Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 24. Adegan Dewasa

Share

24. Adegan Dewasa

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2024-10-10 15:43:27

Terkadang jarak antara cinta dan benci sangatlah tipis, sangat sulit membedakannya. Jika cinta bisa menjadi benci.

Apakah benci bisa menjadi Cinta?

Semua itu hanyalah kuasa Tuhan, sang maha pembolak balik hati manusia.

Setelah kepergian Alex, Lila melangkahkan kaki hendak pergi ke kamar.

"Mau ke mana kamu Lila?"

"Aku lelah Dad," ucap Lila sedikit membentak Marco.

"Duduk. Aku belum memberimu pelajaran bagaimana bersikap baik dan benar," perintah Marco.

Dengan berat hati, Lila menyeret kaki yang terpaku di tangga untuk duduk di samping Catlyn.

Catlyn mencoba memeluk untuk memberi dukungan dan memberitahukan jika dia netral dan berlaku sama terhadap anak anaknya namun tangannya ditampik Lila dengan kasar.

Melihat hal itu, Marco semakin kesal kepadanya. "Lila, sebagai hukumanmu. Daddy akan menghentikan kuliahmu selama satu tahun."

"Whats??!"

Semua tercengang mendengar ucapan Marco.

"Sweety," ucap Catlyn mencoba menengahi namun Marco menggeleng, pertanda jika keputusannya sudah bulat dan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   25. Berdua dengan Cella

    "Bertemu Cella?""Tentu saja, Son."Nicho mengangguk lemah dan pamit tidur. "Aku pergi tidur dulu."Nicho berjalan menuju kamarnya. Saat di depan kamar Lily, Nicho ingin masuk dan mengucapkan selamat malam namun Marco menyusulnya dari belakang membuat Nicho mengurungkan niat, terus berjalan menuju kamarnya.Marco masuk ke kamar Lily dan mengecup keningnya. Memberi ciuman pengantar tidur. Dirinya merasa bersalah pada Lily.Setelah itu Marco ke kamar Lila. Ditatap penuh penyesalan karena memberi keputusan yang begitu berat untuk Lila.Nasi sudah menjadi bubur dan Marco tak bisa mengubah keputusannya. Mungkin memang ini jalan yang terbaik agar Lila berubah.Marco mencium kening Lila cukup lama dan berkata, "maafkan Daddy sayang. Daddy sungguh tak bermaksud menyakiti hatimu. Daddy lakukan ini untuk kebaikanmu. Aku menyayangimu."Marco bangkit dan merapikan kamar Lila yang berantakan. Mendengar ucapan sang Ayah, Lila menitihkan air mata. Ya, Lila tidak tidur. Dia berpura pura tidur dan men

    Last Updated : 2024-10-11
  • Gelora berbahaya Kakak   26. Lila menghilang

    Lila berpamitan ke toilet namun hampir 30 menit, dia tak ada keluar. Wilson mulai khawatir dan mencoba mendobrak pintu toilet. Setelah tiga kali tendangan, engsel rusak dan pintu terbuka.Brakh"Brengsek."Wilson telah terkecoh, tak mendapati Lila di dalam toilet. Hal itu membuatnya sungguh kesal.Saat Wilson hendak berbalik, seseorang mengayunkan sesuatu kepadanya.BughAkh.Wilson merasakan darah mengucur dari kepala belakang. Detik berikutnya, tak sadarkan diri.Lelaki yang memukul Wilson menghubungi seseorang. Lila menerima panggilan dan segera mengangkat telepon dari orang suruhannya.[Halo Nona, aku sudah membereskan sesuai perintah.][Terima kasih atas bantuanya.]Panggilan terakhir."Siapa sayang," tanya Alex mendekat dan memeluk Lila dari belakang, mencium tengkuk wanitanya."Wilson, disuruh Mommy untuk mengawasi aku, tapi itu tak penting sekarang. Alex, apa rencana yang akan kamu sampaikan? Aku tak punya banyak waktu," ucap Lila setelah berhasil mengecoh seorang Wilson.Lila

    Last Updated : 2024-10-12
  • Gelora berbahaya Kakak   27. Lila, kamu?

    "Hentikan!!!" teriak Ken masuk kedalam kamar hotel tempat Alex dan Lila berada. Setelah dihubungi Nicho untuk meminta bantuannya menolong Lila, Ken segera menuju hotel milik temannya.Dan syukurlah Ken datang tepat waktu.Beruntung sekali Nicho punya ide dan koneksi yang cukup luas sehingga Lila bisa ditolong saat ini. Sedangkan Nicho dan Marco perjalanan menuju Amerika dan butuh waktu untuk mencapai hotel tersebut."Jadi ada dewa penolongmu juga Lila? Sama seperti Lily waktu itu," ucap Alex melirik Lila penuh kebencian."Jika kemarin aku kalah, akan aku pastikan saat ini aku tak akan kalah."Ken memandang Lila yang terlihat polos. "Kau seorang publik figur tapi kelakuanmu sungguh biadab," ucap Ken marah."Memang kamu siapanya Lila? Kekasihnya?"Ken diam seribu bahasa."Lila itu kekasihku jadi terserah aku mau melakukan apapun sesukaku," imbuhnya.Alex berjalan mendekati nakas dan menekan tombol merah di sana. Ken melihatnya dan tak tahan lagi, segera Ken mendekat dan melayangkan tinju

    Last Updated : 2024-10-13
  • Gelora berbahaya Kakak   28. Negosiasi

    "Apa?"Catlyn dan Lily sontak berteriak, takut salah dengar dengan apa yang diucapkan Marco."Ya, dia tak menjalani pemotretan melainkan pergi ke hotel, entah menemui siapa?" ucap Nicho sedikit kesal dengan adiknya yang berbohong."Apa?""Lalu Wilson?" tanya Catlyn."Mommy menyuruh Wilson mengantarmu kan Lila, di mana dia?" tanya Lily bingung.Catlyn mendekati Lila dan menggoncangkan tubuhnya. "Jangan bilang kamu menipu Wilson dan melarikan diri darinya, Lila!?""Hiks hiks."Lila tak mampu menjawabnya, hanya tangisan yang keluar dari bibir lebamnya."Oh God," ucap Catlyn putus asa, mengacak rambutnya. Lily merasa bersalah dan memeluk Catlyn dari samping. "Mommy, maafkan aku maupun Lila, Mom. Semua sudah terjadi, kita cari jalan keluarnya saja, ya?" ucap Lily pelan."Meski kita tanya siapa pelakunya saat ini pun percuma. Lila masih sangat syok, dari tadi dia hanya menangis dan terus menangis," lirih Marco putus asa."Aku menemukan sesuatu di sana, bagaimana jika kita melihatnya?" tawar

    Last Updated : 2024-10-14
  • Gelora berbahaya Kakak   29. Percobaan bunuh diri

    "Aku akan melepaskan Ken tapi, kamu tak boleh melaporkan aku ke polisi," jelas Alex."Baiklah, perjanjian yang cukup adil," jawab Nicho. Padahal dia mempunyai rencana setelah menyelamatkan Ken, dia akan tetap memasukkan Alex ke penjara.Alex tertawa, "aku tahu akal busukmu Nicho. Setelah ini kau akan tetap memasukkan aku ke penjara dengan bukti yang kau temukan."Nicho terkejut sedangkan Alex duduk seperti seorang raja di kursi single miliknya. "Aku tahu, ayahmu punya kartu As ku tapi jangan salah, aku juga mempunyai kartumu. Aku tahu siapa yang meniduri Lily," ucap Alex penuh percaya diri."Siapa?" tanya Nicho penasaran siapa yang dituduh Alex."Kamu?""Apa?""Ya, kamu lah orangnya, Nicho.""Hahahaha, apakah kamu punya bukti tentang hal itu? Mana mungkin seorang kakak tega meniduri adiknya sendiri?""Aku punya buktinya. Dan lihat saja jika kamu membuka kartuku, aku akan membuka kartumu. Bagaimana, deal bukan?""Apa!?"Nicho terkejut, wajahnya pias. Dia tak bisa mengelak lagi.Rahasia

    Last Updated : 2024-10-16
  • Gelora berbahaya Kakak   30. Psikolog

    "Apa yang terjadi? di mana Lila?" tanya Lily tak mendapati Lila di sekitarnya."Dia dibawa pergi Nicho ke Rumah Sakit. Semoga tak terjadi apa apa dengannya. Kamu bagaimana? baik- baik saja?"Lily mengangguk pelan. Catlyn sungguh bingung dan cemas. Dua anaknya mengalami hal berat bersamaan.Rumah sakit.Nicho berlari membopong adiknya saat tiba di Rumah Sakit terdekat. Dia menerobos masuk seperti orang gila demi mendapatkan penanganan sang adik. "Dokter! Tolong! Siapapun tolong selamatkan adikku," teriak Nicho.Semua perawat IGD berlari mendekat. Ada Dokter pria muda berjalan menghampiri. Kebetulan dia sedang senggang. "Apa yang terjadi?"Nicho melihat lelaki memakai emblem putih tersebut dan segera mendekatkan diri. "Dokter tolong adikku, dia melakukan percobaan bunuh diri. Tolong selamatkan dia.""Apa?"Dokter itu melihat darah merembes dari tangan Lila meski sudah di balut kain oleh Nicho. "Bawa masuk ke ruang bedah. Cepat!"Lila segera dibawa masuk dengan cepat untuk ditangani Dokt

    Last Updated : 2024-10-18
  • Gelora berbahaya Kakak   31. Kejujuran

    Marco merasa jika Zico mengetahui rahasia besar yang telah lama ia simpan. Tentu saja tidak mudah membohongi seorang dokter sehingga Marco tak punya pilihan lain selain mengatakan sejujurnya. "Ya, Nicho bukan anak kandungku. Dia anak angkat yang sudah aku anggap seperti anakku sendiri, darah dagingku.""Oh begitu rupanya.""Dokter, tolong jangan bicarakan ini kepada siapapun. Janji?"Zico tersenyum dan mengangguk pelan. Setelahnya, mereka sibuk dengan pikiran masing masing.***Alex sudah mendengar kabar jika Lila dirawat di rumah sakit terdekat dari rumah Lila.Dia sengaja memasang mata mata untuk memberi informasi tentang gerak gerik keluarga Marco. "John, atur sebaik mungkin agar aku bisa menemui cintaku nanti malam," perintah Alex kepada kepala pengawalnya."Baik Boss. Anda tenang saja. Kalau perlu aku bisa menculik nona Lila untukmu."Alex menatap marah pada John. "Kamu tidak tahu sekuat apa pengaruh keluarga Marco? Tidak, tidak. Aku tidak mau mereka semakin membenciku."Alex akan

    Last Updated : 2024-10-19
  • Gelora berbahaya Kakak   32. Memilih pergi

    "Lily, apa kamu sudah mengingat wajah lelaki itu?"Lily menggeleng.Nicho memandang Lily meminta kejelasan jawabannya. "Sekuat apapun aku mengingatnya, aku sama sekali tak bisa mengingatnya," jawab Lily mendongak, menyandarkan kepalanya pada Nicho, membuat Nicho berpaling dan bisa bernafas lega."Dari ingatan itu, aku bisa menyimpulkan jika lelaki itu tak berniat mendapatkan kepuasan tubuhku saja.""A-apa maksudmu?"Lily memejamkan mata. "Dari caranya melepasku dan tak ingin menyakitiku, mungkin dia hanya ingin membebaskanku dari efek obat laknat itu dan akulah yang meminta lebih. Benar begitu kan kak?" ucap Lily memandang Nicho yang berpaling darinya.Lily melepaskan pelukan Nicho dan berbalik memandang sang kakak."Kak, lihatlah aku!"Nicho bergeming."Jawab pertanyaanku?"Nicho tak menjawab melainkan mencium bibir Lily dan melumatnya pelan. Lily melotot namun tak menolak ciuman yang Nicho berikan. Lily sibuk dengan perasaannya sendiri saat ini. Hatinya ingin menolak namun tubuhnya

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   84. Lila menggugurkan kandungannya?

    "Benarkah seperti itu, Kak?"Cella mengangguk dan menatap Lily intens. "Kamu tahu Lily, siapakah wanita yang dicintai Nicho?"Lily menggeleng pelan."Aku sungguh penasaran dengannya dan ingin belajar banyak darinya," imbuh Cella."Be-belajar darinya?" tanya Lily mengulangi perkataan Cella."Iya, aku ingin belajar tentang perjuangan cinta wanita itu kepada Nicho. Bagaimana dia bisa meluluhkan hati seorang Nicho dan membuatnya tak mampu berpaling kepada wanita lain."Lily terdiam, berusaha mencerna semua ucapan Cella. Baginya wanita ini sungguh baik hati dan apa yang diucapkan sangat tulus."Baiklah Lily, aku harus kembali bekerja," ucap Cella membuyarkan lamunan Lily."Ah iya, terima kasih atas waktunya."Lily berpikir untuk melakukan video call dengan Nicho.Tut, tut, tut.[Halo sayang]Ucapan serak Nicho menyapa, dirinya baru bangun tidur dengan telanjang dada. Khawatir Lily mengetahui lukanya, Nicho segera menelungkupkan dadanya di atas bantal.[Kak, ya ampun! Kamu baru bangun tidur

  • Gelora berbahaya Kakak   84. Lila menasehati Lily

    "Benarkah seperti itu, Kak?"Cella mengangguk dan menatap Lily intens. "Kamu tahu Lily, siapakah wanita yang dicintai Nicho?"Lily menggeleng pelan."Aku sungguh penasaran dengannya dan ingin belajar banyak darinya," imbuh Cella."Be-belajar darinya?" tanya Lily mengulangi perkataan Cella."Iya, aku ingin belajar tentang perjuangan cinta wanita itu kepada Nicho. Bagaimana dia bisa meluluhkan hati seorang Nicho dan membuatnya tak mampu berpaling kepada wanita lain."Lily terdiam, berusaha mencerna semua ucapan Cella. Baginya wanita ini sungguh baik hati dan apa yang diucapkan sangat tulus."Baiklah Lily, aku harus kembali bekerja," ucap Cella membuyarkan lamunan Lily."Ah iya, terima kasih atas waktunya."Lily berpikir untuk melakukan video call dengan Nicho.Tut, tut, tut.[Halo sayang]Ucapan serak Nicho menyapa, dirinya baru bangun tidur dengan telanjang dada. Khawatir Lily mengetahui lukanya, Nicho segera menelungkupkan dadanya di atas bantal.[Kak, ya ampun! Kamu baru bangun tidur?

  • Gelora berbahaya Kakak   83. Belajar darinya?

    Seorang wanita mendekati Nicho dengan anggun, membungkukkan tubunya membuat belahan dadanya terlihat jelas dan tak bisa di hindari.Nicho mendongak, tak menyangka jika wanita di depannya itu sungguh berani mengganggunya."Bisakah Anda menjauh dariku nona Jessy."Jessy kembali berdiri."Ah maaf sekali jika membuatmu terganggu tuan Nicho."Nicho mengalihkan pandangan, menatap keluar jendela pesawat membuat Jessy merasa diacuhkan.'Bagaimana caranya agar aku bisa menggapaimu, Nicho,' batin Jessy mengeluh.Dia berjalan menjauh membuat Nicho meliriknya sekilas, tak peduli dengan perasaan sakit yang di rasakan Jessy.Saat ini di hati Nicho hanya ada Lily seorang, tak ada wanita lain dan tak akan pernah ada.Di sisi lain, Marco kembali ke perusahaan setelah mengantar Catlyn pulang. Dia tak sempat masuk Rumah karena ada meeting penting saat ini."Lily, Lila. Mommy pulang."Lily segera berlari menemui sang ibu sedangkan Lila berjalan si belakang Lily."Mommy, kenapa tak membangunkanku untuk men

  • Gelora berbahaya Kakak   82. Bertemu kembali dengan wanita itu

    "Masturbasi."Lily mengulang ucapan sang ibu. Ya, Catlyn pikir, Lily melakukan masturbasi untuk mencapai kepuasan tanpa adanya pasangan. Catlyn memandang intens Lily, memikirkan suatu cara mengatasi masalah ini."Lily, bagaimana jika aku menikahkanmu saja, seperti Lila dan Alex . Dan kalian menikah bersama, bagaimana?"Lily menunduk, menggigit bibir bawahnya. Dirinya ingin sekali menceritakannya kepada Catlyn, tapi entahlah, Lily tak sanggup mengatakannya.Catlyn menepuk pudak Lily. "Sudahlah Lily, sekarang kamu tidurlah! Mommy juga akan kembali tidur.” Catlyn beranjak sambil berkata, "ingat Lily, jangan diulangi lagi ya?"Lily mengangguk paham membuat Catlyn pergi meninggalkan ruangan tersebut.Di sisi lain Nicho berjalan mondar mandir di kamarnya. Rasa takut ketahuan, takut Lily di interograsi macam-macam oleh ibunya. Duduk lalu berdiri, berjalan kesana kemari tanpa arah yang jelas."Drrt, drrt."Getaran ponsel di atas nakas mengagetkan Nicho. Segera diambil dan dibaca pesan yang ba

  • Gelora berbahaya Kakak   81. Hampir saja ketahuan.

    Lily berbaring seorang diri di atas ranjang, bergerak ke kanan dan ke kiri, merasa resah atas sikapnya sendiri. Berkali-kali Lily menoleh jam dinding, degup jantungnya tiba tiba cukup cepat, ada rasa gugup di dalam diri.'Sudah pukul 10.00 malam, bagaimana jika kak Nicho benar- benar ke sini?' batin Lily.Dirinya terus menunggu dengan gelisah.1 jam kemudian.2 jam kemudian.Nicho belum juga muncul membuat Lily menyerah dan berpikir jika Nicho tak akan datang padanya.Pukul 01.00 dini hari.Krekh.Seorang lelaki masuk dari pintu jendela yang tak dikunci. Siapa lagi jika bukan Nicho. Dia baru bisa menemui Lily saat ini karena harus menunggu orang tuanya tidur terlebih dahulu. Kebetulan sekali Marco dan Catlyn baru saja beranjak tidur setengah jam yang lalu.Nicho mendekati Lily yang terlelap di ranjangnya. Memandang wajah teduh nan mempesona bak putri di negeri dongeng. Di kecup kening, kedua mata, hidung dan bibirnya membuat si pemilik terusik dan membuka mata."Kakak.""Kamu sudah ti

  • Gelora berbahaya Kakak   80. Keputusan seorang Ayah

    Siapakah yang datang?Tamu yang sengaja di undang Marco adalah Alex. Ya, lelaki yang paling di benci Lila, bahkan Marco juga tak suka kepadanya. Namun, dia harus menekan rasa tak suka itu."Selamat malam semua," ucap Alex dengan sopan."Daddy, kenapa kamu mengundang dia?" tanya Lila kesal."Mari silahkan duduk," ucap Marco tak menghiraukan ucapan Lila."Terima kasih."Alex memilih duduk di samping Lila namun baru mendekat Lila berdiri."Daddy aku tak mau makan!" ucap Lila ingin pergi."Lila, duduk!"Tatapan dan suara bariton Marco berhasil membuat siapa saja ketakutan."Ayo kita makan malam bersama."Mereka mulai berdoa dan makan dalam keheningan malam, hanya terdengar dentingan sendok, garpu yang beradu.Alex dengan sopan makan, tak seperti Alex si "Bar bar, tak tahu malu dan sesuka hati".Selama ini hidup di lingkungan mewah membuat Alex tak memperdulikan tata krama dan etika bersilaturahmi. Namun jauh di dalam hatinya, dia tahu dan mengerti aturan itu. Hanya butuh penempatan saat me

  • Gelora berbahaya Kakak   79. Rencana besar untuk Lily

    Marco memandang lekat manik mata Nicho , berharap jika sang anak tak berbohong. "Mengenai anak perempuan Bastian, kenapa kamu menidurinya Nicho?""Apa?"Nicho terkejut bukan main, sontak menggeleng kuat."No dad, No," kilah Nicho ."Aku tak pernah menyentuhnya. Dia ada datang menemuiku dengan keadaan telanjang, tapi aku tak meresponnya dan pergi dari tempat menyeramkan itu. Siapa yang tahu jika dia tidur dengan orang lain?""Jadi kamu tak mengakuinya?’"Tentu saja, tidak."'Aku yakin yang meniduri Zoya adalah kamu Dilon,' batin Nicho merasa kesal. Dirinya tak menyangka jika di jadikan kambing hitam oleh sahabatnya sendiri.Marco mendekat dan menepuk pundak Nicho ."Nicho, lebih baik kamu ke Kanada. Saat ini kehadiranmu dipertanyakan semua orang. Berita Lila akan tersebar dan mereka tak akan membiarkanmu lari. Belum lagi jika Bastian mengirim anak buahnya untuk menghancurkanmu. Aku tak akan rela jika anak anakku tersakiti."Nicho mengangguk paham, saat ini yang terpenting adalah mengiku

  • Gelora berbahaya Kakak   78. Menyerah

    Tatapan Marco tertuju pada nama "Bastian" di layar ponselnya."Ini …"[Halo.][Halo, Kak Marco.][Ada angin apa kamu menghubungiku?][Nicho sudah besar ya, Kak? Sampai dia ke sini, aku tak sadar jika dia anakmu.]Marco tak mengerti apa yang Bastian katakan.[Apa maksudmu?][Dia datang ke sini dan mengorek informasi rahasia restauranku. Dia juga mendekati anakku dan tidur bersamanya.][Apa?]Marco melotot, dirinya tak pernah membayangkan jika Nicho akan membuat kerusuhan seperti itu.[Aku tahu kamu pasti bingung tapi untuk jelasnya tanyakan langsung kepada Nicho .][Maaf, aku tidak akan mem-]"Tut, tut, tut."Panggilan berakhir.Marco ingin menangis saja. Kenapa masalah ini terus melanda keluarganya? Rasanya seperti batu besar yang menghimpit tubuhnya dan membuatnya sesak."Ya Tuhan," keluh Marco.Dirinya bukan putus asa namun lebih mengacu pada ungkapan lelahnya.Terdengar suara mobil dari luar. Marco segera melihat siapa yang datang. Mereka tak lain adalah Catlyn, Nicho dan Lily.Cat

  • Gelora berbahaya Kakak   77. Mencoba menerima Alex

    Pyaar!Alex menyeret taplak berisi makanan dan minuman, memecahkan seluruh isi di atas taplak itu.Akh.Lila di dorong dan dibaringkan di meja. Menarik tangan Lila ke atas dan mulai mengungkungnya.Tanpa pemanasan Alex mulai menjamah Lila.AkhLila menjerit kesakitan, tapi Alex malah tersenyum puas melihat ekspresi sakit di wajah Lila.Lila menggeleng merasakan sakit yang hebat di bawah sana. Alex terus bersenang senang meski Lila tak merasakan nikmatnya Setelah klimaks, Alex melepaskan Lila, mengambil wine dan meminumnya langsung dari botol.Tegukan pertama diminum sendiri. Tegukan kedua digunakan untuk menyesap bibir Lila dan mendorong minuman itu masuk ke kerongkongannya.Satu tegukan saja bisa membuat Lila mabuk dan menikmati semuanya."Oh maaf sayang, aku lupa ada bayi kita di sini. Semoga dia baik baik saja. Bayi ini anakku, kamu mengerti?"MmphAlex kembali mengungkung Lila sambil sesekali meneguk anggur dengan nikmatnya."Jangan Alex. Cukup! Jangan begini, ah."Lila memohon,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status