Villa tempat mereka menginap , mewah dan mengutamakan privasi. Pagi hari ketika bangun sudah tersedia sarapan, Coffee machine otomatis Espresso yang setiap saat tersedia, minuman ringan dan makanan ringan . Di villa ada daftar menu makanan baik Eropa, China maupun Indonesia. Makan siang mereka memilih makanan khas Bali, makan malam, memilih European food ditemani wine. Jendela kaca yang semula terbuka tanpa tirai telah ditutup tirai. Malam hari , ketika Dean sudah tidur , mereka duduk di teras belakang , memandang gunung Batur yang dikelilingi awan gelap . Tampak bintang-bintang menyembul di antara awan gelap membuat suasana terasa syahdu. Udara dingin, suara jangkrik dan burung malam suasana syahdu membuat Reno dan Flora memeluk erat-erat dalam satu selimut. “ Kalau aku tidak salah, ada yang selalu bilang aku rindu jika kau tidak ada disampingku. Siapa gerangan dia? “ tanya Reno. “ Hmm. Beside me! “ Jawab Flora. “ Me ? “ tanya Reno. Mereka tertawa terbahak-bahak saling
Tiga tahun kemudian. Liza, yang dulu gadis cilik telah tumbuh menjadi remaja, sekarang telah duduk di Nanyang Girls High School tahun terakhir .Ia ingin meneruskan sekolahnya ke London, mengambil jurusan design grafis. Reno tidak setuju melepaskan Liza tinggal di London karena Irene ditahan dengan kasus pembunuhan, takut akan mempengaruhi mental Liza. Selama ini Reno berhasil menutupi keberadaan Irene sebagai ibu biologis Liza dan Ami. Liza dan Ami paham mengapa daddy mengatakan mamanya meninggal,untuk menutupi kelainan mental Irene. Sejak tahu latar belakang Irene, Liza dan Ami semakin dekat dengan Flora. Tapi Flora tidak pernah menyarankan mereka melupakan mama biologisnya. “ Irene who had given both of you birth, still love and honor your mother.” Selalu diingatkan Flora kepada mereka. “I’am your mother continued. I will continue the responsibility of a mother, cause I’am love both of you like I love your daddy.” Flora tidak pernah mengungkit kejahatan yang pernah dilakuk
Hari pernikahan Flora dan Reno ketiga jatuh pada hari Minggu. Sabtu Reno tidak ke kantor, mereka bertiga bermain di condo. Reno dan Dean asyik bermain game, terdengar teriakan Dean jika dikalahkan daddynya. Flora menyediakan camilan dan minuman kesukaan mereka, kadang-kadang ikut nimbrung.Nimbrungnya Flora bukan membuat game menjadi semarak tapi kekacauan yang dibuatnya membuat Reno dan Dean mengejarnya dan mengangkat tubuh Flora ke tempat tidur lalu menguncinya di kamar tidur, Sedang berbaring mengingat ulahnya, Flora tertawa telah membuat dua orang yang dicintainya mengalihkan perhatian mereka dari game ke dirinya. Ponselnya berdering, dari Mirna, “Sedang ngapain?” tanyanya. “Temanin Reno dan Dean main game.” Kata Flora. “Besok kalian punya anniversary, kalian rayakan?” tanya Mirna. “Hum.. mau bergabung merayakannya,” tanya Flora menggoda. “Busyet! Sejak kenal Reno kamu tambah horor.” “Horor itu asyik lho!” sembur Flora, disambut tawa Mirna. “Nanti malam kami akan menjemput
Dua bulan setelah 3th. Wedding Anniversary. Mirna menelpon dari Denpasar. Sehabis menikah di Semarang, mereka belum berbulan madu. Reno memberikan hadiah bulan madu satu paket. Ia menanyakan keadaan Flora dan anak - anak. Kemudian ia menanyakan keadaan Reno, apakah ia ada di Singapore atau keluar negeri. Flora mengatakan bahwa ia sedang tugas ke Jakarta. “Flor, bagaimana sikapnya setelah perayaan ke tiga hari pernikahan kalian?" “Masih tetap hot.Mengapa kamu tanyakan hal itu ? “ tanya Flora . "Kamu ingin tahu bagaimana pose yang hot?” “Sst. Horor terus pikiranmu. Kamu kan kenal Selvie, ia bilang di f******k temannya ada foto Reno dengan temannya .“ “Siapa temannya Selvie . Mungkin Reno dan aku kenal “ kata Flora. “Kamu pastilah tidak kenal Flor, namanya Intan. Aku juga sih tidak kenal dia .” “Menurut Selvie, Intan adalah teman sekolah di SMA Bulungan, waktu reuni mereka ketemuan dan sejak itu mereka sering kontak. Salah satunya adalah melalui f******k,” kata Mirna lagi “
Flora yang dibesarkan dalam kehangatan keluarga, ingin menerapkan kehangatan dalam keluarganya.Cinta ,kasih , ungkapan sayang dan menyiadakan waktu berkualitas dengan anak-anak. Liza yang kuliah jauhpun sering dipantau Flora. Mereka setiap akhir pekan melakukan video call. Flora berharap mereka tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik dan mental. Pengalaman masa kecil Reno yang kemudian mempengaruhi pertumbuhan mentalnya, merupakan pelajaran bagi Flora. Ketika anak dicintai dan dihargai oleh orangtuanya, ia akan percaya diri dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Flora meminimalkan adanya pertengkaran dengan Reno. Pertengkaran adalah hal yang wajar dalam hubungan suami isteri, tapi hal itu akan menjadi ganjalan di dalam hati seorang anak.Pertengkaran orangtua membuat suasana rumah tidak nyaman, anak-anak merasa cemas dan tertekan karenanya mereka berusaha tidak bertengkar di depan anak-anak. Meskipun marah dengan Reno, Flora berusaha tetap terlihat ceria dan tersenyum
Ketika sedang meyiapkan makan malam untuk mereka bertiga karena Reno sedang perjalanan bisnis ke Bangkok, terdengar bunyi bel pintu . Flora melihat dari reserve door (lubang intip), seorang perempuan cantik sedang menunggu pintu dibuka. Flora memanggil Asdara, “You know that woman?” tanyanya. “I don’t know.” Jawabnya . Asdara menunggu perintah Flora apakah pintu dibuka atau tidak, “Please open the door.” Kata Flora. Begitu pintu terbuka tanpa permisi wanita masuk , mengedarkan matanya keliling ruangan dengan tatapan penuh kekaguman, “Condo yang indah, senang punya suami tajir.” Sejenak Flora menatap wanita itu, merasa pernah melihat wajah perempuan itu. “Kamu, Flora isterinya Reno?” tanya dalam bahasa Indonesia. “Oh, kamu dari Indonesia?” tanya Flora. “Heenng.. saya datang kemari ingin meminta pertanggungja jawaban Reno.” Katanya. Flora memandang wanita itu, “Pertangungjawaban apa?” “Reno telah menghamiliku.” Jawabnya lalu menunjukkan perutnya yang terlihat sedikit membun
Flora bangun pagi-pagi , Reno akan berangkat ke Jakarta, ia menyiapkan sarapan pagi buat Reno, sandwich berisi omelet, keju , daging asap , tomat dan saus mayoneise. Kopi hitam tanpa gula.Melihat Reno keluar kamar, Flora melempar senyum, Reno menghampirinya, memeluknya kemudian mengecup kening Flora,” Terima kasih selamat, kamu s*ksi banget, simpan itu sampai aku kembali.” “Kita lakukan lagi?”tanya Flora memasang wajah menggoda. “Hum, I like it.” Kata Reno. “Kamu menyukai yang semalam kubuat?” tanya Flora. “No, sadwichnya aku suka sekali,” jawab Reno menggoda Flora. “Oh, “ kata Flora dengan wajah cememberut. “Dua-duanya aku suka, semalam dan sandwich ini,” kata Reno. “Good morning dad !” terdengar suara Ami dan Dean. “Good morning my sweat heart.” Balas Reno. Ami dan Dean langsung duduk ,makan sarapanmereka, menu yang sama . Kalau Reno ditemani kopi hitam pahit, Ami dan Dean, susu dan juice apel. Setelah sarapan mereka memeluk dan mencium Reno, “We went to school.” Kata Ami
Flora bangun dengan perasaan gelisah, semalam dia menunggu telepon dari Reno tapi tidak ada satupun dering khusus yang keluar dari ponselnya, akhirnya dia terlambat bangun setelah subuh matanya baru dapat terpejam. Dengan langkah gontai dia keluar kamar, menuju meja makan untuk sarapan, Dean dan Ami sudah ke sekolah, batinnya. Asdara menghampirinya,”I got this in Mr. Reno’s trouser pocket,” katanya mengangsur kepadaku struk pembayaran. “Thankyou,” kataku melihat struk yang sudah lecek, nama restoran di Bangkok tercantum di dalamnya. Nominalnya terbilang besar .Kulihat tanggal dan jamnya, mengecek nomor kartu debitnya adalah nomor kartu debit Reno. “Hum, mungkin Reno menjamu rekan bisnis di Bangkok,” batinku dan menyelipkannya di bawah vas bunga. Biasanya kalau mengadakan fine dining dengan klien, Reno menyimpan billnya dan meminta ganti ke kantornya. Kenapa struknya saja yang ada, mana bill nya biasanya Krishna yang menanganinya, bukankah dia pergi ke Bangkok bersama Krishna, bat
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno dan rumah Mc. Bride. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno.Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela Mc.Bride melepas lelah dia bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya dengan sayu.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas getak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, ak
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya.Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh M
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Kamu menaklukkanku dengan aroma tubuh maskulin dan jemarimu , membuatku selalu ingin lebih,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora.“Kamu yang liar membuatku harus bisa mengendalikanmu.”“Ishh, aku bukan kuda .” Bisik Flora.“Hum.. kuda liarku,” bisik Mc.Bride di telinga Flora membuat Flora mencubit pinggangnya.Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggalam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride .
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride dan penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian mengetu
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya dan kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ada rasa k
Flora menatap pintu kamar tidur, dia mendengar seolah pintu diketuk. Dipasangnya telinga, sepi hanya suara salju turun, dia mengetatkan selimut tebal ke tubuhnya, ada perasaan merinding. ‘Tidak mungkin orang masuk ke dalam rumah kemudian mengetuk pintu. ‘batinnya.Lelah karena seharian membersihkan rumah yang tidak sempat dibersihkan ketika Liza, Ami dan Dean berlibur ke Hampstead membuat matanya tidak sanggup terus terbuka dan menatap nanar ke arah pintu , perlahan matanya terpejam . Flora kembali terlelap dalam gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari, bolak balik mencari rasa aman pada dirinya. Dipeluk tubuhnya ingin mencari kehangatan yang selalu didambakan.Alarm digital di nakas membuat Flora terbangun, matanya masih terpejam, dingin menyerbu tubuhnya angin dingin masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia memandang ke arah pintu, betapa kagetnya pintu kamarnya terbuka sedikit. ‘Tidak biasanya pintunya terbuka sendiri.’ Batinnya.Ketakutan menyelimuti dirinya. Matanya mencari ke sekeli
SETAHUN KEMUDIAN (POV. PENULIS)Perlahan-lahan Flora menutup pintu ruang tamu , udara dingin membuatnya masuk ke dalam. Sejak pindah ke Hampstead setiap pagi dia melongok ke rumah keluarga Mc.Bride, yang nampak sepi dan tidak terurus.‘Kemana dia? Apakah dia selamat setelah menyelamatkanku dari kegilaan Chackrii?’ bisiknya.Teringat kembali saat-saat mereka melarikan diri dari Hin Hua. Melewati kegelapan malam yang tidak bersahabat karena tiba-tiba hujan tercurah dari langit tanpa kompromi membuat pelarian mereka menghadapi beberapa tantangan, genangan air, lumpur dan kilat yang harus dihindari. Mereka mengikuti langkah cepat seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus yang sangat lincah. Mc.Bride memegang tangannya erat-erat. Andara membimbing Sthepanie, Krishna dan Mr.Liem terhuyung-huyun g mengikuti langkah cepat mereka.“Cepat! Jangan sampai mereka sadar bahwa kita telah melarikan diri.”Kata lelaki di depan.“Mr.Mc.Bride, kau gendong Mrs. Jatmika. Dia terlihat payah.”Tanpa menunggu
Aku sibuk mempelajari isi diska lepas . Chiang Prakat menaruhnya dalam pot bonsai bunga Gardenia pasti tidak menimbulkan kecurigaan. ‘Apakah dia tahu bahwa dia akan dibunuh?’ batinku. Mataku serius melihat ke layar laptop tubuhku tak bergeming melihat hal mengerikan di layar laptop.Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat log panggilan,Mrs. Jatmika.“Mc.Bride bisa ke kamarku sekarang?” tanyanya ada nada ketakutan.“Segera.” Jawabku, melepaskan diska mematikan laptop memasukkan ke ransel langsung kupanggul.Aku melihat pengawal pribadi Mr.Chackrii berdiri di depan kamar Mrs. Jatmika, sesuatu merayap gelisah ke jantungku, aku mengusap wajahku untuk menghilangkan kegelisahanku.“Anda ditunggu,” Kata pengawal pribadinya lalu mengikutiku masuk ke kamar Mrs. Jatmika yang duduk di sofa , jemarinya merajut gemetar.“Ada apa?” tanyaku.“Mr. Chackrii tidak akan membayar termin.” Jawab Mrs. Jatmika.“Oh, kita perlu berunding dulu. “ Kataku lalu menoleh kea rah Andara,”Tolong hubungi Mr.Krishn