Beranda / Rumah Tangga / Godaan Ranjang Sang CEO / Part 64—Mencintai Pria Bodoh.

Share

Part 64—Mencintai Pria Bodoh.

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-27 15:37:41

Satu bulan yang dinanti akhirnya pun tiba. Hasil tes DNA yang keluar pada hari ini tentu akan menentukan nasib pernikahan Gwen selanjutnya. Apakah akan bertahan atau berakhir seperti keputusannya semula. Gwen ingat sekali dengan perkataan Nich tempo hari yang akan meresmikan pernikahan mereka di sebuah gereja bila anak Valerie dinyatakan bukanlah darah dagingnya.

Pernikahan impian yang selama ini dia inginkan akan diwujudkan oleh Nich. Akan tetapi, Gwen sudah tidak menginginkan hal tersebut. Tidak karena sosok yang menjadi saksi pernikahannya sudah tidak berada di sisi. Semuanya hanya sia-sia.

"Honey," panggil Nich yang baru saja masuk ke kamarnya. Aura di wajahnya nampak berbeda.

Gwen meletakkan buku bacaan yang sedang dibaca pada meja nakas, lalu menatap Nich yang berjalan ke arahnya dengan membawa sebuah amplop warna putih berukuran sedang. Pikiran Gwen langsung mengarah pada hasil tes DNA.

"Honey." Tiba-tiba saja Nich mengangkat tubuh Gwen ke gendongan, lalu memutar-mutarnya bebe
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
imasi
hadehhhhh......lnjutnnya lmaaaaa bingitttt, kok gk tuntas sih nulisnya thor?...
goodnovel comment avatar
Aroyan Dilan
bacanya deg deg kan, akhirnya bukan anak Nick.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 65—Pelayanan Queen Flo.

    "Sekarang kedua mempelai dipersilakan untuk saling berciuman." Pastor berkepala plontos itu memberikan izin kepada pasangan pengantin yang baru saja meresmikan pernikahannya. Kesempatan tersebut tentu tak disia-siakan oleh Nich yang hari ini merasa sangat bahagia karena telah mewujudkan keinginannya. Menikahi perempuan yang sangat dia cintai di hadapan semua orang terdekat. Satu lengannya terulur ke pinggang, dan tangannya yang lain memegang tengkuk sang istri yang siang ini terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin warna putih. "Kau siap, Honey?" bisiknya dengan kerlingan jahil.Gwen tersipu, lalu mengangguk malu-malu. Rona bahagia terpancar dari sepasang manik biru itu, meski pandangannya tertutup kabut kesedihan. Ini memang pernikahan impiannya, tetapi kebahagiaan yang dirasa tidak lengkap tanpa kehadiran sosok ayah tercinta. Walaupun sebagian tamu adalah keluarga. Namun, hati Gwen menginginkan sang ayah yang menjadi saksi di hari spesial ini."Aku mencintaimu, Gwen."

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Ending~

    Kamar tempat menginap Nich dan Gwen sudah tak berbentuk lagi. Di lantai ada beberapa helai kain yang berserak asal serta kelopak mawar merah, setelah semalaman kedua insan yang baru saja mereguk manisnya madu malam pengantin untuk yang ke sekian kali. Nich tidak membiarkan Gwen beristirahat barang sejenak hingga subuh menjelang, terus mengajak istrinya itu berpetualang menikmati panasnya gelora asmara yang kembali memercik. Cinta di hati Gwen kembali bersemi setelah melewati banyak rintangan dan ujian. Tak pernah menyangka bila dia akan kembali jatuh ke dalam pelukan pria ini lagi. Nicholas Kennedy. Satu nama yang selalu tersemat di hatinya dari dulu hingga detik ini. Gwen merasa bila takdirnya memang hidup bersama seorang Nich, karena sejak awal dia mengenal cinta, hanya nama itu yang terpatri di ingatannya. Sebuah kecupan singkat Gwen berikan di bibir Nich yang masih terlelap di sisinya. Senyumnya terukir ketika memandang wajah menawan yang tak pernah berubah itu. Masih sama. Bah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 1—Pertemuan ~

    Birmingham—Inggris.***"Gwen Florine!"Seorang perempuan berpakaian minim bahan yang baru saja masuk ke ruang ganti khusus perempuan itu, memanggil penghuninya.Merasa dipanggil namanya, Gwen yang masih sibuk memulas riasan di wajahnya pun lantas menjawab, "Ya."Manik Gwen menatap perempuan bertubuh hampir sama sepertinya dengan seksama, biasanya jika dia ke sini itu berarti ada sesuatu yang penting yang perlu disampaikan."Kau diminta ke ruangan VIP oleh Daniel. Ada tamu istimewa yang akan menonton pertunjukanmu malam ini." Perempuan berambut pirang itu berkata dengan logat Inggris yang kental, terdengar seperti sebuah perintah yang harus segera dilaksanakan oleh Gwen saat ini juga."Baik. Tapi aku ingin memastikan penampilanku sekali lagi. Kau bisa pergi lebih dulu. Sebelumnya terima kasih, Sam." Gwen tersenyum, yang segera dibalas anggukan oleh perempuan bernama Samantha itu."Oke. Kau jangan terlalu lama. Kalau tidak mau Daniel memotong gajimu." Samantha lantas pergi dari ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 2—Queen Flo~

    "Bagaimana, kau suka, Nich?" tanya Daniel, pada teman lamanya yang duduk dalam diam sembari menikmati segelas whiskey di genggaman."Lumayan."Teman Daniel bernama Nich menjawabnya santai, sembari menikmati pertunjukan penari striptis yang tengah menggesekkan punggungnya pada tiang dengan gerakan sensual. Sebenarnya tontonan seperti ini bukanlah hal baru baginya. Nich pun bertanya sambil menyesap minumannya lagi, "Siapa namanya?""Sam. Lebih tepatnya Samantha Grace," jawab Daniel, mengisi gelas Nich yang sudah kosong dengan Whiskey lagi. "... Cantik dan seksi. Dia penari nomer dua yang paling diminati di sini," lanjut Daniel.Nich langsung mengalihkan pandangannya pada Daniel. "Itu berarti ada yang lebih panas dari Samantha?" tanyanya dengan alis menukik sangat tinggi.Daniel mengangguk. "Tentu. Ada Sam yang cantik, dan ada Queen Flo yang panas." Daniel begitu bangga menyebut nama julukan Gwen. Telunjuknya mengacung ke depan, tepatnya ke atas panggung.Nich mengernyitkan kening, memut

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 3—Sama-sama gelisah ~

    Nich terus mondar-mandir di kamar yang disewanya selama beberapa hari ke depan, dengan pikiran yang sangat kacau. Ingatannya terus terpatri pada sosok perempuan yang dia temui di bar milik Daniel. Bahkan, berkali-kali Nich mencoba mengenyahkan kelebat wajah cantik itu dari memori masa lalu yang kembali berputar.Nich menggeram, mengepalkan tangannya, lalu meninju udara seraya mengumpat. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Gwen? Kenapa dia bisa menjadi seorang penari? Bukankah keluarganya paling terpandang di London? Tetapi ... Bagaimana bisa?"Benar. Seingat Nich, Gwen terlahir dari keluarga paling terpandang di London. Bahkan, masuk dalam daftar urutan orang terkaya di ibu kota Inggris itu. Lalu, apa yang disaksikan oleh Nich benar-benar di luar dugaan. Seorang Gwen dari keluarga terpandang menari telanjang di sebuah Bar?Bukankah itu hal yang sangat mengejutkan?"Aku harus cari tahu. Kenapa dan bagaimana Gwen bisa menjadi seorang penari. Ya, harus!"Nich lantas menyambar ponselnya y

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 4—VIP lagi?~

    Aroma roti panggang yang baru saja keluar dari oven, menguar ke sekeliling area dapur yang sangat sederhana dan minimalis. Tak ada barang mewah di sana, seperti perlengkapan masak yang dulu pernah ada. Pun dengan para maid yang dulu sering berseliweran ketika pagi menjelang seperti ini. Sibuk pada tugasnya masing-masing di kediaman Gwen yang dulu.Itu hampir 5 tahun yang lalu, waktu keluarga Stones masih berjaya di puncak kejayaan. Waktu nama mereka dikenal banyak orang bahkan sampai ke luar benua.Kini Gwen dan ayahnya telah terbiasa hidup sederhana, tinggal di rumah yang ukurannya bahkan tak seluas kamar mandi mereka kala itu. Semenjak Tuan Jimy—ayahnya Gwen ditipu oleh rekan bisnisnya dan dibuat bangkrut, tak ada lagi mata yang melirik mereka. Tak ada yang tahu, jika mereka dulu adalah orang terpandang di kota London.Memutuskan untuk pindah ke kota Birmingham, Gwen dan Tuan Jimy memulai semuanya dari nol. Jatuh bangun sudah biasa mereka hadapi selama ini. Sampai dokter memvonis Tu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 5—Panas~

    Sepanjang bersiap-siap, Gwen tak berhenti menggerutu. Bersumpah serapah segala rupa. Bibirnya komat-kamit seperti sedang membaca mantra, berharap dia bisa berpindah ke dimensi lain agar tidak dipertemukan dengan sosok menyebalkan itu.Ya, bagi Gwen, Nicholas masih sama seperti dulu. Menyebalkan dan arogan. Kalau tidak, untuk apa lelaki itu sudi membuang-buang uang hanya sekadar ingin menemuinya lagi?ck!"Sekarang dia sudah banyak uang, karena itu, dia berubah menjadi si Tuan sombong dan sok! Ck!" gerutunya lagi yang entah sudah ke berapa kali, bila mengingat Nicholas yang dulu dengan yang sekarang. Perbandingan yang cukup signifikan, memang.Lipstik warna merah Gwen sapukan di bibirnya yang sensual, hingga dalam sekejap bibir itu berubah bak kelopak mawar yang merekah nan ranum. Seksi dan nampak menggoda. Lalu, tak lupa dengan parfum favoritnya, Gwen menyemprotkannya ke setiap titik sensitifnya; belakang telinga, pergelangan tangan, dan terakhir tepat di belahan dadanya yang padat da

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 6—Pembicaraan~

    "Apa kau sedang menggodaku, Gwen?" tanya Nich yang sedang kepayahan menahan gejolak hasrat yang sedari tadi menggulungnya tanpa ampun.Gairahnya semakin memuncak ketika kedua jemari Gwen yang lentik memainkan puncak dadanya sendiri, dengan sorot mata menjerat. Tak memedulikan geraman rendah Nich yang belingsatan menatap lapar, seolah-olah lelaki itu ingin menerkamnya hidup-hidup.'Apa yang sedang kau pikirkan, Nich? Apa kau pikir aku masih Gwen yang dulu? Yang lugu dan naif? Lihat, bagaimana aku akan membuatmu jijik padaku dan tanpa berpikir dua kali kau akan menjauhiku.'Gwen berkata dalam hati, sembari tak henti bergerak sensual, sengaja beraksi demikian, supaya Nich berpikir jika dirinya sudah berubah. Gwen ingin membuat Nich sadar, jika dulu dan sekarang itu sudah sangat berbeda. Gwen bukan lagi gadis polos yang sangat memuja Nich, meskipun pada kenyataannya memang seperti itu."Gwen ..." Nich memejam dengan nada suara sangat rendah dan parau. Dia benar-benar kepanasan dan pusing.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18

Bab terbaru

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Ending~

    Kamar tempat menginap Nich dan Gwen sudah tak berbentuk lagi. Di lantai ada beberapa helai kain yang berserak asal serta kelopak mawar merah, setelah semalaman kedua insan yang baru saja mereguk manisnya madu malam pengantin untuk yang ke sekian kali. Nich tidak membiarkan Gwen beristirahat barang sejenak hingga subuh menjelang, terus mengajak istrinya itu berpetualang menikmati panasnya gelora asmara yang kembali memercik. Cinta di hati Gwen kembali bersemi setelah melewati banyak rintangan dan ujian. Tak pernah menyangka bila dia akan kembali jatuh ke dalam pelukan pria ini lagi. Nicholas Kennedy. Satu nama yang selalu tersemat di hatinya dari dulu hingga detik ini. Gwen merasa bila takdirnya memang hidup bersama seorang Nich, karena sejak awal dia mengenal cinta, hanya nama itu yang terpatri di ingatannya. Sebuah kecupan singkat Gwen berikan di bibir Nich yang masih terlelap di sisinya. Senyumnya terukir ketika memandang wajah menawan yang tak pernah berubah itu. Masih sama. Bah

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 65—Pelayanan Queen Flo.

    "Sekarang kedua mempelai dipersilakan untuk saling berciuman." Pastor berkepala plontos itu memberikan izin kepada pasangan pengantin yang baru saja meresmikan pernikahannya. Kesempatan tersebut tentu tak disia-siakan oleh Nich yang hari ini merasa sangat bahagia karena telah mewujudkan keinginannya. Menikahi perempuan yang sangat dia cintai di hadapan semua orang terdekat. Satu lengannya terulur ke pinggang, dan tangannya yang lain memegang tengkuk sang istri yang siang ini terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin warna putih. "Kau siap, Honey?" bisiknya dengan kerlingan jahil.Gwen tersipu, lalu mengangguk malu-malu. Rona bahagia terpancar dari sepasang manik biru itu, meski pandangannya tertutup kabut kesedihan. Ini memang pernikahan impiannya, tetapi kebahagiaan yang dirasa tidak lengkap tanpa kehadiran sosok ayah tercinta. Walaupun sebagian tamu adalah keluarga. Namun, hati Gwen menginginkan sang ayah yang menjadi saksi di hari spesial ini."Aku mencintaimu, Gwen."

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 64—Mencintai Pria Bodoh.

    Satu bulan yang dinanti akhirnya pun tiba. Hasil tes DNA yang keluar pada hari ini tentu akan menentukan nasib pernikahan Gwen selanjutnya. Apakah akan bertahan atau berakhir seperti keputusannya semula. Gwen ingat sekali dengan perkataan Nich tempo hari yang akan meresmikan pernikahan mereka di sebuah gereja bila anak Valerie dinyatakan bukanlah darah dagingnya.Pernikahan impian yang selama ini dia inginkan akan diwujudkan oleh Nich. Akan tetapi, Gwen sudah tidak menginginkan hal tersebut. Tidak karena sosok yang menjadi saksi pernikahannya sudah tidak berada di sisi. Semuanya hanya sia-sia."Honey," panggil Nich yang baru saja masuk ke kamarnya. Aura di wajahnya nampak berbeda.Gwen meletakkan buku bacaan yang sedang dibaca pada meja nakas, lalu menatap Nich yang berjalan ke arahnya dengan membawa sebuah amplop warna putih berukuran sedang. Pikiran Gwen langsung mengarah pada hasil tes DNA."Honey." Tiba-tiba saja Nich mengangkat tubuh Gwen ke gendongan, lalu memutar-mutarnya bebe

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 63—Tes DNA.

    Acara spesial yang dikatakan Nich, rupanya hal yang tidak pernah diduga Gwen sebelumnya. Bertemu dengan banyak orang, kemudian diperkenalkan sebagai istri, sungguh tidak pernah ada dalam angan Gwen. Pesta meriah ini sebenarnya acara rutinan yang dilaksanakan di perusahaan Nich. Ada banyak sekali orang-orang berpengaruh yang terlibat dalam kerjasama besar tersebut. Gwen cukup terkesan dengan kejutan dari suaminya itu. Merasa begitu dianggap meski kondisi rumah tangganya sedang berantakan.Di ballroom mewah dengan penataan yang sangat luar biasa Gwen tidak pernah merasa sendiri karena Nich terus berada di sampingnya tanpa melepas genggaman tangannya. Suasana pesta yang dihadiri berkisar ratusan orang itu begitu meriah dengan lantunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi di atas panggung. Musik mengalun dengan lirih tetapi terdengar sangat merdu mendukung suasana malam ini.Kekesalan yang sempat menyesakki hati perlahan berganti dengan rasa bahagia. Ya, bolehkah Gwen merasakan bahagia sebe

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 62—Acara spesial.

    'Jika ingin pergi setidaknya tunggu sampai anak itu lahir. Nanti setelah aku tahu hasilnya kau bebas mengambil keputusan. Ingin tetap pergi atau ingin bertahan di sisiku.'Gwen merasa sesak tiap kali mengingat perkataan Nich yang sangat-sangat egois menurutnya. Tidak membiarkan Gwen pergi begitu saja dan justru semakin tidak masuk akal. Selama hampir dua bulan ini dia berada di dalam apartment dengan satu maid dan dua pengawal pribadi untuk berjaga-jaga.Tidak sekali pun Nich membiarkan Gwen keluar dari sana. Segala kebutuhannya dipenuhi oleh Nich. Namun tidak dengan permintaannya yang ingin kembali ke rumah lamanya yakni di Birmingham. Padahal, Gwen sudah muak dengan segala macam peraturan baru dari Nich.Tinggal di dalam sini sama saja dengan tinggal di dalam sangkar emas. Tidak bisa bergerak bebas semaunya. Kalau bisa, Gwen tidak menginginkan semua ini. Bertahan di sisi Nich dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, itu sama saja dengan mati pelan-pelan.Semakin hari, Nich semakin po

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 61—Sindiran Diana~

    "Apa! Valerie hamil anaknya Kak Nich? Kau serius, Gwen?" Pekikan Olivia menggema di kamar rawat Gwen setelah dia mendengar kabar kehamilan Valerie. Gadis itu nampak terkejut sekaligus tidak percaya, sampai-sampai bola matanya tidak berkedip dengan mulut ternganga."Aku serius, Oliv. Untuk apa aku mengarang cerita sementara aku sudah melihat buktinya. Perut Valerie nampak membuncit. Perkiraanku kehamilannya sekitar tiga atau empat bulan." Gwen menghela napas panjang, pandangannya perlahan turun ke perutnya yang kini rata.Sesak bukan main jika mengingat apa yang dialaminya. Kehamilannya tidak cukup kuat untuk mendengar berita menyakitkan yang meluluhlantakkan semua mimpi-mimpinya dalam sekejap. Gwen sangat merasa kehilangan calon anak laki-lakinya."... Aku pun berharap jika kehamilan itu tidak benar adanya." Gwen bergumam mengelus perut ratanya di balik baju pasien yang dia kenakan. Setitik cairan bening turun tanpa permisi membasahi punggung tangannya. "Aku sudah gagal lagi. Aku gaga

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 60—Fakta Mengejutkan~

    Suara pantofel menggema di lorong yang terlihat sepi itu, seorang pria dengan raut marah nampak tergesa seolah-olah sudah tidak sabar ingin segera menemui seseorang yang menjadi penyebab dirinya menjadi demikian. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menjejali isi kepalanya saat ini, sekaligus kebenaran yang harus dia saksikan menggunakan mata kepalanya sendiri. 'Valerie mengaku jika dia sedang mengandung anakmu. Hasil dari perbuatanmu malam itu.' Sekali lagi, Nich terngiang dengan sekelumit pernyataan yang terlontar dari mulut Gwen. Sebuah kabar yang telah berakibat fatal bagi hubungannya. Hubungan yang dia harap akan berjalan untuk selamanya hingga mereka menua. Namun, akibat kabar murahan itu kini hubungannya terancam berantakan dan berakhir.'Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan melepas Gwen meski apa pun yang terjadi. Dia milikku dan akan selamanya seperti itu.' Batin Nich tak pernah berhenti menyeru demikian. Melepaskan Gwen itu sama saja dengan menghancurkan mimpinya sel

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 59—Pisah~

    Sudah hampir satu jam Nich berada di kamar rawat sang istri, duduk di samping ranjang pasien dengan menahan segala perasaan yang tak keruan. Informasi yang dia dengar dari mulut Mark, nyatanya membuat Nich terus berpikir dan merutuki diri.. Selama ini dia tidak pernah sekalipun memikirkan perihal yang bisa saja terjadi pada Gwen ketika pertama kali mereka melakukan hubungan seks waktu itu. Nich sungguh menyesali perbuatannya yang telah pergi begitu saja dari kehidupan Gwen tanpa memikirkan perasaannya. Ambisinya yang ingin menjadi orang sukses telah membuat dia lupa tentang kewajiban dan tanggung jawab yang seharusnya dia pikul. 'Bodoh!' Sementara di hadapannya, Gwen belum mau menatapnya sama sekali semenjak Nich menginjakkan kaki di ruangan serba putih itu. Gwen seolah-olah sudah memutuskan mogok bicara pada pria yang telah berkali-kali menorehkan luka hingga membuatnya kehilangan seorang putera yang dia nanti kehadirannya.Gwen sangat marah, dan belum siap menatap wajah Nich, kar

  • Godaan Ranjang Sang CEO    Part 58—Yang Terlewatkan~

    Sudah diduga sebelumnya jika memang ada seseorang yang berusaha mencelakakan Gwen. Bila dilihat dari gambar yang ditampilkan pada layar laptop, Valerie seperti mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan hingga berhasil membuat Gwen syok bukan main. Dari hasil rekaman cctv itu menunjukkan jika Valerie nampak menyeringai puas saat menyaksikan Gwen yang sudah kepayahan menahan sakit. Entah apa yang dikatakan oleh perempuan licik itu pada Gwen, yang jelas Nich begitu yakin jika hal tersebut pasti berkaitan tentang kejadian sialan itu. Kentara sekali dari reaksi Gwen yang setengah membungkuk sambil memegang perut. 'Itu rasanya pasti sangat sakit.' Batin Nich merasa sangat geram sampai-sampai dia mencengkeram ponsel di tangan. Hatinya seperti ditusuk-tusuk ujung pisau, ngilu bukan main membayangkan bagaimana Gwen mati-matian menahan kram pada perutnya. "Perempuan itu benar-benar sialan! Apa dia buta? Apa dia tidak melihat Gwen sudah kesakitan seperti itu? Apa sebenarnya yang dia inginkan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status