Setelah membuka beberapa kado dari bunda dan teman-temannya, Lita akhirnya membuka kado dari Kang Ikhsan. Lita mendapat kado sebuah gamis dari bunda, kado hijab dari Nara dan kado mukena dari intan sahabatnya.
Lita membuka kotak dari kang ikhsan.Di dalamnya ada jam tangan dan kartu ucapan yang bertulis " Happy birthday Talitha Adriana". Lita tak berminat mencoba jam tangan itu. ia segera memasukkannya kembali ke kotak dan menyimpannya di dalam lemari. Ia mengambil satu kado lagi yang belum dibuka, kado dari Gus Zafran. Ia membukanya dengan sangat hati-hati. Ia melihat boneka beruang yang sangat imut di kotak itu, dengan semangat Lita mengambilnya dan langsung memeluknya. Ia membayangkan bahwa yang ia peluk itu adalah Gus Zafran. Ia benar-benar bahagia hari ini. .o0o. Lita berlari keluar dari pesantren. pikirannya sangat kacau saat tiba-tiba ia mendapat kabar bahwa kakeknya masuk rumah sakit. Lita berlari menuju halte bus. menunggu bus atau taksi yang bHari ini adalah hari ketiga setelah kepergian kakeknya. Lita belum juga pulang ke pesantren. Lita benar-benar Belum bisa mengendalikan pikirannya. Iya masih selalu menangis kala ia mengingat mendiang kakeknya. Bunda yang melihat putri sulungnya murung segera memeluknya " sayang, kamu nggak boleh sedih terus, kamu harus semangat supaya kakek juga bahagia melihat kamu dari sana"." cerita sedih Bun, Lita sudah berusaha mewujudkan keinginan kakek jadi Hafidz Quran, tapi ngapa kakek cepet banget ninggalin Lita, hiks".Bunda mengusap air Mata di pipi Lita " sayang, dengar Bunda ya, walaupun Kakak nggak ada, tapi kakek tetep tahu kok kok kakek pasti bangga sama kamu. kalau kamu sedih, kakek juga sedih di sana" ucap Bunda berusaha menenangkan Lita. Lita hanya mengangguk, ia mencoba bangkit dan melupakan kesedihannya. Lita yakin pasti kakeknya sangat bangga padanya..o0o. Kang Ihsan duduk di teras asrama, memikirkan Lita yang sudah beberapa hari ber
Malam itu Abah memanggilku. Aku duduk di kursi teras tepat disebelah Abah. Sepertinya aku sudah tahu u apa yang akan disampaikan Abah. " besok malam minggu Abah Zainuddin sekeluarga datang kesini, Abah akan mengenalkan kamu pada putrinya"" apa tidak terlalu cepat bah" " tidak, Abah sudah memikirkannya". aku hanya mengangguk pasrah. Abah sangat keras dan tidak bisa di tentang. Bagaimanapun aku tidak mau membangkang dengannya. Mungkin Gadis itu memang bukan ditakdirkan untukku." kamu macak'o seng ganteng le" ucap Abah Sambil tertawa."Ah abah, bukannya saya sudah ganteng dari lahir"Abah tertawa " iya, anak Abah ini memang ganteng. Makanya abang jodohkan dengan yang cantik juga." bisa aja Abah"aku bahagia ketika melihat Abah bisa tertawa lepas seperti ini. Tidak mungkin aku merusak kebahagiaan nya. Walau aku harus mengorbankan perasaanku sekalipun. tak jauh dari tempatku dan Abah duduk, aku melihat seorang gadis di balik pohon. Aku
Aku melangkahkan kakiku menuju Aula titik rasanya sudah lama aku tidak bergabung di grup sholawat ini. aku melirik Lita sekilas, Tampaknya ia sama sekali tidak peduli dengan kedatanganku di aula ini. Ada rasa sesak di hatiku melihat sikap dingin nya belakangan ini. Biasanya ia selalu tampak ceria di depanku, sehingga menambah 80% semangatku. Aku tahu mungkin hatinya sangat kecewa mendengar percakapan ku dengan Abah Malam itu. Tapi aku bisa apa?, aku benar-benar tidak bisa menentang perjodohan ini. Otakku benar-benar tidak berputar saat ini." Maaf Gus, bisa kita mulai sekarang?" ucapkan Ikhsan menyadarkan Lamunan ku." Oke, kita mulai". Aku dan Lita mulai bersholawat setelah mereka memainkan alat rebana nya masing-masing. Sangat sulit bagiku berkonsentrasi dihadapan gadis ini. Ia sama sekali tidak mengalihkan pandangan dari buku sholawat yang ada di tangannya.Aku benar-benar galau kali ini..o0o. Setelah kejadian di aula tadi, aku benar-benar di
Malam ini adalah malam dimana aku harus bertemu calon istriku. Calon istri yang dipilihkan Abah untukku. Aku tahu, Abah pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Tapi bagaimana dengan hatiku? aku mempunyai gadis Pilihan Ku Sendiri. Abah memberitahuku bahwa calon istriku akan tiba sebentar lagi. Aku keluar kamar untuk menyambutnya di depan pintu. dari kejauhan aku melihat Lita memandangku. Aku melihat ada kesedihan di matanya. Aku benar-benar merasa bersalah padanya, tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan ndalem. Aku yakin itu pasti calon istriku. Aku Dan Abah bergegas keluar menyambut kedatangannya dan mempersilahkannya masuk. Aku melihat sekilas wanita itu. Ia cantik, Anggun dan elegan tapi hatiku sama sekali tidak berpaling dari Lita. Kami duduk di ruang tamu bersama orang tuaku dan orang tuanya." Le, ini mamanya Ning Zahira, beliau ini lulusan dari salah satu universitas di Kairo" Abah memperkenalkannya padaku.
Sudah hampir 3 tahun aku berada di pesantren ini. ini adalah khataman keduaku. Bunda berencana mengadakan acara syukuran di rumah nanti malam. Aku bergegas pulang, berjalan sendiri melewati gerbang.Aku akan menunggu bus di halte titik aku menunggu sambil membuka mushaf, kembali mengulang hafalan ku. aku tersadar saat ada yang memanggil namaku "Talita Adriana"spontan aku mendongakkan kepalaku ke atas. Aku benar-benar terkejut melihat Gus Zafran sudah ada di hadapanku." Biar saya antar kamu pulang"" Maaf Gus, tidak perlu" aku melirik ke arah jalan. Bus sudah berhenti di depan halte titik segera Aku membawa Tasku dan pergi meninggalkannya. Aku benar-benar sudah tidak mau lagi berharap dengannya. Aku melihatnya dari dalam bus, tak terasa air mata membasahi pipiku. Inilah yang membuat ku berharap dengannya, perhatian yang selalu Ia berikan. Hati wanita mana yang tak luluh Jika diperhatikan seperti ini. Sesampainya di rumah, aku berlari menghambur ke pel
Pesanan makanan sudah datang.Intan memesan dua gelas jus jeruk, dua porsi soto lamongan dan satu porsi gurame bakar yang ukurannya lumayan besar. Dan tidak lupa Intan juga memesan beberapa camilan.Aku meneguk salivaku" lo pesan makanan sebanyak ini?"Intan mengangguk antusias." gila lo, Siapa yang mau ngabisin?"" udah lo tenang aja. Ini semua gue yang traktir"." Bukan gitu tapi..."" udah ah, Ayo makan gue laper nih" potong Intan.Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Intan. Sahabatku satu ini memang selalu Royal padaku.Ia sangat marah jika aku terlalu sungkan padanya. Menghabiskan satu porsi soto lamongan saja perutku benar-benar penuh, ditambah lagi aku harus makan camilan yang dipesan Intan sebanyak ini. Aku mengusap perut ku yang begah.Menatap sekeliling Cafe ini.Suasana yang begitu damai. Di jam makan siang seperti ini, banyak sekali tamu yang datang .Cafe ini memang sangat rekomen untuk makan dan bersantai, atau hanya sekeda
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00. Aku segera beranjak mencari mushola di mall ini. selesai salat asar, aku mengajak Intan ke makam kakek. Dengan senang hati Intan mengantarku. Sesampainya di makam ,aku benar-benar sudah tidak bisa menahan air mataku .Kuceritakan semua keluh kesah kepada kakek. Seandainya kakek masih hidup, pasti kakek bangga melihat ku sudah menghatamkan Al-quranku. Pasti Kakek bahagia karena keinginannya sudah terpenuhi.Aku mencium Nissan kakek, aku benar-benar sangat rindu dengan kakek." lo yang sabar ya ta" ucap Intan sembari mengusap pundakku.Air mata ini masih saja jatuh tanpa aku bisa menghentikannya. Waktu maghrib sebentar lagi tiba, aku dan Intan segera pergi dan Mencari masjid di sekitar sini. Aku memohon kepada Allah,aku tumpahkan segala Kesedihanku. Kali ini aku benar-benar terjatuh sangat dalam. Aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosiku.Aku benci dengan ini semua. Intan mengantarku sampai depan rumah. Intan menola
Tok...tok...tok.Aku membuka pintu rumah yang diketuk dari tadi.Aku terkejut melihat yang datang adalah Kang Ikhsan .Untung saja aku memakai hijab ku." Maaf Kang, tapi di rumah sedang tidak ada orang, jadi sebaiknya kita duduk di luar saja".Aku mempersilahkannya duduk di kursi teras. Aku kembali masuk untuk membuatkannya minuman." ngomong-ngomong Ada perlu apa ya kang?" ucapku membuka percakapan." tidak ,saya hanya mampir sebentar, Kebetulan saya habis dari rumah sakit tadi ngantar Gus zafran".Spontan aku membelalakkan mataku " Gus Zafran?"" Iya, kata dokter beliau terserang penyakit demam berdarah dan harus dirawat beberapa hari di rumah sakit"Aku hanya menganggukkan kepalaku.Setelah meminum teh hangat yang kubuatkan, Kang Ikhsan pamit pulang ke pesantren. Ia menggantikan Gus Zafran di kantor saat beliau berhalangan seperti ini. Kang Ihsan Melambaikan tangannya di belakang kemudi lalu pergi meninggalkanku.Aku benar-benar ingin