Share

Kalajengking Hitam!

Penulis: Rosemarry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Keduanya menerjang maju bersamaan dan melakukan adu banteng dengan jurus masing-masing, "Pukulan sembilan matahari!"

Ledakan besar pun terjadi saat jurus keduanya bertabrakan, dan itu membuat para anggota keluarga Meng penasaran sebenarnya siapa pria bertopeng yang tengah melawan kepala keluarga mereka itu.

"Kalian tunggu di sini, biar aku dan beberapa orang ini membantu pria bertopang itu. Sepertinya kepala keluarga menggunakan jurus terlarang, seperti yang tertulis di buku sejarah keluarga Meng."

Beberapa orang pria pun keluar dari ruang bawah tanah untuk kembali ke tempat pertempuran. Mereka berniat membantu Gu Lang.

Namun sesampainya di sana Meng Wan justru sudah tergeletak tidak berdaya, dan Gu Lang tengah berdiri di depan Meng Wan seperti tengah menginterogasinya.

Mereka pun memilih untuk diam dan mendengarkan apa yang kedua orang itu bicarakan.

"Katakan padaku, siapa orang di balik pembantaian keluarga Gu!"

Meng Wan meludah kearah Gu Lang kemudian tertawa, "Aku tak akan memberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Keluarga Gong

    "Baik, kepala keluarga!" Para tetua pun segera pergi untuk menyampaikan titah kepala keluarga pada para penjaga kediaman.Sebagai keluarga ahli senjata, tentu saja kediaman Xi dilengkapi dengan berbagai senjata tersembunyi. Bahkan tembok yang mengelilingi bangunan megah itu sangat tinggi dan dibuat seperti banteng pertahanan, dengan berbagai alat yang sudah tersedia di atas setiap menara penjaga yang ada dan juga di hampir setiap sudut rumah itu.Meskipun sebelum ini, tak pernah ada peperangan antar keluarga atau kelompok yang terjadi di kota Biluo, tapi tetap tidak mengubur kemungkinan adanya serangan dari pihak lain.Dan itulah yang mendasari kepala keluarga Xi membangun pertahanan yang sedemikian rupa, demi melindungi kediaman dan para penghuninya. Selain itu, kuatnya pertahanan keluarga Xi juga membuat semua orang mengakui mereka sebagai keluarga ahli senjata, dan mereka juga memesan berbagai senjata dari keluarga Xi.Bahkan pemimpin kota Biluo juga menjalin kerjasama dengan kelu

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Sekte kalajengking Hitam!

    Di dalam sana tuan Cai nampak tengah menikmati surga dunia, di atas ranjang panasnya sehingga Gu Lang memilih untuk melancarkan aksinya setelah Gong Cai selesai dengan aktivitasnya. Jangan salah paham, Gu Lang bukan melakukannya karena dia ingin atau suka melihat pemandangan yang menodai matanya itu. Hanya saja bukankah akan lebih seru jika membuat musuh yang sedang terbang tinggi ke angkasa, jatuh dengan begitu menyedihkan ke dasar bumi? Itulah yang Gu Lang inginkan. Menjatuhkan musuhnya di saat dia merasa tengah berada di puncak tertinggi, dan merasa tak ada yang bisa menjatuhkannya. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya suara-suara laknat yang berasal dari kedua insan yang tengah mereguk nikmatnya surga dunia di dalam sana pun berakhir. Dan inilah saatnya bagi Gu Lang untuk beraksi. Brak! Pyar! Gu Lang memecahkan atap kediaman itu dan melompat turun, membuat kedua manusia yang masih berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuhnya itu begitu terkejut. "Aaaaa!" jerit si wa

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Bantai!

    Gu Lang pun menunggu kedatangan para tetua yang akan mengantarkan sendiri nyawa mereka ke hadapannya, "Kau, pergilah." Tentu saja ucapan itu ia tujukan pada wanita yang bersama dengan Gong Cai tadi.Dan tentu saja wanita itu senang bukan kepalang mendengarnya, karena bukan inginnya menemani Gong Cai si pria tua nan tambun itu, melainkan dia terpaksa melakukan itu demi keselamatan keluarganya."Terimakasih tuan, terimakasih." Wanita itu langsung mengenakan pakaiannya dan berlari dengan terburu-buru untuk keluar dari ruangan itu."Sekte Racun Hitam ya? Bukankah itu salah satu sekte terbesar di negeri Benua Timur ini? Tapi ada masalah apa antara keluarga Gu dan sekte besar sekelas sekte Racun Hitam?" Sekeras apapun Gu Lang memikirkan hal itu, tetap saja dia tak bisa memikirkan masalah besar apa yang ada di antara keluarga Gu dan sekte Racun Hitam, hingga mereka membinasakan keluarga Gu dan menahan ayahnya.Lagi pula sekte besar seperti sekte Racun Hitam itu tentu saja tidak biasanya ber

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Jurus 1000 Wajah?!

    Gu Lang melesat cepat menuju rumah besar keluarga Xi. Dengan jarak rumah keluarga Gong dan Xi yang cukup jauh, Gu Lang harus memakan waktu beberapa puluh menit hanya untuk sampai di kediaman ahli senjata perang itu.Sesampainya di sana, Gu Lang sudah di suguhkan dengan pemandangan yang membuatnya berdecak kesal."Sial! Ternyata informasinya menyebar begitu cepat. Tapi tidak masalah. Jika aku tak bisa menghancurkan pertahanan kalian, maka panggil namaku secara terbalik!"Gu Lang pun memilih untuk masuk ke menara langit dan mencari cara untuk bisa menembus benteng pertahanan keluarga Xi, yang sudah setara dengan benteng perang itu.Bagaimana tidak disebut setara dengan benteng perang jika ada lebih dari lima puluh penjaga di atas menara pengintai, dan banyak sekali pelontar panah serta pelontar batu di atas sana. Dan jangan lupakan adanya ranjau di setiap sisi tembok, sehingga Gu Lang sudah pasti tak dapat melompat naik ke atas tembok itu."Selamat datang kembali, tuan.""Luo Luo, ada

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Array

    Penjaga itu pun berjalan semakin dekat ke arah Gu Lang dengan sedikit terburu-buru, mungkin saja karena di sudah tidak dapat lagi menahan panggilan alamnya."Haish ... gara-gara pria topeng emas itu, semuanya jadi harus sibuk begini. Sungguh melelahkan!" gerutunya sesaat setelah dia sampai di pohon yang dia tuju, tempat Gu Lang tengah bersembunyi saat ini.Baru saja pria itu akan membuka celananya, Gu Lang pun langsung memukul tengkuk pria itu dan membuatnya pingsan tanpa suara atau menimbulkan kecurigaan."Dasar sialan! Bagaimana bisa kau membicarakan seseorang di hadapan orangnya langsung? Dasar otak udang!" gumam Gu Lang lirih namun dengan intonasinya yang begitu menekan karena menahan kekesalannya.Gu Lang segera menukar pakaiannya dengan pakaian milik pengawal itu, dan mulai menggunakan jurus seribu wajah untuk bisa masuk ke dalam benteng pertahanan keluarga Xi itu.Beruntung tadi Gu Lang sempat mendengar pria itu berbicara, jadi setidaknya dia tau bagaimana cara bicara penjaga i

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Konflik Internal!

    Pintu itupun terbuka dan memperlihatkan sebuah ruangan yang begitu luas, dengan satu kursi kebesaran yang berada di ujung depan ruangan itu. Jika digambarkan, maka suasa di ruangan itu benar-benar seperti sebuah singgasana seorang raja.Ada dua patung singa besar, di kiri dan kanan kursi yang sudah pasti milik kapala keluarga Xi itu.Tapi saat ini, hanya ada satu orang di dalam ruangan itu yang tidak lain adalah tetua pertama keluarga Xi. Gu Lang sebenarnya tidak mengenali pria paruh baya dihadapannya itu, tapi mendengar dari apa yang pemuda tadi katakan jika orang yang memanggil mereka adalah tetua pertama, maka bisa di simpulkan jika pria itu adalah tetua pertama.Meskipun Gu Lang adalah seorang tuan muda dari salah satu keluarga besar di kota Biluo, tapi dia yang lebih sering berada di sekte tidak terlalu perduli dengan pergantian pemimpin di keluarga besar lainnya.Jadi yang dia ketahui hanyalah sekedar, siapa kepala keluarga saat ini di setiap keluarga besar di kota Biluo."Membe

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Tetua Pertama Keluarga Xi

    Gu Lang yang keluar paling akhir, masih bisa mendengar ucapan tetua gila itu dan dia pun bersumpah, "Dasar pak tua serakah! Kau sudah bau tanah tapi masih menginginkan kedudukan dan kekuasaan? Bahkan menggunakan cara licik seperti itu? Tunggu saja pak tua, aku akan membunuhmu dengan cara yang paling menyakitkan!"Gu Lang yang tadi masih mendengar dari balik pintu pun segera menyusul para elite lainnya, yang sudah bisa dia pastikan jika mereka semua mau tak mau harus menuruti perkataan pak tua brengsek itu.Saat mereka kembali melewati lorong panjang itu, Xi Guan memberikan sesuatu pada salah satu elite itu yang Gu Lang tak tau apa itu."Hancurkan giok ini untuk memberikannya sinyal pada master array, agar dia menonaktifkan arraynya. Dan ini, hancurkan ini jika kalian dalam bahaya (hampir tertangkap)."Baik." Elite itu pun mengangguk dan mengajak para elite, termasuk Gu Lang untuk mendiskusikan rencana pembunuhan itu.Dan ternyata para elite itu memiliki ruang pribadi mereka sendiri di

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Negosiasi?

    Pintu besar itu di buka oleh Gu Lang dengan keras dan membuat tetua pertama dan Xi Guan, yang masih ada di dalam ruangan itu sambil membicarakan hal yang entah apa itu, terlonjak kaget karenanya."Lancang! Kenapa kau masuk tanpa permisi!?" Bukan tetua pertama, melainkan Xi Guan lah yang meneriaki Gu Lang dengan kesal, "Apa kau sudah bosan hidup?! Kau sudah tidak menginginkan nyawamu lagi!?" Xi Guan pun turun dan mencabut pedang miliknya dari sarung pedangnya.Pedang itu memiliki aura yang terasa menekan, kabut berwarna biru itu juga terasa amat dingin. Dan dilihat dari hal itu, Gu Lang bisa menebak jika akar spiritual dari pemuda di hadapannya itu adalah jenis es, seperti milik ayahnya."Tunggu, Xi Guan. Mungkin dia punya sesuatu yang mendesak untuk di laporkan." Cegah tetua pertama, tanpa berniat pindah dari tempatnya duduk saat ini.Dia terlihat sangat percaya diri saat duduk di kursi yang seharusnya hanya boleh di duduki oleh sang kepala keluarga, tapi dia justru dengan congkaknya

Bab terbaru

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Akhir Cerita

    Di tengah reruntuhan dan kepanikan yang menyelimuti Sekte Gelap, Gu Lang berdiri dengan tegas, mengawasi sisa-sisa kekuatan yang dulunya mengancam dunia. Dengan Pedang Dewa yang bersinar di tangannya, dia merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir dalam dirinya, kekuatan yang ingin dia gunakan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mengubah dan memperbaiki. Gu Lang menatap anggota Sekte Gelap yang tersisa—beberapa tergeletak lemas di tanah, sementara yang lain hanya bisa menatap dengan ketakutan. “Dengarkan aku!” suaranya menggema dengan wibawa. “Kalian telah berada di jalan yang salah, terjebak dalam kegelapan yang tidak akan membawa kalian ke mana-mana. Namun, hari ini adalah kesempatan kedua untuk memilih jalan yang benar!” Kata-katanya menembus hati mereka. Banyak dari mereka yang, meski terlahir dalam Sekte Gelap, selalu merindukan keadilan dan kebenaran. Satu per satu, mereka mulai bangkit, meski ragu, namun terdorong oleh keyakinan Gu Lang. Mereka ingin memperbaiki kesala

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Dewa Iblis!

    Pertempuran berlangsung sengit ketika tiba-tiba suasana berubah. Suara langkah berat bergema, menggetarkan tanah, dan mengalihkan perhatian Gu Lang dan Qian Yu. Di tengah kerumunan musuh, seorang pria tinggi muncul, mengenakan jubah hitam yang berkilauan, menandakan bahwa dia adalah pemimpin Sekte Gelap. Aura kekuatan yang menakutkan memancar dari dirinya, mengubah suasana menjadi mencekam. “Cukup!” teriak pemimpin Sekte Gelap, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kalian berani melawan Sekte Gelap? Aku tidak akan membiarkan kalian hidup!” Gu Lang dan Qian Yu saling berpandangan, mengerti bahwa situasi kini semakin berbahaya. Mereka bisa merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari sosok itu. “Siapa kau?” tanya Gu Lang dengan berani, berusaha menjaga ketenangan meski jantungnya berdebar kencang. “Aku adalah Zhen Tian, Ketua Sekte Gelap,” jawab pria itu, menatap Gu Lang dengan mata tajam. “Dan aku di sini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Pedang Dewa itu mil

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pertempuran

    Gu Lang berdiri tegak di hadapan Pedang Dewa yang bersinar, merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. Luo Luo dan Qian Yu memperhatikannya dengan penuh harapan, mengetahui bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjalanan Gu Lang. Dengan tekad yang menggebu, Gu Lang menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Sinar pedang memancarkan cahaya yang semakin terang, seakan merespons kehadiran Gu Lang. Dia bisa merasakan aura pedang yang mengalir ke dalam dirinya, menghubungkan jiwanya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dalam pikirannya, dia mengingat semua latihan yang telah dilaluinya, setiap pelajaran yang diterimanya, dan semua pengorbanan yang telah dia buat untuk mencapai titik ini. "Ini adalah kesempatan untuk menyatukan kekuatanku dengan Pedang Dewa," bisiknya dalam hati. “Aku tidak akan membiarkan ini menjadi sia-sia.” Saat dia meraih gagang pedang, Gu Lang merasakan getaran yang kuat. Energi Pedang Dewa mulai mengalir ke dalam jiwanya, dan dalam sekejap, dia meras

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pedang Dewa!

    Beberapa bulan setelah Gu Lang dan Qian Yu melanjutkan pelatihan mereka, situasi di luar lembah yang tenang itu mulai berubah. Sekte Gelap, yang sebelumnya tidak mengetahui lokasi Gu Lang, kini berhasil menemukan jejaknya. Mereka yakin bahwa Gu Lang memiliki "benda" yang sangat mereka inginkan — suatu artefak legendaris yang diyakini bisa memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang mengendalikannya.Di sebuah markas rahasia yang terpencil, para pemimpin Sekte Gelap berkumpul. Wajah mereka serius, dengan aura gelap dan menakutkan yang menyelimuti ruangan. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, berbicara dengan suara yang rendah namun berwibawa.“Gu Lang telah menjadi ancaman bagi kita dan dia memiliki benda yang kita cari. Kita tidak bisa membiarkannya terus hidup. Kita harus segera bertindak,” katanya. “Kekuatan yang dimilikinya, jika dikombinasikan dengan artefak itu, dapat membawa kehancuran bagi Sekte Gelap jika dia dibiarkan bebas.”“Na

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Black Shadow

    Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pelatihan

    Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Qian Yu

    Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Dunia Dewa Aku Datang!

    Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Kehancuran keluarga Shu

    Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang

DMCA.com Protection Status