Share

18. Hamil?

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2024-10-02 23:59:37
"Perutku kenapa Dok?" tanya Lily menahan rasa takut tak karuan.

"Karena stress berlebih kamu tak menjaga pola makanmu Lily sehingga asam lambung naik. Jika dibiarkan seperti ini kamu akan Drop."

"Asam lambung?" tanya semua anggota keluarga.

Alexa mengangguk.

"Iya, Lily menderita anemia akut dan asam lambung. Aku sarankan untuk istirahat total selama 3 hari ke depan. Tidur cukup, makan sayuran yang mengandung zat besi dan yang terpenting, buanglah rasa takut dari masalahmu Lily. Jika kamu mempunyai keluhan yang menyiksa dirimu, ceritakan kepada orang tuamu. Hal itu akan membuatmu lebih tenang dan tak terbebani," jelas Alexa.

Lily mengangguk meski hatinya sangat ingin menceritakan semua masalahnya kepada Catlyn seperti biasanya namun lidahnya sungguh kelu untuk berucap. Dirinya sungguh takut orang tuanya akan marah karena dia tak bisa menjaga kehormatannya sendiri.

"Tenanglah sayang, ada kami semua," hibur Catlyn.

"Iya Mom, terima kasih Dokter Alexa."

"Baiklah jika begitu aku akan pulang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   19. Kejujuran

    "Alex apa yang kamu lakukan? Apa tujuanmu?"Alex tersenyum smirk, ingin sekali menyambar bibir candunya. "Kita lihat saja nanti.""Diego, di mana kamu?"Suara bariton Marco membuat Diego gelagapan, takut Marco mengetahui jika Nicho minum beer."Nicho tetap di sini, nanti ayah akan kembali dan mengantarmu pulang. Tetap di sini dan jangan minum lagi. Oke.""Pulang," lirih Nicho."Ya Boss, sebentar."Diego terengah engah berlari mendekati Marco."Kamu minum ya?""Ah, hanya sedikit.""Di mana Nicho, ada Relasiku yang ingin bertemu dengannya.""Nicho?""Iya Nicho. Apa kamu tadi tak mencarinya?"Marco menatap Diego curiga."Jangan katakan kamu tak bersama Nicho dan sibuk minum minum?""Ah, bukan begitu Boss. Nicho tadi ke toilet, ya toilet. Aku akan memanggilnya."Baiklah kalau begitu panggil dia, cepat!""Siap Boss."Diego kembali mencari Nicho namun saat sampai di tempatnya, Nicho sudah menghilang."Nicho, Nicho.""Ke mana perginya anak itu.""Nicho!?"Diego sibuk mencari di mana Nicho ber

    Last Updated : 2024-10-03
  • Gelora berbahaya Kakak   20. Fakta terungkap

    "Sejak kapan Ayah di sini?"Diego menatap Nicho sangat lekat seolah ingin menanyakan sesuatu."Ada apa Ayah?" tanya Nicho penasaran"Aku tadi mencarimu di gedung pertemuan, kamu pulang tak memberitahu Ayah. Bukankah aku bilang jika aku akan kembali?" ucap Diego sedikit kesal dengan sikap anak laki lakinya tersebut.Nicho duduk di samping Diego dan menyandarkan kepala di Sofa."Aku pulang dan mendapati Lily tertidur di Sofa lalu aku memindahkannya ke kamar.""Apa sekarang Lily sudah tidur?""Sudah, baru saja."Nicho melotot menatap Diego."Darimana Ayah tahu jika Lily tidak tidur? Jangan katakan Ayah ….""Ya, Ayah tahu semuanya. Kamu begitu fokus pada Lily sampai tak menyadari jika ada Ayah, melihat semuanya di belakangmu.""Oh my God."Nicho menutup wajah dan mengusapnya kasar, merasa malu karena Ayah kandungnya memergoki tindakannya."Ayah, semua bisa aku jelaskan.""Ayah mengerti Nicho. Tanpa kamu jelaskan ayah mengerti.""Tapi Ayah.""Kamu tahu Son, dulu ayah orangnya gila wanita.

    Last Updated : 2024-10-04
  • Gelora berbahaya Kakak   21. Pelakunya adalah ....

    Nicho sungguh kesal, meninggalkan Dilon yang terpaku atas sikap sahabatnya. "Mengaku saja jika kamu ingin menyesal nanti," teriaknya.Meski mendengar, Nicho sama sekali tak menggubris nasehat Dilon. Setelah sampai parkiran dan masuk mobil, dia berusaha berpikir ulang dan mengakui jika memang benar ucapan Dilon. Nicho bingung dan tak tahu harus ke mana. Dirinya memutuskan pergi ke Club milik temannya."Apa ada masalah kawan sampai sampai siang bolong begini kamu ke sini.""Aku lagi ada banyak masalah.""Oh benarkah? Apa mau segelas beer?"Nicho memandang Ken, sahabatnya sekaligus pemilik Club."Hanya satu gelas Ken, aku tak mau lebih," jawab Nicho.Ken memberikan segelas beer dan Nicho meminumnya hingga tandas, memikirkan cara untuk mengatasi masalah Lily."Aku ingat Nicho, kemarin adikmu datang ke sini menemui artis terkenal, Alex.""Apa?""Iya, aku tahu jelas bahwa dia adikmu meski memakai topi dan masker. Itu …, adikmu yang suka berdandan," ucap Ken sambil mengingat siapa namanya.

    Last Updated : 2024-10-06
  • Gelora berbahaya Kakak   22. Menguak kebenaran

    Nicho sungguh kesal, meninggalkan Dilon yang terpaku atas sikap sahabatnya. "Mengaku saja jika kamu ingin menyesal nanti," teriaknya.Meski mendengar, Nicho sama sekali tak menggubris nasehat Dilon. Setelah sampai parkiran dan masuk mobil, dia berusaha berpikir ulang dan mengakui jika memang benar ucapan Dilon. Nicho bingung dan tak tahu harus ke mana. Dirinya memutuskan pergi ke Club milik temannya."Apa ada masalah kawan sampai sampai siang bolong begini kamu ke sini.""Aku lagi ada banyak masalah.""Oh benarkah? Apa mau segelas beer?"Nicho memandang Ken, sahabatnya sekaligus pemilik Club."Hanya satu gelas Ken, aku tak mau lebih," jawab Nicho.Ken memberikan segelas beer dan Nicho meminumnya hingga tandas, memikirkan cara untuk mengatasi masalah Lily."Aku ingat Nicho, kemarin adikmu datang ke sini menemui artis terkenal, Alex.""Apa?""Iya, aku tahu jelas bahwa dia adikmu meski memakai topi dan masker. Itu …, adikmu yang suka berdandan," ucap Ken sambil mengingat siapa namanya.

    Last Updated : 2024-10-08
  • Gelora berbahaya Kakak   23. Pelaku sebenarnya....

    "Selamat malam Tuan, Nyonya," ucap seseorang masuk ruang tamu.Nicho berjalan pelan menuruni tangga melihat detail bagaimana berinteraksi dengan keluarganya.Alex melirik Lila dan Lily, mengulurkan tangan pada Marco namun tangannya mengayun di udara tanpa ada sambutan dari Marco."Aku tak ingin bertele tele, to the point saja. Apakah kamu yang memberi obat perangsang pada anakku Lily?" selidik Marco."Em, itu.""Jawab ?" teriak Marco."I- iya Tuan Marco," lirih menunduk sedikit takut.Plak.Darah segar keluar dari sudut bibir ."Tamparan ini karena kamu mengusik kehidupan anakku, memberi obat padanya."BughMarco memukul keras perut Alex."Pukulan itu karena kamu berani menunjukkan batang hidungmu kepadaku seolah kamu menantangku."Tak ada yang berani menghentikan tindakan Marco. Semua hanya tercengang memandangnya."Aku sangat membencimu, sebagai lelaki kamu tak bisa menghormati dan menjaga martabat seorang wanita, sungguh bajingan, kamu."Marco kalap, tatapan nyalang, dadanya kemb

    Last Updated : 2024-10-09
  • Gelora berbahaya Kakak   24. Adegan Dewasa

    Terkadang jarak antara cinta dan benci sangatlah tipis, sangat sulit membedakannya. Jika cinta bisa menjadi benci. Apakah benci bisa menjadi Cinta?Semua itu hanyalah kuasa Tuhan, sang maha pembolak balik hati manusia.Setelah kepergian Alex, Lila melangkahkan kaki hendak pergi ke kamar."Mau ke mana kamu Lila?""Aku lelah Dad," ucap Lila sedikit membentak Marco."Duduk. Aku belum memberimu pelajaran bagaimana bersikap baik dan benar," perintah Marco.Dengan berat hati, Lila menyeret kaki yang terpaku di tangga untuk duduk di samping Catlyn.Catlyn mencoba memeluk untuk memberi dukungan dan memberitahukan jika dia netral dan berlaku sama terhadap anak anaknya namun tangannya ditampik Lila dengan kasar.Melihat hal itu, Marco semakin kesal kepadanya. "Lila, sebagai hukumanmu. Daddy akan menghentikan kuliahmu selama satu tahun.""Whats??!"Semua tercengang mendengar ucapan Marco."Sweety," ucap Catlyn mencoba menengahi namun Marco menggeleng, pertanda jika keputusannya sudah bulat dan

    Last Updated : 2024-10-10
  • Gelora berbahaya Kakak   25. Berdua dengan Cella

    "Bertemu Cella?""Tentu saja, Son."Nicho mengangguk lemah dan pamit tidur. "Aku pergi tidur dulu."Nicho berjalan menuju kamarnya. Saat di depan kamar Lily, Nicho ingin masuk dan mengucapkan selamat malam namun Marco menyusulnya dari belakang membuat Nicho mengurungkan niat, terus berjalan menuju kamarnya.Marco masuk ke kamar Lily dan mengecup keningnya. Memberi ciuman pengantar tidur. Dirinya merasa bersalah pada Lily.Setelah itu Marco ke kamar Lila. Ditatap penuh penyesalan karena memberi keputusan yang begitu berat untuk Lila.Nasi sudah menjadi bubur dan Marco tak bisa mengubah keputusannya. Mungkin memang ini jalan yang terbaik agar Lila berubah.Marco mencium kening Lila cukup lama dan berkata, "maafkan Daddy sayang. Daddy sungguh tak bermaksud menyakiti hatimu. Daddy lakukan ini untuk kebaikanmu. Aku menyayangimu."Marco bangkit dan merapikan kamar Lila yang berantakan. Mendengar ucapan sang Ayah, Lila menitihkan air mata. Ya, Lila tidak tidur. Dia berpura pura tidur dan men

    Last Updated : 2024-10-11
  • Gelora berbahaya Kakak   26. Lila menghilang

    Lila berpamitan ke toilet namun hampir 30 menit, dia tak ada keluar. Wilson mulai khawatir dan mencoba mendobrak pintu toilet. Setelah tiga kali tendangan, engsel rusak dan pintu terbuka.Brakh"Brengsek."Wilson telah terkecoh, tak mendapati Lila di dalam toilet. Hal itu membuatnya sungguh kesal.Saat Wilson hendak berbalik, seseorang mengayunkan sesuatu kepadanya.BughAkh.Wilson merasakan darah mengucur dari kepala belakang. Detik berikutnya, tak sadarkan diri.Lelaki yang memukul Wilson menghubungi seseorang. Lila menerima panggilan dan segera mengangkat telepon dari orang suruhannya.[Halo Nona, aku sudah membereskan sesuai perintah.][Terima kasih atas bantuanya.]Panggilan terakhir."Siapa sayang," tanya Alex mendekat dan memeluk Lila dari belakang, mencium tengkuk wanitanya."Wilson, disuruh Mommy untuk mengawasi aku, tapi itu tak penting sekarang. Alex, apa rencana yang akan kamu sampaikan? Aku tak punya banyak waktu," ucap Lila setelah berhasil mengecoh seorang Wilson.Lila

    Last Updated : 2024-10-12

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   75. Hari pertunangan

    "Dia akan setuju dengan keputusanku jadi kamu tak perlu khawatir sweety."Lily memilin dress yang dipakai dan Lila menyadari sikap seorang Lily.Jika Lily menunduk, gugup dan memilin baju, dia pasti merasa takut sesuatu hal terjadi seolah hatinya memberontak tapi ditahan.Lila tersenyum devil. 'Kita lihat Lily, apakah setelah ini kamu bisa sebahagia tadi? Tentu saja tidak, terlebih tentang cintamu. Aku pastikan jika kamu akan menderita secara perlahan, merasakan sakit yang kurasakan saat ini,' batin Lila."Aku rasa sudah cukup, tak ada yang perlu kita bahas lagi dan kalian bisa tidur siang," ucap Marco setelah memutuskan semua masa depan masing-masing anaknya dan berharap keputusannya ini adalah yang terbaik.Orang tua mana yang tak ingin anak-anaknya bahagia. Setiap keputusan yang diberikan orang tua pasti demi kebaikan sang anak.Tak ada cerita, orang tua menjerumuskan anaknya ke lubang kesengsaraan dan hukum itu pasti.Lily terlihat sangat sedih. Setelah sampai kamar, dia segera me

  • Gelora berbahaya Kakak   74. Kewajiban seorang Marco

    Marco mulai melakukan kewajibannya sebagai seorang suami, memberikan surga dunia pada Catlyn, istri tercinta. Mereka tak pernah melupakan kegiatan yang rutin dilakukan hampir setiap hari ini meski usia mereka tak lagi muda. Hampir tiga jam lamanya, Marco dan Catlyn melakukan hubungan badan dan barulah keduanya menjerit hebat, saling menikmati permainan akhir yang begitu memukau.Marco berbaring di samping sang istri."Marco, apa kamu tertidur?""Belum, Sweety. Ada apa?""Aku ingin memberitahukan jika Lila memilih untuk mempertahankan janinnya.""Apa? Apa maksudmu, Catlyn?""Kami mencari dokter terbaik untuk melakukan kuret. Namun di sana tak ada yang mau menggugurkan kandungan Lila."Marco berpikir keras. "Lalu?'"Kita besarkan bersama, cucu kita. Bukankah kebersamaan itu yang terpenting?"Marco terdiam, dirinya tak bisa menjawab semua ucapan Catlyn karena memang semua itu benar adanya.Pukul 22.00 malam.Zico baru saja ke luar dari rumah sakit tempatnya bekerja. Karena menjadi Dokter

  • Gelora berbahaya Kakak   73. Perdebatan dua saudara

    "Mommy? Kapan Mommy pulang? Kenapa tidak membangunkan aku?" tanya Lily. Dirinya tadi segera bangun karena mencium sesuatu dan mencari sumber bau harum tersebut. Ternyata baunya dari dapur dan ada ibunya di sana."Mommy pulang 30 menit yang lalu dan kamu tidur sangat lelap membuat mommy tak tega membangunkanmu."Lily memeluk ibunya dari belakang."Bagaimana keadaan Lila, Mom? Apakah jadi menggugurkan kandungannya?"Catlyn berbalik dan menangkup pipi anaknya."Syukurlah, Sayang. Lila tidak jadi kuret. Ada dokter Zico yang mampu memberinya saran dan motivasi sehingga Lila memutuskan merawat janin yang dikandung."Lily meneteskan air mata."Benarkah, Mom? Aku sungguh bahagia mendengarnya.""Iya, Sayang. Mommy juga bahagia, tapi entah bagaimana reaksi dari Daddy mu." Catlyn menghela napas berat, membuat Lily mengelus pundak sang ibu."Mommy, Aku percaya jika Mommy bisa merayu dan meyakinkan Daddy agar menyetujui keputusan Lila.""Terima kasih, Sayang," ucap Catlyn tak kuasa membendung rasa

  • Gelora berbahaya Kakak   72. Cemburunya Alex pada kedekatan Lila dan Zico

    "Di-di perkosa?"Lila menghela napas panjang."Ceritanya sangat panjang. Setelah memerkosaku, dia selalu mencari cara untuk kembali menjamahku termasuk saat kamu menolongku di Rumah Sakit dan-""Dan saat kamu hendak kontrol waktu itu?" tanya Zico memutus perkataan Lila."Iya.""Brengsek sekali dia," umpat Zico marah. Dirinya merasa kasihan pada Lila.Berfikir secara logis dan memberi masukan kepada Lila."Lila, aku seorang psikiater. Melihat detail masalahmu aku jadi ingin memberimu saran, apakah kamu mau menerimanya?"Lila memandang penuh tanya pada Zico, berharap jika saran yang akan dia berikan adalah saran yang terbaik.Melihat Lila diam, Zico melanjutkan pembicaraan. "Lila, sebaiknya kamu besarkan janin yang kamu kandung. Terlepas kamu benci atau tidaknya kepada si Ayah janin ini, dia makhluk Tuhan yang bernyawa di dirimu. Sangat berdosa jika kamu membunuhnya. Jika dia langsung mati tidak apa apa, namun jika Tuhan menetapkan hidup bersamamu, apakah dia akan mati? Tentu tidak, dan

  • Gelora berbahaya Kakak   71. Gugurkan kandunganmu!

    Lila mengepalkan tangan, merasa marah dengan takdir yang diberikan Tuhan kepadanya."Lila, gugurkan kandunganmu?""Daddy?"Lily sungguh terkejut mendengar perintah sang Ayah."Sweety, jangan suruh Lila melakukan hal yang dibenci Tuhan?" keluh Catlyn tak suka dengan ucapan sang suami.Tiba tiba,..."Bugh.""Bugh.""Lila apa yang kamu lakukan?"Alexa dan Catlyn segera memegang tangan Lila yang dibuat untuk memukul mukul perutnya."Aku benci janin ini. Aku benci.""Lepaskan aku Mommy, Bibi. Biarkan Aku membunuh janin ini, aku tak mau. Aku tak mau hamil anak dari psikopat Alex. Lepaskan, lepaskan aku!?" teriak Lila sekeras mungkin sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan Catlyn dan Alexa.Sedangkan Lily hanya diam terpaku, memposisikan jika situasi ini menimpanya sekarang, apa yang akan dia lakukan? Tentu saja dia akan mempertahankan bayinya karena menggugurkan kandungan adalah perbuatan yang dibenci oleh Tuhan dan menjadikanNYA murka.Tiba tiba air mata menetes membasahi pipi Lily."

  • Gelora berbahaya Kakak   70. Lila hamil?

    "Hampir saja aku menjamahnya," gumam Nicho merasa hampir mendapatkan Lily kembali.Nicho kembali membuka foto Lily dengan tanda kepemilikan di lehernya."Kenapa aku lupa tak mengabadikan moment kebersamaan kemarin," keluh Nicho. Di cium berkali kali poto tersebut.Nicho begitu tergila gila pada adiknya ini.{Lily tunggu aku. Aku akan segera pulang dan menyelesaikan semua ini. Aku mencintaimu Lily. I love you.}Dikirim pesan itu dan Nicho ingin segera terlelap namun bayangan Lily selalu muncul membuatnya ingin menghubungi Lily.Nicho memutuskan untuk menghubungi Lily.Panggilan ke satu, ke dua, ke tiga masih tak dijawab.Nicho putus asa. Dirinya mencari kotak berisi tentang sprei bernoda, membuka dan menjadikannya selimut.Menutup mata dengan memeluk sprei sambil membayangkan Lily ada di sisinya saat ini.Pada akhirnya Nicho pun terlelapPagi hari.Keluarga Marco telah menyelesaikan sarapan bersama."Tuan ada paket masuk, ucap pelayan masuk membawa paket.""Dari siapa?" tanya Marco. "

  • Gelora berbahaya Kakak   69. Berusaha meyakinkan Nicho

    "Catlyn, apa kamu sudah tahu jika Nicho akan bertunangan dengan Cella saat dia pulang nanti?" tanya Alexa berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin untuk membantu Nicho."Cella? Ah iya, Marco pernah menyinggungnya. Namun,aku tak tahu jika akan terjadi pertunangan."Alexa mengangguk."Apa kamu tidak bertanya kepada Nicho? Apa kamu tak tahu Lily, jika Nicho pergi ke Kanada sengaja untuk menghindari pertunangan ini?""A- apa maksudmu Alexa?"Alexa tersenyum. "Catlyn, Nicho sudah mempunyai kekasih. Apa kamu tega memisahkan dia dari kekasihnya?""Apa? Kekasih?" Catlyn tak menyangka jika Alexa tahu detail masalah Nicho sejauh ini."He' ems. Dan sepertinya Nicho begitu mencintai kekasihnya."Lily sibuk menyimak dari tadi dan saat Alexa menyinggungnya, Lily tersenyum.'Terima kasih bi,’ batin Lily."Darimana kamu tahu semua ini, Alexa?"Alexa melirik Lily sekilas, "Diego, dialah yang menceritakannya kepadaku. Kita sebagai ibu Catlyn, aku harap kamu bisa membantu anakmu, Nicho. Coba bayangka

  • Gelora berbahaya Kakak   68. Hampir kepergok Catlyn

    "Kak sebaiknya kita pulang saja, ya?" tawar Lily.Nicho menggeleng, dirinya sungguh takut jika dia pulang, Marco segera menyuruhnya bertunangan dengan Cella."Aku tak bisa merawatmu di sini Kak. Bagaimana jika mommy mencari kita?"Nicho memegang erat tangan Lily membuat sang adik merasa bersalah.Lima menit kemudian, terdengar dengkuran halus dari Nicho. Lily merasa bersalah, di saat seperti ini dia tak bisa apa apa, hanya mendampingi Nicho, sesekali menggantikan waslap untuk mengompres kening Nicho.Lily ikut tertidur dengan posisi duduk di lantai. Nicho sendiri merasakan jika tubuhnya sangat lemas dan ingin terpejam meski Nicho sudah berusaha keras tetap sadar namun kuatnya efek obat yang disuntikkan Alexa membuatnya tak mampu menahan lagi, terlelap hingga berjam jam.Sore hari."Kau sudah bangun, Sayang," ucap Alexa melirik Nicho yang bergerak dan membuka mata.Nicho melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.00 sore.Alexa sengaja pulang lebih awal demi membuatkan bubur dan menj

  • Gelora berbahaya Kakak   67. Demam tingi, Lily panik

    Kenapa kamu menanyakannya? Apa kamu tidak setuju aku menikahkan Nicho dengan Cella?""Ah bukan begitu bos, aku hanya bertanya kepadamu. Soal pertunangan itu biarkan Nicho sendiri yang memutuskannya," putus Diego.Semua relasi Marco sudah menunggu dan berdiri hormat saat ini."Maaf membuat kalian menunggu. Ayo kita mulai rapatnya."Rumah sakit."Dokter Alexa, kenapa Anda terlambat. Pasien hampir saja kehilangan nyawanya jika tadi tak ada dokter muda sedang berkunjung ke sini," ucap asisten perawat Alexa."Benarkah? Kenapa bisa terjadi hal seperti itu?""Tadi sebelum operasi, dia diberi suntikan namun entah mengapa reaksi gatal seluruh tubuh dan dia mengerang sakit di kepalanya."Alexa sungguh terkejut mendengar penjelasan dari perawatnya."Ya Tuhan. Berikan aku sampel suntikan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya. Lalu untuk Dokter muda itu, siapakah dia? Dari rumah sakit mana?"Perawat tersebut mengambil buku laporan data Dokter visit hari ini. Dan menunjuk seorang lelak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status