Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 23. Pelaku sebenarnya....

Share

23. Pelaku sebenarnya....

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2024-10-09 23:29:33

"Selamat malam Tuan, Nyonya," ucap seseorang masuk ruang tamu.

Nicho berjalan pelan menuruni tangga melihat detail bagaimana berinteraksi dengan keluarganya.

Alex melirik Lila dan Lily, mengulurkan tangan pada Marco namun tangannya mengayun di udara tanpa ada sambutan dari Marco.

"Aku tak ingin bertele tele, to the point saja. Apakah kamu yang memberi obat perangsang pada anakku Lily?" selidik Marco.

"Em, itu."

"Jawab ?" teriak Marco.

"I- iya Tuan Marco," lirih menunduk sedikit takut.

Plak.

Darah segar keluar dari sudut bibir .

"Tamparan ini karena kamu mengusik kehidupan anakku, memberi obat padanya."

Bugh

Marco memukul keras perut Alex.

"Pukulan itu karena kamu berani menunjukkan batang hidungmu kepadaku seolah kamu menantangku."

Tak ada yang berani menghentikan tindakan Marco. Semua hanya tercengang memandangnya.

"Aku sangat membencimu, sebagai lelaki kamu tak bisa menghormati dan menjaga martabat seorang wanita, sungguh bajingan, kamu."

Marco kalap, tatapan nyalang, dadanya kemb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   24. Adegan Dewasa

    Terkadang jarak antara cinta dan benci sangatlah tipis, sangat sulit membedakannya. Jika cinta bisa menjadi benci. Apakah benci bisa menjadi Cinta?Semua itu hanyalah kuasa Tuhan, sang maha pembolak balik hati manusia.Setelah kepergian Alex, Lila melangkahkan kaki hendak pergi ke kamar."Mau ke mana kamu Lila?""Aku lelah Dad," ucap Lila sedikit membentak Marco."Duduk. Aku belum memberimu pelajaran bagaimana bersikap baik dan benar," perintah Marco.Dengan berat hati, Lila menyeret kaki yang terpaku di tangga untuk duduk di samping Catlyn.Catlyn mencoba memeluk untuk memberi dukungan dan memberitahukan jika dia netral dan berlaku sama terhadap anak anaknya namun tangannya ditampik Lila dengan kasar.Melihat hal itu, Marco semakin kesal kepadanya. "Lila, sebagai hukumanmu. Daddy akan menghentikan kuliahmu selama satu tahun.""Whats??!"Semua tercengang mendengar ucapan Marco."Sweety," ucap Catlyn mencoba menengahi namun Marco menggeleng, pertanda jika keputusannya sudah bulat dan

    Last Updated : 2024-10-10
  • Gelora berbahaya Kakak   25. Berdua dengan Cella

    "Bertemu Cella?""Tentu saja, Son."Nicho mengangguk lemah dan pamit tidur. "Aku pergi tidur dulu."Nicho berjalan menuju kamarnya. Saat di depan kamar Lily, Nicho ingin masuk dan mengucapkan selamat malam namun Marco menyusulnya dari belakang membuat Nicho mengurungkan niat, terus berjalan menuju kamarnya.Marco masuk ke kamar Lily dan mengecup keningnya. Memberi ciuman pengantar tidur. Dirinya merasa bersalah pada Lily.Setelah itu Marco ke kamar Lila. Ditatap penuh penyesalan karena memberi keputusan yang begitu berat untuk Lila.Nasi sudah menjadi bubur dan Marco tak bisa mengubah keputusannya. Mungkin memang ini jalan yang terbaik agar Lila berubah.Marco mencium kening Lila cukup lama dan berkata, "maafkan Daddy sayang. Daddy sungguh tak bermaksud menyakiti hatimu. Daddy lakukan ini untuk kebaikanmu. Aku menyayangimu."Marco bangkit dan merapikan kamar Lila yang berantakan. Mendengar ucapan sang Ayah, Lila menitihkan air mata. Ya, Lila tidak tidur. Dia berpura pura tidur dan men

    Last Updated : 2024-10-11
  • Gelora berbahaya Kakak   26. Lila menghilang

    Lila berpamitan ke toilet namun hampir 30 menit, dia tak ada keluar. Wilson mulai khawatir dan mencoba mendobrak pintu toilet. Setelah tiga kali tendangan, engsel rusak dan pintu terbuka.Brakh"Brengsek."Wilson telah terkecoh, tak mendapati Lila di dalam toilet. Hal itu membuatnya sungguh kesal.Saat Wilson hendak berbalik, seseorang mengayunkan sesuatu kepadanya.BughAkh.Wilson merasakan darah mengucur dari kepala belakang. Detik berikutnya, tak sadarkan diri.Lelaki yang memukul Wilson menghubungi seseorang. Lila menerima panggilan dan segera mengangkat telepon dari orang suruhannya.[Halo Nona, aku sudah membereskan sesuai perintah.][Terima kasih atas bantuanya.]Panggilan terakhir."Siapa sayang," tanya Alex mendekat dan memeluk Lila dari belakang, mencium tengkuk wanitanya."Wilson, disuruh Mommy untuk mengawasi aku, tapi itu tak penting sekarang. Alex, apa rencana yang akan kamu sampaikan? Aku tak punya banyak waktu," ucap Lila setelah berhasil mengecoh seorang Wilson.Lila

    Last Updated : 2024-10-12
  • Gelora berbahaya Kakak   27. Lila, kamu?

    "Hentikan!!!" teriak Ken masuk kedalam kamar hotel tempat Alex dan Lila berada. Setelah dihubungi Nicho untuk meminta bantuannya menolong Lila, Ken segera menuju hotel milik temannya.Dan syukurlah Ken datang tepat waktu.Beruntung sekali Nicho punya ide dan koneksi yang cukup luas sehingga Lila bisa ditolong saat ini. Sedangkan Nicho dan Marco perjalanan menuju Amerika dan butuh waktu untuk mencapai hotel tersebut."Jadi ada dewa penolongmu juga Lila? Sama seperti Lily waktu itu," ucap Alex melirik Lila penuh kebencian."Jika kemarin aku kalah, akan aku pastikan saat ini aku tak akan kalah."Ken memandang Lila yang terlihat polos. "Kau seorang publik figur tapi kelakuanmu sungguh biadab," ucap Ken marah."Memang kamu siapanya Lila? Kekasihnya?"Ken diam seribu bahasa."Lila itu kekasihku jadi terserah aku mau melakukan apapun sesukaku," imbuhnya.Alex berjalan mendekati nakas dan menekan tombol merah di sana. Ken melihatnya dan tak tahan lagi, segera Ken mendekat dan melayangkan tinju

    Last Updated : 2024-10-13
  • Gelora berbahaya Kakak   28. Negosiasi

    "Apa?"Catlyn dan Lily sontak berteriak, takut salah dengar dengan apa yang diucapkan Marco."Ya, dia tak menjalani pemotretan melainkan pergi ke hotel, entah menemui siapa?" ucap Nicho sedikit kesal dengan adiknya yang berbohong."Apa?""Lalu Wilson?" tanya Catlyn."Mommy menyuruh Wilson mengantarmu kan Lila, di mana dia?" tanya Lily bingung.Catlyn mendekati Lila dan menggoncangkan tubuhnya. "Jangan bilang kamu menipu Wilson dan melarikan diri darinya, Lila!?""Hiks hiks."Lila tak mampu menjawabnya, hanya tangisan yang keluar dari bibir lebamnya."Oh God," ucap Catlyn putus asa, mengacak rambutnya. Lily merasa bersalah dan memeluk Catlyn dari samping. "Mommy, maafkan aku maupun Lila, Mom. Semua sudah terjadi, kita cari jalan keluarnya saja, ya?" ucap Lily pelan."Meski kita tanya siapa pelakunya saat ini pun percuma. Lila masih sangat syok, dari tadi dia hanya menangis dan terus menangis," lirih Marco putus asa."Aku menemukan sesuatu di sana, bagaimana jika kita melihatnya?" tawar

    Last Updated : 2024-10-14
  • Gelora berbahaya Kakak   29. Percobaan bunuh diri

    "Aku akan melepaskan Ken tapi, kamu tak boleh melaporkan aku ke polisi," jelas Alex."Baiklah, perjanjian yang cukup adil," jawab Nicho. Padahal dia mempunyai rencana setelah menyelamatkan Ken, dia akan tetap memasukkan Alex ke penjara.Alex tertawa, "aku tahu akal busukmu Nicho. Setelah ini kau akan tetap memasukkan aku ke penjara dengan bukti yang kau temukan."Nicho terkejut sedangkan Alex duduk seperti seorang raja di kursi single miliknya. "Aku tahu, ayahmu punya kartu As ku tapi jangan salah, aku juga mempunyai kartumu. Aku tahu siapa yang meniduri Lily," ucap Alex penuh percaya diri."Siapa?" tanya Nicho penasaran siapa yang dituduh Alex."Kamu?""Apa?""Ya, kamu lah orangnya, Nicho.""Hahahaha, apakah kamu punya bukti tentang hal itu? Mana mungkin seorang kakak tega meniduri adiknya sendiri?""Aku punya buktinya. Dan lihat saja jika kamu membuka kartuku, aku akan membuka kartumu. Bagaimana, deal bukan?""Apa!?"Nicho terkejut, wajahnya pias. Dia tak bisa mengelak lagi.Rahasia

    Last Updated : 2024-10-16
  • Gelora berbahaya Kakak   30. Psikolog

    "Apa yang terjadi? di mana Lila?" tanya Lily tak mendapati Lila di sekitarnya."Dia dibawa pergi Nicho ke Rumah Sakit. Semoga tak terjadi apa apa dengannya. Kamu bagaimana? baik- baik saja?"Lily mengangguk pelan. Catlyn sungguh bingung dan cemas. Dua anaknya mengalami hal berat bersamaan.Rumah sakit.Nicho berlari membopong adiknya saat tiba di Rumah Sakit terdekat. Dia menerobos masuk seperti orang gila demi mendapatkan penanganan sang adik. "Dokter! Tolong! Siapapun tolong selamatkan adikku," teriak Nicho.Semua perawat IGD berlari mendekat. Ada Dokter pria muda berjalan menghampiri. Kebetulan dia sedang senggang. "Apa yang terjadi?"Nicho melihat lelaki memakai emblem putih tersebut dan segera mendekatkan diri. "Dokter tolong adikku, dia melakukan percobaan bunuh diri. Tolong selamatkan dia.""Apa?"Dokter itu melihat darah merembes dari tangan Lila meski sudah di balut kain oleh Nicho. "Bawa masuk ke ruang bedah. Cepat!"Lila segera dibawa masuk dengan cepat untuk ditangani Dokt

    Last Updated : 2024-10-18
  • Gelora berbahaya Kakak   31. Kejujuran

    Marco merasa jika Zico mengetahui rahasia besar yang telah lama ia simpan. Tentu saja tidak mudah membohongi seorang dokter sehingga Marco tak punya pilihan lain selain mengatakan sejujurnya. "Ya, Nicho bukan anak kandungku. Dia anak angkat yang sudah aku anggap seperti anakku sendiri, darah dagingku.""Oh begitu rupanya.""Dokter, tolong jangan bicarakan ini kepada siapapun. Janji?"Zico tersenyum dan mengangguk pelan. Setelahnya, mereka sibuk dengan pikiran masing masing.***Alex sudah mendengar kabar jika Lila dirawat di rumah sakit terdekat dari rumah Lila.Dia sengaja memasang mata mata untuk memberi informasi tentang gerak gerik keluarga Marco. "John, atur sebaik mungkin agar aku bisa menemui cintaku nanti malam," perintah Alex kepada kepala pengawalnya."Baik Boss. Anda tenang saja. Kalau perlu aku bisa menculik nona Lila untukmu."Alex menatap marah pada John. "Kamu tidak tahu sekuat apa pengaruh keluarga Marco? Tidak, tidak. Aku tidak mau mereka semakin membenciku."Alex akan

    Last Updated : 2024-10-19

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   89. Trauma yang ditanggung Lila

    "Nona, apa Anda di dalam?" tanya Wilson membuyarkan aktivitas Nicho.ShiiitNicho sungguh kesal, sedangkan Lily segera memakai lagi kaosnya."Kak, aku harus keluar," ucap Lily berjalan, tapi Nicho menghentikan langkahnya dan … kembali menyesap sekilas bibir Lily.Lily mendelik tajam dan segera keluar ruang ganti."Dasar!" umpat Lily melangkah pergi."Ada apa, Nona?" tanya Wilson.Lily menggeleng dan berjalan pergi diikuti Wilson. Empat pengawal setia mengikuti sampai sampai Lily kesal. Lily berhenti membuat kelima pengawal ikut menghentikan langkah. "Bisakah kalian mengikuti dari jauh saja? Aku sungguh tak nyaman diikuti seperti ini," ucap Lily berkacak pinggang.Wilson mengangguk dan memberi instruksi kepada pengawalnya untuk mundur ke belakang. Lily kembali berjalan dan kembali melangkah cepat. Entah ke mana perginya Nicho tadi, yang jelas Lily ingin pergi ke apartemen saat ini dan beristirahat. Setelah turun pesawat, dia tak istirahat sama sekali.Srekh.Tiba-tiba tangannya di ren

  • Gelora berbahaya Kakak   88. Berdua di ruang ganti

    Seorang sedang duduk bersandar di bawah pohon yang begitu besar di sebuah taman. Dia sibuk mencari data di laptop agar bisa menyelesaikan tugas akhir dari Dosen killer di Universitas tempatnya menimba ilmu. Dirinya begitu fokus dengan beberapa data di layar sehingga tak menyadari jika ada seseorang mendekati dirinya. Begitu dekat hingga keberadaannya seolah tak terlihat.Dengan jahil orang itu menutup mata si lelaki dengan kedua tangannya, membuat si lelaki tersentak dan reflek memegang tangan orang tersebut."Lepaskan. Siapa kamu? Jangan bertindak murahan seperti ini. Lepaskan?" teriaknya marah.Di kampus, lelaki itu memang terkenal jutek dan angkuh. Tak ada satu wanita pun yang berani mendekatinya. Kali ini ada yang berani menutup matanya. 'Siapakah dia? Jika wanita, siapa yang berani melakukannya? Jangan jangan …,' batinnya sambil meraba tangan seorang yang usil padanya, memastikan dia lelaki atau perempuan.“Nicho,” bisik si pemilik tangan, membuat ngeri. Ya, lelaki itu adalah N

  • Gelora berbahaya Kakak   87. Alex murka

    Di Ruang Lila.Ceklek!Pintu terbuka menampilkan dua orang lelaki, Zicko datang bersama Julio."Maaf mengganggu waktunya Nyonya Catlyn dan tuan Marco. Ada yang ingin saya sampaikan,"ucap Zico.Julio maju mendekati Catlyn."Nyonya Catlyn, Tuan Marco, maafkan aku karena menuruti permintaan nona Lila dan aku tidak tahu jika Lila adalah anak Anda dengan Tuan Marco."Mendengar semua penjelasan Julio, Catlyn dan Marco tak bisa berkata apa-apa dan tak bisa menyalahkannya.Jika Lila tak memaksa, mungkin Julio tak akan berani melakukannya.Catlyn memandang Julio dan berkata, "tidak apa-apa Dokter Julio".Julio menganga tak percaya dengan ucapan Catlyn. Dirinya sungguh tak menyangka mendapat maaf dari Catlyn, tak habis pikir jika keluarga Marco seperti itu. Meski kekuasaan bisa menumbangkan segalanya, tapi Marco masih mempunyai hati nurani untuk memaafkan dan menghargai, serta memandang orang lain dari sudut pandang orang tersebut.Seperti contoh kasus Alex dan Lila. Marco bisa saja menggunakan

  • Gelora berbahaya Kakak   86. Dokter untuk Lily

    Aakh.Lily menjerit keras, tersadar dari mimpinya.Ya, Lily hanya bermimpi jika Nicho datang dan melakukan hubungan badan dengannya. Rasanya begitu nyata, rasa yang sama seperti di malam itu. Memori malam kelam itu sedikit terkuak, bagaimana lelaki itu menjamahnya dan mengungkungnya? Semua adegan erotis itu berputar di kepala Lily.Hanya saja meski mengingat wajah lelaki itu, Lily tak bisa mengingat jelas wajahnya. Hanya samar-samar dan lelaki itu seperti Nicho. Ya, sangat mirip dengan Nicho."Mungkinkah?"Lily mengusap kasar peluh di keningnya."Lily.""Kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Catlyn mendekat. Lily mengernyitkan kening memandang ibunya, mengingat hal yang tadi dia lakukan ke Rumah Sakit. "Mommy, tadi aku melihatnya. Lila ...."Catlyn mandang Lila, membuat Lily mengikuti arah pandangan sang ibu. Di ranjang sebelahnya, Lila tertidur akibat suntikan obat penenang. Setelah menjalani pemeriksaan spesifik, Lila mengalami depresi sehingga harus mendapatkan perawatan Intensif di rum

  • Gelora berbahaya Kakak   85. Apakah halusinasi saja?

    2 jam sebelumnyaLila berhasil menemui Dokter kandungan seorang wanita."Ada apa ya, Nona Lila?""Saya mau menggugurkan kandungan saya?""Apa kamu bilang, Nona? Maaf hal itu menyalahi aturan rumah sakit," jelas Dokter, lalu pergi meninggalkan Lila.Lila menunduk hampir menangis saat Dokter lelaki datang kepada Lila."Ada apa?""Dokter, bisakah kamu membantuku menggugurkan kandungan ini?" "Apa kamu yakin, Lila?Lila tersenyum dan mengangguk. Dirinya tak mau jika harus menunggu lagi dan lagi."Aku bersedia melakukannya. Namun, ada syaratnya."Lila menatap Dokter lelaki dengan brewok di dagunya. "Namun aku .... " "Baiklah, mungkin kamu butuh waktu untuk berpikir," ucap dokter, berjalan pergi membuat Lila seketika gugup.""Baik Dokter, aku akan melakukan apapun agar janin hasil pemerkosaan ini dapat keluar."Aku mau tubuhmu.""A-apa?""Bagaimana?"Lila sangat bingung. Dia tentu saja tak ingin di jamah orang lain. "Em, bagaimana jika aku memberikannya tidak di sini dan setelah Anda berha

  • Gelora berbahaya Kakak   84. Lila menggugurkan kandungannya?

    "Benarkah seperti itu, Kak?"Cella mengangguk dan menatap Lily intens. "Kamu tahu Lily, siapakah wanita yang dicintai Nicho?"Lily menggeleng pelan."Aku sungguh penasaran dengannya dan ingin belajar banyak darinya," imbuh Cella."Be-belajar darinya?" tanya Lily mengulangi perkataan Cella."Iya, aku ingin belajar tentang perjuangan cinta wanita itu kepada Nicho. Bagaimana dia bisa meluluhkan hati seorang Nicho dan membuatnya tak mampu berpaling kepada wanita lain."Lily terdiam, berusaha mencerna semua ucapan Cella. Baginya wanita ini sungguh baik hati dan apa yang diucapkan sangat tulus."Baiklah Lily, aku harus kembali bekerja," ucap Cella membuyarkan lamunan Lily."Ah iya, terima kasih atas waktunya."Lily berpikir untuk melakukan video call dengan Nicho.Tut, tut, tut.[Halo sayang]Ucapan serak Nicho menyapa, dirinya baru bangun tidur dengan telanjang dada. Khawatir Lily mengetahui lukanya, Nicho segera menelungkupkan dadanya di atas bantal.[Kak, ya ampun! Kamu baru bangun tidur

  • Gelora berbahaya Kakak   83. Belajar darinya?

    Seorang wanita mendekati Nicho dengan anggun, membungkukkan tubunya membuat belahan dadanya terlihat jelas dan tak bisa di hindari.Nicho mendongak, tak menyangka jika wanita di depannya itu sungguh berani mengganggunya."Bisakah Anda menjauh dariku nona Jessy."Jessy kembali berdiri."Ah maaf sekali jika membuatmu terganggu tuan Nicho."Nicho mengalihkan pandangan, menatap keluar jendela pesawat membuat Jessy merasa diacuhkan.'Bagaimana caranya agar aku bisa menggapaimu, Nicho,' batin Jessy mengeluh.Dia berjalan menjauh membuat Nicho meliriknya sekilas, tak peduli dengan perasaan sakit yang di rasakan Jessy.Saat ini di hati Nicho hanya ada Lily seorang, tak ada wanita lain dan tak akan pernah ada.Di sisi lain, Marco kembali ke perusahaan setelah mengantar Catlyn pulang. Dia tak sempat masuk Rumah karena ada meeting penting saat ini."Lily, Lila. Mommy pulang."Lily segera berlari menemui sang ibu sedangkan Lila berjalan si belakang Lily."Mommy, kenapa tak membangunkanku untuk men

  • Gelora berbahaya Kakak   82. Bertemu kembali dengan wanita itu

    "Masturbasi."Lily mengulang ucapan sang ibu. Ya, Catlyn pikir, Lily melakukan masturbasi untuk mencapai kepuasan tanpa adanya pasangan. Catlyn memandang intens Lily, memikirkan suatu cara mengatasi masalah ini."Lily, bagaimana jika aku menikahkanmu saja, seperti Lila dan Alex . Dan kalian menikah bersama, bagaimana?"Lily menunduk, menggigit bibir bawahnya. Dirinya ingin sekali menceritakannya kepada Catlyn, tapi entahlah, Lily tak sanggup mengatakannya.Catlyn menepuk pudak Lily. "Sudahlah Lily, sekarang kamu tidurlah! Mommy juga akan kembali tidur.” Catlyn beranjak sambil berkata, "ingat Lily, jangan diulangi lagi ya?"Lily mengangguk paham membuat Catlyn pergi meninggalkan ruangan tersebut.Di sisi lain Nicho berjalan mondar mandir di kamarnya. Rasa takut ketahuan, takut Lily di interograsi macam-macam oleh ibunya. Duduk lalu berdiri, berjalan kesana kemari tanpa arah yang jelas."Drrt, drrt."Getaran ponsel di atas nakas mengagetkan Nicho. Segera diambil dan dibaca pesan yang ba

  • Gelora berbahaya Kakak   81. Hampir saja ketahuan.

    Lily berbaring seorang diri di atas ranjang, bergerak ke kanan dan ke kiri, merasa resah atas sikapnya sendiri. Berkali-kali Lily menoleh jam dinding, degup jantungnya tiba tiba cukup cepat, ada rasa gugup di dalam diri.'Sudah pukul 10.00 malam, bagaimana jika kak Nicho benar- benar ke sini?' batin Lily.Dirinya terus menunggu dengan gelisah.1 jam kemudian.2 jam kemudian.Nicho belum juga muncul membuat Lily menyerah dan berpikir jika Nicho tak akan datang padanya.Pukul 01.00 dini hari.Krekh.Seorang lelaki masuk dari pintu jendela yang tak dikunci. Siapa lagi jika bukan Nicho. Dia baru bisa menemui Lily saat ini karena harus menunggu orang tuanya tidur terlebih dahulu. Kebetulan sekali Marco dan Catlyn baru saja beranjak tidur setengah jam yang lalu.Nicho mendekati Lily yang terlelap di ranjangnya. Memandang wajah teduh nan mempesona bak putri di negeri dongeng. Di kecup kening, kedua mata, hidung dan bibirnya membuat si pemilik terusik dan membuka mata."Kakak.""Kamu sudah ti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status