"Dokter, tolong selamatkan Ibu saya Dok, saya mohon!" pinta Nella dengan mengatupkan kedua tangannya. Memohon dan menangis dihadapan sang Dokter Nira.
"Nona Nella, mohon anda tenang kami akan mengoprasi ibu anda, akan tetapi mohon Nona Nella selesaikan biaya administrasinya dulu," jawab Dokter Nira. Sambil membenarkan kaca matanya.
"Baik Dokter Nira, tolong segera lakukan operasi ibu saya, selamatkan ibu saya, saya akan segera menyelesaikan biaya administrasi secepatnya," ucap Nella.
"Setelah Nona Nella menyelesaikan semua administrasinya kami akan segera melakukan operasi ibu anda sesuai peraturan Rumah Sakit," jawab Dokter Nira. Sambil membenarkan posisi kaca matanya.
"Berapa biaya untuk operasinya Dok?" tanya Nella.
"Sekitar 200 juta," jawab Dokter Nira.
Nella terkejut, mendengar biaya operasi ibunya itu begitu mahal. Bagaimana bisa ia mendapatkan uang sebanyak itu, untuk operasi ibunya. Uang sebanyak itu bagaikan mimpi baginya, untuk menghidupi dirinya dan ibunya saja Nella hanya bekerja dengan gaji yang pas-pasan.
"Nona apa anda baik-baik saja?" tanya Dokter Nira, membangunkan Nella dari lamunannya.
"Iya... Saya tidak apa-apa Dokter Nira," jawab Nella dengan tatapan kosong.
"kalau begitu saya permisi dulu untuk memeriksa pasien lainnya," ucap Dokter Nira. Kemudian pergi meninggalkan Nella.
"Haaahhhh, bagaimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu, 200 juta apa yang harus aku lakukan? apa aku perlu menghubungi Paman dan Bibi untuk meminta tolong meminjamkan uang," gumam Nella dalam hati, sembari memikirkan bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu.
"Hallo.... Paman?" sapa Nella. ketika panggilan itu baru saja tersambung.
"Iya nak, ada apa?" jawab Pamannya, tumben kamu menghubungi Paman," sahut Paman Nella adik dari sang ayah.
"Paman.... bisakah Nella meminjam uang dari Paman? ibu Nella sakit parah, dan harus melakukan operasi, Nella membutuhkan banyak uang, Nella bingung harus mendapatkan uang sebanyak itu dari mana?" jawab Nella dengan nada suara yang lirih dan terdengar gelisah.
"Apa katamu sakit parah?! Kamu butuh berapa nak? Paman akan berusaha membantumu," ucap Paman Nella.
"Biaya operasinya 200 juta Paman," jawab Nella kemudian terdiam.
"Haaa...200 juta! Paman mungkin tidak bisa memberimu uang sebanyak itu, tapi mungkin Paman bisa membantumu sedikit atau mungkin setengahnya, perusahaan Paman juga sedang kritis sekarang jadi Paman tidak bisa memberimu bantuan sebanyak itu."
"Tidak apa- apa Paman, Paman bisa membantu Nella saja, Nella sudah sangat senang sekali setelah Nella bekerja nanti dan mendapatkan gaji Nella akan segera mengembalikannya dengan cara dicicil ya paman."
"Tidak boleh, kami tidak ada uang! Pamanmu tidak akan memberimu pinjaman sepeserpun. Perusahaan sedang kritis hampir bangkrut, malah mau pinjam uang. Apa kamu ingin perusahaan Pamanmu bangkrut?" tanya Bibi Nella sambil berteriak. Kemudian mengambil paksa ponsel suaminya tanpa mendengar lagi perkataannya.
"Bb..bibi..." sahut Nella dengan nada suara gemetar.
"Kamu itu kenapa sih! dia itu keponakanku, ayahnya sudah tidak ada dan sekarang Kakak iparku sedang kritis kamu tidak boleh berbicara seperti itu!" Teriak Paman Nella memarahi istrinya.
"Kalau kamu bersikeras meminjami uang, maka aku dan anak kita akan keluar dari rumah ini! Aku tidak main-main dengan apa yang aku katakan."
Setelah pertengkaran suami istri.
"Hallo nak? apa kamu masih bisa mendengar Paman..?"
"Paman.. Tidak usah, saya akan mencoba mencari pinjaman ke yang lain saja, terimakasih Paman sudah mengobrol dengan Nella, Nella tidak ingin gara-gara Nella, Paman jadi bertengkar."
"Nak maafkan Paman, Paman tidak bisa membantumu karena bibimu mengancam."
"Tidak apa-apa paman, Nella mengerti," jawab Nella kemudian mengakhiri telponnya.
Nella mondar-mandir kesana, kemari sambil menggengam ponselnya, Nella meminta bantuan pada teman dekatnya sewaktu SMA dan juga beberapa saudaranya namun hasilnya nihil.
Ketika Nella sudah berada di ujung ke putus asaan, hanya Renilah sahabat Nella saat SMA, yang bisa memberi bantuan pinjaman untuk dirinya, namun itu pun masih kurang kemudian Nella keluar dari rumah sakit Nella mencoba mencari pekerjaan sampingan.
Hingga kemudian, ia ditawari oleh salah satu temennya jika ia bisa melamar pekerjaan disuatu tempat yang direkomendasikan oleh temannya itu maka, Nella akan mendapatkan gaji yang cukup tinggi. Nella sudah merasa di jalan yang buntu saat ini, kemudian Nella pun mencoba melamar pekerjaan yang telah di rekomendasikan oleh temannya itu.
Tempat itu adalah sebuah "BAR" Yang katanya gajinya cukup tinggi.
"Ini seragammu untuk bekerja, layani tamu dengan baik, jangan membuat masalah, semua dari keluarga kolongmerat dan terhormat kamu mengerti," ucap seorang laki-laki paruh baya yang ternyata seorang Manajer BAR ditempat itu.
"Baik Pak saya mengerti," jawab Nella. Dengan membungkukkan badan sambil memegang seragam kerjanya.
"Iya sudah cepat ganti bajumu segera pergi bekerja, layani tamu dengan baik. Ingat jangan membuat masalah dihari pertamamu bekerja," ucap Manajer itu memberi peringatan.
''Baik Pak Manajer. Maaf bisakah saya tau gaji saya Pak?" tanya Nella memberanikan diri.
"Gajimu hanyalah 10 juta perharinya."
"Eeemmmhh,... bisakah saya mengambil gaji saya sebulan terlebih dahulu Pak? Saya sangat membutuhkan uang itu untuk biaya operasi ibu saya," ucap Nella memberanikan diri.
"Enak saja memangnya tempat ini punya Nenek moyangmu, baru saja diterima bekerja sudah berani mintak gaji sebulan penuh. Apa kamu tidak punya malu! Tidak bisa, tidak bisa! Cepat kembali dan bekerja," ucap Pak manajer.
''Saya mohon, Pak Manajer bantu saya," pinta Nella memohon di depan Pak manajer sembari, membungkukkan setengah badannya berulang kali lalu kembali ke posisi semula.
"Saya bilang tidak bisa ya tidak bisa kamu tidak mengerti bahasa manusia! Kamu butuh uang, kamu bisa melayani tidur kolongmerat jika kamu mau! Haaahh,.." Dengus sang manajer kesal.
"Wajahmu cantik, tubuhmu bagus, indah, mulus, menggoda, semoga saja ada kolongmerat yang tertarik dan memberimu uang yang kau butuhkan," ucap atasan Nella yang bicara tanpa sungkan.
Setelah mendengar hinaan dari Pak manajernya itu, Nella menangis dan langsung keluar ruangan Manajer, lalu pergi menjalankan pekerjaannya, kali ini Nella langsung ditugaskan di ruang vvip.
"Pantas saja baju kerjaku sangat terbuka dan seksi sekali seperti ini dan langsung disuruh melayani tamu ruang vvip."Haaah,.... Dengus Nella dengan napas berat.
"Tidak masalah, yang penting gajiku besar tidak apa dibagian vvip itu. Demi ibuku tidak boleh mengeluh, tidak boleh," ucap Nella menyemangati diri sendiri sambil mengenakan seragam kerjanya.
BERSAMBUNG........
Setelah berganti baju. Nella membawa minuman wine termahal kedalam ruangan VVIP. Katanya banyak bonus besar, jika bisa melayani diruangan tersebut.Hanya tergantung pada keberuntungan saja semoga bisa bertemu dengan orang yang benar-benar baik dan tulus. Serta memberikan bonus tanpa ada maksud tertentu dibelakanganya.Kemudian Nella berjalan perlahan seorang diri, dan memasuki ruangan kelas atas.Sesampainya disana ternyata, sudah ada empat orang lelaki tampan, yang salah satunya adalah orang yang paling populer didunia yaitu Direktur utama perusahaan "Lars Magnus Ericsson" Yang sangat terkenal, baik didalam mau pun diluar negri.Bagaimana tidak, diusia muda ia mampu mengembangkan bisnisnya yang termasuk kategori 10 perusahaaan terbesar di eropa.Banyak sekali gadis yang bermimpi ingin menjadi istrinya. Namun sayang, pria sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita, selain
Perlahan pria itu berjalan mendekat kearahnya. "Direktur Eric," ucap Nella lirih. Nella tercenggang saat melihat ternyata orang itu adalah Direktur Eric, ekspresi dingin yang diberikannya membuat Nella merasa takut, jantungnya berdegub kencang, Nella sangat bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. Teriak, Itu hal yang mustahil tempat ini pasti memiliki privasi yang begitu ketat untuk para pelanggannya berteriak sekeras apa pun tak akan ada bantuan seseorang untuk menolongnya. Yaahh.. Yang ada hanya buang- buang tenaga saja. Direktur Eric berjalan mendekati Nella, kemudian menampakkan kakinya keatas ranjang dan mulai mendekat kearah Nella. Tiba-tiba ia mendekap tubuh Nella, sangking terkejutnya, Nella sampai tak bisa berkata apa-apa kedua matanya melotot dan hampir meloncat keluar saat di dekap oleh seorang pria. Dekapan Direktur Eric begitu kuat hingga Nella merasa sesak dibuatnya. "Direktur Eric, apa ya
Dirumah Nella...Setelah itu Nella membawa jenazah sang bunda pulang kerumah, dan segera mengurus pemakamannya ketika sang bunda sudah di makamkan, air mata Nella mengalir dengan deras mengiringi pemakaman sang bunda yang sangat dicintainya.Satu hari telah berlalu Nella terjaga, dan tidak tidur semalaman penuh ia hanya duduk tepat dihadapan foto sang bunda yang terpajang. Yang dihiasi rangkaian bunga disampingnya, Nella berdoa untuk kepergian bundanya semoga sang bunda tenang di alam barunya.Matanya membengkak karena menangis dan tak tidur semalaman. Nella masih tak menduga ibu yang sangat dicintainya itu telah pergi meninggalkan dirinya secepat ini. Keluarga satu-satunya kini juga pergi meninggalkan dirinya sendiri didunia ini.Ibu yang dicintai, yang selama ini telah membesarkan Nella dengan penuh kasih sayang kini sudah tiada. Memikirkan hal itu membuat hati Nella semakin sakit dan tak rela. Kedua mata Nella sembab karena menangis semalaman. Tidak ma
Keesokan harinya, hari ini bagi Nella harus membuka lembaran yang baru, Nella berusaha tetap menjalankan kehidupannya yang baru dan berusaha tidak terhanyut dalam kesedihan yang begitu lama. "Nella, Hari ini rencana kamu mau melamar kerja dimana?" Tanya Reni sambil mengoleskan lipstik dibibirnya didepan cermin besar yang ada dikamar. "Entahlah,...."Jawab Nella yang masih terlihat bingung. "Kemarin aku sudah bilang padamu kan, diperusahaan Lars Magnus Ericsson, ada lowongan yang cocok untukmu, nanti kamu bisa pergi kesana, dan langsung interview kalau kamu mau, kamu langsung datang saja yah??" ucap Reni. "Yaaahhh,.... Aku akan mempertimbangkan nya," jawab Nella sembari menyiapkan dokumen-dokumen yang harus ia bawa untuk melamar pekerjaan. "kalau begitu aku berangkat ke kantor dulu yah,.... daaaa,.... Semoga sukses," ucap Reni sembari melambaikan tangan dan keluar dari pintu kamarnya. Setelah semuanya selesai, Nella pun bergegas pe
"Mengapa? apa kamu sangat membenciku?" tanya Rangga.Sembari mengepalkan kedua tangannya, Nella hanya terdiam saat Kak Rangga bertanya padanya."Baiklah aku tidak akan memaksamu. Aku tidak akan menanyakan apa pun padamu saat ini. Aku tahu mungkin kamu butuh waktu untuk menerimaku Nella. Tapi aku akan berusaha memenangkan cintamu. Dan berusaha agar kamu bisa menerimaku, Nella izinkan aku untuk mengejar cintamu," ucap Rangga sembari memberikan senyum hangat seperti biasanya.Sembari mengenggam kotak cincin yang hendak ia berikan pada Nella, Dengan sangat erat."Kak Rangga, maaf,... Aku sungguh minta maaf," ucapan Nella berulang kali meminta maaf pada Rangga, sembari menatap wajah pria itu.Lalu menundukkan kepalanya, dalam hati walau pun sangat ingin menerima lamaran dari Kak Rangganya itu, tetap saja, Nella tidak bisa mengatakannya, Nella merasa dirinya sangat menyedihkan dan tidak pantas untuk bersanding dengan Kak Rangga."Kenap
Mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Jhordi, Ericsson tiba-tiba merasa kaget. "Eric, aku sungguh melihat sendiri dengan mata kepalaku, aku berani bersumpah jika gadis itu ada disini, tidak mungkin aku salah lihatkan," ucap Jhordi sembari mengangkat jari kelingkingnya dihadapan Eric. Eric, yang duduk dengan santainya dan di kelilingi oleh wanita-wanita cantik dari golongan kologmerat, maupun selebriti itu hanya diam dan meminum anggur saja ketika ia mendengar Jhordi berkata itu padanya. Ericsson sama sekali tak mengubris, apa yang dikatakan Jhordi. Tak lama kemudian,.. Lowhan dan Lishen baru saja datang, kedatangan kedua pria itu, tentunya menarik perhatian semua orang, yaahh.. Namun seperti biasa kedua pria itu tidak terpengaruh sama sekali pada mereka. Bagi keduanya,seperti ini sudah sangat biasa, kemudian Lowhan dan Lishen menyapa Ericsson dan Jhordi yang tengah duduk sembari menikmati anggurnya yang ada diatas meja. "H
Tuan Sang terpental hingga ke lantai kepalanya terbentur dan berdarah, tendangan itu sangat keras, tepat sasaran, membuat Tuan Sang, tidak bisa mengelaknya. "Dasar, keparat!" ucap presdir Eric. Sembari menatap kearah Tuan Sang, dengan tatapan mengerikan. "Sialan, siapa kamu, jangan ikut campur dengan urusanku, apa kamu tidak tahu siapa saya, hah," teriak Tuan Sang marah, tanpa melihat si pemukul itu. Presdir Eric hanya berdiri melihat Tuan Sang, yang tergeletak di lantai, dengan tatapan mengerikan, iya hanya memberikan tatapan tajam, pada Tuan Sang yang masih tergeletak di lantai itu. "Aku beri kamu pelajaran," ucap Tuan Sang dengan kesal. Kemudian Tuan Sang berbalik badan dan ingin sekali melihat siapa yang punya nyali untuk memukulnya itu.Kemudian Tuan Sang berbalik nampak begitu terkejut, seseorang berbadan tinggi dan kekar yaitu Presdir Eric, tiba-tiba menatapnya dengan tatapan mengerikan. Iyah, tat
Keesokan paginya, suara ponsel Nella berdering terus menerus, Nella terbangun karena suara ponselnya itu. Pantulan sinar matahari mulai menyinari dirinya. Seketika itu Nella tersadar dia tidak ada dirumahnya atau, pesta jamuan. Kamar yang mewah membuat Nella terpana sekaligus takjub."Dimana aku, aduhh..kepala ku pusing," gumam Nella lirih sembari memegang kepalanya yang masih terasa pusing.Nella terkejut ketika melihat dirinya sudah berganti baju dengan sendirinya, kemudian Nella mengingat kejadian kemarin malam, Nella mengingat kembali apa yang terjadi kemarin malam."Kemarin saat aku baru selesai dari kamar mandi, aku bertemu dengan seorang Pak tua brengsek, kemudian aku disuruh minum-minuman yang dibawanya secara paksa, lalu jika tidak salah ingat, Presdir Eric. Oohh iya dia menolongku, astaga apa aku sudah melakukan hal yang tidak senonoh, kemarin malam hingga aku, sudah berganti baju dengan sendirinya. Kenapa aku sedikit melupakan yang terjadi
"Tuan kita sudah sampai," ucap Sang supir yang membuat Eric langsung menghentikan permainannya, dan terlihat jelas rasa kecewa dan kesal diwajah Eric.Permainannya yang sebentar lagi akan tuntas namun terhenti, Nella yang tahu ia memilih diam, ia tidak ingin menambah masalah, apalagi Presdir Eric terlihat jelas jika ia sedang marah dan kesal.Setelah Mereka merapikan kembali pakaiannya masing-masing lalu mereka turun dari mobil. Eric masih menunjukan wajah kesalnya, dan Nella pun hanya mengikutinya saja dan melangkah masuk kedalam hotel yang sangat mewah dan megah, disinilah Presdir Eric adalah tamu vvip, dan Hotel mewah ini sangat prevasi, dan menjaga rahasia pelanggannya, dihotel ini ada sebuah tempat rahasia yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang memiliki wewenang dan ia adalah tamu vvip.Saat akan memasuki ruangan itu ada seorang penjaga yang selalu memeriksa tamunya, termasuk Eric.Diruangan itu akan diadakan acara pelelangan dan acara itu hanya diadakan setahun sekali."M
Nella keluar ruangan ganti dan berjalan kearah Presdir Eric dengan sangat anggun, ia mengenakan gaun berwarna merah ia terlihat begitu cantik, sedangkan Presdir Eric yang menunggu Nella seketika melihat langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Nella terlihat bak bidadari yang tiada duanya yang kirim malaikat hanya untuk Presdir seorang, pakaian yang dikenakan sangatlah cocok, sesuai dengan postur tubuhnya yang ramping, berkulit putih, serta cantik yang natural. "Hhmm, ganti dengan yang lain." "Apa! bukannya dia sendiri yang memintaku mengenakan gaun ini, bukankah gaun ini menurutku gaun yang paling bagus, ah, kenapa disuruh ganti lagi, mana gaun ini sangat berat bahkan untuk mengenakan saja butuh waktu 30 menit," gerutu Nella dengan cemberut dan menunjukan wajah masam. "Baik Tuan, kami akan menunjukan gaun yang lain," ucap pelayan itu. Setelah itu lima pelayan tadi yang melayani Nella untuk berganti baju kini melakukan hal yang sama, gaun y
Setelah Pak Manager berkata semua karyawan tersebut membubarkan diri, dan melanjutkan pekerjaannya masing-masing. Termasuk Nella dan Rina, setelah keributan tadi Rina mengantarkan Nella sampai ke ruangannya."Hahaha, kucing kecilku yang imut ternyata kalau marah bisa menjadi singa ternyata," ucap Nella sambil menatap wajah Rina yang terlihat kesal itu."Hah, salah siapa? Aku kan membantumu tapi kenapa kamu ngatain aku singa menyebalkan," ucap Rina sambil memanyunkan bibirnya."Hahaha, aku kan cuma bercanda Rin, gitu aja manyun, nanti kamu cepat keriput loh hahaha," ucap Nella menghibur"Pokoknya kamu itu nyebelin," sahut Rina."Sudah-sudah ah, jangan cemberut lagi, terima kasih temanku yang baik, Rina memang yang paling cantik, baik hati dan tidak sombong," ucap Nella mendekati Rina sambil mencubit kedua pipinya dengan gemas."Aduh aduh aduh sakit tahu, Kamu itu ya kebiasaan deh sukanya mencubit pipi aku nanti tambah tembem tahu," teriak Rin
Setelah membahas tentang proyek itu, Nella langsung keluar ruangan menuju ruang kerjanya, diluar ruangan Manager banyak karyawan yang memandang Nella dengan sinis, serta berbisik-bisik satu sama lain untuk mengkritik dirinya, hal seperti ini sudah biasa bagi Nella, karena hampir setiap hari Nella menjadi buah bibir di kantor itu. Banyak karyawan yang iri dengannya sehingga Nella lah jadi bahan pergunjingan bagi mereka. Semua ini dikarenakan Nella yang baru saja masuk perusahaan itu beberapa hari yang lalu. Bahkan Nella pun sempat diangkat menjadi sekretaris pribadi presdir Rangga, dan saat presdir Rangga pergi ke inggris Nella tiba-tiba langsung dipindahkan kebagian desainner, bahkan iya pun diangkat di tingkat tinggi yakni desainner tingkat satu. Kerena itulah banyak yang iri terhadapnya. "Lihatlah dia, bisa-bisanya Manager desain memilihnya sebagai perwakilan presentasi perusahaan kita, untuk proyek Lars Magnus Ericsson memangnya apa sih hebatnya dia," ucap s
Di perusahaan NJM grup tepat pukul 08.00 pagi. "Sial ini semua gara-gara Presdir Eric yang brengsek, bisa-bisanya dia melakukannya lagi di pagi hari. Pria yang begitu dingin kenapa jadi sangat mesuman," gumam Nella dalam hati. Saat hendak masuk kedalam ruang desainner. "Huh, Presdir tidak setuju membuat kesepakatan diam-diam. Malah aku sendiri yang menjadi korban, hah, sial banget sih aku," tambah Nella yang berbicara pada dirinya sendiri. Rasanya Nella ingin berteriak sekuat-kuatnya. "Tidak mau melakukan nepotisme, ronde pertama saja sudah kalah telak," lagi-lagi Nella mengerutu sendiri. Nella berjalan sambil berpenggangan tembok, karena ulah Eric semalaman. Dooorr,... Tiba-tiba dari belakang seseorang mengagetkan Nella. "Rina,..." teriak Nella yang terkejut. "Nella pacar kamu ganas banget sih, sampe-sampe kamu untuk berjalan saja sulit. Pacarmu itu harusnya belajar lebih lembut sedikit," ucap Rina yang menggoda Nella.
Beberapa jam kemudian,.... Mereka sampai dirumah itu kali ini Nella tidak dibawa kerumah Presdir Eric yang lama. Namun Nella dibawa ke villa milik pribadi Presdir Eric yaitu Villa Rose gold yang sama besarnya dengan rumah pribadi milik Eric. Villa ini lokasinya sedikit terpencil dan jauh dari keramaian maka jelas saja yang berada di daerah terpencil itu. Iya mungkin saja keindahan di villa ini tak terlihat begitu jelas saat malam hari. Meski begitu bangunan villa rose gold ini sangat besar, mewah dan begitu elegan, walau dimalam hari villa rose gold sepertinya memancarkan aura keindahan sendiri. Villa itu sangatlah luas melewati gerbang pintu saja harus menempuh beberapa menit mengunakan mobil. Villa ini sengaja dirancang khusus untuk seseorang saat sampai didalamnya, villa rose gold tak kalah mewahnya dengan bagian luar justru bagian dalam terlihat lebih mewah lagi. Barang-barang yang ada didalamnya pun mahal dan antik villa ini seperti mimpi
"Baiklah Pak Thore, saya penerima tawaran saya sebagai perwakilan NJM grup saya akan berusaha semaksimal mungkin dan bekerja keras untuk mendapatkan pulau swiss itu," ucap Nella penuh tekad untuk mendapatkan projek itu."Sangat bagus sekali anda menyetujuinya Nona Nella, sakarang apa anda punya rencana untuk mengahadapi perusahaan Lars Magnus Ericsson," ucap Pak Thore pada Nella dan sambil mengambil sebuah kertas putih."Hhmm, saya belum memikirkannya Pak?""Kalau begitu ambil ini, gunakan kartu ini sebagai koneksi sebagai asisten spesial direktur Eric dan kamu harus bisa menghubunginya," ucap Pak Thore sambil memberikan kartu nama asisten spesial dari Direktur Ericsson."Jhordy,...."Ucap Nella dalam hatinya.Melihat kartu nama milik Jhordy, iya teman baik Direktur Eric."Nella saya percaya pada anda," ucap Thore, melihat wajahnya yang serius sambil jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja perlahan-lahan."Aahh,
Keesokan harinya di bandara kota ZX Rangga tak pergi keseriusan pagi pagi. Rangga sempat berkata jadwal terbangnya ke inggris pukul satu siang nanti, jadi Nella menyempatkan makan siangnya pergi ke bandara untuk menemui Rangga, Nella merasa takut pria itu tidak akan kembali lagi. Ya seperti kejadian lalu, tak sempat melihatnya pergi. Jadi kali ini Nella menyempatkan untuk mengantar Rangga ke inggris."Aku sudah di bandara, aku ingin mengantar Kak Rangga, balas chat ku ya Kak jika sudah sampai di bandara." Begitulah sekiranya isi pesan yang kirimkan ke Rangga."Iya sebentar lagi aku sampai di bandara."Isi balasan dari Rangga, setelah beberapa menit Nella mengirimkan sebuah pesan padanya."Baiklah aku akan menunggu Kakak," jawab Nella membalas pesan dari Rangga.15 menit kemudian,....."Nella,..."Panggil Rangga dari kejauhan tempat Nella berdiri.Nella yang mendengar suara yang tak asing itu menoleh, mendengar panggilan seseorang. Dari k
Keesokan harinya.....Sarapanlah dahulu sebelum berangkat bekerja, sambil mengenakan sepatu kerjanya."Memangnya kamu sudah masak, hari ini aku bangun kesiangan jadi tidak sempat masak," Teriak Reni dari dalam kamar mandi."Tentu saja sudah, aku memasak banyak makanan tadi dan aku bangun sangat pagi hanya untuk bisa memasak sarapan kita berdua, aku sudah makan duluan tadi, aku sekarang sudah selesai. Reni kamu jangan lupa makan dulu ya sebelum berangkat kerja. Aku berangkat dulu ya,,.. Byee..." Pamit Nella terburu-buru yang baru saja selesai mengenakan sepatunya dan segera keluar rumah."Iya,,iya,,iya,, hati-hati dijalan," sahut Reni dari dalam kamar mandi dengan suara keras.Hari ini adalah hari pertama Nella berangkat kerja Nella sangat bersemangat, ia bangun pagi-pagi sekali agar cepat sampai diperusahaan lebih awal, bagaimana tidak Kak Rangga akan menjemputnya hari ini suasana hatinya sangatlah senang, ketika orang yang ia sukai datang un