"Hm""Apakah kalian merupakan sepasang kekasih?""Niya, itu tidak sopan!""Ayolah! Kau tidak mengerti perasaan orang yang selalu melihat adegan romantis setiap hari, itu sangat melelahkan!"Seakan tak menyadari ejekannya, Arthur membalasnya dengan tak acuh."Apa yang kau maksud?"Niya membuang berat nafasnya tidak percaya jawaban yang ia dapat."Aku harap kau bisa lebih sedikit dewasa seperti Aria.""A-apa yang aku maksud?! Umurku sudah matang 19 tahun!""Kau mengukurnya dengan angka? Sudahlah. Ngomong-ngomong, Aria. Apakah kau tidak menyukai makanannya?"Aria yang sedang memerhatikan obrolan mereka tiba-tiba terkena serangan yang tidak ia duga. Seharusnya akting dari Aria sudah matang, tapi dia masih sedikit terkejut dengan pertanyaan seperti itu. Untuk menghindari kecurigaan, mau tidak mau Aria menambah kembali bumbu aktingnya."Tidak. Bukan itu. Hanya saja aku teringat awal perjalananku. Melewati sepanjang malam sendirian sebelum aku bertemu Florithe. Kalian tahu, rasa makanan akan
Kelompok mereka terus menyusuri jalan hingga pada akhirnya Arthur untuk memutuskan berhenti."Sepertinya kita sudah sampai di tempat yang kita tuju." Mereka melihat ke sekeliling mereka. Pohon-pohon yang begitu hijau serta bebatuan alami menghiasi tempat mereka berhenti. "Jadi kita sudah berada di kaki gunung Kleur?" Arthur menjawabnya dengan anggukan. "Ya, jika mengacu pada peta kemungkinan besar kita berada di kaki gunung Kleur." "Lalu di mana beruang itu?" tanya Niya."Menurut informasi yang aku dapat, kita harus memancingnya, atau mencarinya. Tetapi mencari mereka lebih berbahaya karena mereka mengenali wilayah mereka sendiri. Mereka bisa menyerang kapan saja." "Apakah kamu sudah menyiapkan sesuatu untuk memancingnya ke sini?" Arthur berjalan ke arah gerobak, kemudian mencari sesuatu di dalamnya. Tak berapa lama, wajahnya terlihat senang menandakan dia telah menemukan benda yang dicarinya. "Ini dia." Arthur menunjukkan kepada semuanya sebuah botol yang ukurannya cukup be
Beruang itu berdiri, memperlihatkan tubuhnya yang besar dan berbulu. Tingginya sekitar 2-5 meter, sesuai namanya, beruang itu memiliki cakar yang besar menyerupai cakar macan. Dengan gigi yang sangat tajam di dalam mulutnya, dia menakutkan saat berteriak. "Jadi sebesar itu bentuk aslinya." gumam Aria. Cakar macannya akan terlihat membesar dari bagian luar tangannya. Cakar utamanya juga tidak kalah besar dan tajam, tetapi yang menjadi khas adalah cakar yang bisa tumbuh tersebut. Beruang itu kemudian berlari lagi dengan kedua tangan dan kakinya, hingga ia dikejutkan oleh sihir Fya yang membuatnya berhenti. Tanah di depannya tiba-tiba menjulang ke atas menjadi tanah yang padat dan sempat mengenai bagian dadanya. "Itu sangat bagus. Baiklah, Niya, ayo maju." "Oke." Arthur dan Niya berlari menuju beruang yang sedang berdiri tegak tersebut. Mereka berhenti tepat di depan beruang itu. Sihir milik Fya sudah hilang, hingga saat ini keadaan di lini depan seperti arena gladiator dengan
Aria mengunyah makanan yang diberikan oleh penginapan. Sudah berapa lama dirinya mengunyah sesuatu yang hambar dan sama setiap harinya? Semenjak dirinya pertama kali datang ke dunia hingga dirinya naik pangkat menjadi silver, makanan yang ia selalu tidak ia nikmati di dunia ini masih memiliki rasa yang tipis. Dirinya mungkin sudah sedikit terbiasa, hal itu juga dibantu dan didorong oleh makanan penutup yang biasanya terbuat dari buah-buahan. Bisa itu soft cake dengan buah strawberry, atau kue kering dengan selai di atasnya. Perbedaan zaman yang terasa bagi Aria membuat dirinya harus lebih bersabar. Mau bagaimana lagi, tidak ada internet ataupun hal yang canggih selain arah mata angin atau moda transportasi yang menggunakan roda. Sistem mata uang mungkin masuk ke dalamnya. "Aku tidak ingin terbiasa dengan ini."Florithe, sebagai NPC buatan Aria benar-benar berbaur dan tampak sebagai penduduk asli. Tapi bagi Aria yang masih menjadi perdebatan untuk Florithe sendiri apakah dirinya
Mengingat pertama kalinya Aria datang ke tempat ini disambut dengan penyerangan desa. Aria mengetahui bahwa prajurit yang menyerang penduduk desa merupakan prajurit dari Ordioth Kingdom yang sedang melancarkan serangan tahunan. Namun nampaknya mereka juga menggunakan kesempatan untuk merebut desa-desa kecil. "Seperti biasa, tempat ini sangat sepi. Apakah ada penyerangan kembali?" Ordioth Kingdom merupakan kerajaan yang ukurannya cukup besar, terletak di sebelah barat benua. Kerajaan itu berbatasan langsung dengan Holy Havellz Empire, Brimmid Kingom, juga Lselion Kingdom. Brimmid menjadi incaran mereka selama bertahun-tahun. Sepertinya Brimmid merupakan target mudah bagi mereka jika harus dibandingkan dengan dua lainnya. Kekaisaran yang terletak di tenggara benua merupakan negara yang besar dan kuat. Itu memperjelas tingkatan yang berbeda. Tetapi jika dibandingkan dengan Lselion, Ordioth secara wilayah lebih unggul karena besarnya negara Lselion adalah yang terkecil di benua. Tetap
Warga yang terikat satu sama lainnya di tengah lapang terbuka hanya bisa menutup mata mereka berdoa agar mereka tidak menjadi samsak untuk pedang para prajurit.Doa itu terkabul, dengan nasib yang lebih menyeramkan.Sosok monster besar yang belum pernah mereka jumpai, dengar, ataupun lihat tiba-tiba muncul begitu saja di hadapan mereka.Tubuhnya yang besar dengan kulit yang keras, serta air liur yang dapat melelehkan tanah hingga membuat lubang besar membuat harapan mereka tidak menjadi samsak pedang prajurit, tercapai. Mata mereka tertutup pasrah, sampai para prajurit yang berteriak ketakutan mulai berbincang dengan seseorang.Orang tersebut memakai pakaian serba hitam dengan jubah yang hanya menutupi setengah badannya. Pakaiannya cukup mewah, terlihat seperti bangsawan ataupun jendral dari suatu negara, karena pakaiannya sedikit mirip dengan pakaian pemimpin pasukan.Mereka mengenali sosok itu. Tidak, mereka pernah melihatnya. Mereka pernah diselamatkan oleh orang yang berpaka
Aria dan Florithe segera menjauh dari pemakaman dan pergi sedikit ke arah utara, menunggu pasukan jendral Ordioth yang datang. Tidak perlu menunggu lama agar Aria bisa melihat banyak pasukan yang memakai atribut kerajaan Ordioth yang berwarna merah. Terdapat seseorang yang mencolok di antara pasukan itu. Orang itu dibawa oleh dua ekor kuda dan dia duduk di kursi delmannya yang mewah. Itu mengingatkan Aria tentang sosok Iskandar. Pasukan itu berhenti setelah melihat sosok Aria dan Florithe yang berdiri di tengah padang rumput. Orang yang mencolok tersebut berdiri di atas delmannya dan bertanya kepada Aria, "apakah kau orang yang menghajar pasukanku?" Suaranya begitu berat. Sangat cocok sebagai pria yang memiliki tubuh yang besar dan berotot. Pria itu berdiri dengan gagah sambil menyilangkan kedua tangannya. Gambaran Iskandar semakin jelas terlihat pada dirinya. Tidak gentar dengan sosoknya yang besar, Aria berbalik bertanya. "Apakah kau adalah pemimpin yang memimpin pasukan de
Iquain yang tidak percaya memunculkan uratnya dari dalam kulitnya. Ia tampak marah karena pasukan roh api yang ia kendalikan dengan penyihir lain di belakangnya hilang dan tidak melukai musuh di depannya. "Panggil yang lebih besar lagi! Benar juga, panggil makhluk itu! Jawitz!" Pasukan manusia yang menutupi wajahnya dengan kain langsung merapalkan mantranya secara bersamaan. Butuh waktu sekitar 6 detik hingga mereka berhenti berbicara. Setelahnya muncul gumpalan api yang membesar dan berbuah menjadi sosok yang besar. Tubuhnya sedikit berbatu dan api di dalamnya yang seperti sedang melelehkan tubuh sosok tersebut dari dalam. Di bagian kepalanya, sosok yang Iquain sebut sebagai Jawitz terdapat pelindung kepala yang cukup besar. Sosok itu membawa sebuah senjata di tangan kanannya dan sebuah tameng di sebelah kirinya. Itu adalah roh tempur yang memiliki kekuatan yang besar. Sosok itu meraung dan terbang di atas udara. "Bagaimana dengan itu! Salah satu sosok yang aku sukai. Membutu