Share

156. Menatap Benci

     Hanya dengan melihatnya saja sudah membuat muak. Rasa itu sungguh sakit tidak terkira. Jika tidak memikirkan nasib keluarga, Rere sudah pasti memilih berlalu pergi menghindari luka dan sakit. Rere merasa wanita di hadapannya itu tidak tahu malu, tersenyum tanpa dosa. Hingga Rere berpikiran buruk, akankah wanita itu menertawakan dirinya karena dia telah menyerah, memilih untuk berpisah. Senyum itu apa kah tanda kemenangan untuknya? Begitu tanya Rere pada diri sendiri. Wanita itu mengepalkan kedua tangan, menganggap akting yang dilakonkan wanita itu adalah terbaik, bersikap biasa saja setelah memporak-porandakan kehidupan rumah tangga seseorang. Sungguh luar biasa bukan.

       "Apa kabar Re," sapa wanita tersebut terdengar menjengkelkan di rungu Rere.

       'Asta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Miu Maria Ulfah
di tunggu lanjutan nya thor ..
goodnovel comment avatar
Amell Formosa
Pergi sajah Rere apapun hub pelakor itu dengan Kluarga Aarav toh ortu mu juga tidak mengerti perasaan mu jgn terlalu mudah tuk kmbli ke Edzard
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
bisa gak sih rere gak usah mengumbar senyum dulu dengan siapapun termasuk aarav
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status