Ada apa dengan Bayu?
*** Pagi kembali menyapa dengan sinar mentari yang sangat cerah. Itu juga yang dirasakan oleh Lisa. Ia tampak sangat bahagia karena kini berada di samping lelaki yang dulu berstatus sebagai suaminya. Lisa dengan tega telah memaksa Bayu untuk melakukan hubungan terlarang yang tidak pantas untuk mereka perbuat. Tadi malam Bayu tidak pulang karena ia harus menunaikan hasrat dari wanita yang telah menjebaknya. “Pagi, Mas.” Lisa mengembangkan senyuman saat Bayu terbangun. Laki-laki itu tampak terkejut ketika mendapati dirinya hanya tertutupi selimut. Ia tidak percaya kalau Lisa sedang berada di sampingnya. Ia pun langsung bangkit lalu memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. “Dasar wanita kejam! Sudah ditolong malah tega menjebakku.” Bayu mengeluarkan amarahnya di depan Lisa. “Kenapa kamu marah, Mas? Dulu juga kita sering melakukan ini tanpa sepengetahuan istrimu. Apa salahnya jika kita ingin mengulangi masa-masa indah itu.” Lisa justru memberikan jawaban dengan santai. “Aku me
*** Usia kandungan Tiara memasuki tujuh bulan. Arya kembali ke kota sang istri untuk acara syukuran. Ia sangat merindukan wanita yang sangat ia cintai tersebut. Sebulan tidak bertemu rasanya seperti satu tahun. Aditya juga tampak sangat senang karena kini berada dalam pangkuan ayah sambungnya. Melihat pemandangan tersebut, Tiara semakin tidak ikhlas jika suatu saat Bayu mengetahui kalau Aditya adalah putra kandungnya. “Anak Papa kangen, ya?” Arya mencium Aditya dengan penuh kasih sayang. Ia hanya disambut dengan senyuman. Saat ini Tiara tidak tahu kalau Bayu sedang menyelidiki kapan ia menikah dengan Arya. Semua itu ia lakukan karena merasa heran selalu bertemu dengan seorang anak laki-laki dalam mimpinya. Bayu juga mendengar cerita dari ayahnya, di mana saat bertemu Aditya, anak itu berusaha ingin dekat dengan beliau. Pak Agus juga menjelaskan kalau dirinya merasakan sesuatu yang aneh saat mendekap anak dari Tiara. “Apa mungkin anak Tiara adalah anakku, Pih?” Bayu menanyakan apa
*** Tiara sudah tidak sabar agar waktu cepat berlalu. Setelah ia melahirkan, maka dirinya akan kembali ke kota sang suami. Wanita itu juga masih tetap merasa takut kalau keluarga Bayu menyadari siapa Aditya yang sebenarnya. “Sore-sore gini, lagi ngelamunin apaan, sih, Sayang?” Sang ibu tiba-tiba duduk di samping Tiara yang sedang termenung di ruang keluarga. “Bunda di sini, toh.” Tiara sedikit terkejut dengan keberadaan ibunya. “Mikirin apa, sih?” tanya Bu Laras kepada putrinya. “Mikirin Adit, Bun.” “Adit ada bersama Bi Inah di halaman depan. Mereka sedang bermain.” “Iya, Tia tahu.” “Terus, kenapa kamu kelihatan bingung?” “Tia takut kalau keluarga Bayu mengambilnya.” Tiara mengatakan apa yang ia pikirkan. “Itu nggak akan terjadi. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh.” Bu Laras mencoba menenangkan Tiara. “Mah ….” Tiara tiba-tiba mendengar suara putranya. Ia pun menoleh, dan wanita itu tidak percaya dengan apa disaksikan. Bayu menggendong Aditya berjalan menuju ke arah mereka
**** Sementara itu, Lisa sedang memikirkan cara agar Bayu kembali bersamanya. Ia sudah lupa niat awalnya yang hendak mengakhiri hidup lelaki tersebut, sekarang justru barbalik ingin selalu berada di dekat sang mantan suami. Lisa berusaha mencari cara agar dapat menemui Bayu. Ia pun berpikir sejenak mengingat foto dirinya bersama Bayu sebulan yang lalu. Foto itu sangat jelas terdapat dirinya dan lelaki itu sedang berada di tempat tidur yang sama dan tubuh mereka hanya ditutupi selimut. Lisa sadar kalau foto itu sudah ia tunjukkan kepada istri Bayu. Akan tetapi, ia ingin menggunakannya untuk mengancam lelaki itu. Lisa merasa yakin kalau Bayu tidak akan membiarkan fotonya jika dilihat banyak orang. Lisa pun segera menelepon Bayu, dan panggilan itu terhubung. “Ada apa meneleponku lagi?” Bayu sedikit meninggikan suara. “Aku ingin ketemu, Mas.” Lisa tetap bersikap lembut. “Untuk apa? Kita udah nggak punya hubungan apa-apa lagi. Tidak ada yang perlu dibicarakan.” Bayu menolak permintaan
*** Suasana haru tampak di rumah Danny. Ia tidak pernah menyangka kalau anak yang ia sayangi akan pergi secepat ini untuk menghadap Sang Ilahi. Padahal Danny sangat merasakan kebahagiaan memiliki putri seperti Keysa. Semua ini terjadi karena penyakit jantung bawaan yang diderita oleh Keysa. Kelainan ini bisa terjadi pada dinding jantung, katup jantung, pembuluh darah di dekat jantung, atau kombinasi semua kelainan tersebut (tetralogy of Fallot). Gejala yang muncul beragam, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa contoh gejalanya adalah napas pendek dan cepat, nyeri dada, kulit membiru, berat badan menurun, serta tumbuh kembang anak terlambat. Gejala ini bisa terlihat sejak bayi lahir. Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan proses perkembangan jantung pada janin. Belum diketahui apa yang menyebabkan gangguan tersebut, tetapi diduga ada kaitannya dengan faktor keturunan, konsumsi minuman keras, penggunaan obat tertentu selama hamil, atau infeksi saat trimes
*** Bayu terkejut melihat keberadaan Siska, tetapi ia berusaha untuk bersikap tenang. “Kamu di sini, Sayang?” Lelaki itu langsung menghampiri sang istri. “Tes DNA siapa yang kamu maksud, Mas?” Siska kembali bertanya. “Kamu pasti salah dengar, Sayang. Kami nggak sedang membahas tentang tes DNA.” Bayu melakukan kebohongan kepada Siska. “Apa mungkin kamu sedang membahas mantan istri yang masih kamu temui sampai saat ini?” Siska mencoba menebak siapa yang dibicarakan Bayu. “Siapa maksud kamu?” Bu Sandra tiba-tiba melontarkan pertanyaan kepada menantunya. “Mami dan Papi harus tahu kalau Mas Bayu masih bersikap layaknya seorang suami terhadap Lisa.” Siska pun mengatakan apa yang ia ketahui tentang Bayu dan Lisa. “Maksudnya apa, Nak? Papi tidak mengerti.” Pak Agus turut membuka suara. “Aku malu mengatakan apa yang mereka lakukan, Pih. Sebaiknya Papi bertanya langsung kepada Mas Bayu.” Siska tidak kuasa untuk menjelaskan tentang foto yang ia lihat antara Bayu dan Lisa. “Apa yang terja
*** “Ada apa, Bay?” Pak Agus tampak heran melihat wajah kepanikan putranya. “Kita harus ke rumah Lisa, Pih, Mih.” Bayu menyampaikan tempat yang akan mereka tuju. “Kenapa kamu masih berhubungan dengan wanita itu?” Bu Sandra kesal dengan niat Bayu. “Aku benar-benar jatuh cinta pada Lisa, Mih. Kali ini perasaan itu benar-benar semakin nyata. Dulu, mungkin aku hanya terpesona dengan sikapnya, tapi kali ini nggak, Mih. Aku ingin Lisa yang mendampingi hidupku selamanya.” Bayu mengatakan apa yang ia rasakan tentang Lisa kepada ibunya. “Tapi Mami membenci kebohongannya. Dia itu penipu.” Bu Sandra tidak setuju dengan penjelasan Bayu. “Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, Mih. Dulu Lisa sudah mbohongi kita, tapi dia juga pasti bisa berubah. Lagi pun, aku tidak ingin kehilangan dirinya.” “Kamu benar-benar sudah dipengaruhi wanita itu. Dia nggak akan pernah berubah. Mami sangat tahu siapa dia.” Bu Sandra sepertinya tidak menerima keberadaan Lisa yang kini dekat dengan Bayu. “Maksu
*** “Hallo.” Tiara menjawab telepon yang nomornya tidak tersimpan di ponsel. Ia tidak tahu kalau orang yang menghubunginya adalah sang mantan ibu mertua. Bu Sandra mendapatkan kontak mantan menantunya dari Bayu. “Sayang, ini Mami.” Tiara merasa tidak asing dengan suara yang menelepon. “Mami? Ada apa telepon Tia?” Tiara tampak terkejut. Ternyata Bu Sandra yang menelepon. “Maafin Mami.” “Maaf untuk apa, Mih?” “Mami sangat jahat padamu, Sayang.” “Tia nggak ngerti, Mih.” “Mami menyesal karena telah memisahkan kamu dan Bayu.” “Maksud Mami apa?” Tiara semakin tidak mengerti dengan maksud mantan ibu mertuanya. *** “Maafin Mami, Sayang, karena saat ini belum mampu untuk menceritakan semuanya. Tapi satu hal yang pasti, Mami sangat menyesal setelah kamu berpisah dengan Bayu.” Bu Sandra merasa sedih mengingat apa yang ia lakukan kepada Bayu dan Tiara. “Maaf, Mih, semuanya tidak perlu disesali lagi. Tia dan Mas Bayu sudah memiliki kehidupan masing-masing. Kami tidak ditakdirkan untuk b
***Tiara tidak dapat menahan diri agar tidak menangis. Ia sangat terkejut mendengar penjelasan Bayu. Dia makin sedih mengingat Aditya yang tidak tinggal bersamanya. Tiara sangat merindukan anak sulungnya tersebut.Tiara tidak sabar ingin bertemu Aditya. Dua bulan berpisah dengan sang buah hati, seperti berabad-abad lamanya. Ia tidak tahu seperti apa keadaan Aditya saat ini. Ia selalu mencemaskan anaknya itu.“Kita harus cari Adit, Mas.” Begitu pinta Tiara kepada Arya setelah dirinya mengakhiri telepon dengan Bayu.“Tapi sampai detik ini, kita belum tahu di mana Adit, Sayang.” Arya selalu bersabar menenangkan sang istri.“Mas Bayu bilang, Ayah pernah melihat seorang anak yang mirip dengan Adit. Tapi Ayah tidak berhasil menghampiri anak itu karena keburu pergi. Terus, temannya Mas Bayu yang berprofesi sebagai dokter, juga memiliki pasien baru-baru ini yang bernama Adit. Apa itu kebetulan, Mas?”“Bisa jadi, Sayang, sebab banyak anak memiliki nama yang sama dengan anak kita.”“Tapi kita
***Pak Arif dan Bu Laras pun akhirnya memasuki mobil, lalu meluncur dari tempat itu. Pak Arif masih memikirkan apa yang dia saksikan tadi. Akan tetapi, laki-laki paruh baya itu tidak terlalu merasa yakin kalau anak yang dilihat tadi adalah cucunya.Pak Arif berpikir, bagaimana mungkin Aditya ada di kota yang berbeda dengan orang tuanya? Sementara itu dia tahu kalau anak tersebut menghilang dari sekolah, dan pasti di kota kelahirannya. Pak Arif tidak ingin menduga-duga.Dia berpikir akan lebih baik jika menghubungi Bayu saja. Ayahnya Tiara tersebut sudah percaya kepada Bayu walaupun laki-laki itu pernah menyakiti Tiara. Pak Arif mengakui perubahan yang terlihat sekarang pada mantan menantunya tersebut.“Ayah kenapa? Lagi mikirin sesuatu?” Ternyata Bu Laras menyadari sikap yang ditunjukkan oleh suaminya. Wajah Pak Arif tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.“Nggak, Bun.” Pak Arif terpaksa tidak memberitahukan apa yang dia pikirkan kepada istrinya. Dia tidak ingin melihat wanita itu
***Tiara merasakan sesuatu yang aneh. Aditya seolah-olah berlari dan berteriak memanggil dirinya. Hati Tiara kini menjadi tidak tenang karena takut terjadi sesuatu terhadap sang buah hati tercinta.Selama ini, Tiara telah berusaha untuk meyakinkan hati bahwa Aditya akan kembali mendekap dirinya. Namun, entah kenapa keyakinan itu tiba-tiba goyah saat dia merasakan sesuatu yang tidak dapat dimengerti. Tanpa diminta, bulir bening milik Tiara jatuh membasahi pipi.Arya yang kini mendekap Tiara, merasa sedih melihat wanita tersebut. Dia tidak dapat membayangkan seperti apa perasaan Tiara saat ini. Sebulan lamanya tidak mengetahui darah daging sendiri, itu pasti akan membuat sang istri terpukul.“Sayang, kamu kenapa?” Arya mengusap pipi Tiara. Dia membantu wanita itu beranjak dari tempat tidur menuju sofa yang ada di dekat jendela.“Aku takut, Mas.” Tiara menempelkan kepalanya di bahu Arya setelah mereka duduk di sofa tersebut.“Takut kenapa, Sayang?” “Aku merasa sesuatu terjadi pada Adit
***Seminggu telah berlalu, Aditya belum juga ditemukan. Tiara dan Arya semakin mencemaskan anak yang sangat mereka sayangi tersebut. Pasangan suami-istri itu sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi belum juga menunjukkan hasil.Tiara tidak pernah menyangka akan mengalami penderitaan yang sangat sakit seperti ini. Dia merasa kalau takdir telah mempermainkan hidupnya. Saat dirinya mengandung Aditya, dia dibuang oleh sang mantan suami. Setelah sang buah hati berumur lima tahun, kenyataan pahit kembali menghampirinya. Mereka harus berpisah.“Adit ke mana, Mas?” Tiara kembali menangis sambil mencium pakaian milik Aditya di kamar anak itu.“Kita sudah berusaha, Sayang, tapi kenyataannya Adit belum bersama kita sekarang. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah, tetap berharap agar Adit dalam keadaan baik-baik saja.” Arya selalu berusaha untuk menenangkan Tiara.“Apa yang harus kita lakukan, Mas? Ayah kandungnya Adit juga seolah-olah tidak peduli. Dia nggak berusaha menghubungiku.” Tiara ke
*** Tiara semakin tidak tenang karena sampai malam hari tiba, keberadaan Aditya belum juga diketahui. Tiara pun tidak mampu untuk tetap diam, dia ingin memberitahukan apa yang terjadi kepada Bayu.Tiara berpikir bahwa ayah kandung Aditya berhak tahu keadaan putranya saat ini. Ternyata Arya juga memiliki pikiran yang sama dengan sang istri. Dia pun memberikan persetujuan kepada Tiara agar menghubungi Bayu.Arya sangat mengerti dengan perasaan Tiara saat ini. Dia tidak ingin melihat kesedihan berlarut-larut menghampiri istrinya. Jika malam ini Aditya belum juga ditemukan, Arya akan segera melaporkan kejadian ini kepada yang berwajib besok pagi.Tiara segera mencari nomor kontak Bayu di ponselnya, lalu menekan tombol simbol telepon berwarna hijau. Dia berharap agar Bayu bersedia mencari tahu keberadaan sang buah hati tercinta. Tiara sangat tahu seperti apa besarnya kasih sayang mantan suaminya terhadap Aditya.“Hallo, Tia.” Tiara pun mendengar suara Bayu. Wanita itu tidak tahu bahwa san
***“Mas, kamu udah jemput Adit?” tanya Tiara kepada Arya melalui telepon.“Bukannya tadi aku udah nelepon kamu, Sayang. Aku nggak bisa jemput Adit hari ini karena lagi ada meeting.” Arya bingung mendengar pertanyaan istrinya.“Tapi Adit nggak ada di sekolah, Mas. Aku menemui gurunya tadi, kata beliau ada laki-laki yang jemput Adit. Beliau pikir itu kamu.” Tiara mulai tampak khawatir.“Dari tadi aku tetap di kantor, Sayang.” Arya juga mulai panik.“Jadi, siapa yang jemput Adit, Mas? Adit ke mana?” Tiara tidak mampu menahan air matanya. “Kamu harus tenang, ya, Sayang. Kamu di mana sekarang? Masih di sekolah Adit?” tanya Arya kepada istrinya.“Iya, Mas. Aku ke sini sama Pak Amin.” Tiara menjelaskan kalau dirinya ke sekolah Aditya bersama Pak Amin, supir keluarga Arya.“Oke, Sayang. Kamu minta Pak Amin pulang sekarang. Sebentar lagi aku sampai di sekolah Adit. Aku tutup teleponnya, ya.” Arya pun memasuki mobilnya, lalu meluncur meninggalkan kantor.Tiara merasa dunianya berakhir setelah
***Dua hari berlalu, Tiara mendapatkan irformasi dari mantan ibu mertuanya bahwa Bayu dan Pak Agus mengalami kecelakaan. Tiara sangat terkejut mendengar penuturan wanita paruh baya tersebut. Ternyata Bayu belum siuman dari pingsannya.“Tolong bantu Mami, Tia. Sudah dua hari ini Bayu tidak sadarkan diri. Mami berharap agar kamu bersedia mempertemukan Bayu dengan anaknya.” Bu Sandra berharap agar Tiara bersedia memenuhi keinginannya.Tiara takut mendengar permintaan Bu Sandra. Ia masih mengingat bagaimana Bayu berusaha ingin merebut Aditya dari dirinya. Tiara bingung harus berbuat apa sekarang. Ia sadar kalau Bayu adalah ayah kandung Aditya, tetapi ia tidak ingin kalau sampai sang buah hati jauh darinya.“Apa yang harus kita lakukan, Mas?” tanya Tiara kepada Arya setelah menerima telepon dari ibunya Bayu.“Terus terang, aku juga bingung, Sayang. Aku kasihan melihat Bayu, tapi aku juga kesal mengingat ancamannya yang ingin mengambil Adit dari kita.” Arya mengungkapkan apa yang ia rasaka
***Di tempat lain, terdapat Lisa yang sudah sadarkan diri. Saat ini, ia sedang di rumah sakit karena akibat dari perbuatannya sendiri. Lani dengan berani menyebabkan Lisa kehilangan janin yang diharapkan selama ini.Saat Lisa menginginkan kehadiran sang buah hati, ia pun kehilangan anak itu sebelum lahir ke dunia. Pembantaian yang dilakukan oleh Lani dan lelaki bayarannya telah menyebabkan Lisa berpisah untuk kedua kali dengan darah dagingnya. Kejadian ini mengingatkan dirinya atas kepergian Keysa dari dunia ini.“Anakku, Buk.” Lisa membenamkan wajah di dada ibunya yang datang melihat keadaan putrinya.“Kamu yang ikhlas, ya, Nak. Dia sudah tenang di sana.” Wanita paruh baya itu berusaha menenangkan Lisa.Lisa berusaha untuk menggerakkan kaki, tetapi apa yang terjadi? Anggota tubuhnya tersebut tetap tidak bergerak. Lisa tidak mengerti apa yang terjadi saat ini. Ia pun menyibakkan selimut dari kakinya. Ternyata, Lisa tidak hanya kehilangan janin yang diharapkan, tetapi juga anggota tub
***Sore pun tiba, Bayu dan ayahnya segera bergerak menuju tempat tujuan. Kedua laki-laki itu sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Aditya. Pak Agus dan Bayu membayangkan kalau anak itu tinggal bersama mereka, kebahagiaan akan menghiasi hari-hari mereka.Sementara itu, Tiara yang sedang berada bersama kedua putranya di halaman sangat terkejut melihat kehadiran sang mantan suami dan ayahnya. Ia pun segera membawa Aditya dan Arga memasuki rumah. Tiara merasakan sesuatu yang aneh setelah bertemu dengan Pak Agus dan Bayu.Arya dan sang ayah yang baru pulang dari kantor juga sangat terkejut melihat Bayu dan ayahnya yang kini duduk di depan teras. Arya tidak menyangka kalau laki-laki masa lalu Tiara kini ada di hadapannya. Ia kembali mengingat sebutan sayang yang ditujukan Bayu kepada Tiara semalam.“Ada perlu apa ke sini?” tanya Arya dengan ketus.“Mau ketemu anakku!” jawab Bayu dengan ketus juga.“Dasar laki-laki aneh. Dulu Tiara nggak anggap, sekarang butuh.” Arya tersenyum sinis kepada