Lita menutup mushafnya tatkala mendengar ponselnya berdering. Ia melihat nama Umi di layar ponselnya." Halo Assalamualaikum Ummi"" Waalaikumsalam nduk. Gimana kabarnya?"" Alhamdulillah baik Umi. Umi dan abah bagaimana, sehat kan?"" Umi dan Abah sehat nduk. Umi senang sekali ini jalan sama rombongan ibu ibu orangnya ramah-ramah dan lucu" ucap Umi sembari tertawa di seberang sana." Wah alhamdulilah nggih kalau Umi senang"" lah suamimu mana ?""Guse belum pulang mi, tadi ada undangan ceramah di acara hajatan""Oh iya iya. Ya Sudah Umi lanjut mau ke Sunan Ampel dulu ini""Oh nggih mi, hati-hati salam buat Abah""Nggih, Kamu juga baik-baik ya sama Zafran. Assalamualaikum...."" Waalaikumsalam..." Lita mematikan sambungan teleponnya. Ia melihat ada notifikasi dari nomor tidak dikenal." Ya Allah gue belum menyimpan nomor Gus Zafran"Kemudian Lita menyimpan nomor suaminya dengan memberi nama Gusku. Lita membuka pesan
Lita berjalan ke dapur, berniat untuk masak karena hari ini Umi dan Abah akan pulang. Ia membuka kulkas dan ternyata stok sayur dan daging sudah habis. Lita menghela nafasnya, berpikir sejenak dan mengambil ponsel di sakunya. Ia berniat menelpon Kang Ikhsan untuk mengantarnya ke supermarket karena suaminya sudah berangkat ke kampus." Umi datang sekitar jam dua nanti, gue harus cepet nih. Nggak mungkin kalau gue harus nunggu Gus Zafran pulang kerja" lirihnya. Ia mencari nomor Kang Ihsan dan menelponnya." Halo assalamualaikum Ning" jawab Kang ikan dari sambungan telepon.Lita terkejut mendengar Kang Ihsan yang memanggilnya dengan sebutan Ning. " Eee... Waalaikumsalam, Kang bisa Tolong antar saya ke supermarket?"" Oh bisa Ning, saya ke sana sekarang .Assalamualaikum" Belum sempat Lita menjawab, kang ikhsan sudah mematikan teleponnya. Lita paham dengan perasaan Kang Ihsan sekarang .Ia pasti sangat kecewa pada dirinya. Kang Ikhsan menghentikan mobi
Matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Tapi Lita sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Hari ini Gus Zafran mendapat undangan ceramah di salah satu pesantren yang lokasinya lumayan jauh dari rumahnya. Maka dari itu Lita harus bangun lebih awal dari biasanya." Hari ini sarapan apa?" , mata Gus Zafran masih mengantuk, tapi dia sudah siap dengan setelan baju koko dan sarung yang rapi." Saya buat nasi goreng. Gus mau minum teh atau kopi?"Gus zafran menatap Lita kemudian tersenyum, membuat jantung Lita berulah padahal hanya ditatap beberapa detik."Mau teh tapi jangan manis" Gus Zafran duduk di meja makan menunggu teh buatan lita. Lita menghampiri suaminya dan meletakkan teh buatannya di atas meja makan " Tumben Gus nggak mau manis" ucap Lita." Iya , Soalnya kamu kan udah manis " ucap Gus Zafran menggoda Lita.Lita menunduk sambil menggigit Bibir bawahnya karena malu." Talita, berhenti menggigit bibirmu ! Nanti luka" Gus Zafran mena
Aku terjaga dari tidurku, kulirik jam baru menunjukkan pukul dua dini hari. Aku beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan salat malam. Selesai salat aku membuka mushaf ku, mengulang hafalan Qur'an ku. Sayup-sayup kudengar suara Deru mobil memecah sunyi. Semakin lama semakin mendekat, lalu perlahan Masuk ke halaman . Aku segera membuka gorden dan melihatnya dari jendela. Sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan rumahku . Kulihat Gus Zafran keluar dari mobil itu . Pundaknya gemetaran menahan Dinginnya angin malam. Ia bersedekap dan melipat kedua tangannya di dada . Ia melangkah pelan ke arah pintu dan mengetuk nya .Aku bergegas membukakan pintu, aku tertegun karena tidak menyangka dia datang menembus malam sendirian. Dia terlihat letih . Baju koko berlengan panjang yang dipakainya kusut dan lusuh. Begitu melihatku Gus zafran langsung memelukku. Kulihat rambutnya berantakan. Aroma tubuhnya menguar membuatku bergetar. Saat dia menatapku ak
Lita perlahan membuka matanya, mengerjapkan mata karena merasakan silaunya cahaya matahari pagi ini. Lita meraba-raba kasurnya yang terasa luas tanpa Gus Zafran di sampingnya. Lita kemudian bangun dan melihat Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi " Astagfirullah gue kesiangan. Di mana Gus Zafran?". Lita melangkahkan kaki menuju dapur dan melihat suaminya sedang sibuk membuat sesuatu."Gus ngapain?"Gus Zafran menoleh ke arah Lita dan tersenyum "Saya lagi buatin kamu sarapan""Hah......Emang bisa?"Kemudian Gus zafran menghampirinya dan mencubit hidung Lita, "Apa sih yg saya ga bisa" bisiknya tepat ditelinga Lita.Seketika bulu kuduk lita berdiri.Lita menghela napasnya " Oke...kita buktikan saja nanti""Oke.." ucap Gus Zafran menunjukkan jempolnya." ayah dan bunda sudah berangkat?" tanya Lita celingak-celinguk."Sudah. Kamu nggak lihat ini sudah jam berapa?"" Oh iya saya lupa .Kenapa gue nggak bangunin saya?"" Tadinya saya m
TIGA BULAN KEMUDIAN Pukul empat dini hari Gus zafran terbangun saat tak sengaja merasa suhu tubuh Lita yang panas. Ia menyentuh kening Lita dengan punggung tangannya "Astagfirullah badanmu panas sekali". Gus Zafran pun segera turun dari ranjang untuk mengambil kompresan air hangat. Merasa tubuhnya tidak enak, membuat tidur Lita kurang terasa pula kali ini. Ia terbangun saat merasa benda hangat menempel pada keningnya. Ia melihat suaminya yang sedang duduk di depannya sembari memeras kompresan." Maaf saya mengganggu tidurmu " lirih Gus Zafran saat melihat Lita terbangun." Terima kasih Gus"" kita ke rumah sakit ya " bujuk Gus Zafran sembari mengusap pucuk kepala Lita.Lita menggeleng " nggak usah Gus,, saya nggak papa kok""Sayang, please.." Gus Zafran memohon.Lita tersenyum dan menganggukkan kepalanya." Nah, gitu dong"Dengan cepat Gus Zafran pun memakaikan hijab dan jaket untuk Lita, kemudian menggendong Lita ke mobil.Lita m
Hari ini Lita berencana untuk ke pasar tradisional bersama Umi untuk membeli beberapa keperluan dapur. Sebenarnya Lita mengajak Umi berbelanja di supermarket, tapi Umi ke ingin ke pasar tradisional." Nah ini loh yang buat umi pengen ke pasar" ucap Umi Seraya menunjuk pedagang yang menjual aneka kue tradisional."Oalah, jadi umi pengen makan kue tradisional?"" Iya Nduk, sudah lama umi pengen ke pasar beli jajan yang enak enak tapi ndak boleh sama abah mu"" kenapa Umi nggak titip saja sama Guse?"" Zafran ndak pernah mau nduk. Apalagi kalau disuruh ke pasar seperti ini ,dia malu" ucap Umi sembari tertawa. Lita hanya mengangguk kemudian membantu Umi memilih beberapa kue dan membawakannya. Setelah selesai berbelanja, Lita dan umi berjalan menuju parkiran hendak mencari taksi. Tetapi tiba-tiba dari arah berlawanan Lita melihat motor melaju dengan kecepatan tinggi hendak menabrak umi. Spontan Lita menarik lengan Umi dan terjatuh di pinggir jalan. Perutn
Gus Zafran mengajak Lita ke pantai sore ini. Ia menyiapkan dua buah es kelapa muda dan beberapa camilan. Hatinya terasa kelu, melihat istrinya yang tampak tak bersemangat. sebagai suami. Gus Zafran tak ingin melihat istrinya sedih seperti itu, karena kekuatannya akan hilang jika melihat Lita murung. " Sini sayang" ucap Gus Zafran mengajak Lita duduk di tikar yang sudah ia siapkan." Udah dong sedihnya. Anak kita sudah bahagia di atas. Nanti dia ikut sedih kalo lihat Uminya yang cantik ini sedih mulu " tambah Gus Zafran Seraya mengusap bahu Lita. Lita mengangguk, menuruti kata suaminya. Lita bersandar di dada Gus Zafran, menatap langit senja di atas mereka.Lita tersenyum dan berkata " Halo sayang, kamu baik-baik di sana ya, tunggu Umi dan Abi mu, kita akan segera berkumpul" Dada Gus Zafran terasa sesak mendengar ucapan Lita barusan .Ia menyatukan jari-jemarinya dengan Lita "kamu yang sabar ya sayang, kita harus ikhlas". Lita tersenyum, air matanya lagi-l