Acara peringatan empat puluh malam mama telah lewat beberapa hari. Mbak Maya, mbak Yani kembali ke tempat mereka masing-masing, tinggal aku dan Dean yang masih tinggal di rumah mama yang sepi. Setelah semua pulang ketempat masing-masing Flora menata rumah, menata kembali halaman yang terlihat gersang, dik Yana dan Meilani senang melihat rumah kembali terlihat terawatt. “Mengapa kalian tidak tinggal di sini saja?” tanya Flora. “Mamah dan papah Meilani tidak mengijinkan kami pergi, mereka kesepian jika kami pergi.” Mama dan papa Meilani keturunan Chinese, Meilani anak satu-satunya, mereka punya perusahaan pemasok makanan ternak ke seluruh daerah Jawa Timur.Yana sekarang dipercaya papanya Meilani menangani perusahaan, karena Meilani tidak mempunyai kemampuan menangani perusahaan makanan ternak, dia lebih fokus pada toko kecil yang dimilikinya menjual perlengkapan bayi. “Kapan mbak Flora balik ke Singa?” tanya Meilani. “Kalau sudah bosan di Surabaya, aku balik.” Kataku berusaha memak
Dua minggu sudah Flora tinggal di Surabaya, ada keinginannya untuk mengadakan interaksi dengan teman-temannya, karena selama ini setiap hari dia interaksi dengan Dean yang semakin hari semakin menggemaskan. Kadang-kadang Meilani dan Yana ke rumah, tapi hanya sementara membawa camilan atau masakan mamanya Meilani. Aku harus menata hatiku jangan sampai gesture tubuhku mengatakan ada sesuatu dengan pernikahanku.Flora tahu teman-temannya kalau bertanya sampai ke akar-akarnya bahkan sampai ke ruang pribadi, apalagi Merlyana, Reno sama sekali tidak ada khabar. Juga dari Krishna. Ada keinginan menghubungi Krishna tapi ditahannya, Flora ingin mengetahui keadaan Liza dan Ami, ditahannya takut akan mengecewakan hatinya jika teleponnya ditolak Liza.Karena hati dan pikirannya gatal terus ingin mengetahui keadaan Reno.Liza dan Ami, akhirnya Flora menelpon Krishna. “Hallo, Krishna?” “Hi. Mrs. Jatmiko, how are you?” “I’am and Dean fine.And how are you?” “I’m fine.Hmm..Do you want to talk with R
Sedang menyiram tanaman, ponsel Flora berbunyi, Ibu Megawati. “Halo Flora. Kita ketemuan?” “ Ibu kan di Surabaya? Saya di Singapura.” Jawab Flora. “Kamu jangan bohong! Kamu ada di Surabaya !” “Siapa bilang saya di Surabaya?” tanya Flora. “Saya tadi ketemu Vivian di pasar Atom, dia bilang kamu ada di Surabaya.Mengapa kamu berbohong padaku? Masih marah? Masih dendam padaku. “ tanyanya. “Tidak bu, maaf saya tidak ingin banyak orang tahu bahwa saya ada di Surabaya.” “Kamu takut Irene mencarimu di Surabaya? Dia sudah balik ke London, dideportasi karena dituduh membunuh pacarnya.” “Oh! “ kata Flora pura-pura kaget. Hidup perlu diisi dengan kepura-puraan , kebohongan meskipun itu white lies, bohong putih ,seperti kata Reno,kita tidak bisa mengumbar semuanya ke publik, ke teman apalagi ke Ibu Megawati, batin Flora. “Ada yang ingin kubicarakan denganmu!” “Mengenai apa?” tanya Flora. “Nanti kalau ketemu akan saya sampaikan.” “Maaf bu saya tidak bisa, tidak ada yang jaga anakku.”
Reno berdiri di ambang pintu yang terbuka, dilihatnya Flora sedang menata meja makan untuk makan malam. Di atas meja makan bundar ada vas berisi bunga mawar hijau dan putih, diapit dua lilin tinggi yang belum dinyalakan. Flora terlihat kurus. Mungkin telepati mereka kuat, Flora mengalihkan pandangannya ke belakang ke pintu ruang tamu, kaget dan terpaku melihat sosok tubuh yang dirindukan. Reno….. Reno dan Flora saling menatap, mata mereka saling mengirim signal. Signal rindu berbalut cinta yang dipendam dalam-dalam oleh Flora akhir mencuat keluar. Seketika Flora gugup dan gelisah ketika Reno mendekatinya dengan langkah tegap dan pasti. Ketegangan menyelimuti tubuh Flora, keheningan malam sarat dengan emosi rindu, bahagia yang ingin diluapkan. “Flora ?” bisik Reno. “Reno?” bisik Flora. Cinta yang terpendam yang telah mencuat keluar terpancar pada mata mereka. Flora menelan ludahnya susah payah, gugup dan bahagia membuatnya tidak mampu bergerak, mematung di tempatnya. Dia tidak men
Gorden tipis jendela menghadap ke arah taman berkibar pelan di dalam ruang tamu. Flora membuka matanya, lalu menghela napasnya dengan perasaan senang. Ruangan tamu yang sudah dia tata kemarin penuh dengan bunga mawar hijua dan putih menciptakan nuansa cinta yang sensual. Aku baru saja menjajaki arti kehidupan dalam dimensi yang paling menakjubkan, bati Flora menatap Reno yang berbaring di sampingnya. Sofa di rumah mama bisa dibuka menjadi tempat tidur, biasanya dipakai jika semua keluarga berkumpul.Irama napas Reno dapat Flora rasakan pada permukaan punggungnya yang telanjang, karena masih berada dalam pelukan Reno yang tidak ingin melepaskannya. Flora memutar kepalanya sedikit dengan hati-hati agar Reno tidak terbangun untuk melihat apakah Dean sudah bangun.Pelan-pelan ia memindahkan lengan Reno yang memberati tubuhnya, kemudian menepi ke pinggir sofa. Setelah menjejak kakinya di lantai, Flora memakai kemeja, lalu berjingkat. Ketika ia sedang memutar pegangan pintu perlahan-lahan, t
Villa tempat mereka menginap , mewah dan mengutamakan privasi. Pagi hari ketika bangun sudah tersedia sarapan, Coffee machine otomatis Espresso yang setiap saat tersedia, minuman ringan dan makanan ringan . Di villa ada daftar menu makanan baik Eropa, China maupun Indonesia. Makan siang mereka memilih makanan khas Bali, makan malam, memilih European food ditemani wine. Jendela kaca yang semula terbuka tanpa tirai telah ditutup tirai. Malam hari , ketika Dean sudah tidur , mereka duduk di teras belakang , memandang gunung Batur yang dikelilingi awan gelap . Tampak bintang-bintang menyembul di antara awan gelap membuat suasana terasa syahdu. Udara dingin, suara jangkrik dan burung malam suasana syahdu membuat Reno dan Flora memeluk erat-erat dalam satu selimut. “ Kalau aku tidak salah, ada yang selalu bilang aku rindu jika kau tidak ada disampingku. Siapa gerangan dia? “ tanya Reno. “ Hmm. Beside me! “ Jawab Flora. “ Me ? “ tanya Reno. Mereka tertawa terbahak-bahak saling
Tiga tahun kemudian. Liza, yang dulu gadis cilik telah tumbuh menjadi remaja, sekarang telah duduk di Nanyang Girls High School tahun terakhir .Ia ingin meneruskan sekolahnya ke London, mengambil jurusan design grafis. Reno tidak setuju melepaskan Liza tinggal di London karena Irene ditahan dengan kasus pembunuhan, takut akan mempengaruhi mental Liza. Selama ini Reno berhasil menutupi keberadaan Irene sebagai ibu biologis Liza dan Ami. Liza dan Ami paham mengapa daddy mengatakan mamanya meninggal,untuk menutupi kelainan mental Irene. Sejak tahu latar belakang Irene, Liza dan Ami semakin dekat dengan Flora. Tapi Flora tidak pernah menyarankan mereka melupakan mama biologisnya. “ Irene who had given both of you birth, still love and honor your mother.” Selalu diingatkan Flora kepada mereka. “I’am your mother continued. I will continue the responsibility of a mother, cause I’am love both of you like I love your daddy.” Flora tidak pernah mengungkit kejahatan yang pernah dilakuk
Hari pernikahan Flora dan Reno ketiga jatuh pada hari Minggu. Sabtu Reno tidak ke kantor, mereka bertiga bermain di condo. Reno dan Dean asyik bermain game, terdengar teriakan Dean jika dikalahkan daddynya. Flora menyediakan camilan dan minuman kesukaan mereka, kadang-kadang ikut nimbrung.Nimbrungnya Flora bukan membuat game menjadi semarak tapi kekacauan yang dibuatnya membuat Reno dan Dean mengejarnya dan mengangkat tubuh Flora ke tempat tidur lalu menguncinya di kamar tidur, Sedang berbaring mengingat ulahnya, Flora tertawa telah membuat dua orang yang dicintainya mengalihkan perhatian mereka dari game ke dirinya. Ponselnya berdering, dari Mirna, “Sedang ngapain?” tanyanya. “Temanin Reno dan Dean main game.” Kata Flora. “Besok kalian punya anniversary, kalian rayakan?” tanya Mirna. “Hum.. mau bergabung merayakannya,” tanya Flora menggoda. “Busyet! Sejak kenal Reno kamu tambah horor.” “Horor itu asyik lho!” sembur Flora, disambut tawa Mirna. “Nanti malam kami akan menjemput
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno dan rumah Mc. Bride. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno.Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela Mc.Bride melepas lelah dia bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya dengan sayu.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas getak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, ak
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya.Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh M
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Kamu menaklukkanku dengan aroma tubuh maskulin dan jemarimu , membuatku selalu ingin lebih,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora.“Kamu yang liar membuatku harus bisa mengendalikanmu.”“Ishh, aku bukan kuda .” Bisik Flora.“Hum.. kuda liarku,” bisik Mc.Bride di telinga Flora membuat Flora mencubit pinggangnya.Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggalam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride .
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride dan penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian mengetu
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya dan kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ada rasa k
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka dan menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekeli
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop tubuhku tak bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu menoleh kea rah Andara,”Tolong hubungi Mr.Krishn