" Bun Lita mau pindah pesantren"Bunda dan ayah terkejut mendengar ucapan Lita yang tiba-tiba. Setahunnya anak sulungnya itu sangat betah di pesantren nya sekarang." kenapa sayang? apa ada yang mengganggumu " tanya bunda penasaran." tidak bunuh Lita hanya ingin mencari suasana baru saja" ucap Lita berusaha meyakinkan.Setelah dua hari kepulangannya dari rumah sakit, ia benar-benar tidak mau bertemu dan mengenal Gus Zafran lagi. ia benar-benar harus melupakan dan mengikhlaskan pangeran hatinya itu.Ayah mengangguk " lalu, kamu mau pindah ke mana?"" Lita masih mencari informasi pesantren daerah sini yang cocok dengan Lita yah"" kalau itu memang kemauan kamu, kami pasti mendukung selama itu untuk kebaikan" ucap ayah. Lita tersenyum lega. Akhirnya ia mendapat izin keluar dari pesantren yang ternyata sudah dipilihkan kakeknya untuk dirinya itu. Lita kembali ke kamarnya. Badannya masih belum Fit saat ini. Lita masih ingin di rumah menenangka
Aku segera pamit dan tak menghiraukan perkataan Ning Zahira lagi. Aku tidak mau bertemu lagi dengan Gus Zafran apalagi di situasi yang seperti ini. Bisa-bisa Ia berpikir yang tidak-tidak tentangku. Kututup wajahku dengan hijabku, segera Aku berlari ke sembarang arah. Sepertinya Gus zafran tidak melihatku. Aku menghela nafas lega . Dengan cepat aku keluar dari rumah sakit ini, berlari mencari pangkalan ojek dan pulang ke rumah. Ada rasa seolah terbakar di hatiku. Melihat perhatian Gus zafran yang dulu kurasakan kini hilang dan beralih pada Ning Zahira. Pikiranku melayang jauh, mengingat masa-masa terindahku kalah itu. Tak terasa, bulir bening jatuh di pipiku, segera ku Usap dengan ujung hijabku saat aku menyadari ojek yang aku tumpangi ternyata sudah sampai di depan rumahku. Aku menyipitkan mataku, melihat gadis kecil duduk di teras dengan tangan bersedekap di dadanya. Sepertinya tidak asing."Kakak....!!" teriakannya membuatku tersadar. Ya di Nara Adik
Gus zafran berlari keluar kantor mengambil mobilnya yang terparkir di garasi. Abah dan Umi masuk ke mobil dengan tergesa-gesa. Semua santri yang melihat tampak keheranan. Ia melajukan mobilnya dengan cepat. Di perjalanan semuanya Hening .Abah dan Umi hanya berdoa, semoga Allah masih memberi kesempatan untuk Ning Zahira. Gus Zafran memarkirkan mobilnya Di pelataran rumah sakit. Kemudian menuntun Umi yang berjalan agak kesusahan karena kakinya yang rematik. Dalam hatinya hanya bisa berdoa untuk kesembuhan calon istrinya itu. Mereka berhenti tepat di depan ruang ICU. Ning Zahira sedang ditangani oleh dokter spesialis dan beberapa perawat di sana. Uminya dan Umi Neng Zahira hanya bisa berpelukan sambil menumpahkan tangisannya. Kali ini, mereka hanya bisa pasrah. Satu persatu dokter dan perawat keluar dari ruangan ICU. Salah satu dokter menghampiri mereka dan berkata " maaf, pasien ingin berbicara dengan keluarganya, kalian boleh masuk bersama-sama"." bai
*DUA MINGGU KEMUDIAN* Aku benar-benar seperti orang gila sekarang.Ya, gila karena cintaku yang akhirnya akan segera ku gapai. Aku tidak bisa berhenti tersenyum sejak semalam aku meminta izin kepada Abah untuk melamar Lita dan Abah mengizinkan. Aku melajukan mobilku ke jalanan. Mencari-cari salon yang bagus untuk potongan rambut ku. Aku membelokan mobilku di depan sebuah butik yang bersebelahan dengan salon/ Barbershop.Kebetulan sekali aku juga mau mencari jas untuk nanti malam. Aku masuk ke butik itu, membeli setelan jas berwarna krem lengkap dengan dasi berwarna coklat. Rasanya ini perfect , pikirku tatkala melihat pantulan wajahku di cermin.Aku segera membayarnya dan berlanjut ke salon sebelah untuk merapikan rambutku. Aku harus tampil sempurna nanti malam. Apalagi Ini pertama kalinya aku bertemu dengan calon mertuaku..o0o. Sementara itu, bunda dan ayah Lita sibuk di dapur untuk persiapan nanti malam.Setelah pertemuannya tempo hari dengan or
Lita merapikan sekali lagi hijab nya, kemudian keluar dari kamarnya dan menghampiri ayah bundanya di ruang tamu. Langkahnya terhenti tatkala melihat tamunya adalah Gus Zafran.Lita membuatkan matanya " apa gue mimpi?" batinnya dalam hati.Gus Zafran yang melihat Lita berdiri dihadapannya dengan gaun putih yang menurutnya sangat cocok dengannya itu hanya bisa meneguk salivanya dan berkata dalam hati " MasyaAllah cantiknya"" Lita ,ayo sini sayang" panggil bunda.Lita berjalan kearah sofa dan langsung menyalami abah dan umi." Umi apa kabar?" tanyanya.Umi tersenyum , " Alhamdulilah baik nduk, kamu sendiri bagaimana?"" Alhamdulillah saya baik umi" ucap lita dan langsung duduk di sebelah bundanya." Jadi begini, Maksud kedatangan saya kesini berniat untuk melamar Talita. Apa kamu mau menerima lamaran saya?" ucap Gus zafran.Lita meneguk salivanya, menarik nafasnya dan mengangguk mantap " saya terima lamarannya".Sontak semua yang ada
Hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidup seorang Talita Adriana. Hari di mana ia dipertemukan dengan pangeran impiannya dan ditakdirkan untuk menjadi permaisurinya. Ia akan belajar mendewasakan sikap dan mengubah statusnya menjadi seorang istri." Saya terima nikahnya Talita Adriana binti Ridho Irawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai " ucap Gus Zafran lantang." Bagaimana, sah? " tanya sang penghulu."Sah"" Alhamdulillah" Tak terasa airmata Lita menetes .Lita begitu terharu mendengar Ijab kabulnya barusan . Lita berharap ia bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya. Lita bahagia karena bisa menikah dengan pria yang ia cintai setelah perjalanan rumit yang ia lalui. Lalu, Gus Zafran dan Lita saling memasangkan Cincin Di Jari Manis atau sama lain. Zafran mencium kening sang istri untuk yang pertama kalinya . Dan kemudian Lita mencium punggung tangan suami lalu tangan kedua orang tua mereka. Lita memeluk Bundanya sambil menangis
Lita mengedipkan matanya nya. Ia sangat dekat dengan Gus Zafran, bahkan hanya lima centi. Ia bisa mencium aroma mint dari tubuh suaminya dan membuatnya bener-bener tidak bisa berkutik."Emh...ee ...Gus kita salat Isya dulu"Gus Zafran mengulum senyumnya dan mengangguk. Mereka salat berjamaah di kamar . Ini adalah kali pertama agus zafran dan lita sholat berjamaah. Selesai sholat gus zafran mengganti baju kemeja nya dengan kaos oblong berwarna putih dan masih menggunakan sarung hitamnya.Lita terpana melihat ketampanan suaminya itu " masya allah damagenya bukan main" batinnya.Lita Turun ke bawah untuk membuatkan suaminya teh hangat. Tampak rumah sudah sepi, pasti abah dan umi sudah tidur karena kelelahan. Rintik Hujan Membasahi dahan , menambah Suasana dingin malam ini." Gus diminum dulu tehnya" ucap Lita Seraya menaruh teh hangat pertama kalinya untuk suaminya di atas meja.Gus Zafran yang masih sibuk dengan pekerjaannya langsung menutup
Lita membantu Umi menyiapkan barang bawaan Umi yang akan dibawa Nanti sore. Ba'da Ashar Abah dan Umi akan berangkat mengantar rombongan ziarah . Mereka akan pergi selama tiga hari. Semua berkumpul di depan ndalem termasuk Lita dan Zafran yang baru pulang dari kampus. Mereka semua menunggu jemputan bus yang akan membawa rombongan ziarah. Gus Zafran selalu memakai baju atau kemeja putih sekarang, karena itu menjadi favorit Lita. Lita sangat suka melihat suaminya memakai baju putih dan kopiah hitam. Maka dari itu ia selalu menyiapkan dengan warna yang sama setiap hari. Bus jemputan Datang . Lita dan Gus Zafran bersalaman dengan Abah dan Umi ." besok Umi bawakan oleh-oleh ya Nduk" ucap Umi pada Lita.Lita mengangguk " Nggih Mi , Umi jaga kesehatan nggih, jangan terlalu capek".Kemudian Umi mencium pipi Lita lalu masuk ke dalam bus. Lita benar-benar bahagia dengan perlakuan mertuanya itu. Setelah bus berangkat ,Gus zafran mengajak Lita untuk masuk.
Sudah dua hari ini Gus zafran sudah tidak berangkat ke kampus. Dia ingin menjadi suami Siaga untuk istri dan anaknya menjelang kelahirannya. Tapi ternyata semua tidak sesuai dengan keinginannya .Ada satu acara di salah satu pesantren yang harus di isinya. Berhubung Abah ada acara , jadi mau tidak mau harus dialah yang mengisinya . Dengan pasrah dan tidak bersemangat Gus Zafran akhirnya berangkat." Gus, perkiraan dokter kan masih seminggu lagi. semangat dong " ucap Lita lembut berusaha menghibur suaminya. Gus zafran menghampiri Lita yang masih duduk di tepi ranjang , berjongkok dan membenamkan kepalanya di perut Lita. " Assalamualaikum Sayang. Abi pergi sebentar ya. tungguin Abi kalau mau lahir ".Lita membelai kepala suaminya dengan lembut. " Ya sudah sana berangkat" . Gus Zafran masih enggan beranjak. Ia masih mencium perut kita bertubi-tubi." cium dulu dong baru berangkat " ucap Gus Zafran manja. Lita terkekeh sembari mencubit kedua pipi suaminya gemas , kemudian mengecup bibir
Sudah hampir lima belas menit Gus zafran merayu Lita, membujuknya agar tetap di rumah .Tetapi Lita yang keras kepala tetap saja ke ke ingin ikut Gus Zafran ke acara pernikahan Risma dan Kang Ikhsan." Guss...please.." rengek Lita memasang wajah memelas." Sayang , perjalanan ke sana itu memakan waktu dua jam, dan saya nggak mau kamu kecapean""Enggak Gus, biasanya saya juga kuat kok" ucap Lita masih kekeh." Tapi ini nggak biasa. Sekarang kamu lagi hamil, ada anak kita di dalam sini " ucap Gus Zafran sembari mengelus perut Lita. Lita menghela nafasnya ,ia mulai menyerah suaminya itu pasti tidak akan mengizinkannya." Ya Sudahlah , saya titip kado aja buat Risma" ucapnya sembari memberikan sebuah kotak kado kepada Gus Zafran." Nah , gitu dong Ini semua Kan demi kebaikan kamu dan calon anak kita" Lita mengangguk mengerti.Gus zafran memeluk pinggang lita " istriku ini memang pintar dan seharusnya dikasih hadiah". Gus zafran mendekati bibir lita lalu melumatnya perlahan. Lita perla
" Sayang , aku nggak mau ditinggal " Gus zafran terkekeh mendengar rengekan manja istrinya." Ngomong apa barusan?" ucap Gus Zafran menggoda. Laki-laki itu terkekeh melihat Rona merah jambu di kedua pipi istrinya. Akhir-akhir ini Lita memang sangat manja dan terus menempel padanya. Biasanya untuk memanggilnya dengan sebutan sayang saja harus dipaksa. Tetapi kali ini ia selalu mendengar Lita mengucapkan kata-kata manja dan berhasil membuat Gus zafran senyum-senyum sendiri." Saya pengen dipeluk terus " Gus Zafran menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum geli .Jadi sekarang istrinya sudah mulai pintar menggodanya ?." Emang nggak gerah Dipeluk terus?"" Gus.... terserah saya lah mau ngapain. Ini kan maunya baby bukan mau saya . Gus nggak peka banget sih " Gus Zafran langsung diam melihat istrinya mulai berkaca-kaca. Ia bingung sebenarnya letak kesalahannya di mana hingga otaknya menangkap sesuatu yang janggal. Lita yang menyadari baru saja keceplosan langsung membekap mulutnya .
Sengatan matahari ini tidak menyurutkan sedikitpun semangat Lita untuk berjalan menuju gedung Diniyah. Siang ini kita sudah mulai aktif dengan kegiatannya mengurus pondok pesantren suaminya itu." Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh " ucap Pelita memulai kelasnya." Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh " jawab para santri putri kompak. Lita mulai mengabsen satu persatu santri putri di kelasnya. Kemudian lanjut menyampaikan satu persatu materi dan menjelaskannya secara detail. Diam diam Lita tersenyum, memandangi setiap sudut ruangan ini . Ia teringat , disinilah awal mula cinta mereka bersemi . Di sinilah mulai tumbuhnya perasaan menyayangi satu sama lain . Dan disinilah segala kenangannya bersama Risma dan teman-teman yang lain . Lita kembali khawatir tatkala memikirkan Risma yang sempat bertemu dengannya di Bandung kemarin. Semoga saja ini yang terbaik yang diberikan Allah untuknya.*Flashback Off*" Ta , semoga lo berjodoh ya sama Gus Zafran "ucap Risma yang selalu c
Sudah lima hari Lita dan Gus Zafran berada di kota ini. Hari ini mereka memutuskan untuk pulang karena Umi sudah sibuk menelpon setiap waktu karena merindukan Lita. Di perjalanan Lita masih saja memikirkan perihal sahabatnya yang sebentar lagi akan menikah dengan Kang Ikhsan itu. Ia tahu memang sudah lama Risma mengagumi Kang Ihsan namun Lita khawatir dengannya." Saya nggak nyangka kalau Risma bakalan nikah sama Kang Ikhsan" ucap lita memulai percakapan di Bus." Maut dan Jodoh itu nggak ada yang tahu, jadi serahkan semua sama Allah ya" Gus Zafran mencoba menenangkan Lita.Lita hanya mengangguk, terdiam , sibuk dengan pikirannya sendiri. Bagi Lita semua ini terasa begitu rumit. Dia juga masih tidak percaya kalau Kang ikhsan yang dikenalnya tega melakukan hal sebodoh itu kepadanya..o0o. Malam menjelang. Setelah perjalanan yang lumayan panjang dilewati Lita dan Gus Zafran akhirnya mereka sampai juga di pesantren. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, itu artinya Umi dan Abah
Lita tertidur lelap di pelukan Gus zafran. Gus Zafran memandangi wajahnya dengan perasaan berdebar. Wajah imutnya yang terlihat begitu natural tapi cantik . Ia bersumpah akan selalu melindunginya apapun yang terjadi .Pelan-pelan ia membenarkan posisi tidur Lita dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal. Lalu ia bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Lita terbangun mendengar suara ponselnya yang berdering. Lalu mengambilnya di atas nakas ia melihat nama Umi di layar ponselnya "Astagfirullah gue belum ngabarin Umi " lirihnya." Halo , Assalamualaikum Mi " Suara bising di seberang sana membuat Lita tahu bahwa Umi sedang tidak dirumah." Waalaikumsalam . Umi lagi di jalan ini , sama mbak mbak .Umi mau ke acara sholawatan. Umi bosen di rumah ndak ada yang nemenin"Umi dan Lita memang terbiasa mengobrol atau saling menyimak Alquran di jam-jam seperti ini." Umi hati-hati ya , ini Lita dan Gus Zafran juga sudah sampai"." Alhamdulillah
Dua jam perjalanan akhirnya Lita dan Gus Zafran sampai di salah satu terminal di kota Bandung . Gus Zafran membangunkan Lita yang masih tertidur pulas . Satu per satu penumpang mulai turun dan hanya tersisa Lita dan Gus Zafran di dalam bus." Talita ,bangun kita sudah sampai".Lita membuka matanya dan terkejut melihat sekelilingnya sudah sepi " loh penumpang yang lain ke mana Gus?"" sudah turun, Ayo kita turun " ucap Gus Zafran sembari menarik lengan Lita , memaksa Lita yang masih mengantuk untuk berjalan. Gus Zafran berjalan membawa koper diikuti oleh Lita. Cuaca mendung hari ini membuat Bandung semakin dingin. Gus Zafran Melambaikan tangannya pada taksi yang lewat, kemudian mengajak Lita segera masuk ke taksi itu karena hujan sebentar lagi turun." kita mau ke mana Gus?" tanya Lita yang sudah kena sasaran dari kemarin." Sabar ya , nanti kamu tahu " jawab Gus Zafran sembari tersenyum.Ia sengaja merahasiakan tempat ini kepada istrinya karena ingin
Tiga bulan pasca keguguran yang dialami Lita , Gus Zafran berinisiatif untuk mengajak Lita bulan madu. Ia sudah memikirkan tempat dan mengatur jadwal dari jauh-jauh hari tanpa diketahui Lita." Mi, Zafran sama Lita mau pergi satu minggu" ucap Zafran di sela makan malam bersama Abah dan Umi.Spontan Lita mengerutkan dahinya dan bertanya "kita mau ke mana Gus?" Gus Zafran tersenyum Seraya menggenggam jari-jemari Lita yang ada di atas meja makan " Kita pergi bulan madu sayang"."Bulan madu?" Gus Zafran mengangguk antusias "Iya , semenjak kita menikah, saya belum pernah mengajakmu bulan madu. Karena saya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan sekarang saya sudah ambil cuti, Ayo kita senang-senang. Katanya kamu pengen berduaan sama saya " ucapnya sembari mengedipkan sebelah matanya berusaha menggoda Lita.Lita membulatkan matanya lalu mencubit pinggang suaminya."Awww..."" Kenapa nggak ngomong di kamar aja" bisik Lita yang wajahnya mulai merah karena mal
Lita dan Gus Zafran sampai di gerbang pesantren. Matanya tertuju pada seseorang yang sedang berjalan membawa koper tepat dihadapannya.Lita mengerutkan dahinya " Kan Ikhsan?"" Lita , saya pamit" lirih kan ikhsan." Kenapa tiba-tiba? ini Sebenarnya ada apa sih ?" tanya Lita bingung.Dengan cepat Gus Zafran menarik pergelangan tangan Lita, mengajaknya masuk." Gus ini Sebenarnya ada apa?"Gus Zafran tidak menghiraukannya. Lita menghela nafasnya , ia benar-benar bingung dengan semua ini. Gus Zafran berjalan memasuki kamarnya, Lita yang dari tadi ditarik pergelangan tangannya tiba-tiba melepaskan tangannya." Gus tolong jelaskan semuanya" tanya Lita.Gus zafran berbalik badan ,memegang kedua bahu Lita dan berkata "Tolong kamu nggak usah bahas Ikhsan lagi ya"." Iya tapi kenapa? Kang ikan salah apa?"" Lita, kamu tahu suamimu ini Paling nggak bisa marah. Kalau saya sampai bertindak sejauh ini, Itu tandanya dia sudah kelewat batas ".Li