Keluar dari penginapan di pagi hari, Aria dan Florithe bersiap untuk menuju ibukota. Mereka berencana untuk menggunakan rute berbahaya dari informasi yang mereka dapatkan dari bar kemarin. Aria dan Florithe tidak perlu berjalan kaki karena mereka bisa terbang untuk sampai ke ibukota dari Ordioth. Meski biasanya mereka tidak akan terbang karena lebih menyukai berjalan, tidak ada pilihan lain selain mengejar waktu yang semakin menipis. Dengan terbang, serta kecepatan yang dipercepat mereka bisa sampai ibukota hanya kurang dari 24 jam. Seperti itu yang Aria rencanakan, berangkat di pagi hari dan tidak bertemu siapapun lalu terbang dengan kecepatan tinggi. Tapi rencana untuk tidak bertemu siapapun seketika gagal. Setelah keluar dari penginapan, tepat saat mereka menutup pintu masuk penginapan, terdapat perempuan sedang menempel di dinding dan menyapa mereka. "Apa kabar!" Aria melihat perempuan itu sebentar kemudian melirik ke Florithe. "Ayo,
Matahari menjulang tinggi, menyinari tepat di atas kepala di padang gersang Ordioth yang terkenal. Meski jarak antara dataran dan matahari sangat jauh, saat berada di gurun seperti ini, matahari hanya terasa tepat di atas rambut yang membuat siapapun dehidrasi. Dengan kehadiran Sarte, Aria dan Florithe tidak perlu dipusingkan oleh ancaman dehidrasi tersebut. Adanya kehadiran Sarte juga membuat perjalanan tidak sepanas dan tidak terlalu mendapatkan masalah berarti. Monster buas atau hewan buas yang mengancam kelompok dibersihkan oleh Sarte dengan kemampuannya menyelinap, membunuh secara diam-diam, atau juga kabur menghindari musuh. "Dengan seperti ini, kita bisa sampai lebih cepat beberapa jam dari waktu yang seharusnya." Sarte mengatakan hal tersebut dengan bangga. Bagaimanapun, tanpa Sarte, semua hal di atas, Aria dan Florithe sudah jauh beberapa kilometer dari jarak mereka saat ini. Aria berpikir bahwa Sarte sudah melupakan perkataan di
"Inilah yang kami penduduk Kerajaan Ordioth menyebutnya sebagai maju tak tertandingi!""Mencoba benda ini sekarang aku berpikir, jika ada yang lebih cepat dari kuda mengapa kalian masih menggunakan hewan itu?"Saat ini mereka bertiga sedang berada di tengah-tengah gurun pasir yang tanpa ada kehidupan selain rumput atau batang pohon kayu yang sudah tidak berdaun sampai tingkat intensitas hujan meningkat.Apa yang mereka lakukan sekarang adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh penduduk Kerajaan Ordioth di saat ada acara besar seperti sekarang ini.Mereka menyebutnya sebagai balap thawr.Thawr adalah hewan berkaki empat yang mempunyai badan yang kekar juga tanduk yang juga tidak kalah mengesankan dari badannya.Jika dilihat, hewan thawr mirip seperti banteng. Hanya saja, thawr memiliki diameter yang lebih besar daripada banteng di bumi. Bahkan, thawr bisa berlari dengan kecepatan 68km/jam hanya dalam waktu 10 detik."Apa yang kau bicarakan? Thawr tidak cocok untuk dijadikan alat trans
"Aku mulai mengerti mengapa ini bisa terkenal di seluruh benua. Dengan jumlah yang sebanyak ini, tentunya Festival ini akan mendapatkan banyak penonton dari mereka yang kurang mendapatkan hiburan."Dibimbing oleh Sarte di depan, mereka bertiga saat ini sudah berada di bagian luar arena pertandingan. Aria yang sampai di sana mengangguk mengerti bahwa dengan kerumunan sebanyak itu, Festival Petarung Tangguh menjadi magnet yang kuat bagi para pelancong yang ingin datang ke Ordioth."Tentu saja! Festival ini adalah acara bergengsi bagi siapapun untuk menunjukkan bahwa merekalah yang terkuat!"Sarte sebagai penduduk asli Kerajaan Ordioth pun membanggakan tanah kelahirannya itu. Aria menganggap reaksi Sarte adalah hal yang biasa. Dipenuhi dengan pasir dan juga cuaca yang panas, Aria rasa bar adalah tempat terbaik untuk beristirahat. Itu juga mengapa Aria mengerti dia bisa melihat banyak bar di Kerajaan Ordioth."Lagipula, Festival Petarung Tangguh merupakan acara dan turnamen yang diseleng
Aria menghabiskan waktu satu hari tersebut dengan pergi berkeliling ke tenda-tenda para pedagang yang menawarkan dagangan mereka demi meraup untung di festival tersebut. Tidak sendirian, Florithe menemani Aria dan menikmati waktu mereka berdua. "Selamat datang! Apakah kalian ingin daging yang lezat?" Di salah satu tenda yang menjual daging, Aria bertanya kepada sang penjual yang berkulit coklat gelap. "Daging ini terlihat berbeda, daging apa ini?" "Oh, apakah kau pengunjung baru? Daging ini adalah daging monster." "Daging monster?" "Benar! Di timur laut ibukota ada daerah yang gersang dan mematikan. Di sana terdapat banyak monster yang mengerikan. Dan daging ini adalah salah satu daging mereka. Daging ini berasal dari monster bernama Big Buffalo! Monster ini bertubuh besar dengan empat tanduk di kepalanya." Aria terkesan mendapati fakta daging itu dijual di sini. Tapi kemudian dia bertanya, bukankah daerah tersebut adalah daerah yang dirinya pernah lewati? Bagi seorang yang ti
Terdapat banyak orang di bangunan yang ada di sebelah kanan dan kiri mereka berdua. Tempat itu penuh dengan orang-orang yag meminum atau bermain kartu meski hari masih cukup cerah. "Kau ingin ke mana, Florithe?" "Tenang saja, aku tidak akan membawamu ke bar. Kita akan langsung menuju gerbang masuk." "Baiklah." Sebenarnya tidak masalah jika Aria datang ke bar dan menunggu, tapi Aria tidak ingin menjawab pertanyaan atau pujian dari orang-orang tentang turnamen. Meskipun Aria tidak mengetahui itu akan terjadi atau tidak, itu hanya kemungkinan yang dia pikirkan sendiri. Sambil memikirkan itu, Aria terus dibawa oleh Florithe yang menarik tangannya hingga mereka berdua dapat melihat gerbang masuk ibukota. Saat itu juga mereka melihat sebuah kereta kuda dengan barang bawaan di belakangnya. Orang yang mengendarai kereta tersebut gemuk dan berkumis, mereka mengenali orang itu. Dia adalah Magnius. "Oh? Bukankah itu Aria dan Florithe?!" ucap Magnius"Lalu saat jarak mereka semakin dekat,
Suara gemuruh terdengar dari dalam colloseum. Para penonton yang hadir berteriak serta menepuk tangan mereka dengan keras hingga mengeluarkan suara tepuk tangan yang meriah. Ribuan orang hadir di arena itu dikarenakan hari ini adalah hari puncak, dimana pertandingan semifinal dan final akan langsung diadakan. Bukan hanya itu yang membuat mereka dengan semangat hadir untuk menyaksikan pertandingan. Raja mereka, Isaias Lysimachus El Vyliex, juga datang dan melihat langsung turnamen yang dibuatnya itu. "Sejahtera untuk raja!""Berkah untuk kerajaan!"Seluruh penduduk yang hadir di arena menyerukan kekaguman mereka terhadap raja yang mereka anggap sebagai orang yang mempunyai wibawa juga kekuatan yang besar. Raja mereka akan langsung menyaksikan empat orang finalis yang lolos dari pertandingan hidup mati layaknya battle royal di arena kemarin.Saat ini mereka berada di ruang tunggu, di dalam bagian arena. Mereka semua ditempatkan di satu tempat yang cukup besar. Rasa persaingan teras
Penyihir perempuan itu menambah kewaspadaannya setelah mendengar peringatan dari lawannya yang mulai berjalan dengan pelan ke arahnya.Rasa takut mulai menyelimuti dirinya. Keringat mulai muncul dari atas kepalanya. Itu bukanlah keringat karena cuaca yang panas, melainkan keringat yang dikeluarkan karena dalam posisi bahaya. Pikirannya tahu betul ada sesuatu yang mengancam nyawanya dan mengirim berbagai tanda. Karena lawannya mengeluarkan aura yang sangat menakutkan dan terasa sangat berat.Dengan rasa gugup, perempuan itu menelan ludahnya yang melewati tenggorokannya yang kering. Dia memaksa ketakutannya untuk bisa berani melawan dan hasil dari itu, dia bisa mengeluarkan sihirnya."Mekarkan dirimu dan bakarlah musuh di hadapanmu! Fire Ball!" Tiga buah bola api muncul melayang di udara dengan ukuran yang besar. Bola api itu membara dengan warna merah yang terang menyala. Dari melihatnya saja, orang-orang sudah mengetahui bahwa sihir itu cukup untuk membunu