Share

bab 66

“Dek, aku mau keluar dulu sebentar, sama Vino.” Ijinnya selepas adazan maghrib berkumadang.

Arumi memangdang suaminya yang berdiri di sampingnya sesaat, lalu menghembuskan nafas berat.

“Mau kemana, Mas?”

Arumi sekedar bertanya, meski tahu jawabannya pasti sama.

“Ngopi di warungnya Pak Sugeng,”

“Ngopi di sini ‘kan bisa? Sambil jagain Faqih juga”

“Jaga anak itu tugasnya seorang istri, suami itu capek kerja seharian. Lagian gak enak juga kalau nolak ajakan Vino, dia baik loh sama keluarga kita, sama Faqih juga!”

Memang tidak bisa dipungkiri, Vino cukup baik kepada putranya—Faqih, kalau ke rumah mereka Vino tak pernah segan untuk memberi Faqih uang walau sekedar 20.000,sekedar untuk beli jajan dan cemilan Faqih. Kadang saat libur kerja, Yanto akan mengajak Faqih ke rumah temannya tersebut, dan pulangnya Faqih membawa jajan atau uang yang diberikan Vino.

Tetapi apakah harus seperti ini? setiap malam sehabis maghrib atau isya’ keluar, pulangnya larut malam.kadang ketika Yanto sudah beristir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status