Menurut Lely, Tony mencarinya setelah seminggu, dia menelepon Lely dan bertanya apakah dia bisa bertemu putrinya, jadi Lely memberinya lokasi Villa dan Tony datang ke sana.
Gina ada di bawah ketika Tony datang,
"Papa!" Dia berdiri dan bergegas ke arahnya, Tony merentangkan tangannya untuk memeluk hangat putrinya,
"Papa, aku minta maaf untuk ..."
"Ssst, ini salahku. Aku gagal menghargai putri baikku dan lebih mementingkan diri sendiri." Dia berkata, "Papa sangat menyesal, apa Gigi mau memaafkan Papa?" Dia bertanya membuat ekspresi lucu di wajahnya membujuk Gina.
Usia Tony terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan krisis keuangan mungkin membuatnya terlihat lebih tua, tetapi bagi Gina, Tony tetap Pria tertampan yang pernah ia temui seumur hidupnya.
"Gigi memaafkan Papa dan tolong maafkan Gigi juga, Gigi menyesal Pa!" Air mata menggenang di matanya saat dia berbicara.
"Hmmm." Pria itu menunduk untuk mencium keningnya karena dia hampir satu kepala lebih tinggi darinya.
Lely berdiri di samping dan menyaksikan pemandangan indah yang dimainkan pasangan ayah dan anak ini.
Meskipun Gina bukan putri kandungnya, Tony memperlakukannya seperti dia adalah darahnya, dia tidak pernah memperlakukannya seperti orang luar tidak seperti bagaimana Rindu dan Melissa memperlakukannya.
Dia mencintainya lebih dari putrinya dan ini membuat Melissa marah, menganggap Gina sebagai penjahat yang datang untuk mencuri ayahnya darinya.
Tidak seperti Gina yang merupakan siswa berprestasi, Melissa lebih bodoh, Dia selalu mendapatkan nilai buruk dan gagal dalam ujian-ujian sekolah.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Melissa dengan baik adalah melakukan hal-hal yang tidak berguna, seperti bagaimana berpenampilan cantik dan mendapatkan pakaian branded yang termahal meskipun ada masalah keuangan dalam keluarga.
Sementara Gina lebih konservatif dan seorang ekonom, dia mengelola apa pun yang ia punya, tidak mengejar hal-hal yang tidak berguna seperti saudara perempuannya.
Bahkan dengan wajah yang sempurna dan lekuk tubuh yang indah, dia masih tidak tertarik untuk berdandan berlebihan. Itulah alasan utama mengapa dia tidak memiliki teman kecuali Rachel, teman SMA-nya, mereka juga kuliah di kampus yang sama.
Rachel berasal dari keluarga kaya tetapi dia lebih seperti Gina, itulah yang membuat mereka berdua tertarik untuk berteman.
Rachel anak yang baik dan sangat cantik tetapi Gina masih tetap lebih cantik.
Kedua gadis itu seperti dua tangan, mereka selalu bersedia membantu satu sama lain.
* * *
Setelah trimester pertama kehamilan, USG dilakukan, scan menunjukkan Gina mengandung sepasang anak kembar laki-laki.
Willy bersemangat mendengar berita itu tetapi tidak menunjukkannya.
Dia masih menjaga gengsinya ketika sekretaris memberitahunya. Seakan tidak perduli.
"Jadi mereka kembar?" Willy memastikan,
"Ya pak." Dia mengeluarkan foto USG dan menunjukkannya kepadanya, Willy mengambilnya.
"Saya akan menjadi ayah dari dua tentara," dia sangat bersemangat mendengar itu, tetapi tidak membuatnya terlihat seperti orang yang perduli.
Lely melihat jejak kebahagiaan di matanya ketika Willy pertama kali mendapat berita itu dan secepat kilat dia menggantinya dengan sikap dinginnya.
"Bagaimana perasaan Anda?" Lely bertanya,
Sejak malam itu, Willy tidak bisa melepaskannya dari pikirannya, dia seperti melihat Gina di mana-mana.
Diam-diam berharap dia bisa menjadikan Gina miliknya tetapi dia tahu, itu tidak mungkin, kakeknya telah memilih pengantinnya untuknya.
Jennifer. Betapa dia tidak suka melihat gadis itu.
Baginya, melihat Jenni seperti merusak pemandangan, satu-satunya alasan Willy menyetujui aliansi ini adalah karena kakeknya sangat menginginkannya dan karena Jenni adalah putri bibi angkatnya, dia tidak berhasil membuat kakeknya berubah pikiran.
Bertahun-tahun yang lalu, Celiney Addington, Nenek Willy telah mengadopsi Cindy Ralyn yang berusia delapan belas tahun sebagai putrinya. Dia adalah seorang Wedding Singer yang sangat cantik dan ayah Willy, Andrenand Miller, serta dua saudara tirinya jatuh cinta pada Cindy.
Melihat keretakan yang akan terjadi di antara putra-putranya, Celiney memutuskan untuk mengadopsi Cindy.
Sebenarnya Kakek Willy, Henry Addington sudah jatuh cinta terlebih dulu pada Cindy sejak pertama ia bertemu. Meski Dia sudah memiliki tiga istri yang telah melahirkan tiga putra, untuk menjadikan Cindy sebagai istri keempatnya sebenarnya bukanlah masalah besar baginya, tetapi dia tahu istrinya Celiney dan ketiga putranya tidak akan menyetujuinya.
Jadi Henry memutuskan untuk menjaga gadis itu sebagai anaknya selamanya, tetapi segalanya berubah ketika Cindy diketahui hamil dengan pria lain.
Ketika Henry mengetahui hal itu, dia mengirim orang untuk menyelidiki siapa bajingan yang membuat Cindy hamil.
Melihat, pria itu merupakan pria dari kelas bawah, dia dengan kejam menyekap keluarga pria itu dan memaksa Cindy untuk menggugurkan bayinya.
Cindy menolak dan melarikan diri dari rumah dalam keadaan mengandung. Cindy berlindung di rumah seorang teman sampai dia melahirkan anak kembarnya, laki-laki dan perempuan.
Sementara itu, Henry telah mencari putrinya kemanapun tanpa hasil.
Pencarian berlanjut selama hampir delapan tahun kemudian sampai Cindy ditemukan oleh salah satu mata-matanya.
Mereka mengejar wanita itu dan berhasil membawanya. Namun sayangnya dalam perjalanan membawanya kembali, mobil yang ditumpangi wanita itu masuk ke jurang dan terbakar, hanya satu mayat yang ditemukan dalam kecelakaan itu, padahal sebelumnya tiga orang berada di dalam mobil sebelum mobil terjatuh.
Mayat yang mereka temukan adalah milik Cindy tetapi anak-anaknya tidak ditemukan.
Henry merasa sangat patah hati, dia jatuh sakit tepat setelah pemakaman.
Henry memulai pencarian selama beberapa bulan berikutnya lali menemukan bahwa salah satu anak Cindy berada di Panti Asuhan Dolorice.
Sejak awal, dia ingin menyingkirkan anak Cindy, tetapi setelah kematian Cindy, dia tidak menginginkan apa pun selain membawa anak-anak Cindy ke mansion untuk menikmati kekayaan keluarga Addington bersamanya.
Ketika dia akhirnya menemukan salah satu cucu kembarnya, Jennifer. Dia menunangkannya dengan cucunya William Miller.
Aliansi itu diterima oleh para tetua keluarga tetapi tidak oleh Willy. Dia membenci Jennifer sejak hari itu dan seterusnya.
* * *
Delapan bulan dalam kehamilan, Gina merasa seperti belatung yang kembung.
Dia makan makanan apapun dengan sangat lahap tapi bau sup iga favoritnya membuatnya mual, Lely memperlakukannya dengan sangat istimewa, Dia mengajarkan semua hal tentang kehamilan pada gadis muda ini.
Suatu pagi, saat Gina melakukan olahraga pagi seperti biasa,
"Gigi, sepertinya kamu sudah lelah?" Lely bertanya saat mereka berjalan.
Lely tidak lelah tetapi dia merasa Gina seharusnya lelah karena mereka telah berjalan begitu jauh dari Villa, dia sedang hamil, Lely mengira dia akan lelah tetapi sebaliknya.
"Sepertinya kita harus kembali ke Villa sekarang, aku akan memanggil sopir untuk menjemput ..."
"Ah!" Gina menjerit, dia merasakan sakit yang tajam di pinggangnya dan segera setelah itu, air ketubannya pecah, Lely bergegas ke arahnya,
"Kamu Braxton Hicks lagi?" Lely bertanya, mengira itu adalah kontraksi palsu yang sering dia alami tetapi ketika dia melihat air mengalir di paha Gina, dia terkejut.
Tapi seharusnya Dia baru akan melahirkan lima minggu lagi.
"Tidak.. ini adalah kontraksi sungguhan......, itu sangat menyakitkan." Gina menangis, Lely memeluk Gina dan mengangkatnya.
"Kamu bisa berjalan?" Lely hati-hati bertanya, memegangi gadis itu dengan lembut agar tidak menyakitinya.
Karena mereka jauh dari Villa dan mungkin memerlukan waktu hingga tiga puluh menit untuk sampai ke sana karena lalu lintas pagi yang ramai.
Lely menghentikam taksi dan meminta sopir untuk membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Sopir membantunya masuk dan melaju secepat mungkin.
Dalam lima belas menit berikutnya mereka berada di rumah sakit, para dokter bergegas keluar dan membawa Gina ke ruang bersalin.
Lely mengeluarkan ponselnya dan menelepon Tony terlebih dahulu, "Tuan, bisakah Anda datang ke..." Dia menoleh ke perawat, "Tolong apa nama rumah sakit ini?" dia memegang telepon di satu tangan saat dia bertanya kepada perawat,
"Rumah Sakit Bersalin Amanda ….”
Lely beralih ke teleponnya,
"Rumah Sakit Bersalin Amanda.” Dia menyampaikannya kepada Tony dan menutup telepon setelah pria itu memberi tahu dia bahwa dia sedang dalam perjalanan ke sana.
Saat Tony tiba, Lely masih berada di luar ruang bersalin menunggu Dokter keluar.
"Bagaimana Gina?" Tony bertanya begitu dia mendekat, butiran keringat dingin terbentuk di dahinya menyiratkan kekhawatiran pria itu,
"Belum ada kabar." Lely memberitahunya.
Di dalam, tangisan Gina memenuhi ruangan,
"Nona ayo dorong lebih keras, kepalanya hampir keluar." Perawat memberitahunya.
"Ambil napas dalam-dalam dan dorong." Dia menyuruh Gina mengambil napas dalam-dalam dan mendorong lebih keras,
"Kepalanya keluar, ayo! satu dorongan lagi dan..." Sebelum wanita itu selesai, Gina sudah mendorong dan bayinya keluar,
"Itu anak laki-laki!"
Perawat memberitahunya, memberikan bayi itu kepada perawat ketiga,
"Sekarang, untuk yang kedua, kamu hanya perlu mendorong lagi, jadi dia akan menempuh jalan yang sama dengan saudaranya." Seorang perawat muda berkata.
"Aku tidak kuat lagi ... " Gina menangis, dia sudah kesakitan.
Astaga, Gina tidak pernah menyangka melahirkan akan sesakit ini.
"Hanya perlu, satu dorongan lagi." Mengumpulkan sedikit kekuatan yang tersisa, Gina mulai mendorong.
Bayi itu keluar tetapi tidak seperti saudara kandungnya, yang satu ini tidak menangis.
"Dia laki-laki…tapi…dia tidak bernafas.” kata Dokter, mengambil anak itu dari bawah Gina.
Gina membeku mendengar kata 'Tidak Bernafas.'
"Suster apa yang terjadi padanya?" Gina bertanya melihat ekspresi kecewa di wajah perawat.
"Maaf Nona, putra Anda sudah lahir, tapi ...."
"Lalu?" Gina menangis lemah,
"Yang lebih tua tampaknya memiliki supplai nutrisi dan oksigen lebih besar sementara yang lebih muda tampaknya kekurangan, kami minta maaf."
Gina sangat lelah tetapi hatinya merasa hancur.
Di kehamilan pertamanya, dia kehilangan salah satu putranya.
Meskipun anak-anak itu bukan miliknya, setelah mereka lahir tetapi dia benar-benar merasakan sakitnya.
Lely masih di luar ketika Dokter keluar dengan ekspresi sedih di wajahnya.
"Apa yang terjadi? Bagaimana Gina dan bayinya?" Dia bertanya,
Tony berdiri dan berjalan ke perawat, "Bagaimana putriku?" Dia bertanya kepada perawat,
"Yah, dia baik-baik saja, tapi maaf sekali ... Kami kehilangan salah satu bayinya." Dia berkata, wajah Lely berubah,
Lely segera menelepon bosnya, mengabarkan tentang tragedi itu.
Willy memerintahkan agar bayi yang masih hidup segera dibawa ke Rumah Sakit Swasta milik keluarga Addington dan perintahnya segera dilakukan.
Tapi Mukjizat terjadi, segera setelah anak sulung dibawa oleh Lely keluar dari rumah sakit.
Perawat yang sedang merawat jenazah bayi itu menyadari sesuatu, "Bayi ini menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang samar!" Dia berteriak, menarik perhatian para Dokter.
Mereka mengambil bayi itu darinya dan memberinya pertolongan untuk meningkatkan peluangnya bertahan hidup.
Setelah menghabiskan hampir tiga minggu di rumah sakit, bayi Rain sedikit fit dan cukup kuat untuk pulang bersama Gina,
Tony telah meminta Dokter melalui relasinya yang bekerja di Rumah Sakit Bersalin, untuk menghapus semua data tentang kelangsungan hidup bocah itu sehingga tidak ada yang tahu keberadaannya.
Karena relasi Tony memiliki jabatan tinggi, Dojtery melakukannya dan beberapa minggu kemudian ketika Willy mengirim beberapa anak buahnya ke rumah sakit untuk mengambil jenazah putranya.
Mereka mengatakan kepadanya bahwa pihak rumah sakit telah menguburkannya dengan baik, ini membuat Willy sedih.
Sebenarnya alasan utama Willy datang adalah untuk mendapatkan informasi tentang Gina namun karena takdir, dia telah menghilang dari muka bumi.
Setelah kehilangan Gina dan putra keduanya, ia mengabdikan hidupnya untuk putra pertamanya Justin Miller.
Meskipun kakeknya menentang nama itu, dengan alasan terlalu modern, Willy menolak untuk mengubahnya.
Ibunya memiliki kepribadian yang lembut dan akan menyukai nama seperti itu. Inilah yang selalu dia pikirkan setiap kali dia melihat putranya.
Seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan, sembilan tahun sedang menatap sebuah mobil remot kontrol mahal di sebuah mal ketika seorang penjaga toko berjalan ke arahnya, "Hei kamu! Untuk apa kamu melihat itu?" Dia berteriak pada bocah itu dengan kasar, bocah itu menoleh ke pemuda yang sedang berbicara dengannya dan dia menghela nafas, lalu kembali ke mobil mainan mahal yang dia kagumi. Bocah nakal ini tidak tahu siapa aku, “Hei anak nakal, aku sedang berbicara denganmu tapi kamu ..." Dia bergegas akan memukul anak itu tetapi ibu anak itu keluar. "Rain!" Dia memanggil, wajah serius bocah itu berubah menjadi senyum yang mempesona.
Justin berjalan ke mansion dengan wajah dingin, Jenni dan Henry sedang duduk di gazebo ketika dia berjalan melewati mereka tanpa menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua, "Justin! Kembali ke sini." Henry berseru, Henry sudah semakin menua beberapa tahun tetapi aura dingin dan keganasannya masih tetap sama seperti saat muda, dia masih yang paling kejam di keluarga Addington sejauh ini, Anak laki-laki itu berjalan ke arah mereka, "Kakek, Mami selamat siang." Dia menyapa, tidak menunggu jawaban mereka, dia berbalik dan pergi. "Dia pasti dalam suasana hati yang buruk, kakek, jangan memarahinya." Jenni berkata
Melihat Melissa menampar putranya membuat Gina marah, dia memukul punggungnya Melissa, "Jangan pernah meletakkan tangan kotormu pada putraku lagi." Gina meraung dan menampar pipi Melissa sekali lagi. Dan untuk pertama kalinya, Melissa dan Rindu menjadi sangat takut padanya. Keganasan dan kemarahan di mana tamparan itu mendarat membuat bibir Melissa berdarah, Rindu melihat ini menjadi sangat takut, "Ibu baik-baik saja, jangan bertengkar dengan bibi." Rain berkata tetapi dari arah yang telah terlihat Ibunya, Raun menjulurkan lidahnya dengan ekspresi mengejek ke arah Melissa yang berdiri seperti akan menangis. Tony yang berdiri di samping tidak melakukan apa-apa selain berjalan ke Gina untuk menenangkannya.
Gina mengeluarkan kartu ATM dari tasnya dengan tangan gemetar, pergi ke luar, preman itu masih menunggunya. Dia pergi ke bank terdekat dan menarik jutaan uang yang dia miliki di sana, Memberikannya kepada mereka, mereka menghitungnya dengan tatapan tajam, merasa cukup, mereka melangkah pergi tanpa berbuat onar. Kembali ke perusahaan, manajer memanggil Gina dan memecatnya karena 'membawa masalah dan kerugian besar bagi perusahaan.' Sementara dengan preman-preman itu sebelumnya dia tidak terlalu takut tetapi sekarang dengan kesadaran bahwa dia akan kehilangan pekerjaannya, ketakutan mencengkeramnya dan matanya memerah.
Hanya dengan memutar ulang ingatannya, Willy bisa dengan jelas mengingat malam yang dia habiskan bersama gadis muda yang ditutup matanya dengan tak berdaya itu. Seketika Willy mengambil kendali darinya karena merasa ingin melakukannya lagi. Dia gadis yang lembut, seperti gelembung yang akan meletus hanya dengan satu sentuhan, tetapi, didepan Willy, ia baru saja menunjukkan sisi pemberaninya, dengan tegas melindungi harga dirinya. Gadis seperti dialah yang membuat seorang pria ingin melindungi dan merawat mereka dan itulah yang baru saja Gina lakukan pada Willy. Membuat Willy ingin melindunginya. Gadis lembut itu baru saja memicu keinginan yang dia tekan jauh di dalam dirinya untuk wak
Arman mendapatkan informasi yang diinginkan Willy tentang wanita itu, menyimpan dokumennya di meja Bosnya, dia berbalik untuk pergi tetapi Jenni masuk, "Di mana Willy?" Dia bertanya dengan angkuh. "Tidak ada, Tuan pergi untuk beberapa pertemuan dengan ...." Arman berkata, Jenni tidak peduli. Di manapun Willy itu bukan masalah baginya. Ketika dia akan pergi, matanya menangkap dokumen di atas meja, dia melangkah maju untuk melihatnya. Arman tidak bisa menghentikannya, dia hanya seorang manajer dan Jenni adalah tunangan bosnya. Arman menelan ludah memikirkan bagaimana Jenni akan bereaksi ketika dia mengetahui Bos sedang mencari tahu tentan
Saat Dean dan Gina keluar dari lift, orang-orang langsung menoleh ke arah mereka, "Wow, itu Dean Wilson?" "Siapa gadis di sampingnya?" "Astaga, dia sangat tampan, jika dia berbicara kepadaku, aku akan terbang." "Apakah dia pacarnya? Dia merangkulnya dengan sangat protektif.” "Tidak, kurasa tidak, dia tidak punya pacar." "Aku mencintaimu Dean!" "Dean!" "Dean! Kami me
Dari ratusan gadis yang mengincar posisi tersebut, hanya sepuluh yang terpilih untuk audisi, Gina termasuk di antara sepuluh yang terpilih. “Siapa dia?" Salah satu Gadis peserta casting itu bertanya pada diri sendiri ketika Gina masuk ke kantor direktur dengan Dean memegang tangannya. "Dan kenapa dia bersama Dean ..." Yang lain bertanya-tanya. Selama casting pertama Gina, para sutradara dan produser semua tercengang, Dia mungkin seorang pemula tetapi memiliki bakat akting yang baik. Gina memerankan peran Emily dengan sangat baik, sutradara Satrio yakin dialah yang akan membintangi film itu.
“Selamat siang,benar ini orangtua dari Rain Wijaya? Tanya suara perempuan dari seberang ponsel itu.“Iya, saya Ibunya. Ada apa ya?”“Maaf Ibu, kami dari pihak sekolah ingin memberitahukan kalau anak Ibu yang bernama Rain saat ini sedang dilarikan ke rumah sakit karena kecelakaan.”Gina tersentak, “Apa? Bagaimana keadaan anak saya sekarang, Bu?”“Lebih baik anda segera ke rumah sakit saja, karena Rain terluka dan sepertinya membutuhkan donor darah.” Tanpa pikir panjang, Gina melompat dari bak mandi dan segera memakai handuk kimononya.Willy bingung ada apa dengan Gina, dia bertanya padanya dan Gina menjawab dengan isak tangis sambil terburu-buru menjelaskan.“Rain kecelakaan dan dia butuh donor darah.”Willy ikut tersentak mendengarnya lalu berkata, “Kita ke rumah sakit sekarang,” sambil melompat dari bak mandi dan segera berganti pakaian.Belum tahu keadaan Rain seperti apa, di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit yang kira-kira mereka tempuh selama sekitar dua puluh menit, Gina t
***Malam itu saat Gina mengepak buku-buku Rain, sebuah surat terjatuh dari tangannya.Awalnya, dia mengira itu adalah surat cinta yang sering didapat Rain dari penggemarnya dan Gina ingin membuangnya, tapi setelah dipikir-pikir, Gina memutuskan untuk melihat lebih dulu apa isi surat tersebut.Ternyata itu bukan surat cinta, melainkan surat pemberitahuan untuk rapat orangtua di sekolah Rain.Gina Heran, kenapa anaknya tidak memberikan surat ini padanya?Gina segera mengambil ponselnya dan menelpon guru Rain.“Halo, ini saya Ibu dari Rain Wijaya.” Gina memperkenalkan diri.“Oh, Ibunya Rain, ada yang bisa saya bantu?” Tanya guru itu.“Begini, saya baru saja menemukan surat undangan rapat di antara buku-buku Rain, sepertinya rapat itu sudah terlewatkan karena Rain tidak memberitahu saya. Kalau boleh saya tahu, isi rapat tersebut apa perihal apa ya Bu?”“Hmm… Jadi begini, Bu. Rapat itu untuk memberitahukan pada wali murid bahwa siswa kelas satu akan ada kegiatan study outdoor di akhir pek
"Ayah jangan lakukan itu." Gina mencoba membujuknya agar Toni mengurungkan niatnya untuk menceraikan istrinya tetapi pikirannya tetap pada pendiriannya."Tidak nak, aku harus melakukan ini. Aku bosan dengan gubuk yang disebut pernikahan itu." Toni meratap.Gina mengerti, bukan tugas yang mudah memiliki Rindu dan Melissa sebagai keluarga.Toni menarik napas dalam-dalam, “Inilah yang seharusnya yang kulakukan sejak dulu.”"Tapi Ayah, Ayah tahu ibu pasti akan menggunakan cara apapun untuk mendapatkan rumah dan semua properti lain yang kalian miliki, bagaimana Ayah akan mengatasi itu semua?" Gina bertanya,"Jangan khawatir, aku sud
"Apa yang baru saja Anda katakan?" Anak itu bertanya lagi. Leonardo merasa kesal, mengapa seorang anak kecil mengganggunya, "Hei anak kecil, apa yang kamu lakukan di sini?" Dia bertanya tetapi punggungnya tidak mundur. Dia berjalan di depan pria dengan tangan bertolak pinggang, menatapnya tajam, "Apa yang kamu katakan, apa yang dia lakukan pada Mamaku?" Dia bertanya lagi. Semua orang disana kecuali Agen Harun terkejut mendengar kata-kata berani anak itu, “Rain, ini bukan …” Tatapannya membuat Rindu terdiam, dia belum pernah melihat anak itu begitu marah seperti ini sebelumnya. "Berapa dia berhutang padamu?" Rain bertanya pada pria itu.
Willy mengantar Gina ke kamar kecil, Willy tidak ingin Gina terlihat menangis di hadapan putranya.Itu sebabnya Willy membawanya ke kamar kecil, jadi dia bisa menenangkan dirinya sendiri.“Apa kamu sudah baik-baik saja sekarang?” Willy bertanya dengan penuh perhatian,Gina menyeka air matanya dan mengangguk, "Sudah ... terima kasih telah membelaku tadu." Gina basa basi.Jadi dia bisa mengucapkan kata terima kasih? Batin Willy mencemooh.Willy kembali tersenyum padanya, "Sekarang ayo kita cari Rain, dia pasti menunggumu." Pria itu meraih tangannya dan mereka meninggalkan kamar kecil.
Selama dua hari berikutnya, Willy masih juga menolak membiarkan Gina pulang.Gina sudah sangat lelah dan kesal.Sebenarnya tidak ada yang Gina lakukan disana selain melayani Willy yang memaksakan diri padanya ketika Willy sedang dalam gairah tinggi dan itu hampir setiap saat.Meskipun Gina selalu menggerutu padanya, karena setelah Willy puas, Dia tidak melakukan apa-apa selain langsung kembali tidur sementara Pria yang selalu penuh vitalitas itu melanjutkan pekerjaannya di kantor.Willy memberinya ponsel lain ketika Dia kembali dari kantor malam itu. Orang pertama yang dia hubungi adalah putranya."Halo Mama!” Anak laki-
Gina tidak berhenti menangis dan mengutuk.Willy hanya memperhatikannya, sedikit geli melihat caranya menangis, Dia menangis seperti balita yang kehilangan mainan favoritnya.Ketika tangisannya semakin intens dan matanya semakin merah, Willy berdiri dan berjalan ke tempat Gina berdiri, "Berhenti menangis." Willy berkata, tapi Gina tidak berhenti."Kenapa aku harus berhenti menangis? Ketika Kamu memperlakukanku seperti pion-mu, Aku juga punya perasaan Willy, aku punya emosi, Aku manusia sama sepertimu. Kenapa Kamu memperlakukanku seperti barang, sebuah barang yang dapat Kamu gunakan saat Kamu menginginkannya dan meninggalkannya saat Kamu sudah tidak menginginkannya. Perlakukan Aku dengan hormat, Aku bukan Barang William Addington! Aku manusia yang punya peras
Menjelang akhir pesta, situasi semakin panas, Sutradara baru saja keluar mencari gadis-gadis muda untuk dibawa pulang bersama mereka dan menghabiskan malam yang tersisa.Predator, mengintai di sudut mencari mangsa yang tidak bersalah untuk dimakan.Dean tahu kebiasaan orang-orang ini, jadi Dia memutuskan untuk menjaga Gina lebih dekat, Dia tidak ingin membiarkannya jauh dari pandangannya sedikitpun.Ini adalah bagian malam yang paling licik dan dia tidak akan membiarkan Gina terseret ke dalam jaring pemangsa ini.Gina sedang duduk sendirian sementara Dean menyapa beberapa tamu tetapi dia tidak pergi jauh, Dean sudah meminta Gina untuk mendekat tetapi Dia menolak, Gina ingin duduk setelah bany
Willy telah memesan IMPERIAL JEWEL untuk Gina."Nona Regina, bisa tolong turun dari tempat tidur, jadi saya bisa mendandani Anda untuk pesta." Eric berkata padanya.Dia turun dari tempat tidur dan pergi untuk duduk di depan cermin rias.Eric memegang gaun merah dan membawanya padanya. Dia sangat terkejut ketika dia melihat gaunnya, "Bukankah ini gaun dari ESPRITE?" Dia bertanya pada Eruc, pria itu mengangguk."Nina, presidir meminta Anda untuk mengenakan gaun ini." Eric segera berkata melihat ekspresi terkejutnya.