Suara sirine mobil ambulans terdengar di sepanjang jalan.Esmeralda duduk di samping ibu mertuanya yang masih tidak sadarkan diri. Dia dalam perjalanan menuju ke rumah sakit dengan dibawa mobil ambulans.Setibanya di rumah sakit, dua orang petugas membuka pintu mobil ambulans, dan mentransfer tubuh Bu Aurora ke Stretcher untuk dibawa ke ruangan Unit Gawat Darurat.Sementara ibu mertuanya dibawa oleh petugas medis, Esmeralda setengah berlari mengikuti, mengimbangi para petugas yang berjalan sangat cepat.Setibanya di ruangan UGD, Esmeralda dilarang masuk, sehingga ia hanya menunggu di kursi tunggu yang berada di depan ruangan.Esmeralda terlihat gelisah. Ia tidak tahu apa penyebab ibu mertuanya hilang kesadaran.Esmeralda menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangan. Ia sambil berdoa untuk keselamatan ibu mertuanya.Sebuah dering telpon yang tiba-tiba berbunyi, telah menyita perhatian dari wanita itu. Ia bergegas meraih ponselnya yang berada di dalam tas tangan miliknya. I
"Halo? " Terdengar suara yang sudah tidak asing dari seberang telpon, sesaat setelah panggilan tersambung."Halo, " Jawab Esmeralda dengan suara yang terdengar datar."Ada apa, dek? Tumben menelpon? " tanya lelaki itu hendak memastikan."Mas, kamu jadi pulang ke kampung? ""Jadi, dek. Kenapa? Apakah kamu berubah pikiran? "Esmeralda hening selama beberapa saat. Ia terlihat ragu- ragu."Jam berapa mas? ""Pagi, dek. Sekitar jam 7an, " Sahut Franky dengan singkat."Apakah.... Jika kita kembali ke sana, teror akan berhenti? ""Aku juga tidak yakin, dek. Tapi setidaknya kita coba dulu. Daripada kita hanya berdiam diri, dan tidak berusaha sama sekali. ""Iya, sih.... " Esmeralda kembali bungkam selama beberapa saat. Ia tampak berpikir dengan serius."Aku.... Aku berubah pikiran, mas. Besok aku mau ikut kamu kembali ke desa itu," ucap Esmeralda yang pada akhirnya mulai berani mengambil keputusan."Baiklah, dek. Kita bertemu di tempat tadi? " tanya lelaki itu hendak memastikan."Ya, mas. "
"Eh, Pak Clint? " Wanita tua itu tampak tersipu saat ia melihat seorang lelaki yang sudah lama menjabat sebagai ketua RT di desa Suka meneng itu, datang menghampiri ketiganya.Pandangan Pak Clint beralih menatap wajah Esmeralda dan Franky yang tampak tertunduk dalam."Kalian.... Bukannya pernah tinggal di desa ini?" Tanya Pak Clint ragu- ragu sambil mencoba mengingat kembali, apakah ingatannya salah atau tidak."I-iya, pak, " Sahut Esmeralda dengan sedikit gugup."Kalian kembali ke desa ini untuk apa? " Tanya lelaki itu hendak memastikan."Sa.... Saya ada perlu, pak. Tapi, baru saja tiba di sini, saya mendapat kabar bahwa ibu dan bapak saya sudah meninggal, " jawab Franky dengan lirih.Pandangan Pak Clint beralih menatap wajah lelaki itu. Ia mencoba mengingat kembali sosok lelaki itu."Kalau tidak salah kamu Franky anaknya Pak Agus dan Bu Edith kan? " Tanya Pak Clint ragu- ragu."Iya, Pak, " Sahut Franky dengan singkat."Oh! Selama ini kamu ke mana saja? Keadaanmu sehat kan? ""Iya,
Pandangan wanita muda itu menatap Franky dengan sorot mata yang tajam, membuat lelaki itu menjadi kikuk dan salah tingkah.Sesaat kemudian, pandangannya bergerak cepat menatap Esmeralda. Ia tersenyum sedikit menyeringai. Tatapannya turun menatap perut wanita itu yang tampak membusung."Usia kandunganmu sudah masuk berapa bulan? " Tanyanya hendak memastikan.Tatapannya tajam menatap Esmeralda, membuat wanita itu sedikit salah tingkah."Oh, aku tidak yakin. Aku tidak pernah memeriksakan lagi kandunganku. Aku pikir usia kandunganku sekitar lima atau enam bulan, " Jawab Esmeralda dengan ragu- ragu."Oh, begitu rupanya. " Wanita itu hanya manggut-manggut. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya.Setelah cukup jauh berjalan, wanita itu berhenti di depan sebuah gubuk. Ia menatap wajah Franky dan Esmeralda secara bergantian."Tidak perlu sungkan. Anggap saja rumah sendiri, " Ucapnya sebelum ia masuk ke dalam gubuk yang sangat sederhana.Dan di ikuti oleh Esmeralda, juga Franky. Keduanya du
"Dek.... " Teriakan Franky telah membuat lamunan Esmeralda terberai. Ia seketika menoleh menatap wajah lelaki yang seolah mengharap iba dari dirinya."Dek, kamu sudah lama mengenal mas. Kenapa kamu masih meragukan masmu ini, dek? " Tanya lelaki itu hendak memastikan. Ia seolah menunggu jawaban yang akan dilontarkan oleh wanita itu."Tapi yang aku lihat, kamu berusaha membunuh wanita ini, mas, " Sahut Esmeralda dengan raut wajah yang penuh dengan kekecewaan."Mas berani bersumpah, dek! Wanita itu adalah wanita yang jahat! Dia ingin mencelakai kamu, " ujar Franky bersikeras."Kamu jangan percaya! Kamu lihat sendiri kan, apa yang telah dia lakukan padaku? Meskipun kita tidak saling mengenal satu sama lain, tapi kamu jangan buta! "Esmeralda menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Hal itu membuat Kadita tersenyum merasa menang."Dek! Jangan percaya dengan tipu muslihat nya! ""Tutup mulutmu! Sekarang kamu angkat kaki dari rumahku! Dasar laki- laki tidak tahu diri! Aku yang bermurah hati
"Mbak, ka-kamu mau apa? " Suara Esmeralda terdengar bergetar. Raut wajahnya tampak pucat pasi.Kadita mendekatkan bibirnya ke telinga Esmeralda, yang menatapnya dengan penuh ketakutan. "Aku mau bayi di dalam kandunganmu, " bisiknya dengan lirih."A-apa maksudmu, mbak? " tanyanya dengan suara yang semakin bergetar."Aku mau makan janin yang ada dalam kandunganmu. Itu yang membuatku selalu tampak awet muda, makan seseorang yang memiliki wajah- wajah muda. Terlebih lagi jika aku makan janin, kulitku akan terlihat mulus seperti bayi, " Ucapnya menjelaskan dengan panjang dan lebar.Esmeralda menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan, mbak! ""Terlambat! Malam ini adalah malam terakhir kamu hidup di dunia ini. Aku akan merobek perutmu, dan mengeluarkan bayi dalam kandunganmu untuk ritual makanku. " Terdengar suara tawa Kadita menggelegar yang membuat bulu kuduk Esmeralda merinding."Jadi, apa yang dikatakan oleh Mas Franky adalah benar? Kamu adalah dukun jahat! Dia hanya berusaha untuk
Kadita meraba pipinya yang terasa perih. Ia menatap ujung jarinya yang terdapat darah yang mengalir dari pipinya.Lelaki itu telah melukai pipi yang mulus dengan menggunakan pecahan kaca yang memang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga. tidak ia sangka-sangka benda itu sangat bermanfaat."Br*ngsek! Beraninya kau bermain-main denganku?" Kedua mata Kadita melotot dengan tajam. Seolah ia tidak akan memberikan ampun pada lelaki itu."Lebih baik aku mati dari pada aku tidak bisa menyelamatkan Esmeralda ," ucap Franky dengan tegas dan penuh dengan keberanian. Hal itu membuat Kadita sangat marah."Aku tidak punya pilihan lain lagi! Aku harus mengirimkan kau ke alam baka, sebelum kau menghancurkan rencana ku!" ucap Kadita dengan penuh emosi.Franky sama sekali tidak gentar mendengar ancaman dari wanita itu. Sebaliknya, ia merasa lebih bersemangat lagi.Kadita mengeluarkan sebuah keris sakti dari sarungnya, yang ia gantung di belakang kain jarik yang ia pakai.Ia melayangkan keris itu pada Frank
"La-Ri." Kata itu yang ditangkap oleh Esmeralda saat ia melihat gerakan bibir Franky yang sudah mengeluarkan banyak darah.Wanita itu segera tersadarkan dari lamunannya. Dengan tubuh yang gemetaran, ia beranjak dari tempat ia duduk, berusaha membuka pintu depan menggunakan kunci yang telah berhasil ia temukan.Cklak!Suara derit pintu terdengar perlahan sesuai dengan gerakan tangannya membuka pintu.Esmeralda bergegas keluar dari gubuk milik Kadita, meninggalkan tempat itu sejauh mungkin sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sakit.Esmeralda menangis ketakutan. Ia sama sekali tidak berani untuk menoleh ke belakang, meski pun ia sangat penasaran, apakah dukun jahat itu masih berusaha mengejarnya, atau membiarkan dia pergi begitu saja. Tapi sepertinya tidak mungkin, karena wanita itu sangat menginginkan bayi dalam kandungannya, ia tidak mungkin membiarkan dirinya lolos begitu saja.Esmeralda mulai bisa bernafas lega karena ia telah memasuki area perkampungan yang cukup ramai. Ia j