TIGA BULAN KEMUDIAN
Pukul empat dini hari Gus zafran terbangun saat tak sengaja merasa suhu tubuh Lita yang panas. Ia menyentuh kening Lita dengan punggung tangannya "Astagfirullah badanmu panas sekali". Gus Zafran pun segera turun dari ranjang untuk mengambil kompresan air hangat. Merasa tubuhnya tidak enak, membuat tidur Lita kurang terasa pula kali ini. Ia terbangun saat merasa benda hangat menempel pada keningnya. Ia melihat suaminya yang sedang duduk di depannya sembari memeras kompresan." Maaf saya mengganggu tidurmu " lirih Gus Zafran saat melihat Lita terbangun." Terima kasih Gus"" kita ke rumah sakit ya " bujuk Gus Zafran sembari mengusap pucuk kepala Lita.Lita menggeleng " nggak usah Gus,, saya nggak papa kok""Sayang, please.." Gus Zafran memohon.Lita tersenyum dan menganggukkan kepalanya." Nah, gitu dong"Dengan cepat Gus Zafran pun memakaikan hijab dan jaket untuk Lita, kemudian menggendong Lita ke mobil.Lita mHari ini Lita berencana untuk ke pasar tradisional bersama Umi untuk membeli beberapa keperluan dapur. Sebenarnya Lita mengajak Umi berbelanja di supermarket, tapi Umi ke ingin ke pasar tradisional." Nah ini loh yang buat umi pengen ke pasar" ucap Umi Seraya menunjuk pedagang yang menjual aneka kue tradisional."Oalah, jadi umi pengen makan kue tradisional?"" Iya Nduk, sudah lama umi pengen ke pasar beli jajan yang enak enak tapi ndak boleh sama abah mu"" kenapa Umi nggak titip saja sama Guse?"" Zafran ndak pernah mau nduk. Apalagi kalau disuruh ke pasar seperti ini ,dia malu" ucap Umi sembari tertawa. Lita hanya mengangguk kemudian membantu Umi memilih beberapa kue dan membawakannya. Setelah selesai berbelanja, Lita dan umi berjalan menuju parkiran hendak mencari taksi. Tetapi tiba-tiba dari arah berlawanan Lita melihat motor melaju dengan kecepatan tinggi hendak menabrak umi. Spontan Lita menarik lengan Umi dan terjatuh di pinggir jalan. Perutn
Gus Zafran mengajak Lita ke pantai sore ini. Ia menyiapkan dua buah es kelapa muda dan beberapa camilan. Hatinya terasa kelu, melihat istrinya yang tampak tak bersemangat. sebagai suami. Gus Zafran tak ingin melihat istrinya sedih seperti itu, karena kekuatannya akan hilang jika melihat Lita murung. " Sini sayang" ucap Gus Zafran mengajak Lita duduk di tikar yang sudah ia siapkan." Udah dong sedihnya. Anak kita sudah bahagia di atas. Nanti dia ikut sedih kalo lihat Uminya yang cantik ini sedih mulu " tambah Gus Zafran Seraya mengusap bahu Lita. Lita mengangguk, menuruti kata suaminya. Lita bersandar di dada Gus Zafran, menatap langit senja di atas mereka.Lita tersenyum dan berkata " Halo sayang, kamu baik-baik di sana ya, tunggu Umi dan Abi mu, kita akan segera berkumpul" Dada Gus Zafran terasa sesak mendengar ucapan Lita barusan .Ia menyatukan jari-jemarinya dengan Lita "kamu yang sabar ya sayang, kita harus ikhlas". Lita tersenyum, air matanya lagi-l
Lita dan Gus Zafran sampai di gerbang pesantren. Matanya tertuju pada seseorang yang sedang berjalan membawa koper tepat dihadapannya.Lita mengerutkan dahinya " Kan Ikhsan?"" Lita , saya pamit" lirih kan ikhsan." Kenapa tiba-tiba? ini Sebenarnya ada apa sih ?" tanya Lita bingung.Dengan cepat Gus Zafran menarik pergelangan tangan Lita, mengajaknya masuk." Gus ini Sebenarnya ada apa?"Gus Zafran tidak menghiraukannya. Lita menghela nafasnya , ia benar-benar bingung dengan semua ini. Gus Zafran berjalan memasuki kamarnya, Lita yang dari tadi ditarik pergelangan tangannya tiba-tiba melepaskan tangannya." Gus tolong jelaskan semuanya" tanya Lita.Gus zafran berbalik badan ,memegang kedua bahu Lita dan berkata "Tolong kamu nggak usah bahas Ikhsan lagi ya"." Iya tapi kenapa? Kang ikan salah apa?"" Lita, kamu tahu suamimu ini Paling nggak bisa marah. Kalau saya sampai bertindak sejauh ini, Itu tandanya dia sudah kelewat batas ".Li
Tiga bulan pasca keguguran yang dialami Lita , Gus Zafran berinisiatif untuk mengajak Lita bulan madu. Ia sudah memikirkan tempat dan mengatur jadwal dari jauh-jauh hari tanpa diketahui Lita." Mi, Zafran sama Lita mau pergi satu minggu" ucap Zafran di sela makan malam bersama Abah dan Umi.Spontan Lita mengerutkan dahinya dan bertanya "kita mau ke mana Gus?" Gus Zafran tersenyum Seraya menggenggam jari-jemari Lita yang ada di atas meja makan " Kita pergi bulan madu sayang"."Bulan madu?" Gus Zafran mengangguk antusias "Iya , semenjak kita menikah, saya belum pernah mengajakmu bulan madu. Karena saya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan sekarang saya sudah ambil cuti, Ayo kita senang-senang. Katanya kamu pengen berduaan sama saya " ucapnya sembari mengedipkan sebelah matanya berusaha menggoda Lita.Lita membulatkan matanya lalu mencubit pinggang suaminya."Awww..."" Kenapa nggak ngomong di kamar aja" bisik Lita yang wajahnya mulai merah karena mal
Dua jam perjalanan akhirnya Lita dan Gus Zafran sampai di salah satu terminal di kota Bandung . Gus Zafran membangunkan Lita yang masih tertidur pulas . Satu per satu penumpang mulai turun dan hanya tersisa Lita dan Gus Zafran di dalam bus." Talita ,bangun kita sudah sampai".Lita membuka matanya dan terkejut melihat sekelilingnya sudah sepi " loh penumpang yang lain ke mana Gus?"" sudah turun, Ayo kita turun " ucap Gus Zafran sembari menarik lengan Lita , memaksa Lita yang masih mengantuk untuk berjalan. Gus Zafran berjalan membawa koper diikuti oleh Lita. Cuaca mendung hari ini membuat Bandung semakin dingin. Gus Zafran Melambaikan tangannya pada taksi yang lewat, kemudian mengajak Lita segera masuk ke taksi itu karena hujan sebentar lagi turun." kita mau ke mana Gus?" tanya Lita yang sudah kena sasaran dari kemarin." Sabar ya , nanti kamu tahu " jawab Gus Zafran sembari tersenyum.Ia sengaja merahasiakan tempat ini kepada istrinya karena ingin
Lita tertidur lelap di pelukan Gus zafran. Gus Zafran memandangi wajahnya dengan perasaan berdebar. Wajah imutnya yang terlihat begitu natural tapi cantik . Ia bersumpah akan selalu melindunginya apapun yang terjadi .Pelan-pelan ia membenarkan posisi tidur Lita dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal. Lalu ia bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Lita terbangun mendengar suara ponselnya yang berdering. Lalu mengambilnya di atas nakas ia melihat nama Umi di layar ponselnya "Astagfirullah gue belum ngabarin Umi " lirihnya." Halo , Assalamualaikum Mi " Suara bising di seberang sana membuat Lita tahu bahwa Umi sedang tidak dirumah." Waalaikumsalam . Umi lagi di jalan ini , sama mbak mbak .Umi mau ke acara sholawatan. Umi bosen di rumah ndak ada yang nemenin"Umi dan Lita memang terbiasa mengobrol atau saling menyimak Alquran di jam-jam seperti ini." Umi hati-hati ya , ini Lita dan Gus Zafran juga sudah sampai"." Alhamdulillah
Sudah lima hari Lita dan Gus Zafran berada di kota ini. Hari ini mereka memutuskan untuk pulang karena Umi sudah sibuk menelpon setiap waktu karena merindukan Lita. Di perjalanan Lita masih saja memikirkan perihal sahabatnya yang sebentar lagi akan menikah dengan Kang Ikhsan itu. Ia tahu memang sudah lama Risma mengagumi Kang Ihsan namun Lita khawatir dengannya." Saya nggak nyangka kalau Risma bakalan nikah sama Kang Ikhsan" ucap lita memulai percakapan di Bus." Maut dan Jodoh itu nggak ada yang tahu, jadi serahkan semua sama Allah ya" Gus Zafran mencoba menenangkan Lita.Lita hanya mengangguk, terdiam , sibuk dengan pikirannya sendiri. Bagi Lita semua ini terasa begitu rumit. Dia juga masih tidak percaya kalau Kang ikhsan yang dikenalnya tega melakukan hal sebodoh itu kepadanya..o0o. Malam menjelang. Setelah perjalanan yang lumayan panjang dilewati Lita dan Gus Zafran akhirnya mereka sampai juga di pesantren. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, itu artinya Umi dan Abah
Sengatan matahari ini tidak menyurutkan sedikitpun semangat Lita untuk berjalan menuju gedung Diniyah. Siang ini kita sudah mulai aktif dengan kegiatannya mengurus pondok pesantren suaminya itu." Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh " ucap Pelita memulai kelasnya." Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh " jawab para santri putri kompak. Lita mulai mengabsen satu persatu santri putri di kelasnya. Kemudian lanjut menyampaikan satu persatu materi dan menjelaskannya secara detail. Diam diam Lita tersenyum, memandangi setiap sudut ruangan ini . Ia teringat , disinilah awal mula cinta mereka bersemi . Di sinilah mulai tumbuhnya perasaan menyayangi satu sama lain . Dan disinilah segala kenangannya bersama Risma dan teman-teman yang lain . Lita kembali khawatir tatkala memikirkan Risma yang sempat bertemu dengannya di Bandung kemarin. Semoga saja ini yang terbaik yang diberikan Allah untuknya.*Flashback Off*" Ta , semoga lo berjodoh ya sama Gus Zafran "ucap Risma yang selalu c