nanti aku kabari kalau udah selesai.""Kangen, namanya juga kangen ya gini. Kamu cuek banget dari kemarin."Repot kalau suaminya mode rewel. Sakit sedikit manjanya ngalahin bayi. Tsabi tidak leluasa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Zayba juga merengek. Tsab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 142

    "Kamu ngapain sih Mas ngikutin mulu, tidur sana!" omel Tsabi melihat suaminya mengekor dirinya. "Ya itu Zayba rewel, mana tahu kamu butuh bantuan.""Nggak, aku pikir kamu malah nggak ingat pulang," jawabnya ketus. Efek lelah dan juga tubuhnya sedikit tidak enak badan, membuat Tsabi sewot sendiri. "Kok ngomongnya gitu, aku pasti pulang lah. Ya walaupun akhirnya malam. Maaf, tadi ikut ngaji dulu.""Ya nggak pa-pa kan, aku juga nggak pernah ngelarang juga. Kamu mau ngapain aja terserah kamu. Lagian ada Khalif kok yang bisa bantuin ke mana-mana.""Memangnya tadi ke mana? Kamu nggak telpon kan?""Seharusnya kamu ingat memberi kabar. Bukannya nungguin aku hubungi kamu. Memangnya aku sempat apa telpan telpon terus Zayba sakit begini.""Zayba masih sakit?" Tsabi tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan merotasi matanya jengah. Bukankah pria itu tahu tadi pagi juga Tsabi sudah mengeluh kalau bayinya sakit. Apa seorang pria tidak sepeka itu. Perempuan itu kembali masuk ke kamar seraya me

DMCA.com Protection Status