Hari demi hari Seth melakukan tugasnya sebagai bodyguard Isabella. Melihat gadis itu setiap hari membuat Seth semakin jatuh cinta. Meski kerap beberapa kali ia masih tidak menyangka jika ia mengalami kejadian luar biasa, yaitu mengulang kembali kehidupannya.
"Aku akan pulang dengan Christian, jadi kau tak perlu menjemput ku," ucap Isabella setelah mobil berhenti di parkiran kampus
"Kita sudah membahas ini, Nona." balas Seth
"Tuan James akan kembali malam nanti. Jadi lebih baik Nona segera pulang begitu kelas selesai," tambah Seth
Ketahuilah bahwa Christian tidak mungkin mengantar Isabella langsung ke mansionnya, pasti pria itu akan mengajak Isabella entah kemana dulu sebelum mengembalikan anak gadis itu ke mansionnya.
Isabella menepuk jidatnya,"Astaga, benar. Aku lupa jika malam ini ayah akan kembali."
James River, seorang pengusaha kaya dan terkenal itu kini akan kembali ke mansion megahnya setelah melakukan perjalanan bisnisnya
"Masuklah, jam pelajaran mu sebentar lagi di mulai." ujar Seth setelah membukakan pintu mobil untuk sang tuan putri
Seth memandang Isabella yang sudah mulai menjauh dari pengelihatannya. Ingatannya melayang pada kejadian dimana Isabella bertengkar dengan ayahnya
Jika diingat kembali, dulu saat tuan James kembali dari perjalanan bisnisnya, ayah dan anak itu terlibat pertengkaran lantaran Isabella yang terus menanyakan alasan dibalik tuan James tidak menyukai Christian
James hanya menjawab jika Christian bukanlah pria baik untuk Isabella, karena Isabella terus mendengar jawaban yang selalu sama dari ayahnya, gadis itu emosi dan mengatakan jika tuan James pun bukanlah ayah yang baik untuknya. Oleh karena itu, James merasa tersinggung dan balik memarahi Isabella, bahkan fasilitas yang telah di berikan James untuk Isabella ditarik selama satu bulan lamannya.
Karena alasan itulah, Isabella merasa jika ayahnya tidak pernah menyayangi dan peduli terhadapnya. Isabella pun lari semakin dalam ke pelukan Christian, selama satu bulan itupun gadis itu menggantungkan hidupnya kepada Christian dan menganggap jika hanya Christianlah pria yang bisa ia andalakan
Saat itu pun Seth tak bisa berbuat lebih banyak lagi, karena perintah atasan yakni tuan James, Seth pun diperintahkan untuk tidak mengawasi Isabella lagi selama masa hukuman yang di berikan oleh James
Meskipun ayah dan anak itu hubungnnya mulai membaik, namun tetap saja, dampak dari kejadian itu Isabella semakin lengket dan sensitif jika ada orang yang menjelek-jelekan Christian di depannya
Karena Seth kembali ke kehidupan sebelumnya, maka malam ini tidak akan ia biarkan kejadian itu terulang lagi. Sebisa mungkin Seth akan berusaha menghindari pertengkaran antara James dan Isabella.
................................................
"Selamat datang kembali, Tuan." sapa Seth sembari membungkukan badannya
James, pria paruh baya itu menepuk pelan pundak Seth. Menyuruh sang bodyguard kembali menegakan badannya
"Dimana Isabella?" tanya James, belum mendapati keberadaan putri semata wayangnya
"Ayah!" pekik Isabella
Gadis itu pun sedikit berlari dan menghampiri ayahnya. Menghamburkan badannya ke dalam dekapan sang ayah yang begitu ia rindukan
"Aku merindukan ayah" Isabella mendongak, masih dalam pelukan ayahnya
"Um, ayah juga." timpal James
James adalah sosok yang berkepribadian yang hampir mirip dengan Seth. Dingin, kaku, datar dan menutup diri.
Setelah kepergian Istrinya, Madeline. James membesarkan Isabella tanpa berniat mencarikan seorang ibu bagi sosok Isabella. Madline meninggal setelah beberapa jam melahirkan Isabella
James teramat terpukul karena kehilangan cintanya, James tak bisa menghidari perasaan marah tatkala istrinya pergi dan meninggalkannya dengan seorang anak. Bahkan James sempat menyalahkan Isabella atas kematian Madeline, pria itu pun enggan untuk melihat bayinya, ia hanya fokus menatap tubuh Madline yang telah mendingin
Namun, ia sadar bahwa Isabella tak bisa disalahkan karena putrinya tak tahu apapun. Saat tangannya yang bergetar untuk pertama kalinya menggendong Isabella kecil, James pun meneteskan airmatanya tatkala melihat bola mata Isabella yang begitu mirip dengan Madeline
Isabella adalah duplikat dari mendiang ibunya, membuat James setiap kali melihat wajah putrinya seperti melihat sosok istri tercintanya.
Setelah Isabella dan James menghabiskan waktu makan malam bersama, keduanya pun memutuskan untuk bersantai di ruang tamu
"Bagimana kuliah mu?" tanya James membuka percakapan
"Yaa... lancar-lancar saja, seperti biasa." balas Isabella
"Apa Seth menjaga mu dengan baik?"
Isabella menoleh lagi, lantas wajahnya tiba-tiba menekuk tatkala mendengar nama bodyguardnya
"Sangat baik, tapi dia sangat menyebalkan."
"Akhir-akhir ini ia terlihat lebih santai kepada ku, tidak seperti sebelumnya yang seperti robot berjalan. Namun justru karena perubahannya itu sifatnya jadi semakin menyebalkan di mata ku," bola matanya membesar sembari menceritakan Seth kepada ayahnya
"Terus ayah tahu apa yang paling menyebalkan? Dia membuat ku menunggu selama 3 jam di perkarangan kampus, ayah. Bagaimana bisa seorang bodyguard membiarkan Nona nya terlantar selama berjam-jam? Ayah ku sarankan jika lebih baik ayah mengganti Seth dengan orang lain saja." tutup Isabella
James terkekeh,"Bukankah kau sendiri yang menginginkan Seth menjadi penjaga mu?"
Isabella menggigit bibir bawahnya, sial memang karena ia sendirilah yang merengek kepada ayahnya agar Seth menjadi bodyguardnya
"Saat itu aku masih kecil, jadi aku tidak memikirkan dengan baik permintaan ku." Benar jika Isabella meminta Seth menjadi bodyguardnya di saat gadis itu berusia delapan tahun
"Lantas sekarang kau benar-benar meminta ayah untuk memberhentikan Seth sebagai bodyguar mu?" tanya James
Mulut Isabella mendadak kelu, keinginannya yang menggebu-gebu untuk menyingkirkan Seth menyurut. Jika dipikir-pikir, tidak ada penjaga yang lebih baik daripada seorang Seth Meyers Rogan. Pria tampan dengan sejuta pesonannya itu ahli dalam hal bela diri, mulai dari pertarungan tangan kosong hingga senjata.
Selain itu, Seth adalah pria cerdas dengan pendidikan tinggi yang telah ditempuhnya. Itupun ia dapatkan dari sang majikannya yaitu tuan James yang membiayai pendidikannya.
Isabella selalu merasa aman jika Seth berada di sisinya. Ia tidak pernah takut apapun selama bodyguardnya itu mengekorinya. Pun Isabella tidak yakin jika mengganti Seth adalah pilihan yang tepat, mengingat Seth memiliki segala potensi yang luar biasa.
Bahkan Isabella berpikir kenapa Seth tidak keluar saja dari pekerjaanya. Pria itu bisa mencari pekerjaan yang lebih layak, misalkan bekerja di suatu perusaahan atau merintis sebuah bisnis. Alih-alih demikian, Seth justru betah berlama-lama di mansionnya dan menajdi bodyguardnya.
"Bella, bagaimana pun Seth adalah satu-satunya orang yang ayah percayai untuk menjaga mu. Jadi bersabarlah jika sesekali ia menjengkelkan," ucap James
Isabella menghela nafas, kemudian mengangguk untuk menuruti ucapan ayahnya
"Apa kau masih bersama pria itu?"
"Dia punya nama ayah," balas Isabella. Suaranya pun berubah menjadi datar
Isabella tahu bahwa ayahnya sama sekali tak menyukai Christian, entah apa alasan hingga ayahnya menaruh rasa demikin kepada kekasihnya
"Ayah, kenapa ayah tidak menyukai Christian? Apa ayah mengetahui sesuatu tentangnya?" tanya Isabella
James terdiam, pandangannya lurus menatap jendela alih-alih menatap lawan bicaranya
"Ayah tolong katakan sesuatu!"
"Christian adalah pria baik, selama ini dia juga yang menjaga ku dan melimpahi ku dengan kasih sayangnya. Apa ayah tidak bahagia jika ada seseorang yang peduli dan menyayangi putri ayah?" Isabella terus berbicara, mencoba agar kali ini ayahnya memberikannya alasan yang cukup jelas
"Sudahlah, ayah tak mau membahasnya,"
"Jangan menghindari pertanyaan ku! Jawab saja!" Nada bicara Isabella mulai meninggi
James sama sekali tak mau menoleh melihat Isabella yang berada di sampingnya, cukup menyesal karena menyinggung percakapan mengenai Christian
"Ayah, lihat aku! Ayah tidak bisa teru-"
"Maaf mengganggu tuan dan nona." ucap Seth menyela
James langsung menoleh melihat Seth yang baru saja tiba,"Ada apa?" tanya James
Seth memperlihatkan sebuah ponsel ditangannya,"Tadi saya melihat dan mendengar ponsel nona Isabella terus berbunyi, mungkin saja ada hal penting" jawab Seth
Isabella lalu bangkit dari kursi, ia lupa jika meninggalkan ponselnya di atas meja makan. Isabella pun melihat beberapa panggilan tak terjawab dari Viviane
"Kau sekalian istirahat saja. Ayah juga akan kembali ke kamar, ayah cukup lelah dan ingin beristirahat." ucap James, alibi untuk menghindari perdebatanya dengan Isabella.
Isabella mengangguk, lantas membiarkan ayahnya pergi menuju kamarnya. Melupakan percakapan di antara mereka yang sudah cukup panas
Isabella pun pergi dari ruang tamu, menyisakan Seth yang langsung menghela nafas lega tatkala berhasil menghentikan perdebatan Isabella dan James.
"Please... Temani aku sekali ini saja," pinta Isabella Seth yang tengah mengemudi melirik sekilas pada Isabella,"Nanti saja kau pergi bersama teman-teman mu." balas Seth "Dasar pelit!" maki Isabella Bagaimana tidak? Selepas Isabella pulang dari kampus, gadis itu meminta Seth menemaninya pergi ke acara pameran dari salah satu brand pakaian dalam. Tentu saja Seth menolak, meski menggiurkan dapat melihat wanita-wanita seksi, namun Seth lebih memilih terkurung di dalam mobil berdua dengan Isabella. "Jika ku tahu kau tidak mau menemani ku, seharusnya aku menghubungi Christian saja." lanjut Isabella Seth terdiam, fokus mengemudi agar keduanya cepat sampai mansion. Sesaat ia kembali menatap Isabella yang tengah mengetik sesuatu di ponselnya "Christian pun tidak akan bisa menemani mu," celetuk Seth Setelah itu muncul bunyi notifikasi dari ponsel Isabella. Bola matanya melebar tatkala membaca pesan masuk "Kau tau dari mana?" tanya Isabella Seth mengedikan bahunya,"Tebakan saja." Mulu
Bagaimana seorang Isabella Maria River dibungkam oleh satu demi satu fakta tentang suaminya. Pria yang telah bersamanya selama tiga tahun dalam membangun bahtera pernikahan mengkhianatinya sedemikian rupa. Kata sakit tidak bisa menggambarkan hatinya yang lebam membiru, suaminya berulang kali menyakitinya tetapi cintanya selalu mengalah untuk memaafkan pria yang terus menyiksanya secara fisik dan mental.Isabella mendongak, menatap pria yang dicintainya dengan sedih"Mengapa? Mengapa kau berubah, Chris?" tanya IsabellaChristian berdecak mendengar kata-kata Isabella, sama sekali tidak merasa kasihan pada kondisi mengerikan Isabella karena tindakannya,"Berubah? Aku tidak pernah berubah Isabella, Inilah aku yang sebenarnya."Isabella terisak, dadanya sakit karena membentur ujung meja yang runcing. Beberapa kali mengerjapkan matanya mencoba untuk menjaga kesadarannya tetap terjaga"Aku mohon berhenti, perutku sakit. Aku takut jika sesuatu terjadi pada bayi kita." Bella memeluk perutnya ya
Matanya membulat sempurna, tubuhnya tersentak lalu terduduk dengan dada berdegup kencang. Matanya melirik kesana-kemari dan mendapati dirinya terbangun di atas ranjang, pening menghantam kepalanya tatkala memori-memori mengerikan itu muncul di kepalanya. Ia meremas surainya dengan mata munutup rapat, terlalu nyata baginya jika semua yang ada di kepalanya adalah mimpi semata"Tidak! Tidak! Itu bukan mimpi, aku sangat yakin itu adalah kenyataan. Lalu-" gumamnyaIa pun turun dari ranjangnya dan membuka jendelanya, nampak matahari sudah mulai menampakan dirinya. Setelah itu ia pun berlari melihat ponselnya yang tersimpan di atas nakas lalu melihat kalenderMatanya melotot tatkala menyadari jika dirinya mungkin hidup kembali atau bisa dikatakan mengulang waktu, dan ia kembali ke empat tahun sebelum kejadian mengerikan itu"Bella..." lirihnyaLantas kakinya kembali berlari menuju pintu kamarnya untuk memastikan bahwa ini bukanlah sebuah mimpi atau halusianasinya sajaKetika tangannya sudah
Pagi harinya Isabella kembali melakukan rutinitasnya, berolahraga untuk menjaga bentuk tubuh dan kesehatannya. Hari ini jadwal kuliahnya pukul satu siang, masih banyak waktu luang yang akan Isabella gunakan untuk berleha-leha di mansionnya "Kemana kanebo kering itu?" gumam Isabella , tak mendapati batang hidung Seth di dalam mansion Isabella pun mengelap keringatnya dengan handuk kecil, setelah berolahraga ia meminum smooties yang telah di siapkan oleh pelayannya. Duduk dengan tenang di meja makan sembari menikmati minumnya, lalu ekor matanya bergerak ketika mendapati Seth berjalan ke arahnya Hampir tersedak karena melihat tubuh bagian atas Seth yang terpampang otot-otot menakjubkan yang memanjakan mata. Pria itu dengan santai berjalan dalam keadaan bertelanjang dada dengan peluh yang membasahi tubuh atletisnya Lalu Isabella beralih melihat Seth meraih gelas yang sudah terisi air mineral dan meneguknya hingga tandas. Jakun pria itu naik turun yang sialnya semakin membuat pria itu
"Kau yakin tak mau ku antar pulang?" tanya Christian setelah menunggu Isabella usai dengan kelasnya "Tidak usah. Lagipula aku sudah meminta pengawal ku untuk menjemput ku." balas Isabella, sengaja ia memilih pulang bersama Seth karena siang tadi ia meninggalkan pria itu "Baiklah kalau begitu. Bilang saja kepada ku kalau ingin di jemput lagi" Isabella mengangguk paham. Lantas mereka berciuman sejenak sebelum Christian meninggalkan Isabella "Kenapa dia hanya membaca pesan ku?" gumam Isabella saat melihat pesannya hanya dibaca saja oleh Seth, biasanya pria itu akan membalasnya meski hanya dengan kata 'Oke' Isabella pun memilih menunggu sembari duduk di salah satu kursi. Sesekali menyapa sapaan teman-temannya ketika mereka melaluinya "Astaga kenapa dia lama sekali?" Isabella mulai lelah menunggu Seth yang belum juga datang, berkali-kali mengirim pesan dan menelponnya, namun tak ada tanda-tanda Seth membalas atau mengangkatnya. Padahal jarak mansion ke kampus hanya membutuhkan waktu
Isabella datang memenuhi janji temunya dengan teman-temannya di salah satu cafe terkenal. Dengan balutan rok jeans selutut dan crop top berwarna putih dan ditutup dengan jaket leater hitamnya Isabella duduk menyilang setelah melakukan kecup-kecup manja dengan ketiga temannya "Kau sangat cantik hari ini Belle," puji Viviane "Terimakasih. Kau pun tak kalah cantik dengan ku." balas Isabella Kening Isabella mengerut lantaran melihat Mona dan Lindsey menatap ke arahnya, tepatnya menatap sesuatu di balik punggung Isabella Isabella pun menoleh mengikuti arah pandang kedua temannya. Sedetik kemudian ia menghela nafas tatkala mengetahui apa yang menjadi pusat perhatian dua gadis di depannya itu "Really? Kenapa kalian mentapnya sampai begitu?" tanya Isabella bingung. Masalahnya Mona dan Lindsey menatap Seth dengan tatapan cabul "Tampannya. Lihatlah otot-otot di tangannya, aku jadi membayangkan bagaimana otot-otot itu tercetak sempurna di balik jas hitamnya," ucap Mona. Matanya masih mena
"Please... Temani aku sekali ini saja," pinta Isabella Seth yang tengah mengemudi melirik sekilas pada Isabella,"Nanti saja kau pergi bersama teman-teman mu." balas Seth "Dasar pelit!" maki Isabella Bagaimana tidak? Selepas Isabella pulang dari kampus, gadis itu meminta Seth menemaninya pergi ke acara pameran dari salah satu brand pakaian dalam. Tentu saja Seth menolak, meski menggiurkan dapat melihat wanita-wanita seksi, namun Seth lebih memilih terkurung di dalam mobil berdua dengan Isabella. "Jika ku tahu kau tidak mau menemani ku, seharusnya aku menghubungi Christian saja." lanjut Isabella Seth terdiam, fokus mengemudi agar keduanya cepat sampai mansion. Sesaat ia kembali menatap Isabella yang tengah mengetik sesuatu di ponselnya "Christian pun tidak akan bisa menemani mu," celetuk Seth Setelah itu muncul bunyi notifikasi dari ponsel Isabella. Bola matanya melebar tatkala membaca pesan masuk "Kau tau dari mana?" tanya Isabella Seth mengedikan bahunya,"Tebakan saja." Mulu
Hari demi hari Seth melakukan tugasnya sebagai bodyguard Isabella. Melihat gadis itu setiap hari membuat Seth semakin jatuh cinta. Meski kerap beberapa kali ia masih tidak menyangka jika ia mengalami kejadian luar biasa, yaitu mengulang kembali kehidupannya. "Aku akan pulang dengan Christian, jadi kau tak perlu menjemput ku," ucap Isabella setelah mobil berhenti di parkiran kampus "Kita sudah membahas ini, Nona." balas Seth "Tuan James akan kembali malam nanti. Jadi lebih baik Nona segera pulang begitu kelas selesai," tambah Seth Ketahuilah bahwa Christian tidak mungkin mengantar Isabella langsung ke mansionnya, pasti pria itu akan mengajak Isabella entah kemana dulu sebelum mengembalikan anak gadis itu ke mansionnya. Isabella menepuk jidatnya,"Astaga, benar. Aku lupa jika malam ini ayah akan kembali." James River, seorang pengusaha kaya dan terkenal itu kini akan kembali ke mansion megahnya setelah melakukan perjalanan bisnisnya "Masuklah, jam pelajaran mu sebentar lagi di m
Isabella datang memenuhi janji temunya dengan teman-temannya di salah satu cafe terkenal. Dengan balutan rok jeans selutut dan crop top berwarna putih dan ditutup dengan jaket leater hitamnya Isabella duduk menyilang setelah melakukan kecup-kecup manja dengan ketiga temannya "Kau sangat cantik hari ini Belle," puji Viviane "Terimakasih. Kau pun tak kalah cantik dengan ku." balas Isabella Kening Isabella mengerut lantaran melihat Mona dan Lindsey menatap ke arahnya, tepatnya menatap sesuatu di balik punggung Isabella Isabella pun menoleh mengikuti arah pandang kedua temannya. Sedetik kemudian ia menghela nafas tatkala mengetahui apa yang menjadi pusat perhatian dua gadis di depannya itu "Really? Kenapa kalian mentapnya sampai begitu?" tanya Isabella bingung. Masalahnya Mona dan Lindsey menatap Seth dengan tatapan cabul "Tampannya. Lihatlah otot-otot di tangannya, aku jadi membayangkan bagaimana otot-otot itu tercetak sempurna di balik jas hitamnya," ucap Mona. Matanya masih mena
"Kau yakin tak mau ku antar pulang?" tanya Christian setelah menunggu Isabella usai dengan kelasnya "Tidak usah. Lagipula aku sudah meminta pengawal ku untuk menjemput ku." balas Isabella, sengaja ia memilih pulang bersama Seth karena siang tadi ia meninggalkan pria itu "Baiklah kalau begitu. Bilang saja kepada ku kalau ingin di jemput lagi" Isabella mengangguk paham. Lantas mereka berciuman sejenak sebelum Christian meninggalkan Isabella "Kenapa dia hanya membaca pesan ku?" gumam Isabella saat melihat pesannya hanya dibaca saja oleh Seth, biasanya pria itu akan membalasnya meski hanya dengan kata 'Oke' Isabella pun memilih menunggu sembari duduk di salah satu kursi. Sesekali menyapa sapaan teman-temannya ketika mereka melaluinya "Astaga kenapa dia lama sekali?" Isabella mulai lelah menunggu Seth yang belum juga datang, berkali-kali mengirim pesan dan menelponnya, namun tak ada tanda-tanda Seth membalas atau mengangkatnya. Padahal jarak mansion ke kampus hanya membutuhkan waktu
Pagi harinya Isabella kembali melakukan rutinitasnya, berolahraga untuk menjaga bentuk tubuh dan kesehatannya. Hari ini jadwal kuliahnya pukul satu siang, masih banyak waktu luang yang akan Isabella gunakan untuk berleha-leha di mansionnya "Kemana kanebo kering itu?" gumam Isabella , tak mendapati batang hidung Seth di dalam mansion Isabella pun mengelap keringatnya dengan handuk kecil, setelah berolahraga ia meminum smooties yang telah di siapkan oleh pelayannya. Duduk dengan tenang di meja makan sembari menikmati minumnya, lalu ekor matanya bergerak ketika mendapati Seth berjalan ke arahnya Hampir tersedak karena melihat tubuh bagian atas Seth yang terpampang otot-otot menakjubkan yang memanjakan mata. Pria itu dengan santai berjalan dalam keadaan bertelanjang dada dengan peluh yang membasahi tubuh atletisnya Lalu Isabella beralih melihat Seth meraih gelas yang sudah terisi air mineral dan meneguknya hingga tandas. Jakun pria itu naik turun yang sialnya semakin membuat pria itu
Matanya membulat sempurna, tubuhnya tersentak lalu terduduk dengan dada berdegup kencang. Matanya melirik kesana-kemari dan mendapati dirinya terbangun di atas ranjang, pening menghantam kepalanya tatkala memori-memori mengerikan itu muncul di kepalanya. Ia meremas surainya dengan mata munutup rapat, terlalu nyata baginya jika semua yang ada di kepalanya adalah mimpi semata"Tidak! Tidak! Itu bukan mimpi, aku sangat yakin itu adalah kenyataan. Lalu-" gumamnyaIa pun turun dari ranjangnya dan membuka jendelanya, nampak matahari sudah mulai menampakan dirinya. Setelah itu ia pun berlari melihat ponselnya yang tersimpan di atas nakas lalu melihat kalenderMatanya melotot tatkala menyadari jika dirinya mungkin hidup kembali atau bisa dikatakan mengulang waktu, dan ia kembali ke empat tahun sebelum kejadian mengerikan itu"Bella..." lirihnyaLantas kakinya kembali berlari menuju pintu kamarnya untuk memastikan bahwa ini bukanlah sebuah mimpi atau halusianasinya sajaKetika tangannya sudah
Bagaimana seorang Isabella Maria River dibungkam oleh satu demi satu fakta tentang suaminya. Pria yang telah bersamanya selama tiga tahun dalam membangun bahtera pernikahan mengkhianatinya sedemikian rupa. Kata sakit tidak bisa menggambarkan hatinya yang lebam membiru, suaminya berulang kali menyakitinya tetapi cintanya selalu mengalah untuk memaafkan pria yang terus menyiksanya secara fisik dan mental.Isabella mendongak, menatap pria yang dicintainya dengan sedih"Mengapa? Mengapa kau berubah, Chris?" tanya IsabellaChristian berdecak mendengar kata-kata Isabella, sama sekali tidak merasa kasihan pada kondisi mengerikan Isabella karena tindakannya,"Berubah? Aku tidak pernah berubah Isabella, Inilah aku yang sebenarnya."Isabella terisak, dadanya sakit karena membentur ujung meja yang runcing. Beberapa kali mengerjapkan matanya mencoba untuk menjaga kesadarannya tetap terjaga"Aku mohon berhenti, perutku sakit. Aku takut jika sesuatu terjadi pada bayi kita." Bella memeluk perutnya ya