Beranda / Fantasi / Half Wolf / Penuh Tanya

Share

Penuh Tanya

last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-10 14:37:41

Setelah beberapa saat akhirnya Maria bisa tenang.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Maria?" tanya Rubina penasaran.

"Entahlah, aku tak merasakan apa pun," jawab Monga sama-sama penasaran.

"Sepertinya dia benar-benar kesakitan!"

Monga menganggukan kepalanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padanya?" tanyanya sendiri.

"Aku tak merasakan kekuatannya?"

Lamunan Monga buyar saat seorang Maid mendatanginya.

"Tuan, Raja Aiden sudah tiba," ucapnya pelan.

"Raja Aiden?" tanya Rubina terkejut.

"Kamu tak perlu khawatir, aku sudah memastikannya dia tak berpihak pada siapa-siapa?" jawab Monga beranjak dari sana.

Rubina hanya menganggukan kepalanya. Walaupun Monga mengatakan kalau Raja Aiden tak berpihak pada siapapun tetap saja Raja Aiden itu putra Raja Amung.

"Selamat datang Raja Aiden," sambut Monga begitu melihat Raja Aiden dan beberapa pengawal setianya datang ke kediaman Rubina.

"Bagaimana keadaan Maria saat ini?" tanyanya cemas.

"Keadaan Maria aman di sini," jawab Monga.

"Apa di sini Maria benar-benar aman?"

"Yah, ada beberapa pasukan yang berjaga di sini."

Raja Aiden pun menganggukan kepalanya.

Bom asap pun muncul dari arah atas semua bergegas melindungi Raja Aiden buru-buru menutup hidungnya.

"Lindungi Raja Aiden dan juga Maria," teriak Mongga.

Ruangan penuh dengan asap hitam pekat sampai tak bisa melihat apa pun di sekitar.

Seseorang mendekati Maria.

"Kekuatanmu akan segera bangkit jadi bersiaplah," bisiknya pelan.

Seketika Maria pun membuka matanya. Semuanya gelap tak ada yang bisa dilihat.

"Aku ada di mana?" tanya Maria sendiri.

Gadis ini pun beranjak bangun, tak terlihat apa pun di depannya. Benar-benar gelap sekali.

"Apa itu?" tanya Maria saat sebuah cahaya menghampirinya.

Tubuh Maria pun mulai masuk ke dalam cahaya yang kini memasuki melalui aliran darahnya. Seluruh tubuhnya terasa penuh dan penuh energi.

"Maria," panggil seseorang.

Gadis tersebut tak tau siapa yang memanggilnya.

"Maria."

Suara panggilan itu tak hanya dari satu suara saja tapi mulai beberapa terdengar suara-suara memanggilnya dan setelah itu Maria tak sadar dengan semua yang terjadi padanya.

Beberapa saat kemudian Maria pun membuka matanya dan terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Apa yang terjadi?" tanyanya bingung karena semuanya hancur dihadapannya.

"Maria," panggil Monga dengan bahu yang terluka menghampirinya.

Maria melihat sekitarnya tak hanya Monga saja yang terluka akan tetapi, beberapa prajurit pun terluka.

"Apa yang terjadi?" tanya Maria tak ingat dengan semua yang terjadi.

"Nanti, akan aku ceritakan apa yang terjadi?"

Maria menganggukan kepalanya walau sebenarnya ia sangat penasaran sekali.

"Sekarang kamu yang lebih penting."

Maria beranjak dari sana beberapa orang beranjak bangun dari runtuhan bangunan rumah Rubina.

Seseorang keluar dari runtuhan bangunan dan langsung batuk-batuk karena asap terhirup banyak.

"Raja Aiden," panggil Monga meninggal Maria menghampiri raja mereka.

"Raja Aiden?" tanya Maria sendiri menoleh ke arah laki-laki yang ditolong oleh Monga.

"Aku tak apa-apa, hanya terkejut saja dengan kekuatan Maria," jawabnya menoleh ke arah Maria.

"Sepertinya kamu terluka parah Monga?"

"Tak apa-apa, hanya luka biasanya saja," jawabnya.

Maria tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Apa semua ini karena aku?" tanya Maria sedih.

Rubina pun menghampiri mereka dengan tubuh yang begitu kotor.

"Beberapa korban sudah di evakuasi," ucapnya pada Monga.

"Ada korban jiwa?" tanya Monga lagi.

"Tak ada hanya luka ringan saja, karena semuanya langsung sigap menyelamatkan diri," jawab Rubina.

Rubina menoleh ke arah Maria, dengan tatapan penuh rasa khawatir dan juga takut akan tetapi, ia buru-buru tersenyum pada Maria untuk menutupi semuanya.

Semuanya pun dipindah ke paviliun belakang karena rumah utama benar-benar hancur tak tersisa.

"Semuanya sudah selamat tak ada lagi korban yang terperangkap dalam reruntuhan," lapor Kriston.

"Kalian harus menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Maria karena ia merasa semua ini terjadi karenanya.

Semuanya saling melihat bingung bagaimana menjelaskan pada Maria.

"Sebenarnya kita juga tak tau apa yang terjadi?" tanya Monga tiba-tiba berbicara saat semua orang bingung dengan pikiran masing-masing.

"Maksud Anda bagaimana?" Maria tak mengerti pertanyaan dari Monga.

Maria sedang bertanya pada Monga tapi, Monga malah bertanya balik padanya.

"Kamu tiba-tiba saja bangun dengar aura yang begitu besar seperti kerasukan sesuatu."

"Kerasukan?" Maria mengerutkan keningnya ia mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu memang tak melakukan apa pun hanya saja bangunan rumah Rubina tiba-tiba saja bergetar seperti ada gempa bumi?"

Maria masih saja menerka-nerka ucapan Monga akan tetapi, ia tak mengerti sama sekali.

"Dalam waktu sekian detik semuanya hancur secara perlahan dan semua orang menyelamatkan diri."

"Setelah itu?" Maria penasaran cerita Monga tentang semua ini.

"Aku berusaha menyadarkanmu akan tetapi, aku terpental karena kekuatan tubuhmu begitu besar."

"Kekuatan apa?"

"Apa mungkin aku mempunyai kekuatan dalam tubuhku?" tanya Maria lagi sembari melihat kedua tangannya.

"Entahlah, karena itu kamu harus dijaga agar kekuatanmu tak menyakiti siapapun?"

Tiba-tiba saja Maria menangis. Rubina pun menghampirinya dan merangkulnya.

"Kamu tak perlu khawatir, kita akan menjagamu di sini," ucapnya.

"Maria," panggil seseorang.

Maria mengangkat kepalanya. "Siapa yang memanggilku?" tanyanya.

Semua orang saling melihat.

"Tak ada yang memanggilmu," jawab Monga melihat sekitar.

"Maria, hanya kamu yang bisa mendengarkanku," ucapnya lagi.

Maria menutup kedua telinganya. "Siapa kamu?" tanyanya.

"Dengarkan aku!"

"Aku tak mau mendengarkanmu, pergi dari pikiranku?"

"Aku tak akan pergi sebelum kamu bangkit."

"Pergi ... pergi."

Maria ketakutan sembari menutup kedua telinganya. Semuanya melihat ke arah Maria.

"Lebih baik, Maria istirahat saja mungkin dia berhalusinasi," ucap Raja Aiden sedari tadi memperhatikan Maria.

"Aku tak berhalusinasi, suara ini begitu jelas terdengar di kepalaku terus saja memanggilku," ungkap Maria memohon.

"Yah sudah biarkan Maria beristirahat," ucap Monga lagi sembari melihat ke arah Rubina.

Rubina pun menganggukan kepalanya dan membawa Maria ke kamarnya untuk istirahat.

"Rubina, percayalah padaku," ungkap Maria saat keduanya sampai di kamarnya.

"Aku mempercayaimu Maria, karena itu kamu istirahat saja," jawab Rubina meninggalkan Maria sendirian.

"Kamu tak mempercayaiku Rubina!"

Maria menundukan kepalanya.

"Maria," panggil seseorang lagi.

"Pergi," teriak Maria lagi menutup kedua telinganya.

"Aku sudah katakan hanya kamu yang bisa mendengar suaraku?"

Maria mengelengkan kepalanya benar-benar takut dengan suara itu. Semenjak kejadian itu banyak hal aneh terjadi pada Maria.

"Maria, jangan pernah mempercayai Monga ataupun Rubiana."

Maria membuka tangannya dari telinganya. Merasa bingung dengan suara entah dari mana asalnya terus saja memanggilnya.

"Sebenarnya kamu siapa?" tanya Maria merasa ketakutan sendiri.

"Aku akan membimbingmu sampai kekuatanmu bangkit karena itu bersiaplah."

"Siapa kamu?"

Maria terus saja bertanya tapi, tak ada jawaban sama sekali. Beberapa kali Maria menanyakannya tapi, Maria tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Bab terkait

  • Half Wolf   Siapa Rubina?

    Maria menundukan kepalanya ia merasa stres karena suara-suara dipikirannya. "Maria," panggil suara dari pikirannya. "Pergi ... pergi." "Kamu jangan takut Maria." Maria menundukan kepalanya sembari meneteskan air matanya. "Aku takut ... aku mohon jangan ganggu aku," pinta Maria menangis tersedu-sedu. "Aku akan menjagamu karena itu kamu jangan takut."Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Seketika suara-suara itu pun menghilang. Seseorang membuka pintu kamarnya. "Maria," panggil Rubina sembari membawakan makanan dalam nampan. "Maria, kamu kenapa?" tanyanya saat melihat Maria sedang menangis sejadi-jadinya. Rubina menyimpan nampan dan segera menghampiri Maria. "Ada apa denganmu?" tanyanya lagi sembari memeluknya. Entah kenapa ada hawa panas dari tubuh Maria membuat Rubina pun melepaskan pelukannya. Tanpa disadarinya pakaian Rubina pun terbakar. "Kenapa pakaian Anda terbakar?" tanya Maria terkejut. Rubina sama-sama terkejut berusaha memadamkan api menjalar terus ke s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Half Wolf   Siapa Kamu?

    Rubina tersenyum pada Kriston. "Saya Rubina," memperjelas tentang dirinya sendiri kalau ia benar-benar Rubina. "Dua hari lalu tubuh Anda hangus terbakar sekarang Anda baik-baik saja?" Kriston masih menatap Rubina dengan tatapan tak percaya. "Dari kecil saya sudah belajar beberapa mantra penyembuh karena itu tubuh saya pulih seperti semula," tuturnya menjelaskan. Kriston tak mengatakan apa-apa dan masih penasaran dengan ucapan Rubina tentang mantra penyembuh itu. Apa benar-benar ada mantra seperti itu?Rubina tersenyum dan melewati Kriston untuk melihat keadaan Maria, masih belum sadar dari dua hari yang lalu. "Tubuh Anda begitu luar biasa, luka separah itu bisa sembuh dalam waktu dua hari," tambah Raja Aiden sambil tersenyum. "Raja tak perlu memuji seperti itu ... hal ini sudah terbiasa di keluarga saya selama nyawa saya masih ada, saya bisa pulih kembali," tuturnya menjelaskan semuanya. Raja Aiden tersenyum. Rubina tersenyum dan mencoba membaca pikiran Raja Aiden tapi, laki-l

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Half Wolf   Mencari Kesempatan

    Black pun muncul sebagai pemimpin BlackTown menemui Maria yang masih terbaring di tempat tidur. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya melihat Maria seperti itu. "Entahlah, aku tak bisa mendekatinya," jawab Red sama-sama berada di sana. Black pun berjalan pelan mendekati Maria. Aura Maria saat ini begitu besar sekali sampai manusia biasa mampu merasakannya. "Black, kamu tak bisa mendekati Maria begitu saja!" seru Red mencoba memperingatinya karena ia melihat langsung bagaimana Rubina hangus terbakar saat menyentuh Maria. "Kamu tak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja," jawab Black. Saat Black mendekati Maria tiba-tiba saja sebuah cahaya muncul dan Black pun tersedot masuk ke dalamnya sampai Red terkejut karena itu. Dalam hitungan detik Black sudah hilang di depannya. "Black, di mana kamu?" tanya Red bingung ke mana mencari Black. Red mencari sekitar akan tetapi, Black tak ada di mana-mana. "Black, kamu jangan becanda denganku?" Tak ada jawaban dari pemimpinnya Red pun b

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Half Wolf   Maria

    Seketika Maria terkejut begitu ia membuka pintu rumahnya. "Ayah, ibu," panggilnya terkejut sampai tak bisa berkata-kata melihat orang tuanya terasa berlumuran darah di lantai rumahnya. "Ayah, ibu apa yang terjadi pada kalian?" tanyanya sembari menghampiri tubuh mereka yang sudah tak bernyawa. Maria menangis sejadi-jadinya sampai tanpa sadar, bola matanya berubah menjadi merah, kuku-kuku tangannya pun mulai panjang begitu cepat dan dari dalam mulutnya muncul taring-taring tajam. Maria pun mulai mengaum dengan begitu keras sampai siapapun yang mendengarnya merinding seketika. Maria keluar dari rumahnya dan dengan cepat menghabisi semua orang yang ada di depannya dalam hitungan detik. Nyawa-nyawa tak bersalah pun tewas tanpa ada ampun mati di tangan Maria. Dalam hitungan menit desa itu pun berubah menjadi lautan darah. "Pak, tolong Monster Serigala mengamuk di desa," lapor seseorang dengan kondisi yang memperhatikan saat ia sampai di kantor kepala desa. "Apa yang kamu katakan?" t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Half Wolf   Apa Yang Terjadi?

    Maria masih saja menundukan kepala dan seseorang mendekatinya. "Maria," panggilnya pelan. Gadis itu masih saja menundukan kepalanya. "Maria," panggilnya lagi. Maria pun mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah luar. Seseorang membuka jubahnya begitu Maria menoleh. "Pak Monga," panggilnya mendekati jeruji besi. "Apa yang terjadi?" tanyanya pelan. "Aku tak tau aku tak ingat," jawabnya menundukan kepalanya. "Kenapa kamu menyerahkan diri?""Aku tak tau, aku merasa semua salahku." "Harusnya kamu tak boleh menyerahkan diri untuk perbuatan yang tidak kamu lakukan!" "Tapi, tanganku penuh darah!" "Apa kamu ingat sebelum terjadi kekacauan ini?" "Orang tuaku tewas begitu aku pulang ke rumah!" "Itu yang aku ingat?" Pak Monga menoleh ke arah Maria. Pria itu tak mengatakan apa-apa akan tetapi, ada yang ia pikirkan. "Kamu sabar di sini sampai aku menemukan cara untuk membebaskan mu jika Raja Aiden tak membebaskan mu." Maria menganggukan kepalanya. "Aku harap kamu tak mengatakan apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Half Wolf   Sisi Lain

    Beberapa orang yang memakai jubah hitam pun membuka jubahnya. "Sial, lagi-lagi kita kalah," gumam seseorang sembari menendang batu di depannya. "Kita kalah jumlah," jawab ketua mereka. "Bukankah kita harus menyelamatkan Maria?" tanya salah seorang dari mereka yang bernama Red. Ketua dari kelompok itu pun menghembus napas panjang. Sudah hampir lima tahun ia mendirikan kelompok rahasia ini. Para anggota kelompok ini, utusan langsung dari Raja sebelumnya sebelum Raja Aiden. Raja Amung sudah memperkirakan akan terjadi seperti ini. Identitas anggota kelompok begitu dirahasiakan terdiri dari kalangan biasa dan juga bangsawan yang masih mendukung penuh Raja Amung. "Kita harus lebih cepat untuk menemukan kondisi Maria," ucap ketua itu serius. Semua menganggukkan kepalanya. Hanya ketua mereka yang tak pernah memperlihatkan wajahnya seperti apa. Semua anggota selalu menuruti perintah ketua yang dipilih langsung oleh Raja Amung sebelum ia wafat karena diracun oleh para pengkhianat kera

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Half Wolf   Memastikan

    Black terus saja membaca mantra-mantra yang ia lontarkan dengan semua persiapkan sampai selesai. "Aku harus ke sana untuk memastikan kalau Maria benar-benar dia," gumamnya. Suara ketukan pintu pun membuyarkan lamunannya. Red pun membuka pintu ruangan itu. "Ketua, semua anggota sudah berkumpul untuk rapat," ucapnya. Black menganggukan kepalanya dan beranjak bangun. Seluruh anggota BlackTown sudah berkumpul. Semua memakai jubah dan topeng hitam untuk mengetahui sesama anggota mereka diberikan gelang khusus hanya bisa dilihat oleh anggota BlackTown sendiri. "Kalian sudah tau apa tujuan kalian dikumpulkan di sini?" tanya Black serius. Semua menganggukan kepalanya. "Kita tau tujuan kita di sini?" "Tak hanya untuk melindungi bangsa kita dan juga melindungi satu-satunya keturunan dari Serigala Hitam dari manusia serakah yang ingin menghabisi bangsa kita," tutur Black serius. Semua menganggukan kepalanya. "Kita sudah memastikan kalau Maria itu keturunan Serigala Hitam ...." "Maaf

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Half Wolf   Memastikan Bagian

    Black menyeringai begitu semua anggota mengucapkan sumpah itu. "Sumpah itu tak hanya sekedar ucapan tapi juga pengakuan bangsa kita bangsa serigala," ucap Black. "Hidup bangsa serigala," ungkap semua bersorak. Hanya Yellow dan Blue yang merasa kesakitan di sini. Walau rasa sakit Blue tak seperti Yellow namun, keduanya menyesali semua pengkhianatan mereka. *** Maria masih menjerit-jerit kesakitan, gadis ini hanya bisa mendengar suara-suara aneh dari dalam pikirannya entah apa itu. Tak ada yang bisa membantunya. Semakin merasa kesakitan telinga Maria mengeluarkan darah secara terus-menerus sampai gadis ini tak sadarkan diri. Tak ada yang berani mendekati Maria pada saat ini. Semua takut untuk bisa mendekat hanya Kriston saja yang mau mengendongnya untuk ia baringkan di tempat tidur. "Tolong, panggilkan dokter," pinta Kriston. Semuanya terdiam termasuk Rubina dan Monga masih terkejut, bingung tak tau harus bagaimana?" Kriston mengerutkan keningnya karena tak ada yang meresponny

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26

Bab terbaru

  • Half Wolf   Mencari Kesempatan

    Black pun muncul sebagai pemimpin BlackTown menemui Maria yang masih terbaring di tempat tidur. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya melihat Maria seperti itu. "Entahlah, aku tak bisa mendekatinya," jawab Red sama-sama berada di sana. Black pun berjalan pelan mendekati Maria. Aura Maria saat ini begitu besar sekali sampai manusia biasa mampu merasakannya. "Black, kamu tak bisa mendekati Maria begitu saja!" seru Red mencoba memperingatinya karena ia melihat langsung bagaimana Rubina hangus terbakar saat menyentuh Maria. "Kamu tak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja," jawab Black. Saat Black mendekati Maria tiba-tiba saja sebuah cahaya muncul dan Black pun tersedot masuk ke dalamnya sampai Red terkejut karena itu. Dalam hitungan detik Black sudah hilang di depannya. "Black, di mana kamu?" tanya Red bingung ke mana mencari Black. Red mencari sekitar akan tetapi, Black tak ada di mana-mana. "Black, kamu jangan becanda denganku?" Tak ada jawaban dari pemimpinnya Red pun b

  • Half Wolf   Siapa Kamu?

    Rubina tersenyum pada Kriston. "Saya Rubina," memperjelas tentang dirinya sendiri kalau ia benar-benar Rubina. "Dua hari lalu tubuh Anda hangus terbakar sekarang Anda baik-baik saja?" Kriston masih menatap Rubina dengan tatapan tak percaya. "Dari kecil saya sudah belajar beberapa mantra penyembuh karena itu tubuh saya pulih seperti semula," tuturnya menjelaskan. Kriston tak mengatakan apa-apa dan masih penasaran dengan ucapan Rubina tentang mantra penyembuh itu. Apa benar-benar ada mantra seperti itu?Rubina tersenyum dan melewati Kriston untuk melihat keadaan Maria, masih belum sadar dari dua hari yang lalu. "Tubuh Anda begitu luar biasa, luka separah itu bisa sembuh dalam waktu dua hari," tambah Raja Aiden sambil tersenyum. "Raja tak perlu memuji seperti itu ... hal ini sudah terbiasa di keluarga saya selama nyawa saya masih ada, saya bisa pulih kembali," tuturnya menjelaskan semuanya. Raja Aiden tersenyum. Rubina tersenyum dan mencoba membaca pikiran Raja Aiden tapi, laki-l

  • Half Wolf   Siapa Rubina?

    Maria menundukan kepalanya ia merasa stres karena suara-suara dipikirannya. "Maria," panggil suara dari pikirannya. "Pergi ... pergi." "Kamu jangan takut Maria." Maria menundukan kepalanya sembari meneteskan air matanya. "Aku takut ... aku mohon jangan ganggu aku," pinta Maria menangis tersedu-sedu. "Aku akan menjagamu karena itu kamu jangan takut."Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Seketika suara-suara itu pun menghilang. Seseorang membuka pintu kamarnya. "Maria," panggil Rubina sembari membawakan makanan dalam nampan. "Maria, kamu kenapa?" tanyanya saat melihat Maria sedang menangis sejadi-jadinya. Rubina menyimpan nampan dan segera menghampiri Maria. "Ada apa denganmu?" tanyanya lagi sembari memeluknya. Entah kenapa ada hawa panas dari tubuh Maria membuat Rubina pun melepaskan pelukannya. Tanpa disadarinya pakaian Rubina pun terbakar. "Kenapa pakaian Anda terbakar?" tanya Maria terkejut. Rubina sama-sama terkejut berusaha memadamkan api menjalar terus ke s

  • Half Wolf   Penuh Tanya

    Setelah beberapa saat akhirnya Maria bisa tenang. "Sebenarnya apa yang terjadi pada Maria?" tanya Rubina penasaran. "Entahlah, aku tak merasakan apa pun," jawab Monga sama-sama penasaran. "Sepertinya dia benar-benar kesakitan!" Monga menganggukan kepalanya. "Sebenarnya apa yang terjadi padanya?" tanyanya sendiri. "Aku tak merasakan kekuatannya?" Lamunan Monga buyar saat seorang Maid mendatanginya. "Tuan, Raja Aiden sudah tiba," ucapnya pelan. "Raja Aiden?" tanya Rubina terkejut. "Kamu tak perlu khawatir, aku sudah memastikannya dia tak berpihak pada siapa-siapa?" jawab Monga beranjak dari sana. Rubina hanya menganggukan kepalanya. Walaupun Monga mengatakan kalau Raja Aiden tak berpihak pada siapapun tetap saja Raja Aiden itu putra Raja Amung. "Selamat datang Raja Aiden," sambut Monga begitu melihat Raja Aiden dan beberapa pengawal setianya datang ke kediaman Rubina."Bagaimana keadaan Maria saat ini?" tanyanya cemas. "Keadaan Maria aman di sini," jawab Monga. "Apa di sin

  • Half Wolf   Memastikan Bagian

    Black menyeringai begitu semua anggota mengucapkan sumpah itu. "Sumpah itu tak hanya sekedar ucapan tapi juga pengakuan bangsa kita bangsa serigala," ucap Black. "Hidup bangsa serigala," ungkap semua bersorak. Hanya Yellow dan Blue yang merasa kesakitan di sini. Walau rasa sakit Blue tak seperti Yellow namun, keduanya menyesali semua pengkhianatan mereka. *** Maria masih menjerit-jerit kesakitan, gadis ini hanya bisa mendengar suara-suara aneh dari dalam pikirannya entah apa itu. Tak ada yang bisa membantunya. Semakin merasa kesakitan telinga Maria mengeluarkan darah secara terus-menerus sampai gadis ini tak sadarkan diri. Tak ada yang berani mendekati Maria pada saat ini. Semua takut untuk bisa mendekat hanya Kriston saja yang mau mengendongnya untuk ia baringkan di tempat tidur. "Tolong, panggilkan dokter," pinta Kriston. Semuanya terdiam termasuk Rubina dan Monga masih terkejut, bingung tak tau harus bagaimana?" Kriston mengerutkan keningnya karena tak ada yang meresponny

  • Half Wolf   Memastikan

    Black terus saja membaca mantra-mantra yang ia lontarkan dengan semua persiapkan sampai selesai. "Aku harus ke sana untuk memastikan kalau Maria benar-benar dia," gumamnya. Suara ketukan pintu pun membuyarkan lamunannya. Red pun membuka pintu ruangan itu. "Ketua, semua anggota sudah berkumpul untuk rapat," ucapnya. Black menganggukan kepalanya dan beranjak bangun. Seluruh anggota BlackTown sudah berkumpul. Semua memakai jubah dan topeng hitam untuk mengetahui sesama anggota mereka diberikan gelang khusus hanya bisa dilihat oleh anggota BlackTown sendiri. "Kalian sudah tau apa tujuan kalian dikumpulkan di sini?" tanya Black serius. Semua menganggukan kepalanya. "Kita tau tujuan kita di sini?" "Tak hanya untuk melindungi bangsa kita dan juga melindungi satu-satunya keturunan dari Serigala Hitam dari manusia serakah yang ingin menghabisi bangsa kita," tutur Black serius. Semua menganggukan kepalanya. "Kita sudah memastikan kalau Maria itu keturunan Serigala Hitam ...." "Maaf

  • Half Wolf   Sisi Lain

    Beberapa orang yang memakai jubah hitam pun membuka jubahnya. "Sial, lagi-lagi kita kalah," gumam seseorang sembari menendang batu di depannya. "Kita kalah jumlah," jawab ketua mereka. "Bukankah kita harus menyelamatkan Maria?" tanya salah seorang dari mereka yang bernama Red. Ketua dari kelompok itu pun menghembus napas panjang. Sudah hampir lima tahun ia mendirikan kelompok rahasia ini. Para anggota kelompok ini, utusan langsung dari Raja sebelumnya sebelum Raja Aiden. Raja Amung sudah memperkirakan akan terjadi seperti ini. Identitas anggota kelompok begitu dirahasiakan terdiri dari kalangan biasa dan juga bangsawan yang masih mendukung penuh Raja Amung. "Kita harus lebih cepat untuk menemukan kondisi Maria," ucap ketua itu serius. Semua menganggukkan kepalanya. Hanya ketua mereka yang tak pernah memperlihatkan wajahnya seperti apa. Semua anggota selalu menuruti perintah ketua yang dipilih langsung oleh Raja Amung sebelum ia wafat karena diracun oleh para pengkhianat kera

  • Half Wolf   Apa Yang Terjadi?

    Maria masih saja menundukan kepala dan seseorang mendekatinya. "Maria," panggilnya pelan. Gadis itu masih saja menundukan kepalanya. "Maria," panggilnya lagi. Maria pun mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah luar. Seseorang membuka jubahnya begitu Maria menoleh. "Pak Monga," panggilnya mendekati jeruji besi. "Apa yang terjadi?" tanyanya pelan. "Aku tak tau aku tak ingat," jawabnya menundukan kepalanya. "Kenapa kamu menyerahkan diri?""Aku tak tau, aku merasa semua salahku." "Harusnya kamu tak boleh menyerahkan diri untuk perbuatan yang tidak kamu lakukan!" "Tapi, tanganku penuh darah!" "Apa kamu ingat sebelum terjadi kekacauan ini?" "Orang tuaku tewas begitu aku pulang ke rumah!" "Itu yang aku ingat?" Pak Monga menoleh ke arah Maria. Pria itu tak mengatakan apa-apa akan tetapi, ada yang ia pikirkan. "Kamu sabar di sini sampai aku menemukan cara untuk membebaskan mu jika Raja Aiden tak membebaskan mu." Maria menganggukan kepalanya. "Aku harap kamu tak mengatakan apa

  • Half Wolf   Maria

    Seketika Maria terkejut begitu ia membuka pintu rumahnya. "Ayah, ibu," panggilnya terkejut sampai tak bisa berkata-kata melihat orang tuanya terasa berlumuran darah di lantai rumahnya. "Ayah, ibu apa yang terjadi pada kalian?" tanyanya sembari menghampiri tubuh mereka yang sudah tak bernyawa. Maria menangis sejadi-jadinya sampai tanpa sadar, bola matanya berubah menjadi merah, kuku-kuku tangannya pun mulai panjang begitu cepat dan dari dalam mulutnya muncul taring-taring tajam. Maria pun mulai mengaum dengan begitu keras sampai siapapun yang mendengarnya merinding seketika. Maria keluar dari rumahnya dan dengan cepat menghabisi semua orang yang ada di depannya dalam hitungan detik. Nyawa-nyawa tak bersalah pun tewas tanpa ada ampun mati di tangan Maria. Dalam hitungan menit desa itu pun berubah menjadi lautan darah. "Pak, tolong Monster Serigala mengamuk di desa," lapor seseorang dengan kondisi yang memperhatikan saat ia sampai di kantor kepala desa. "Apa yang kamu katakan?" t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status