Gus zafran tiba di depan ruang ICU. Melihat beberapa keluarga termasuk Uminya menangis. Ia berlari kearah Umi, spontan Umi langsung memeluknya." Ning Zahira le ..hiks .."" Ada apa dengan Ning Zahira mi?" tanyanya sembari menenangkan Umi." ning zahira mengidap penyakit kanker hati dan sudah stadium tiga"Gus zafran membelalakan matanya " kanker hati" lirihnya." beliau tidak pernah memberitahu penyakitnya itu kepada siapapun hiks.." ucap umi di sela tangis nya. Gus zafran sangat iba mendengar kabar itu. Ia merasa bersalah karena pernah menyuruhnya membatalkan Perjodohan ini. Gus zafran menghampiri kedua orangtua Ning zahira dan berkata "Bah , mi yang sabar nggih. Kita doakan saja yang terbaik untuk beliau".Mereka hanya mengangguk. Mendengar kabar ini rasanya seperti disambar petir disiang bolong. Entah apa yang harus dilakukannya sekarang, kecuali pasrah dan berdoa kepada sang pencipta..o0o.POV: Ning Zahira Nam
" Bun Lita mau pindah pesantren"Bunda dan ayah terkejut mendengar ucapan Lita yang tiba-tiba. Setahunnya anak sulungnya itu sangat betah di pesantren nya sekarang." kenapa sayang? apa ada yang mengganggumu " tanya bunda penasaran." tidak bunuh Lita hanya ingin mencari suasana baru saja" ucap Lita berusaha meyakinkan.Setelah dua hari kepulangannya dari rumah sakit, ia benar-benar tidak mau bertemu dan mengenal Gus Zafran lagi. ia benar-benar harus melupakan dan mengikhlaskan pangeran hatinya itu.Ayah mengangguk " lalu, kamu mau pindah ke mana?"" Lita masih mencari informasi pesantren daerah sini yang cocok dengan Lita yah"" kalau itu memang kemauan kamu, kami pasti mendukung selama itu untuk kebaikan" ucap ayah. Lita tersenyum lega. Akhirnya ia mendapat izin keluar dari pesantren yang ternyata sudah dipilihkan kakeknya untuk dirinya itu. Lita kembali ke kamarnya. Badannya masih belum Fit saat ini. Lita masih ingin di rumah menenangka
Aku segera pamit dan tak menghiraukan perkataan Ning Zahira lagi. Aku tidak mau bertemu lagi dengan Gus Zafran apalagi di situasi yang seperti ini. Bisa-bisa Ia berpikir yang tidak-tidak tentangku. Kututup wajahku dengan hijabku, segera Aku berlari ke sembarang arah. Sepertinya Gus zafran tidak melihatku. Aku menghela nafas lega . Dengan cepat aku keluar dari rumah sakit ini, berlari mencari pangkalan ojek dan pulang ke rumah. Ada rasa seolah terbakar di hatiku. Melihat perhatian Gus zafran yang dulu kurasakan kini hilang dan beralih pada Ning Zahira. Pikiranku melayang jauh, mengingat masa-masa terindahku kalah itu. Tak terasa, bulir bening jatuh di pipiku, segera ku Usap dengan ujung hijabku saat aku menyadari ojek yang aku tumpangi ternyata sudah sampai di depan rumahku. Aku menyipitkan mataku, melihat gadis kecil duduk di teras dengan tangan bersedekap di dadanya. Sepertinya tidak asing."Kakak....!!" teriakannya membuatku tersadar. Ya di Nara Adik
Gus zafran berlari keluar kantor mengambil mobilnya yang terparkir di garasi. Abah dan Umi masuk ke mobil dengan tergesa-gesa. Semua santri yang melihat tampak keheranan. Ia melajukan mobilnya dengan cepat. Di perjalanan semuanya Hening .Abah dan Umi hanya berdoa, semoga Allah masih memberi kesempatan untuk Ning Zahira. Gus Zafran memarkirkan mobilnya Di pelataran rumah sakit. Kemudian menuntun Umi yang berjalan agak kesusahan karena kakinya yang rematik. Dalam hatinya hanya bisa berdoa untuk kesembuhan calon istrinya itu. Mereka berhenti tepat di depan ruang ICU. Ning Zahira sedang ditangani oleh dokter spesialis dan beberapa perawat di sana. Uminya dan Umi Neng Zahira hanya bisa berpelukan sambil menumpahkan tangisannya. Kali ini, mereka hanya bisa pasrah. Satu persatu dokter dan perawat keluar dari ruangan ICU. Salah satu dokter menghampiri mereka dan berkata " maaf, pasien ingin berbicara dengan keluarganya, kalian boleh masuk bersama-sama"." bai
*DUA MINGGU KEMUDIAN* Aku benar-benar seperti orang gila sekarang.Ya, gila karena cintaku yang akhirnya akan segera ku gapai. Aku tidak bisa berhenti tersenyum sejak semalam aku meminta izin kepada Abah untuk melamar Lita dan Abah mengizinkan. Aku melajukan mobilku ke jalanan. Mencari-cari salon yang bagus untuk potongan rambut ku. Aku membelokan mobilku di depan sebuah butik yang bersebelahan dengan salon/ Barbershop.Kebetulan sekali aku juga mau mencari jas untuk nanti malam. Aku masuk ke butik itu, membeli setelan jas berwarna krem lengkap dengan dasi berwarna coklat. Rasanya ini perfect , pikirku tatkala melihat pantulan wajahku di cermin.Aku segera membayarnya dan berlanjut ke salon sebelah untuk merapikan rambutku. Aku harus tampil sempurna nanti malam. Apalagi Ini pertama kalinya aku bertemu dengan calon mertuaku..o0o. Sementara itu, bunda dan ayah Lita sibuk di dapur untuk persiapan nanti malam.Setelah pertemuannya tempo hari dengan or
Lita merapikan sekali lagi hijab nya, kemudian keluar dari kamarnya dan menghampiri ayah bundanya di ruang tamu. Langkahnya terhenti tatkala melihat tamunya adalah Gus Zafran.Lita membuatkan matanya " apa gue mimpi?" batinnya dalam hati.Gus Zafran yang melihat Lita berdiri dihadapannya dengan gaun putih yang menurutnya sangat cocok dengannya itu hanya bisa meneguk salivanya dan berkata dalam hati " MasyaAllah cantiknya"" Lita ,ayo sini sayang" panggil bunda.Lita berjalan kearah sofa dan langsung menyalami abah dan umi." Umi apa kabar?" tanyanya.Umi tersenyum , " Alhamdulilah baik nduk, kamu sendiri bagaimana?"" Alhamdulillah saya baik umi" ucap lita dan langsung duduk di sebelah bundanya." Jadi begini, Maksud kedatangan saya kesini berniat untuk melamar Talita. Apa kamu mau menerima lamaran saya?" ucap Gus zafran.Lita meneguk salivanya, menarik nafasnya dan mengangguk mantap " saya terima lamarannya".Sontak semua yang ada
Hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidup seorang Talita Adriana. Hari di mana ia dipertemukan dengan pangeran impiannya dan ditakdirkan untuk menjadi permaisurinya. Ia akan belajar mendewasakan sikap dan mengubah statusnya menjadi seorang istri." Saya terima nikahnya Talita Adriana binti Ridho Irawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai " ucap Gus Zafran lantang." Bagaimana, sah? " tanya sang penghulu."Sah"" Alhamdulillah" Tak terasa airmata Lita menetes .Lita begitu terharu mendengar Ijab kabulnya barusan . Lita berharap ia bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya. Lita bahagia karena bisa menikah dengan pria yang ia cintai setelah perjalanan rumit yang ia lalui. Lalu, Gus Zafran dan Lita saling memasangkan Cincin Di Jari Manis atau sama lain. Zafran mencium kening sang istri untuk yang pertama kalinya . Dan kemudian Lita mencium punggung tangan suami lalu tangan kedua orang tua mereka. Lita memeluk Bundanya sambil menangis
Lita mengedipkan matanya nya. Ia sangat dekat dengan Gus Zafran, bahkan hanya lima centi. Ia bisa mencium aroma mint dari tubuh suaminya dan membuatnya bener-bener tidak bisa berkutik."Emh...ee ...Gus kita salat Isya dulu"Gus Zafran mengulum senyumnya dan mengangguk. Mereka salat berjamaah di kamar . Ini adalah kali pertama agus zafran dan lita sholat berjamaah. Selesai sholat gus zafran mengganti baju kemeja nya dengan kaos oblong berwarna putih dan masih menggunakan sarung hitamnya.Lita terpana melihat ketampanan suaminya itu " masya allah damagenya bukan main" batinnya.Lita Turun ke bawah untuk membuatkan suaminya teh hangat. Tampak rumah sudah sepi, pasti abah dan umi sudah tidur karena kelelahan. Rintik Hujan Membasahi dahan , menambah Suasana dingin malam ini." Gus diminum dulu tehnya" ucap Lita Seraya menaruh teh hangat pertama kalinya untuk suaminya di atas meja.Gus Zafran yang masih sibuk dengan pekerjaannya langsung menutup