Selama berada di puncak, Gerry benar-benar menghabiskan waktunya untuk bercinta. Dia terus saja meminta haknya sebagai suami, bahkan Gerry begitu berani meminta haknya di sembarang tempat.Dia mengajak Gita bercinta di dapur, bahkan Gerry juga sempat mengajak Gita untuk bercinta di kolam renang yang ada di belakang Villa.Tanpa ragu, bahkan Gerry mengajak Gita untuk bercinta di kebun belakang Villa. Kebun tomat dan juga cabe, di ayunan dan juga di gazebo.Gita benar-benar tidak menyangka jika Gerry akan segila itu, tetapi Gita begitu menyukainya. Terlebih lagi Gerry memperlakukannya dengan begitu lembut, sampai-sampai Gita merasa kalau tubuhnya terbang melayang sampai ke awang-awang."Sudah siap untuk pulang?" tanya Gerry.Pria itu sudah merapikan barang bawaannya ke dalam koper, dia juga merapikan makanan pesanan dari Gendis. Gendis mengirimkan pesan chat kepada Gerry, dia minta dibelikan asinan buah dan juga roti Unyil.Gerry memang begitu perhatian kepada Gendis, bukan karena genit
Beberapa saat sebelumnya Jhon datang untuk menemui Gendis, pria itu datang dengan sikap manisnya. Gendis yang memang merasa kesepian karena tidak ada ibunya merasa senang dengan kedatangan Jhon.Mereka berbicara di ruang tengah seraya menonton serial drama kesukaan Gendis, tidak ada yang aneh pada Jhon karena pria itu bersikap manis seperti biasanya.Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Gendis meminta Jhon untuk pulang karena hari memang sudah larut. John mengiyakan apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu.Namun, sebelum pergi Jhon berkata jika dia ingin meminjam buku tugas milik Gendis. Dia beralasan jika Jhon belum mengerjakan tugasnya."Kok tumbenan banget sih, Yang, pake acara pinjam buku tugas segala? Biasanya kamu rajin banget loh, kenapa?" tanya Gendis merasa aneh.Jhon tersenyum mendengar pertanyaan dari kekasihnya itu, dia merangkul pundak Gendis dengan mesra dan mengecup pipi gadis itu."Nggak sempet, Yang. Tadi pulang kuliah aku langsung tidur, jadi lupa
John sempat berpikir jika malam ini akan menjadi malam yang indah bagi dirinya bersama dengan Gendis, walaupun mungkin ada sedikit pemaksaan di awal.Namun, malam ini malah berubah menjadi Malam yang begitu mengerikan bagi dirinya. Karena selain ketahuan oleh Gerry dan juga Gita, kini nyawa pria itu terancam melayang."Hentikan, Gerry. Gue salah! Gue minta maaf, lepasin gue!" teriak Jhon.Jhon merasakan sekujur tubuhnya sakit semua, dia tidak menyangka jika Gerry akan memukulinya sekencang itu.Dia bahkan sempat bertanya-tanya di dalam hatinya, kenapa Gerry begitu membela Gendis? Mungkinkah Gerry memiliki rasa suka kepada Gendis?Karena setahunnya, Gerry hanyalah pria yang bekerja kepada Gita. Namun, Gerry memang sering pergi bersama dengan Gendis juga, makanya Jhon terkadang merasa cemburu.Dia takut jika di antara Gerry dan juga Gendis akan ada hubungan yang spesial, hubungan yang akan merusak kisah cinta mereka."Tidak akan," jawab Gerry seraya mengambil syal milik Gendis dan mengi
Malam ini adalah malam pertama Gerry tidur sendirian setelah memiliki istri, dia tidur di kamar Gita karena tidak mungkin membiarkan Gendis tidur sendirian.Anak gadis dari Gita yang seumuran dengan dirinya itu terlihat begitu syok setelah mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari Jhon, maka dari itu dia meminta istrinya untuk menemani putri mereka.Ya, walaupun usia Gerry sangat muda, tetapi baginya Gendis adalah putrinya. Wanita muda yang harus dia lindungi dari mata lapar setiap lelaki, contohnya seperti Jhon.Namun, walaupun dia tidur sendiri, dia tidak susah untuk memejamkan matanya. Justru, Gerry yang kelelahan bisa dengan mudah tidur dan langsung terlelap masuk ke dalam alam mimpinya.Keesokan paginya."Bangun, Yang. Shalat subuh dulu, kalau masih ngantuk nanti selepas shalat subuh boleh bobo lagi."Gita merebahkan tubuhnya di samping Gerry, kemudian wanita itu mengecup pipi Gerry agar pria itu cepat bangun dari tidurnya.Sebenarnya Gita merasa tidak tega harus membangunkan suam
Gerry menatap wajah Gilang dengan lekat, sahabatnya itu selalu saja ingin tahu dengan apa yang terjadi di dalam hidupnya. Namun, walau bagaimanapun juga memang hanya Gilang yang selalu berusaha untuk mengerti dirinya.Walaupun terkadang pria itu selalu bersikap menyebalkan jika ada kekasih hatinya, tetapi tetap saja Gilang adalah sahabat terbaiknya.''Oke! Sebenarnya gue--"Saat Gerry hendak memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya kepada Gilang, seorang dosen cantik yang dikagumi banyak pria masuk ke dalam kelas dan langsung menghampiri keduanya."Ehm! Gerry, Gilang! Duduk yang bener, jam kuliah akan segera dimulai," tegur Ibu Junaeti. Setelah mengatakan hal itu, wanita berparas cantik itu langsung duduk seraya mempersiapkan tema pelajaran yang akan dijelaskan kepada murid-muridnya.Gilang langsung menjauhkan tubuhnya dari Gerry, dia menatap dosen cantik yang super seksi tapi judes itu dengan tatapan tidak suka."Ck! Dosen sialan, untung elu cakep dan semok. Kalau kagak, abis elu,
Setelah selesai kuliah, Gendis diantarkan pulang oleh Mark. Sedangkan Gerry memilih untuk menemui Gita di butik, karena siang ini wanita itu sedang mengurus butiknya.Setidaknya, walaupun dia belum memiliki penghasilan. Namun, Gerry bisa membantu istrinya dalam bekerja. Dia tidak mungkin diam di rumah sementara istrinya capek bekerja.Sebenarnya, Gerry sudah berpikir. Sepertinya dia harus bekerja, dia harus mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan setelah pulang kuliah.Walaupun nantinya penghasilannya tidak seberapa, tetapi dia bisa menghasilkan uang dan menafkahi istrinya. Dia sudah memutuskan untuk menikah, itu artinya dia harus bersiap untuk memenuhi kebutuhan Gita."Pekerjaan apa yang harus Gue lakukan?" tanya Gerry lirih.Di saat Gerry akan pulang kuliah, dia melihat ada seorang penulis yang sedang bertemu dengan para fansnya di Kafe yang tidak jauh dari kampus.Dia sempat mendengar jika penghasilan sebagai penulis sangatlah besar, tentunya jika tulisan mereka berkualitas, alurny
Gerry, Gilang dan juga Gina langsung melangkahkan kaki mereka menuju ruang keluarga. Tentu saja tujuan utamanya adalah ingin mengenalkan Gilang terlebih dahulu kepada istri dan juga putri sambungnya."Yang, Gendis, kenalin. Ini Gilang sama Gina," ucap Gerry.Gilang menatap wajah Gendis dan juga Gita secara bergantian, dia bahkan tidak berkedip sama sekali melihat kecantikan kedua bidadari di hadapannya.Di dalam hati dia merasa tidak percaya jika Gerry memiliki istri yang begitu cantik, terlebih lagi dia tidak percaya jika Gerry kini merupakan ayah sambung dari Gendis. Salah satu primadona di kampusnya."Lang, kok elu malah bengong aja?" tanya Gerry."Ini, dia... Dia, beneran bini elu? Gendis, juga anak sambung elu?" tanya Gilang dengan tubuh bergetar.Sepertinya pria itu benar-benar syok mengetahui siapa wanita yang dijadikan istri oleh Gerry, dia juga benar-benar syok karena ternyata Gendis merupakan anak sambung dari Gerry."Iya, ini istri gue, Gita yang paling cantik. Kalau ini, G
"Aku harus memiliki kamu, Oppa. Aku sudah lama mencintai kamu, kamu tidak boleh kembali kepada orang yang bisa saja sudah melupakan kamu."Keiko sudah sangat lama menyukai pria yang berada di hadapannya, sayangnya pria itu tidak pernah merespon sedikit pun tindakan yang selalu dilakukan oleh Keiko.Padahal, wanita itu sudah bersusah payah untuk mencarikan investor untuk usaha yang dikembangkan oleh pria itu. Sayangnya, pengorbanannya selama lima tahun ini dirasa sia-sia.Tentu saja hal itu terjadi karena pria yang ada di hadapannya masih sangat mencintai istri sahnya, dia juga begitu mencintai putranya yang sudah 10 tahun lamanya dia tinggalkan.Dia bahkan rela mengganti namanya dan menjadi seorang mualaf demi wanita yang dia cintai, dia rela memperdalam agama yang dianut oleh istrinya demi bisa menikah dengan wanita itu.Dia yang awalnya datang ke tanah air hanya berniat untuk jalan-jalan saja, sampai rela tidak pulang ke negara asalnya dan menikahi wanita yang dia temui saat berjala