Sepertinya cuaca di siang hari ini sangat terik. Sudah satu minggu sejak Naina dirawat. Kini kondisinya sudah stabil.
Hari ini Naina memutuskan untuk mengajak Rey berbincang-bincang dengannya. Naina menganggap Felix alias Rey, sudah seperti sahabatnya sendiri. Kini mereka tengah asyik berbincang-bincang di ruang keluarga. Naina terlihat seperti sudah kenal lama dengan supirnya alias Rey. Ia terlihat begitu nyaman dengan Rey. Perbincangan mereka pun terasa menyatu dan tersambung satu sama lain, tidak seperti jika Naina berbicara dengan Alex. Mereka berdua terlihat agak sedikit kaku. Jelas saja, Alex adalah orang asing. Ntah lah, kapan parasit ini akan pergi.
"Nona, apakah kau tahu. Aku dulu sangat suka memakan buah durian. Jika saja buah itu boleh dimakan dengan porsi yang banyak, maka aku akan menghabiskan satu bak buah durian yang sudah dikupas," ucap Rey sambil melamuti tangannya yang terkena durian.
Naina pun tersenyum melihat tingkah Rey. I
Rey merasa terkejut dengan semua ucapan David. Ia benar-benar tidak percaya, bahwa ada orang sebodoh itu untuk melakukan suatu hal. Amarahnya kembali tersulut. Entahlah, sepertinya semua orang selalu membuatnya mendidih. Rey juga bingung dengan nasibnya. Terkadang, ia menertawakannya, terkadang ia menangisi takdirnya."Benar-benar keterlaluan, Alex sukelex," ucap Rey.Rey sedang berada di tempat huninya. Hanya tempat itu lah yang paling aman untuk saat ini, jika digunakan untuk menerima telepon."Rey, kamu nggak boleh kayak gitu. Kamu nggak boleh mengubah-ubah nama orang,"tegur David."Biarin. Kalau dia mah nggak apa-apa digituin, emang pantes," balas Rey."Jalan satu-satunya itu cuma kamu balikan sama Naina. Usir si otak udang itu dari rumah," ucap David."Semuanya nggak semudah ngebalik telapak tangan, Vid.""Huh, iya juga. Tapi kamu besok harus datang ke kantorku gimana pun caranya.""Iya
Keesokan harinya, Alex terlihat sangat murung karena dirinya dilabrak oleh Bara. Bahkan Naina pun ia diamkan. Pagi hari itu Naina menyindirnya hingga membuat Alex semakin marah."Harusnya aku yang marah. Bukan kamu," ucap Naina dengan datar."Duh, tolong kamu diem. Aku lagi nggak mau ditanya-tanya apalagi diganggu," ucap Alex. Ia mengernyitkan dahinya dan meninggalkan Naina yang masih ada di atas kasur.Alex menuruni anak tangga secara perlahan sambil melamun. "Gimana caranya buat bayar mereka," batin Alex.Saat sudah selesai menuruni anak tangga, tak sengaja Rey menyenggol tubuhnya. Hal itu tentu saja membuat Alex semakin marah. Ia melampiaskan semua kekesalannya pada Rey. Di pagi hari libur
Setiap hubungan, haruslah mempunyai suatu landasan utama. Yaitu cinta dan kepercayaan. Jika kedua komponen utama itu tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan hubungan itu akan sangat rapuh.Hubungan Naina dengan Rey juga bisa disebut rapuh, karena salah satu dari mereka tidak percaya dengan pasangannya sendiri.***Keesokan paginya, Rey mulai mencari bukti yang menyatakan bahwa Naina tidak bersalah. Rey sangat berharap kali ini ia mengikuti jalan yang benar. Akan tetapi, ia juga merasa takut jika akhirnya akan merasa lebih kecewa, karena tidak percaya pada Naina dan malah membiarkannya bersama dengan pria lain.Rey berdiri di atas balkon lantai tiga. Ia melihat mobil Alex yang sudah meninggalkan rumah. Langsung sa
Mendengar teriakan Naina, Rey menoleh ke belakang. Sorot matanya terlihat sangat sedih dan pasrah. Ia menatap Naina dengan perasaan bersalah. Perlahan Rey melangkah mendekati Naina. Naina menatap Rey dengan penuh rasa kasihan. Ia juga bingung dengan perasaan anehnya ini. "Naina," lirih Rey. Ia terus mendekat ke Naina dengan perlahan sambil mengusap matanya yang basah. Dengan spontan Rey memeluk Naina dengan sangat erat. Naina merasa bingung dengan semua ini. Dengan ragu ia membalas pelukan Rey. Rey yang merasakan pelukan dari Naina memeluknya lebih erat lagi. Dirinya memejamkan mata sambil memaki dan meminta maaf kepada dirinya sendiri dalam hati. "Maaf, maaf," batin Rey. "Felix? Ada
Melihat benda melingkar di jari manis Rey, Naina teringat akan suatu hal. Ya, dia sangat ingat bagaimana dirinya mendapatkan cincin yang ada di jarinya. Dirinya juga ingat, bahwa ia dengan Rey mempunyai cincin yang sama persis, seperti yang Rey pakai.Cincin itu sudah dilepas sejak kala itu, karena ia menyadari bahwa Naia pasti akan melontarkan begitu banyak pertanyaan kepadanya. Sejak Rey menyadari kesalahannya, ia memutuskan untuk mengenakan cincin itu kembali. Namun, hal itu menjadi sebuah kecerobohan yang besar bagi Rey.Naina begitu penasaran melihat benda itu, ia langsung bertanya kepada Rey. "Maaf, dari mana kamu dapat cincin itu?" tanya Naina.Rey terpaku mendengar pertanyaan itu. Matanya melebar. Begitu juga dengan Bi Sri. 
Pikiran Rey sangat kacau. Ia bingung untuk menentukan hal ini. Apakah dirinya harus memberitahu sebuah peristiwa yang menimpanya kepada Naina? Atau diam untuk sementara waktu?"Mungkin saja jiwanya tertukar dengan diriku," ucap Rey sembari tertawa kecil."Duh, bingung jadinya," balas Naina.Naina tidak bisa diam karena merasa aneh kepada suaminya saat ini, atau sebut saja dia suami palsu. Sepertinya ia merencanakan sesuatu.***Rey merasa heran. Mengapa semua orang tidak menyadari suara Alex sangat berbeda dengan dirinya. Apakah semua orang terkena mantra sihir? Hal ini benar-benar sangat membingungkan baginya. Tidak, ada satu orang
Setelah berpikir panjang, Alex memutuskan untuk mencari tahu segalanya tentang Rey lewat David. Lantas, apakah David akan memberitahu informasi mengenai Rey?***Setelah makan malam selesai, Alex meminta nomor telepon David kepada Naina dengan alasan ponselnya yang rusak.Alex meletakkan garpu serta sendok makan di atas piring dengan rapi. Matanya melirik ke arah Naina yang masih mengunyah makanannya. Ia mencoba mengatur napasnya sedemikian rupa agar tidak terlihat gugup."Na, boleh aku minta nomor telepon David?" pinta Alex.Bi Sri yang tengah makan pun langsung menatap tajam Alex dengan penuh curiga. "Rencana apalagi ini," batin Bi Sri."Loh, 'kan kamu udah punya," jawab Naina."Hp aku rusak. Waktu hpnya dibenerin, datanya juga pada ilang, termasuk nomor telepon."Naina mengangguk pelan mengiyakan permintaan Alex."Mau buat rencana apalagi dia? Aku harus kasih tau Rey," batin B
Setelah mendengar semua cerita dari Rey. Naina merasa seperti tahu mengenai cerita itu. Rasanya seperti tidak asing. Seperti, dirinya pernah mengalami hal yang sama. Ya, ia langsung teringat dengan kisahnya dulu bersama Rey. Rey menceritakan awal mula mereka bertemu dan bagaimana mereka hampir tidak bisa bersama dikarenakan Naina yang akan dijodohkan dengan anak dari teman Ayahnya."Cerita yang aku dengar darimu sama persis dengan apa yang pernah aku alami. Bolehkah aku tahu namanya?" ucap Naina."Maaf, tapi aku tidak bisa memberi tahu soal ini kepada nona.""Oke, fine. Aku tahu, semuanya emang nggak perlu tahu tentang dirimu."***Alex berjalan masuk ke dalam rumah dengan penuh semangat dan senyum yang lebar. Di tangan kanannya terdapat pesanan Naina tadi. Alex melangkah dengan cepat menuju kamar dengan penuh harapan Naina akan menyukainya dan akan memeluknya. Namun sayang seribu sayang, Naina tidak ada di sana dan sedang bersama Rey d