Gu Lang, yang tidak bisa lagi menahan kemarahan dan kesedihannya melihat penderitaan ayah dan ibunya, akhirnya muncul dari tempat persembunyiannya. Dia melangkah maju dengan penuh tekad, melintasi kerumunan yang memandangnya dengan keheranan. Suara gemuruh mulai menyebar di antara orang-orang yang hadir saat mereka menyadari sosok yang mencolok sedang mendekat.Gu Xing Yan, yang sedang berlutut dan merasa tertekan, mendongak dengan mata terbelalak saat melihat sosok yang sangat dikenalnya—putranya, Gu Lang, muncul di depan umum. Wajah Gu Xing Yan berubah dari penuh kesedihan menjadi ekspresi terkejut yang mendalam. Hatinya bergetar karena campuran rasa lega dan keterkejutan."Gu Lang...?" desah Gu Xing Yan dengan suara penuh keheranan dan harapan. Matanya tidak percaya bahwa putranya, yang dia kira telah hilang atau bahkan mati, berdiri di hadapannya sekarang. "Kamu... kamu di sini?"Gu Lang, dengan sikap penuh keberanian dan kemarahan, melangkah mendekat. "Ayah," katanya dengan nada
Di sebuah ruangan tenang di Paviliun Baibao, Gu Lang duduk bersama Gu Xing Yan dan Shu Xiyu. Suasana di ruangan itu terasa berat, dengan ketegangan yang mengambang di udara.Gu Xing Yan, tampak cemas dan penuh harapan, memulai pembicaraan dengan nada lembut. “Gu Lang, aku tahu ini mungkin sulit untukmu, tapi ada sesuatu yang perlu kau ketahui.”Gu Lang menatap Shu Xiyu dengan campuran kebingungan dan kemarahan. “Kau... mengaku sebagai ibuku. Tapi ibuku yang aku ingat adalah orang yang pergi meninggalkan aku dan ayahku sejak aku masih bayi.”Shu Xiyu, dengan mata yang penuh kesedihan, menatap Gu Lang. “Gu Lang, aku mengerti bahwa ini sulit untuk diterima. Aku adalah Shu Xiyu, dan aku memang ibumu. Aku tidak pernah berniat meninggalkanmu dan ayahmu. Keadaan memaksa aku untuk pergi, dan aku tidak punya pilihan.”Gu Lang merasa kemarahan dan kebingungan menyelimuti hatinya. “Jangan coba-coba bermain dengan kata-kata. Ibumu yang aku ingat adalah orang yang meninggalkan kami tanpa jejak. Ba
Gu Lang, yang masih merasa belum sepenuhnya puas dengan penjelasan sebelumnya, memandang ayahnya dengan tatapan serius. "Ayah," tanyanya, "apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga Gu di dunia bawah? Aku tahu ada sesuatu yang besar terjadi, dan aku rasa itu ada hubungannya dengan apa yang baru saja kita bicarakan."Gu Xing Yan menatap putranya dengan wajah penuh kesedihan dan kemarahan. "Kau benar, Gu Lang. Semua itu adalah ulah Tiancheng. Setelah Xiyu dibawa kembali ke dunia atas, Tiancheng marah karena Xiyu, meskipun sudah mencapai tingkat master array 3, tidak juga dapat melampaui batas itu dan mencapai tingkat 4."Gu Lang memperhatikan dengan seksama saat Xing Yan melanjutkan ceritanya. "Tiancheng menganggap Xiyu sebagai pengkhianat dan merasa frustrasi dengan kemampuannya yang terbatas. Dalam kemarahannya, dia memutuskan untuk mengirim utusan ke dunia bawah. Tujuannya adalah untuk menghancurkan keluarga Gu di dunia bawah dan membawa aku hidup-hidup kepadanya."Xing Yan menghela
Di dalam ruangan yang megah dan penuh kemewahan di kediaman keluarga Shu, Shu Tiancheng duduk di kursi besar yang dihiasi dengan ukiran rumit. Ruangan itu dikelilingi oleh berbagai artefak berharga dan simbol kekuasaan keluarga Shu. Berita tentang acara lelang dan pertemuan di Paviliun Baibao membuatnya merasa tertarik dan waspada.Shu Baicao memasuki ruangan dengan langkah cepat, wajahnya tampak marah dan frustrasi. Ketika dia mendekat, Tiancheng menatapnya dengan tajam, menunggu penjelasan.“Bagaimana bisa kau gagal begitu saja?” Tiancheng bertanya dengan nada dingin dan tajam. “Kau bilang bahwa Feng Hao—atau Gu Lang—itu hanyalah orang yang tidak berarti, tapi tampaknya kau salah besar.”Shu Baicao dengan tegas melaporkan, “Ayah, segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang direncanakan. Feng Hao tidak hanya berhasil mengatasi segala hambatan, tetapi juga melelang barang-barang yang sangat berharga. Dia benar-benar berbeda dari apa yang kita kira.”Tiancheng menatap Baicao dengan e
Ketika Shu Xiyu terus berusaha membuka kotak peninggalan leluhur, suasana di aula leluhur semakin menegang. Dengan setiap detik yang berlalu, ekspresi Tiancheng berubah menjadi semakin tidak sabar dan marah. Xiyu berkonsentrasi penuh, mengalirkan energi ke kotak, namun segel array tetap tidak bergerak.Tiancheng akhirnya tidak bisa menahan kemarahannya lebih lama. Suara keras dan dingin menggelegar di aula. "Sudah kubilang, Xiyu! Kekuatanmu ternyata tidak ada artinya! Tidak peduli seberapa keras kau mencoba, kau tetap tidak bisa mencapai level yang kuinginkan!" Suaranya penuh dengan nada kemarahan dan penghinaan.Shu Xiyu tampak sangat tertekan. Wajahnya pucat dan tubuhnya bergetar karena frustrasi dan ketakutan. Dia tahu bahwa kegagalannya akan mengakibatkan konsekuensi serius. "Maafkan aku, Tiancheng. Aku... aku belum cukup kuat," katanya dengan suara penuh penyesalan.Tiancheng mengerutkan keningnya dengan marah dan berjalan mendekat. "Kau memang tidak berguna! Kau telah menghabisk
Di saat Gu Lang sedang memikirkan cara terbaik untuk membalaskan drndamnya pada keluarga Shu, Gu Lang justru tiba-tiba merasakan sesak di dadanya, napasnya terengah-engah. "Uhuk!!"Sensasi panas menjalar di seluruh tubuhnya, dan seketika darah segar mengalir dari sudut mulutnya, membasahi tanah di bawahnya.Dia terjatuh sejenak, berusaha mengendalikan rasa sakit yang menggigit. Pikirannya berputar, mengingat pelatihan air es yang pernah dia lakukan, yang kini kembali menghantuinya. Ternyata, penggunaan teknik itu tanpa persiapan yang cukup berdampak buruk pada tubuhnya.Dengan susah payah, Gu Lang mengatur napasnya, mencoba mencari tahu penyebabnya. Dia menyadari bahwa pelatihan yang ekstrem itu telah meninggalkan dampak yang serius. Dalam keadaan ini, semua rencananya untuk membalas dendam bisa hancur dalam sekejap jika dia tidak segera mengatasi masalah ini.Dia tahu, dia harus menemukan cara untuk menstabilkan kondisinya sebelum melanjutkan misinya. Gu Lang teringat dengan pesan
Gu Lang melanjutkan pelatihannya dengan semangat baru, fokus pada mencapai kekosongan mutlak. Setiap hari, dia berlatih dengan intensitas yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Dia menghabiskan berjam-jam dalam meditasi, mengendalikan nafsu dan pikirannya, membiarkan ketenangan menyelimuti jiwanya.Dalam proses ini, dia menghadapi berbagai tantangan. Suatu malam, saat dia berlatih, bayangan iblis hati muncul lagi, lebih kuat dari sebelumnya. "Mengapa kau terus berjuang, Gu Lang? Kekuatan kegelapan dapat memberimu apa pun yang kau inginkan. Tinggalkan semua ini, dan ikuti aku."Gu Lang menatap bayangan itu dengan ketegasan. "Kekuatanmu hanya akan menghancurkanku. Aku tidak butuh kekuatan yang dibangun di atas penderitaan orang lain."Kemarahan iblis hati terpantul di wajahnya, tetapi Gu Lang tetap tenang. Dia menarik napas dalam-dalam, memfokuskan energinya pada jiwanya. Mengingat ajaran Luo Luo, dia membiarkan semua emosi negatif itu mengalir keluar, memperkuat tekadnya untuk melaw
Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang