Gu Lang melesat cepat menuju rumah besar keluarga Xi. Dengan jarak rumah keluarga Gong dan Xi yang cukup jauh, Gu Lang harus memakan waktu beberapa puluh menit hanya untuk sampai di kediaman ahli senjata perang itu.Sesampainya di sana, Gu Lang sudah di suguhkan dengan pemandangan yang membuatnya berdecak kesal."Sial! Ternyata informasinya menyebar begitu cepat. Tapi tidak masalah. Jika aku tak bisa menghancurkan pertahanan kalian, maka panggil namaku secara terbalik!"Gu Lang pun memilih untuk masuk ke menara langit dan mencari cara untuk bisa menembus benteng pertahanan keluarga Xi, yang sudah setara dengan benteng perang itu.Bagaimana tidak disebut setara dengan benteng perang jika ada lebih dari lima puluh penjaga di atas menara pengintai, dan banyak sekali pelontar panah serta pelontar batu di atas sana. Dan jangan lupakan adanya ranjau di setiap sisi tembok, sehingga Gu Lang sudah pasti tak dapat melompat naik ke atas tembok itu."Selamat datang kembali, tuan.""Luo Luo, ada
Penjaga itu pun berjalan semakin dekat ke arah Gu Lang dengan sedikit terburu-buru, mungkin saja karena di sudah tidak dapat lagi menahan panggilan alamnya."Haish ... gara-gara pria topeng emas itu, semuanya jadi harus sibuk begini. Sungguh melelahkan!" gerutunya sesaat setelah dia sampai di pohon yang dia tuju, tempat Gu Lang tengah bersembunyi saat ini.Baru saja pria itu akan membuka celananya, Gu Lang pun langsung memukul tengkuk pria itu dan membuatnya pingsan tanpa suara atau menimbulkan kecurigaan."Dasar sialan! Bagaimana bisa kau membicarakan seseorang di hadapan orangnya langsung? Dasar otak udang!" gumam Gu Lang lirih namun dengan intonasinya yang begitu menekan karena menahan kekesalannya.Gu Lang segera menukar pakaiannya dengan pakaian milik pengawal itu, dan mulai menggunakan jurus seribu wajah untuk bisa masuk ke dalam benteng pertahanan keluarga Xi itu.Beruntung tadi Gu Lang sempat mendengar pria itu berbicara, jadi setidaknya dia tau bagaimana cara bicara penjaga i
Pintu itupun terbuka dan memperlihatkan sebuah ruangan yang begitu luas, dengan satu kursi kebesaran yang berada di ujung depan ruangan itu. Jika digambarkan, maka suasa di ruangan itu benar-benar seperti sebuah singgasana seorang raja.Ada dua patung singa besar, di kiri dan kanan kursi yang sudah pasti milik kapala keluarga Xi itu.Tapi saat ini, hanya ada satu orang di dalam ruangan itu yang tidak lain adalah tetua pertama keluarga Xi. Gu Lang sebenarnya tidak mengenali pria paruh baya dihadapannya itu, tapi mendengar dari apa yang pemuda tadi katakan jika orang yang memanggil mereka adalah tetua pertama, maka bisa di simpulkan jika pria itu adalah tetua pertama.Meskipun Gu Lang adalah seorang tuan muda dari salah satu keluarga besar di kota Biluo, tapi dia yang lebih sering berada di sekte tidak terlalu perduli dengan pergantian pemimpin di keluarga besar lainnya.Jadi yang dia ketahui hanyalah sekedar, siapa kepala keluarga saat ini di setiap keluarga besar di kota Biluo."Membe
Gu Lang yang keluar paling akhir, masih bisa mendengar ucapan tetua gila itu dan dia pun bersumpah, "Dasar pak tua serakah! Kau sudah bau tanah tapi masih menginginkan kedudukan dan kekuasaan? Bahkan menggunakan cara licik seperti itu? Tunggu saja pak tua, aku akan membunuhmu dengan cara yang paling menyakitkan!"Gu Lang yang tadi masih mendengar dari balik pintu pun segera menyusul para elite lainnya, yang sudah bisa dia pastikan jika mereka semua mau tak mau harus menuruti perkataan pak tua brengsek itu.Saat mereka kembali melewati lorong panjang itu, Xi Guan memberikan sesuatu pada salah satu elite itu yang Gu Lang tak tau apa itu."Hancurkan giok ini untuk memberikannya sinyal pada master array, agar dia menonaktifkan arraynya. Dan ini, hancurkan ini jika kalian dalam bahaya (hampir tertangkap)."Baik." Elite itu pun mengangguk dan mengajak para elite, termasuk Gu Lang untuk mendiskusikan rencana pembunuhan itu.Dan ternyata para elite itu memiliki ruang pribadi mereka sendiri di
Pintu besar itu di buka oleh Gu Lang dengan keras dan membuat tetua pertama dan Xi Guan, yang masih ada di dalam ruangan itu sambil membicarakan hal yang entah apa itu, terlonjak kaget karenanya."Lancang! Kenapa kau masuk tanpa permisi!?" Bukan tetua pertama, melainkan Xi Guan lah yang meneriaki Gu Lang dengan kesal, "Apa kau sudah bosan hidup?! Kau sudah tidak menginginkan nyawamu lagi!?" Xi Guan pun turun dan mencabut pedang miliknya dari sarung pedangnya.Pedang itu memiliki aura yang terasa menekan, kabut berwarna biru itu juga terasa amat dingin. Dan dilihat dari hal itu, Gu Lang bisa menebak jika akar spiritual dari pemuda di hadapannya itu adalah jenis es, seperti milik ayahnya."Tunggu, Xi Guan. Mungkin dia punya sesuatu yang mendesak untuk di laporkan." Cegah tetua pertama, tanpa berniat pindah dari tempatnya duduk saat ini.Dia terlihat sangat percaya diri saat duduk di kursi yang seharusnya hanya boleh di duduki oleh sang kepala keluarga, tapi dia justru dengan congkaknya
Tetua pertama pun akhirnya memikirkan sebuah negosiasi dengan Gu Lang, agar dia tak menghabisi nyawanya.Sedangkan Xi Guan hanya bisa terdiam, karena dia masih tak menyangka jika tuan muda sampah yang terkenal di seluruh kota Biluo, bahkan sampai ke pelosok sebagai orang paling tidak berguna itu, sekarang justru ada di hadapannya dan bukan lagi sebagai seorang sampah apalagi tuan muda tidak berguna.Dia yang sekarang bahkan terasa lebih mengerikan daripada para penjahat yang pernah dia temui. Bahkan orang terkuat yang pernah dia kalahkan saja, tak ada seujung kuku dari Gu Lang dan hal itu membuatnya tak lagi berani berkata-kata di depan Gu Lang seperti sebelumnya."G-Gu Lang, bagaimana kalau kita membuat sebuah kesepakatan?" Tetua pertama mencoba membuka percakapan.Namun Gu Lang sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun sebagai jawaban. Dia masih setia bersandar dengan tangan bersidekap di depan dada, seolah dua makhluk di hadapannya itu sama sekali bukanlah ancaman baginya dan s
Suara erangan kesakitan tetua pertama, terdengar begitu memekakkan telinga. Dan kini, pak tua itu sudah kehilangan kedua tangannya. Bagi seorang kultivator, tentu saja tangan adalah anggota tubuh yang sangat penting dan kehilangan keduanya tentu sama saja dengan menjadi orang tak berguna.Tubuh tetua pertama, kini ambruk karena kehilangan banyak sekali darah. Namun Gu Lang tampak sama sekali tak memperdulikan hal itu, seolah dia adalah iblis berdarah dingin yang tak memiliki hati apalagi belas kasihan."Apa kalian mendengarnya? Sepertinya itu suara tetua pertama!" ujar salah seorang penjaga gerbang di sana."Kau benar. Jangan-jangan tadi benar-benar ada perkelahian? Mungkin benar tetua pertama bertarung dengan tetua lainnya!" seru yang lainnya."Kita kesana sekarang, bawa setengah pasukan dari setiap pos. Sepertinya ini lebih gawat daripada sekedar konflik internal." Kali ini bukan lagi para penjaga biasa yang angkat bicara, melainkan pemimpin dari para penjaga benteng kediaman Xi itu
Mendengar apa yang Gu Lang katakan, tentu saja membuat mereka semua sangat ketakutan. Terlebih di wajah tampan Gu Lang saat ini, masih terdapat bercak noda darah yang membuat seringai di bibir Gu Lang terlihat seratus kali lebih menakutkan.Hanya satu orang yang tidak gentar untuk menghadapi Gu Lang, yaitu Bong Quan. Meskipun dia sadar diri kalau kemampuannya jauh di bawah Gu Lang, tapi dia memiliki kelebihan yaitu dia bisa mengendalikan monster dan dia bisa menggunakan itu sebagai penutup kekurangannya dalam hal basis kultivasi, di hadapan Gu Lang.Carberus peliharaannya saat ini, setidaknya sudah berada level Raja, sama seperti tingkatan Gu Lang saat ini. Namun bukan berarti, Bong Quan mampu menaklukkan monster level tinggi seperti itu.Hanya saja Carberus itu sudah dia pelihara sejak kecil. Tepatnya sejak levelnya masih berada di bawah level kultivasinya sendiri, tapi siapa sangka peningkatan kekuatan Carberus itu sangat cepat. Bahkan dua sampai tiga kali lipat lebih cepat dari pe