Gerry, Gilang dan juga Gina langsung melangkahkan kaki mereka menuju ruang keluarga. Tentu saja tujuan utamanya adalah ingin mengenalkan Gilang terlebih dahulu kepada istri dan juga putri sambungnya."Yang, Gendis, kenalin. Ini Gilang sama Gina," ucap Gerry.Gilang menatap wajah Gendis dan juga Gita secara bergantian, dia bahkan tidak berkedip sama sekali melihat kecantikan kedua bidadari di hadapannya.Di dalam hati dia merasa tidak percaya jika Gerry memiliki istri yang begitu cantik, terlebih lagi dia tidak percaya jika Gerry kini merupakan ayah sambung dari Gendis. Salah satu primadona di kampusnya."Lang, kok elu malah bengong aja?" tanya Gerry."Ini, dia... Dia, beneran bini elu? Gendis, juga anak sambung elu?" tanya Gilang dengan tubuh bergetar.Sepertinya pria itu benar-benar syok mengetahui siapa wanita yang dijadikan istri oleh Gerry, dia juga benar-benar syok karena ternyata Gendis merupakan anak sambung dari Gerry."Iya, ini istri gue, Gita yang paling cantik. Kalau ini, G
"Aku harus memiliki kamu, Oppa. Aku sudah lama mencintai kamu, kamu tidak boleh kembali kepada orang yang bisa saja sudah melupakan kamu."Keiko sudah sangat lama menyukai pria yang berada di hadapannya, sayangnya pria itu tidak pernah merespon sedikit pun tindakan yang selalu dilakukan oleh Keiko.Padahal, wanita itu sudah bersusah payah untuk mencarikan investor untuk usaha yang dikembangkan oleh pria itu. Sayangnya, pengorbanannya selama lima tahun ini dirasa sia-sia.Tentu saja hal itu terjadi karena pria yang ada di hadapannya masih sangat mencintai istri sahnya, dia juga begitu mencintai putranya yang sudah 10 tahun lamanya dia tinggalkan.Dia bahkan rela mengganti namanya dan menjadi seorang mualaf demi wanita yang dia cintai, dia rela memperdalam agama yang dianut oleh istrinya demi bisa menikah dengan wanita itu.Dia yang awalnya datang ke tanah air hanya berniat untuk jalan-jalan saja, sampai rela tidak pulang ke negara asalnya dan menikahi wanita yang dia temui saat berjala
"Yang, mandinya barengan aja." Gerry turun dari tempat tidur untuk menyusul Gita yang sedang melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.Namun, Gita dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. Dia sudah menyadari keinginan dari suaminya, pria itu pasti tidak hanya ingin mandi bersama dengan dirinya.Gerry menginginkan hal yang lain dari dirinya, Gita sudah sangat paham akan hal itu. Gerry mendengkus sebal dengan apa yang dilakukan oleh Gita, padahal dia benar-benar sudah tidak tahan untuk menggauli istrinya."Sayang! Kamu tuh gitu," keluh Gerry dengan kesal."Maaf, Yang. Tapi kamu pasti nakal, maaf, ya?" ucap Gita dengan nada menggoda."Ck!"Hanya suara decakan yang keluar dari bibir Gerry, tetapi dia tidak berani mengatakan apa pun lagi. Karena pada kenyataannya memang adzan subuh telah berkumandang, dia harus segera mandi dan melaksanakan kewajiban terhadap Sang Khalik.Akhirnya Gerry memutuskan untuk mandi di dalam kamar tamu, karena dia takut tergoda setelah meliha
Gita sangat paham jika Ganjar kini sedang terluka hatinya. Setelah sempat bercerai dari istri keduanya, kini rumah tangganya bersama dengan istri mudanya sedang berada di dalam masalah.Wanita muda yang masih seumuran dengan Gendis itu ketahuan berselingkuh dengan teman satu kampusnya, bukan hanya Gita yang tahu akan hal itu.Namun, Gendis juga mengetahui akan hal itu. Karena mereka memang kuliah di dalam satu universitas yang sama.Gendis juga sempat bercerita jika dia merasa kesal terhadap perempuan itu, tetapi jika mengingat akan Ganjar yang selalu mengabaikan dirinya, Gendis berkata akan bersikap masa bodoh."Bukan begitu, aku hanya ingin menebus kesalahanku. Selama ini aku tidak pernah mengurusi putri kita, jadi... izinkan aku untuk memperbaiki hubunganku bersama dengan Gendis.'' Ganjar berucap dengan wajah mengiba.Gita sangat mengerti jika dirinya tidak begitu menyukai pria yang sudah menjadi mantan suaminya itu, itu terjadi karena dulu Ganjar benar-benar sudah mencampakkan dir
Selepas kuliah Gerry langsung mengantarkan Gendis, tentunya dia meminta kepada Mark untuk terus menjaga Gendis. Karena dia harus segera pergi, Mark hanya mengangguk patuh tanpa banyak bicara.Setelah itu, Gerry tidak langsung pergi menuju tempat di mana Gita bekerja. Dia malah pergi ke rumah mak Odah, karena dia ingin mengambil sesuatu yang saat ini begitu dia butuhkan.Selain itu, dia juga begitu merindukan ibunya. Dia ingin menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, wanita pengertian yang selalu bekerja keras untuk membiayai hidupnya.Saat tiba di gang tempat di mana rumah mak Odah berada, Gerry menitipkan mobil Gita di supermarket yang tidak jauh dari sana. Lalu, dengan tergesa dia melangkahkan kakinya untuk bertemu dengan ibunya tersebut."Assalamualaikum, Emak!" teriak Gerry saat melihat mak Odah yang sedang melayani pembeli.Mak Odah langsung menolehkan wajahnya ke arah Gerry, dia tersenyum dengan begitu senang kala melihat putra semata wayangnya itu datang untuk mengunjunginy
Sebenarnya Gerry merasa sangat kesal, karena dia melihat Gita bersama dengan laki-laki yang tidak dia kenal. Laki-laki itu terlihat berpenampilan begitu rapi, memakai setelan kerja dan laki-laki itu juga terlihat mapan walaupun mukanya terlihat tua.Namun, dia berusaha untuk menenangkan hatinya. Dia tidak boleh asal marah-marah saja, dia tidak boleh asal menuduh istrinya.Dia masih mengingat kata-kata yang diucapkan oleh ibunya, dia harus berusaha untuk menjadi suami yang baik untuk Gita.Dia harus berusaha untuk menjadi suami yang pengertian, perhatian dan bisa menjadi sosok bapak yang baik untuk Gendis.Gerry berusaha untuk memasang senyum terbaiknya, lalu dia menghampiri Gita dan menunduk untuk mengecup keningnya."Iya, aku sudah datang. Maafkan aku, karena aku datang telat," ujar Gerry seraya menyimpan makanan kesukaan Gita di atas meja.Gita membalas senyuman Gerry yang terlihat begitu manis, kemudian dia menolehkan wajahnya ke arah pria tua yang ada di hadapan Gita."Kenalin, Ge
"Boleh, Yang. Kamu boleh minta aku suapin, tapi aku mau makan kamu dulu." Gerry langsung menggigit cuping telinga Gita setelah mengatakan hal itu.Sontak saja hal itu membuat tubuh Gita meremang, terlebih lagi Gerry langsung menelusupkan tangannya pada pangkal paha istrinya.Bahkan, tanpa ragu Gerry langsung mengusap milik istrinya yang selalu membuat dirinya tergila-gila itu. Gita langsung menggeliatkan tubuhnya, bahkan tanpa sadar Gita sampai menggoyangkan pinggulnya.Dia tidak bermaksud untuk menggoda Gerry, itu adalah respon dari apa yang dilakukan oleh suaminya terhadap dirinya. Namun, tanpa sadar hal itu justru membangunkan sesuatu yang sedari tadi tertidur dengan pulas."Sayang, dia sudah tidak sabar untuk masuk. Boleh, ya?" tanya Gerry dengan suaranya yang terdengar begitu berat.Bahkan, tatapan mata Gerry sudah diselimuti kabut gairah. Gita yang paham langsung menganggukkan kepalanya, apa salahnya dia memberikan servis terbaiknya terhadap suaminya saat ini juga.Toh pada keny
"Kapan kamu pulang, Yeobo? Kenapa sekarang aku merasa jika kamu begitu dekat denganku? Tetapi kamu begitu sulit untuk aku gapai, perasaan macam apa ini?" tanya Mak Odah dengan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya.Mak Odah merasa kesal terhadap dirinya sendiri, karena akhir-akhir ini dia selalu merasa begitu dekat dengan suaminya. Dia selalu merasa ada bayangan suaminya di dekatnya, sayangnya dia tidak bisa menggapai bayangan tersebut.Setiap hari dia berusaha untuk menggapainya, tapi sayangnya bayangan itu seakan lari dan menjauh dari dirinya.Hal itu justru menambah kerinduannya terhadap pria yang sampai saat ini masih dianggap sebagai suami itu, hal itu membuat dirinya tersiksa dan merasa sedih yang teramat sangat.Bahkan sudah satu minggu ini, setiap dia tidur selalu berselimutkan mantel milik suaminya. Dia merasa lebih tenang dan lebih lelap dalam tidurnya."Aku yakin jika kamu masih hidup, Yeobo. Lalu, kapan kamu datang untuk menemuiku dan putra kita?" tanya Mak Odah de