Tubuh Violet sudah tidak mampu bergerak, otaknya juga seakan berhenti berpikir membuat dirinya diam.Violet menutup matanya, namun karena ledakan cahaya dari tubuh Aria cukup terang, membuat penglihatannya menjadi putih meski sudah tertutup rapat. Secara perlahan penglihatan Violet kembali normal. Warna gelap hitam yang seharusnya saat sedang menutup mata sudah dirasakan oleh matanya. Violet kemudian dengan perlahan membuka kembali matanya. Hutan berwarna hijau dan terik matahri terlihat oleh matanya. 'Oh, sihir hujannya sudah dibatalkan. Bukankah tadi Aria mengeluarkan sihir es yang lain? Aku tidak mengerti.'Violet tersenyum lembut saat dirinya mendapati Aria sedang berdiri tegak tanpa terluka di tempat sihir terakhirnya muncul. Di sampingnya juga sudah terlihat wajah yang tidak Violet kenali. Namun dari pakaiannya, ia tahu itu adalah Florithe. Benar-benar wanita yang cantik. Masih tersisa jejak latihan tadi, Violet tersenyum kecut melihat bekas lubang besar akibat sihir milik
"Apakah tidak masalah, Aria?" "Tentu, aku tidak keberatan." Duduk bersama di meja bundar yang cukup besar, mereka telah kembali dari latihan yang—hampir—membuat mereka malapetaka. Mereka duduk di ruangan pribadi yang sudah dipesan dari fasilitas penginapan untuk 6 orang.Ruangan yang mereka tempati cukup besar, ukurannya sebesar sebuah kamar berukuran sedang yang hanya bisa menampung satu tempat tidur. Bedanya ruangan itu berisikan kursi dan meja untuk bersantap. Ruangan pribadi itu juga terletak di ujung dan jaraknya cukup jauh dari kedai utama sehingga mereka akan mendapatkan kenyamanan yang lebih juga privasi kepada mereka."Kalau begitu akan kubalas kebaikanmu." "Tidak perlu. Sejujurnya Aku cukup senang bertemu dengan kalian di sini. Jadi tidak perlu susah-susah untuk membalas kebaikanku." Aria memesan ruangan itu agar dapat bercerita serta mendapatkan informasi yang mungkin saja Pharash lewati. Atau mungkin mencegah Ninelie mabuk berat, juga malam ini adalah malam terakhir
"Kami memang menyembah Tuhan yang sama, yaitu Tuhan Enytch. Tetapi ajaran kami tentang firman dan ajaran-Nya dengan teokrasi berbeda. Pandangan yang seperti itu membuat perbedaan besar." jawab Red setelah selesai meneguk.Teokrasi Enytch merupakan negara yang terletak di Timur benua. Wilayahnya tidak sebesar Mitridem namun sedikit lebih besar dari Brimmid. Mendengar sesuatu yang membuat penasaran, Aria kembali melanjutkan. "Perbedaan pandangan? Apakah aku boleh tau tentang itu?" Red mengangguk bahwa itu bukanlah sesuatu yang besar. "Tentu. Teokrasi memilih ajaran Tuhan Ecynth yang awal, mereka menyebutnya sebagai kitab awal dan tidak mengakui adanya penambahan kitab Tuhan kedua. Sedangkan yang dianut Brimmid dan Mitridem menggunakan keduanya." "Mudahnya teokrasi adalah orang-orang konservatif." timpal Ninelie yang terdengar kesal saat topik mengenai ajaran Enytch mencuat. Red yang mendengar itu kemudian mendekati Ninelie dan sedikit menggodanya. "Apakah kau begitu membenci Tuhan Ec
Kerajaan Ordioth, sebuah kerajaan dengan wilayah terbesar kedua setelah empire. Terletak di barat benua, kerajaan itu sebagian besar areanya adalah padang pasir dan bebatuan. Intensitas hujan tidak terlalu sering turun di wilayah itu sehingga menjadi wilayah yang berpasir. Meski begitu, wilayah mereka tidak terlalu kering, masih banyak air yang penduduk di sana bisa gunakan. Seperti di daerah timur tengah bumi, kebanyakan bangunan dari Kerajaan Ordioth tidak menggunakan kayu, melainkan batu ataupun pasir yang dikeraskan. Rombongan Magnius akan datang ke kerajaan tersebut melalui rute baru dari desa Ssuane. "Aku terkesan bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini."Di saat Aria melintasi desa tersebut, Aria sudah melihat banyak perkembangan telah terjadi. Sebuah tembok kokoh terlihat di luar desa. Meskipun tembok tersebut hanya terbuat dari batang pohon, tinggi tembok itu tidak kalah dengan tembok yang terbuat dari batu di desa Rumberg. Ujungnya diruncingkan dan tembok tersebut
Pria tersebut menjawabnya secara acuh tak acuh meski Aria dengan tidak sengaja membuat kegaduhan. Nampaknya dia sudah sering melihat dan tidak mempedulikannya. "Bir dengan kocokkan madu dan susu." "Bisa dicampur dengan minuman dari perusahaan Magnius?" Bartender itu terkejut dengan perkataan Aria. Terlihat dari tangannya yang berhenti mengelap peralatan minumnya. Para pengunjung yang sudah mulai kembali normal juga segera menatap kembali Aria dengan serius karena mendengar apa yang Aria ucapkan."Apakah kau baru di kota ini, Nak?" "Memangnya ada apa?" Bartender itu mulai kehilangan minatnya untuk berbicara kepada Aria dan memperingatkan agar Aria sebaiknya tidak membuat hal yang bisa memicu sesuatu yang buruk di tempatnya."Jika kau ingin membuat kerusuhan sebaiknya hentikan. Aku tidak ingin meja dan kursi milikku hancur kembali seperti yang sudah terjadi semalam." "Aku bersedia ganti rugi." Kembali Aria mengatakan sesuatu yang akan sangat sensitif di tempat seperti ini, dan te
Keluar dari penginapan di pagi hari, Aria dan Florithe bersiap untuk menuju ibukota. Mereka berencana untuk menggunakan rute berbahaya dari informasi yang mereka dapatkan dari bar kemarin. Aria dan Florithe tidak perlu berjalan kaki karena mereka bisa terbang untuk sampai ke ibukota dari Ordioth. Meski biasanya mereka tidak akan terbang karena lebih menyukai berjalan, tidak ada pilihan lain selain mengejar waktu yang semakin menipis. Dengan terbang, serta kecepatan yang dipercepat mereka bisa sampai ibukota hanya kurang dari 24 jam. Seperti itu yang Aria rencanakan, berangkat di pagi hari dan tidak bertemu siapapun lalu terbang dengan kecepatan tinggi. Tapi rencana untuk tidak bertemu siapapun seketika gagal. Setelah keluar dari penginapan, tepat saat mereka menutup pintu masuk penginapan, terdapat perempuan sedang menempel di dinding dan menyapa mereka. "Apa kabar!" Aria melihat perempuan itu sebentar kemudian melirik ke Florithe. "Ayo,
Matahari menjulang tinggi, menyinari tepat di atas kepala di padang gersang Ordioth yang terkenal. Meski jarak antara dataran dan matahari sangat jauh, saat berada di gurun seperti ini, matahari hanya terasa tepat di atas rambut yang membuat siapapun dehidrasi. Dengan kehadiran Sarte, Aria dan Florithe tidak perlu dipusingkan oleh ancaman dehidrasi tersebut. Adanya kehadiran Sarte juga membuat perjalanan tidak sepanas dan tidak terlalu mendapatkan masalah berarti. Monster buas atau hewan buas yang mengancam kelompok dibersihkan oleh Sarte dengan kemampuannya menyelinap, membunuh secara diam-diam, atau juga kabur menghindari musuh. "Dengan seperti ini, kita bisa sampai lebih cepat beberapa jam dari waktu yang seharusnya." Sarte mengatakan hal tersebut dengan bangga. Bagaimanapun, tanpa Sarte, semua hal di atas, Aria dan Florithe sudah jauh beberapa kilometer dari jarak mereka saat ini. Aria berpikir bahwa Sarte sudah melupakan perkataan di
"Inilah yang kami penduduk Kerajaan Ordioth menyebutnya sebagai maju tak tertandingi!""Mencoba benda ini sekarang aku berpikir, jika ada yang lebih cepat dari kuda mengapa kalian masih menggunakan hewan itu?"Saat ini mereka bertiga sedang berada di tengah-tengah gurun pasir yang tanpa ada kehidupan selain rumput atau batang pohon kayu yang sudah tidak berdaun sampai tingkat intensitas hujan meningkat.Apa yang mereka lakukan sekarang adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh penduduk Kerajaan Ordioth di saat ada acara besar seperti sekarang ini.Mereka menyebutnya sebagai balap thawr.Thawr adalah hewan berkaki empat yang mempunyai badan yang kekar juga tanduk yang juga tidak kalah mengesankan dari badannya.Jika dilihat, hewan thawr mirip seperti banteng. Hanya saja, thawr memiliki diameter yang lebih besar daripada banteng di bumi. Bahkan, thawr bisa berlari dengan kecepatan 68km/jam hanya dalam waktu 10 detik."Apa yang kau bicarakan? Thawr tidak cocok untuk dijadikan alat trans