Ketika Shu Xiyu terus berusaha membuka kotak peninggalan leluhur, suasana di aula leluhur semakin menegang. Dengan setiap detik yang berlalu, ekspresi Tiancheng berubah menjadi semakin tidak sabar dan marah. Xiyu berkonsentrasi penuh, mengalirkan energi ke kotak, namun segel array tetap tidak bergerak.Tiancheng akhirnya tidak bisa menahan kemarahannya lebih lama. Suara keras dan dingin menggelegar di aula. "Sudah kubilang, Xiyu! Kekuatanmu ternyata tidak ada artinya! Tidak peduli seberapa keras kau mencoba, kau tetap tidak bisa mencapai level yang kuinginkan!" Suaranya penuh dengan nada kemarahan dan penghinaan.Shu Xiyu tampak sangat tertekan. Wajahnya pucat dan tubuhnya bergetar karena frustrasi dan ketakutan. Dia tahu bahwa kegagalannya akan mengakibatkan konsekuensi serius. "Maafkan aku, Tiancheng. Aku... aku belum cukup kuat," katanya dengan suara penuh penyesalan.Tiancheng mengerutkan keningnya dengan marah dan berjalan mendekat. "Kau memang tidak berguna! Kau telah menghabisk
Di saat Gu Lang sedang memikirkan cara terbaik untuk membalaskan drndamnya pada keluarga Shu, Gu Lang justru tiba-tiba merasakan sesak di dadanya, napasnya terengah-engah. "Uhuk!!"Sensasi panas menjalar di seluruh tubuhnya, dan seketika darah segar mengalir dari sudut mulutnya, membasahi tanah di bawahnya.Dia terjatuh sejenak, berusaha mengendalikan rasa sakit yang menggigit. Pikirannya berputar, mengingat pelatihan air es yang pernah dia lakukan, yang kini kembali menghantuinya. Ternyata, penggunaan teknik itu tanpa persiapan yang cukup berdampak buruk pada tubuhnya.Dengan susah payah, Gu Lang mengatur napasnya, mencoba mencari tahu penyebabnya. Dia menyadari bahwa pelatihan yang ekstrem itu telah meninggalkan dampak yang serius. Dalam keadaan ini, semua rencananya untuk membalas dendam bisa hancur dalam sekejap jika dia tidak segera mengatasi masalah ini.Dia tahu, dia harus menemukan cara untuk menstabilkan kondisinya sebelum melanjutkan misinya. Gu Lang teringat dengan pesan
Gu Lang melanjutkan pelatihannya dengan semangat baru, fokus pada mencapai kekosongan mutlak. Setiap hari, dia berlatih dengan intensitas yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Dia menghabiskan berjam-jam dalam meditasi, mengendalikan nafsu dan pikirannya, membiarkan ketenangan menyelimuti jiwanya.Dalam proses ini, dia menghadapi berbagai tantangan. Suatu malam, saat dia berlatih, bayangan iblis hati muncul lagi, lebih kuat dari sebelumnya. "Mengapa kau terus berjuang, Gu Lang? Kekuatan kegelapan dapat memberimu apa pun yang kau inginkan. Tinggalkan semua ini, dan ikuti aku."Gu Lang menatap bayangan itu dengan ketegasan. "Kekuatanmu hanya akan menghancurkanku. Aku tidak butuh kekuatan yang dibangun di atas penderitaan orang lain."Kemarahan iblis hati terpantul di wajahnya, tetapi Gu Lang tetap tenang. Dia menarik napas dalam-dalam, memfokuskan energinya pada jiwanya. Mengingat ajaran Luo Luo, dia membiarkan semua emosi negatif itu mengalir keluar, memperkuat tekadnya untuk melaw
Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang
Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain
Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny
Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip
Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu