Kerajaan Ordioth, sebuah kerajaan dengan wilayah terbesar kedua setelah empire. Terletak di barat benua, kerajaan itu sebagian besar areanya adalah padang pasir dan bebatuan. Intensitas hujan tidak terlalu sering turun di wilayah itu sehingga menjadi wilayah yang berpasir. Meski begitu, wilayah mereka tidak terlalu kering, masih banyak air yang penduduk di sana bisa gunakan. Seperti di daerah timur tengah bumi, kebanyakan bangunan dari Kerajaan Ordioth tidak menggunakan kayu, melainkan batu ataupun pasir yang dikeraskan. Rombongan Magnius akan datang ke kerajaan tersebut melalui rute baru dari desa Ssuane. "Aku terkesan bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini."Di saat Aria melintasi desa tersebut, Aria sudah melihat banyak perkembangan telah terjadi. Sebuah tembok kokoh terlihat di luar desa. Meskipun tembok tersebut hanya terbuat dari batang pohon, tinggi tembok itu tidak kalah dengan tembok yang terbuat dari batu di desa Rumberg. Ujungnya diruncingkan dan tembok tersebut
Pria tersebut menjawabnya secara acuh tak acuh meski Aria dengan tidak sengaja membuat kegaduhan. Nampaknya dia sudah sering melihat dan tidak mempedulikannya. "Bir dengan kocokkan madu dan susu." "Bisa dicampur dengan minuman dari perusahaan Magnius?" Bartender itu terkejut dengan perkataan Aria. Terlihat dari tangannya yang berhenti mengelap peralatan minumnya. Para pengunjung yang sudah mulai kembali normal juga segera menatap kembali Aria dengan serius karena mendengar apa yang Aria ucapkan."Apakah kau baru di kota ini, Nak?" "Memangnya ada apa?" Bartender itu mulai kehilangan minatnya untuk berbicara kepada Aria dan memperingatkan agar Aria sebaiknya tidak membuat hal yang bisa memicu sesuatu yang buruk di tempatnya."Jika kau ingin membuat kerusuhan sebaiknya hentikan. Aku tidak ingin meja dan kursi milikku hancur kembali seperti yang sudah terjadi semalam." "Aku bersedia ganti rugi." Kembali Aria mengatakan sesuatu yang akan sangat sensitif di tempat seperti ini, dan te
Keluar dari penginapan di pagi hari, Aria dan Florithe bersiap untuk menuju ibukota. Mereka berencana untuk menggunakan rute berbahaya dari informasi yang mereka dapatkan dari bar kemarin. Aria dan Florithe tidak perlu berjalan kaki karena mereka bisa terbang untuk sampai ke ibukota dari Ordioth. Meski biasanya mereka tidak akan terbang karena lebih menyukai berjalan, tidak ada pilihan lain selain mengejar waktu yang semakin menipis. Dengan terbang, serta kecepatan yang dipercepat mereka bisa sampai ibukota hanya kurang dari 24 jam. Seperti itu yang Aria rencanakan, berangkat di pagi hari dan tidak bertemu siapapun lalu terbang dengan kecepatan tinggi. Tapi rencana untuk tidak bertemu siapapun seketika gagal. Setelah keluar dari penginapan, tepat saat mereka menutup pintu masuk penginapan, terdapat perempuan sedang menempel di dinding dan menyapa mereka. "Apa kabar!" Aria melihat perempuan itu sebentar kemudian melirik ke Florithe. "Ayo,
Matahari menjulang tinggi, menyinari tepat di atas kepala di padang gersang Ordioth yang terkenal. Meski jarak antara dataran dan matahari sangat jauh, saat berada di gurun seperti ini, matahari hanya terasa tepat di atas rambut yang membuat siapapun dehidrasi. Dengan kehadiran Sarte, Aria dan Florithe tidak perlu dipusingkan oleh ancaman dehidrasi tersebut. Adanya kehadiran Sarte juga membuat perjalanan tidak sepanas dan tidak terlalu mendapatkan masalah berarti. Monster buas atau hewan buas yang mengancam kelompok dibersihkan oleh Sarte dengan kemampuannya menyelinap, membunuh secara diam-diam, atau juga kabur menghindari musuh. "Dengan seperti ini, kita bisa sampai lebih cepat beberapa jam dari waktu yang seharusnya." Sarte mengatakan hal tersebut dengan bangga. Bagaimanapun, tanpa Sarte, semua hal di atas, Aria dan Florithe sudah jauh beberapa kilometer dari jarak mereka saat ini. Aria berpikir bahwa Sarte sudah melupakan perkataan di
"Inilah yang kami penduduk Kerajaan Ordioth menyebutnya sebagai maju tak tertandingi!""Mencoba benda ini sekarang aku berpikir, jika ada yang lebih cepat dari kuda mengapa kalian masih menggunakan hewan itu?"Saat ini mereka bertiga sedang berada di tengah-tengah gurun pasir yang tanpa ada kehidupan selain rumput atau batang pohon kayu yang sudah tidak berdaun sampai tingkat intensitas hujan meningkat.Apa yang mereka lakukan sekarang adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh penduduk Kerajaan Ordioth di saat ada acara besar seperti sekarang ini.Mereka menyebutnya sebagai balap thawr.Thawr adalah hewan berkaki empat yang mempunyai badan yang kekar juga tanduk yang juga tidak kalah mengesankan dari badannya.Jika dilihat, hewan thawr mirip seperti banteng. Hanya saja, thawr memiliki diameter yang lebih besar daripada banteng di bumi. Bahkan, thawr bisa berlari dengan kecepatan 68km/jam hanya dalam waktu 10 detik."Apa yang kau bicarakan? Thawr tidak cocok untuk dijadikan alat trans
"Aku mulai mengerti mengapa ini bisa terkenal di seluruh benua. Dengan jumlah yang sebanyak ini, tentunya Festival ini akan mendapatkan banyak penonton dari mereka yang kurang mendapatkan hiburan."Dibimbing oleh Sarte di depan, mereka bertiga saat ini sudah berada di bagian luar arena pertandingan. Aria yang sampai di sana mengangguk mengerti bahwa dengan kerumunan sebanyak itu, Festival Petarung Tangguh menjadi magnet yang kuat bagi para pelancong yang ingin datang ke Ordioth."Tentu saja! Festival ini adalah acara bergengsi bagi siapapun untuk menunjukkan bahwa merekalah yang terkuat!"Sarte sebagai penduduk asli Kerajaan Ordioth pun membanggakan tanah kelahirannya itu. Aria menganggap reaksi Sarte adalah hal yang biasa. Dipenuhi dengan pasir dan juga cuaca yang panas, Aria rasa bar adalah tempat terbaik untuk beristirahat. Itu juga mengapa Aria mengerti dia bisa melihat banyak bar di Kerajaan Ordioth."Lagipula, Festival Petarung Tangguh merupakan acara dan turnamen yang diseleng
Aria menghabiskan waktu satu hari tersebut dengan pergi berkeliling ke tenda-tenda para pedagang yang menawarkan dagangan mereka demi meraup untung di festival tersebut. Tidak sendirian, Florithe menemani Aria dan menikmati waktu mereka berdua. "Selamat datang! Apakah kalian ingin daging yang lezat?" Di salah satu tenda yang menjual daging, Aria bertanya kepada sang penjual yang berkulit coklat gelap. "Daging ini terlihat berbeda, daging apa ini?" "Oh, apakah kau pengunjung baru? Daging ini adalah daging monster." "Daging monster?" "Benar! Di timur laut ibukota ada daerah yang gersang dan mematikan. Di sana terdapat banyak monster yang mengerikan. Dan daging ini adalah salah satu daging mereka. Daging ini berasal dari monster bernama Big Buffalo! Monster ini bertubuh besar dengan empat tanduk di kepalanya." Aria terkesan mendapati fakta daging itu dijual di sini. Tapi kemudian dia bertanya, bukankah daerah tersebut adalah daerah yang dirinya pernah lewati? Bagi seorang yang ti
Terdapat banyak orang di bangunan yang ada di sebelah kanan dan kiri mereka berdua. Tempat itu penuh dengan orang-orang yag meminum atau bermain kartu meski hari masih cukup cerah. "Kau ingin ke mana, Florithe?" "Tenang saja, aku tidak akan membawamu ke bar. Kita akan langsung menuju gerbang masuk." "Baiklah." Sebenarnya tidak masalah jika Aria datang ke bar dan menunggu, tapi Aria tidak ingin menjawab pertanyaan atau pujian dari orang-orang tentang turnamen. Meskipun Aria tidak mengetahui itu akan terjadi atau tidak, itu hanya kemungkinan yang dia pikirkan sendiri. Sambil memikirkan itu, Aria terus dibawa oleh Florithe yang menarik tangannya hingga mereka berdua dapat melihat gerbang masuk ibukota. Saat itu juga mereka melihat sebuah kereta kuda dengan barang bawaan di belakangnya. Orang yang mengendarai kereta tersebut gemuk dan berkumis, mereka mengenali orang itu. Dia adalah Magnius. "Oh? Bukankah itu Aria dan Florithe?!" ucap Magnius"Lalu saat jarak mereka semakin dekat,