Selama satu bulan berikutnya, Gina seperti pion bagi sekretaris dan bosnya tersebut, Gina belum pernah bertemu dengannya tetapi dia telah memberi perintah tentang apa yang boleh Gina lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan,
*Tidak ada komunikasi: Gina tidak bisa menghubungi siapa pun, tidak ada keluarga atau teman, bahkan, tidak ada koneksi ke dunia luar.
* No outing: Dia tidak diizinkan keluar kecuali dia keluar dengan sekretaris dan itupun hampir tidak pernah.
* Makan apa pun yang telah berikan: Dia makan apa pun yang sudah disiapkan, makanannya di atur oleh ahli gizi dan ginekolog yang datang setiap minggu untuk memeriksanya.
Gina harus mematuhi semua aturan ini karena bos menginginkan anak yang sehat.
"Boleh aku minta tolong?” Gina bertanya kepada sekretaris, wanita yang biasa dia temui setiap pagi selama satu bulan terakhir, "Apa itu?" Nada bicara wanita itu datar, dia tidak bisa melakukan apa-apa di luar rutinitasnya.
"Bolehkah aku melihat Ayahku?" Wanita itu menatapnya, Dia akan mengatakan tidak, tetapi Gina akan membujuknya untuk mengizinkannya pergi.
Gina belum melihat Ayahnya sama sekali selama hampir sebulan dan yang terburuk adalah Ayahnya tidak tahu di mana Gina sekarang.
Gina berpikir, Ayahnya pasti sangat mengkhawatirkannya.
"Menurutmu kenapa aku harus mengabulkan permintaanmu?" Wanita itu bertanya padanya,
"Bu, ...."
"Saya sudah memberitahu Anda untuk memanggilku dengan nama saja, Lely." Dia menegur, Gina mengangguk.
"Lely, aku hanya ingin bertemu dan berbicara dengannya, agar Dia tahu aku baik-baik saja, dia pasti mengkhawatirkanku Aku sudah meninggalkan rumah dan tidak kembali selama hampir sebulan." Gina menjelaskan, wanita yang lebih tua itu menjadi simpatik,
"Oke, saya akan mengizinkan Anda, tetapi ini harus menjadi rahasia dan itu bukan hari ini." Gina mengerutkan kening,
"Tapi kenapa?" Dia bertanya dengan cemberut,
"Bos akan datang hari ini, jadi kamu butuh istirahat, mengumpulkan kekuatan untuk melakukan pembuahan dengannya, aku tidak ingin kamu mempunyai mood yang jelek ketika dia bertemu denganmu." Dia mengatakan secara spesifik tentang 'pembuahan' dan itu benar-benar membuat Gina merasa malu,
"Kamu tidak perlu merasa malu, itu normal." Wanita itu berbicara, Gina mengerutkan kening
Siapa yang tidak malu dengan omong kosong yang sekertaris itu katakan?
Dibaringkan oleh pria yang belum pernah ia lihat dan yang terburuk adalah Gina harus melakukannya dengan mata tertutup atau mungkin ditutup matanya.
Gina tidak diizinkan untuk menyentuhnya atau menciumnya dan dia juga tidak akan melakukan hal yang sama kepada Gina.
Bagaimana Gina tidak merasa canggung? Dia tidak pernah punya pacar dan tidak pernah terlibat dalam semua hal yang intim apalagi berciuman.
Melihat dirinya berhubungan seks adalah pemikiran liar yang tidak pernah dia pikirkan dan sekarang, dia akan melakukannya dengan orang asing.
Gina mendengar Pria ini adalah orang terkaya di Negara Bagian dan tidak ada yang tahu berapa total kekayaannya tapi itu bukan urusannya.
Satu-satunya masalah Gina sekarang adalah bagaimana menyelesaikan kontrak ini, lalu menerima sisa bayarannya sebanyak lima juta dolar, sedangkan satu juta pertama telah dibayarkan kepada ibu angkatnya.
Gina bermaksud mentransfer uang ke rekening ayahnya setelah mendapatkan uang itu, karena dia datang ke sini bukan untuk dirinya sendiri.
Melihat bagaimana dia dirawat dengan baik dalam satu bulan terakhir, dia tidak bisa menahan tawa, 'Surogasi, hmp. ini konyol!' ucapnya dalam hati.
Disana, Gina lebih seperti pasien karantina daripada ibu pengganti, setiap hal yang dia ambil adalah apa yang sudah disiapkan oleh seseorang atau tim profesional. Daging, Ikan, dan makanan sehat lainnya disajikan untuknya tiga kali sehari, makanan yang lebih sedikit gula dan lebih banyak buah dan sayuran.
Meskipun dia terlihat lebih muda dan memiliki tubuh yang ramping tetapi orang dapat mengatakan bahwa dia sedang menjalani perbaikan gizi, sebagian besar sisi tulangnya telah ditutupi oleh daging sekarang.
Semua ini semata-mata untuk bayi yang sehat dan bugar.
Sungguh ironis, seseorang yang bahkan tidak bisa mengingat serangkaian hal dari masa kecilnya, Gina tidak bisa mengingat masa kecilnya seolah Dia telah mengalami kecelakaan yang menghapus semua memori masa kecilnya.
Dia telah melakukan self-induced memory loss.
Dia membuat dirinya sendiri mengunci hal-hal dari masa lalunya karena itu tidak penting baginya.
Sekarang, seseorang di luar sana menikmati hasil dari peristiwa ini, sementara Pria ini menghabiskan jutaan dolar hanya untuk memiliki bayi yang sehat.
Dan menjadi jauh lebih ironis ketika Gina, gadis dengan masa kecil yang sulit harus menjadi ibu dari bayi yang sehat ini.
Dia yang terpilih.
Gadis sewa rahim.
Menjadi ibu pengganti di usianya delapan belas tahun.
"Oke Lely.” Dia mengangguk,
"Dan juga, kamu akan pergi ke Addington Villa malam ini, di mana bos akan menemuimu." Gina mengangguk,
Sama seperti setiap perintah lain yang dia terima dalam sebulan terakhir.
Lely pernah mengatakan kepadanya bahwa tunangan bos atau nyonya muda, memiliki masalah infertilitas hingga tidak dapat mengandung seorang anak, jadi tuan besar telah memilih Ibu pengganti untuk meneruskan garis keturunannya.
Malam itu ketika sebuah limusin berhenti di Villa, Gina meluncur duduk di bawah jendela mobil, membiarkan udara segar dari sisi laut mencengkeramnya.
"Kamu suka pemandangannya?” Lely bertanya padanya, dia mengangguk tetapi tidak tersenyum.
Sepanjang hidupnya, dia hanya melihat mobil seperti ini di TV dan tidak memiliki keberuntungan istimewa untuk bisa menaikinya, tetapi sekarang dia berada di dalamnya.
Ketika limusin diparkir, dia keluar dan begitu pula sekretarisnya,
"Tolong ikuti aku." Wanita itu berkata, Gina mengikutinya tanpa bertanya.
Setiap kali Lely menatap Gina, Lely seperti melihat putrinya sendiri, Lely merasa kasihan padanya.
Ketika anak-anak seusianya sibuk menyiapkan pesta dan menikmati masa remaja mereka, dia sibuk menjadi Ibu pengganti untuk menyelamatkan keluarganya dari kemiskinan.
Gina adalah seorang gadis yang sangat cantik dengan tubuh yang sangat proposional dan gerakan yang gemulai, matanya seperti biji almond dan bibir yang kemerahan, setiap pria yang memandang tidak akan tahan dengan kecantikannya.
Dia adalah tipe gadis idaman setiap pria, dengan kecantikan dan kecerdasannya, tentu saja Dia adalah permata yang langka.
Rambutnya yang cokelat, badannya yang mungil dengan lekuk tubuh yang indah, membuatnya terlihat sempurna.
Melihat lagi ke arah gadis muda yang berjalan di belakangnya, Lely diam-diam berdoa agar bosnya bersikap lembut padanya.
Gina dibawa ke Villa oleh Lely, dia terlihat sangat tenang saat mereka masuk ke dalam tapi di dalam dirinya Lely tahu Gina jauh dari tenang, dia dalam kekacauan. "Apa kamu baik baik saja?" Lely bertanya saat mereka berjalan ke atas, dia mengangguk. "Ini kamarmu, kamu akan tinggal di sini mulai sekarang." Lely berkata sambil membuka pintu, memperlihatkan kamar tidur dengan perabotan lengkap dan mewah, "Aku akan ke bawah, jika kamu butuh sesuatu hubungi aku dengan telepon rumah, dia menunjuk ke telepon di laci samping tempat tidur antik. "Baik." Sebelum dia berbalik, Lela bergegas turun.
Gina akhirnya jatuh pingsan ketika pria itu selesai, rasa sakit di antara pahanya menyiksa, dia tidak bisa bergerak. Ketika pria itu selesai, dia turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar kecil untuk mencuci dirinya sendiri. Gina Kasih terkapar dalam kamar yang berbau seks, kesenangan dan nafsu. Masih ingin mengisi gairah seksnya, dia menatap gadis itu lagi, Gina telah kehilangan begitu banyak energi dan butuh istirahat. "Bukankah Dia sudah di diberi makan, mengapa masih kelelahan setelah tiga ronde?" Pria itu menghela nafas. Gina mulai sadar, samar-samar Dia melihat wajah yang tampan, karena penutup matanya tel
Menurut Lely, Tony mencarinya setelah seminggu, dia menelepon Lely dan bertanya apakah dia bisa bertemu putrinya, jadi Lely memberinya lokasi Villa dan Tony datang ke sana. Gina ada di bawah ketika Tony datang, "Papa!" Dia berdiri dan bergegas ke arahnya, Tony merentangkan tangannya untuk memeluk hangat putrinya, "Papa, aku minta maaf untuk ..." "Ssst, ini salahku. Aku gagal menghargai putri baikku dan lebih mementingkan diri sendiri." Dia berkata, "Papa sangat menyesal, apa Gigi mau memaafkan Papa?" Dia bertanya membuat ekspresi lucu di wajahnya membujuk Gina. &
Seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan, sembilan tahun sedang menatap sebuah mobil remot kontrol mahal di sebuah mal ketika seorang penjaga toko berjalan ke arahnya, "Hei kamu! Untuk apa kamu melihat itu?" Dia berteriak pada bocah itu dengan kasar, bocah itu menoleh ke pemuda yang sedang berbicara dengannya dan dia menghela nafas, lalu kembali ke mobil mainan mahal yang dia kagumi. Bocah nakal ini tidak tahu siapa aku, “Hei anak nakal, aku sedang berbicara denganmu tapi kamu ..." Dia bergegas akan memukul anak itu tetapi ibu anak itu keluar. "Rain!" Dia memanggil, wajah serius bocah itu berubah menjadi senyum yang mempesona.
Justin berjalan ke mansion dengan wajah dingin, Jenni dan Henry sedang duduk di gazebo ketika dia berjalan melewati mereka tanpa menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua, "Justin! Kembali ke sini." Henry berseru, Henry sudah semakin menua beberapa tahun tetapi aura dingin dan keganasannya masih tetap sama seperti saat muda, dia masih yang paling kejam di keluarga Addington sejauh ini, Anak laki-laki itu berjalan ke arah mereka, "Kakek, Mami selamat siang." Dia menyapa, tidak menunggu jawaban mereka, dia berbalik dan pergi. "Dia pasti dalam suasana hati yang buruk, kakek, jangan memarahinya." Jenni berkata
Melihat Melissa menampar putranya membuat Gina marah, dia memukul punggungnya Melissa, "Jangan pernah meletakkan tangan kotormu pada putraku lagi." Gina meraung dan menampar pipi Melissa sekali lagi. Dan untuk pertama kalinya, Melissa dan Rindu menjadi sangat takut padanya. Keganasan dan kemarahan di mana tamparan itu mendarat membuat bibir Melissa berdarah, Rindu melihat ini menjadi sangat takut, "Ibu baik-baik saja, jangan bertengkar dengan bibi." Rain berkata tetapi dari arah yang telah terlihat Ibunya, Raun menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek ke arah Melissa yang berdiri seperti akan menangis. Tony yang berdiri di samping tidak melakukan apa-apa selain berjalan ke Gina untuk menenangkannya.
Gina mengeluarkan kartu ATM dari tasnya dengan tangan gemetar, pergi ke luar, preman itu masih menunggunya. Dia pergi ke bank terdekat dan menarik jutaan uang yang dia miliki di sana, Memberikannya kepada mereka, mereka menghitungnya dengan tatapan tajam, merasa cukup, mereka melangkah pergi tanpa berbuat onar. Kembali ke perusahaan, manajer memanggil Gina dan memecatnya karena 'membawa masalah dan kerugian besar bagi perusahaan.' Sementara dengan preman-preman itu sebelumnya dia tidak terlalu takut tetapi sekarang dengan kesadaran bahwa dia akan kehilangan pekerjaannya, ketakutan mencengkeramnya dan matanya memerah.
Hanya dengan memutar ulang ingatannya, Willy bisa dengan jelas mengingat malam yang dia habiskan bersama gadis muda yang ditutup matanya dengan tak berdaya itu. Seketika Willy mengambil kendali darinya karena merasa ingin melakukannya lagi. Dia gadis yang lembut, seperti gelembung yang akan meletus hanya dengan satu sentuhan, tetapi, didepan Willy, ia baru saja menunjukkan sisi pemberaninya, dengan tegas melindungi harga dirinya. Gadis seperti dialah yang membuat seorang pria ingin melindungi dan merawat mereka dan itulah yang baru saja Gina lakukan pada Willy. Membuat Willy ingin melindunginya. Gadis lembut itu baru saja memicu keinginan yang dia tekan jauh di dalam dirinya untuk wak
“Selamat siang,benar ini orangtua dari Rain Wijaya? Tanya suara perempuan dari seberang ponsel itu.“Iya, saya Ibunya. Ada apa ya?”“Maaf Ibu, kami dari pihak sekolah ingin memberitahukan kalau anak Ibu yang bernama Rain saat ini sedang dilarikan ke rumah sakit karena kecelakaan.”Gina tersentak, “Apa? Bagaimana keadaan anak saya sekarang, Bu?”“Lebih baik anda segera ke rumah sakit saja, karena Rain terluka dan sepertinya membutuhkan donor darah.” Tanpa pikir panjang, Gina melompat dari bak mandi dan segera memakai handuk kimononya.Willy bingung ada apa dengan Gina, dia bertanya padanya dan Gina menjawab dengan isak tangis sambil terburu-buru menjelaskan.“Rain kecelakaan dan dia butuh donor darah.”Willy ikut tersentak mendengarnya lalu berkata, “Kita ke rumah sakit sekarang,” sambil melompat dari bak mandi dan segera berganti pakaian.Belum tahu keadaan Rain seperti apa, di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit yang kira-kira mereka tempuh selama sekitar dua puluh menit, Gina t
***Malam itu saat Gina mengepak buku-buku Rain, sebuah surat terjatuh dari tangannya.Awalnya, dia mengira itu adalah surat cinta yang sering didapat Rain dari penggemarnya dan Gina ingin membuangnya, tapi setelah dipikir-pikir, Gina memutuskan untuk melihat lebih dulu apa isi surat tersebut.Ternyata itu bukan surat cinta, melainkan surat pemberitahuan untuk rapat orangtua di sekolah Rain.Gina Heran, kenapa anaknya tidak memberikan surat ini padanya?Gina segera mengambil ponselnya dan menelpon guru Rain.“Halo, ini saya Ibu dari Rain Wijaya.” Gina memperkenalkan diri.“Oh, Ibunya Rain, ada yang bisa saya bantu?” Tanya guru itu.“Begini, saya baru saja menemukan surat undangan rapat di antara buku-buku Rain, sepertinya rapat itu sudah terlewatkan karena Rain tidak memberitahu saya. Kalau boleh saya tahu, isi rapat tersebut apa perihal apa ya Bu?”“Hmm… Jadi begini, Bu. Rapat itu untuk memberitahukan pada wali murid bahwa siswa kelas satu akan ada kegiatan study outdoor di akhir pek
"Ayah jangan lakukan itu." Gina mencoba membujuknya agar Toni mengurungkan niatnya untuk menceraikan istrinya tetapi pikirannya tetap pada pendiriannya."Tidak nak, aku harus melakukan ini. Aku bosan dengan gubuk yang disebut pernikahan itu." Toni meratap.Gina mengerti, bukan tugas yang mudah memiliki Rindu dan Melissa sebagai keluarga.Toni menarik napas dalam-dalam, “Inilah yang seharusnya yang kulakukan sejak dulu.”"Tapi Ayah, Ayah tahu ibu pasti akan menggunakan cara apapun untuk mendapatkan rumah dan semua properti lain yang kalian miliki, bagaimana Ayah akan mengatasi itu semua?" Gina bertanya,"Jangan khawatir, aku sud
"Apa yang baru saja Anda katakan?" Anak itu bertanya lagi. Leonardo merasa kesal, mengapa seorang anak kecil mengganggunya, "Hei anak kecil, apa yang kamu lakukan di sini?" Dia bertanya tetapi punggungnya tidak mundur. Dia berjalan di depan pria dengan tangan bertolak pinggang, menatapnya tajam, "Apa yang kamu katakan, apa yang dia lakukan pada Mamaku?" Dia bertanya lagi. Semua orang disana kecuali Agen Harun terkejut mendengar kata-kata berani anak itu, “Rain, ini bukan …” Tatapannya membuat Rindu terdiam, dia belum pernah melihat anak itu begitu marah seperti ini sebelumnya. "Berapa dia berhutang padamu?" Rain bertanya pada pria itu.
Willy mengantar Gina ke kamar kecil, Willy tidak ingin Gina terlihat menangis di hadapan putranya.Itu sebabnya Willy membawanya ke kamar kecil, jadi dia bisa menenangkan dirinya sendiri.“Apa kamu sudah baik-baik saja sekarang?” Willy bertanya dengan penuh perhatian,Gina menyeka air matanya dan mengangguk, "Sudah ... terima kasih telah membelaku tadu." Gina basa basi.Jadi dia bisa mengucapkan kata terima kasih? Batin Willy mencemooh.Willy kembali tersenyum padanya, "Sekarang ayo kita cari Rain, dia pasti menunggumu." Pria itu meraih tangannya dan mereka meninggalkan kamar kecil.
Selama dua hari berikutnya, Willy masih juga menolak membiarkan Gina pulang.Gina sudah sangat lelah dan kesal.Sebenarnya tidak ada yang Gina lakukan disana selain melayani Willy yang memaksakan diri padanya ketika Willy sedang dalam gairah tinggi dan itu hampir setiap saat.Meskipun Gina selalu menggerutu padanya, karena setelah Willy puas, Dia tidak melakukan apa-apa selain langsung kembali tidur sementara Pria yang selalu penuh vitalitas itu melanjutkan pekerjaannya di kantor.Willy memberinya ponsel lain ketika Dia kembali dari kantor malam itu. Orang pertama yang dia hubungi adalah putranya."Halo Mama!” Anak laki-
Gina tidak berhenti menangis dan mengutuk.Willy hanya memperhatikannya, sedikit geli melihat caranya menangis, Dia menangis seperti balita yang kehilangan mainan favoritnya.Ketika tangisannya semakin intens dan matanya semakin merah, Willy berdiri dan berjalan ke tempat Gina berdiri, "Berhenti menangis." Willy berkata, tapi Gina tidak berhenti."Kenapa aku harus berhenti menangis? Ketika Kamu memperlakukanku seperti pion-mu, Aku juga punya perasaan Willy, aku punya emosi, Aku manusia sama sepertimu. Kenapa Kamu memperlakukanku seperti barang, sebuah barang yang dapat Kamu gunakan saat Kamu menginginkannya dan meninggalkannya saat Kamu sudah tidak menginginkannya. Perlakukan Aku dengan hormat, Aku bukan Barang William Addington! Aku manusia yang punya peras
Menjelang akhir pesta, situasi semakin panas, Sutradara baru saja keluar mencari gadis-gadis muda untuk dibawa pulang bersama mereka dan menghabiskan malam yang tersisa.Predator, mengintai di sudut mencari mangsa yang tidak bersalah untuk dimakan.Dean tahu kebiasaan orang-orang ini, jadi Dia memutuskan untuk menjaga Gina lebih dekat, Dia tidak ingin membiarkannya jauh dari pandangannya sedikitpun.Ini adalah bagian malam yang paling licik dan dia tidak akan membiarkan Gina terseret ke dalam jaring pemangsa ini.Gina sedang duduk sendirian sementara Dean menyapa beberapa tamu tetapi dia tidak pergi jauh, Dean sudah meminta Gina untuk mendekat tetapi Dia menolak, Gina ingin duduk setelah bany
Willy telah memesan IMPERIAL JEWEL untuk Gina."Nona Regina, bisa tolong turun dari tempat tidur, jadi saya bisa mendandani Anda untuk pesta." Eric berkata padanya.Dia turun dari tempat tidur dan pergi untuk duduk di depan cermin rias.Eric memegang gaun merah dan membawanya padanya. Dia sangat terkejut ketika dia melihat gaunnya, "Bukankah ini gaun dari ESPRITE?" Dia bertanya pada Eruc, pria itu mengangguk."Nina, presidir meminta Anda untuk mengenakan gaun ini." Eric segera berkata melihat ekspresi terkejutnya.