Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 21. Pelakunya adalah ....

Share

21. Pelakunya adalah ....

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2024-10-06 22:17:37

Nicho sungguh kesal, meninggalkan Dilon yang terpaku atas sikap sahabatnya. "Mengaku saja jika kamu ingin menyesal nanti," teriaknya.

Meski mendengar, Nicho sama sekali tak menggubris nasehat Dilon. Setelah sampai parkiran dan masuk mobil, dia berusaha berpikir ulang dan mengakui jika memang benar ucapan Dilon.

Nicho bingung dan tak tahu harus ke mana. Dirinya memutuskan pergi ke Club milik temannya.

"Apa ada masalah kawan sampai sampai siang bolong begini kamu ke sini."

"Aku lagi ada banyak masalah."

"Oh benarkah? Apa mau segelas beer?"

Nicho memandang Ken, sahabatnya sekaligus pemilik Club.

"Hanya satu gelas Ken, aku tak mau lebih," jawab Nicho.

Ken memberikan segelas beer dan Nicho meminumnya hingga tandas, memikirkan cara untuk mengatasi masalah Lily.

"Aku ingat Nicho, kemarin adikmu datang ke sini menemui artis terkenal, Alex."

"Apa?"

"Iya, aku tahu jelas bahwa dia adikmu meski memakai topi dan masker. Itu …, adikmu yang suka berdandan," ucap Ken sambil mengingat siapa namanya.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   22. Menguak kebenaran

    Nicho sungguh kesal, meninggalkan Dilon yang terpaku atas sikap sahabatnya. "Mengaku saja jika kamu ingin menyesal nanti," teriaknya.Meski mendengar, Nicho sama sekali tak menggubris nasehat Dilon. Setelah sampai parkiran dan masuk mobil, dia berusaha berpikir ulang dan mengakui jika memang benar ucapan Dilon. Nicho bingung dan tak tahu harus ke mana. Dirinya memutuskan pergi ke Club milik temannya."Apa ada masalah kawan sampai sampai siang bolong begini kamu ke sini.""Aku lagi ada banyak masalah.""Oh benarkah? Apa mau segelas beer?"Nicho memandang Ken, sahabatnya sekaligus pemilik Club."Hanya satu gelas Ken, aku tak mau lebih," jawab Nicho.Ken memberikan segelas beer dan Nicho meminumnya hingga tandas, memikirkan cara untuk mengatasi masalah Lily."Aku ingat Nicho, kemarin adikmu datang ke sini menemui artis terkenal, Alex.""Apa?""Iya, aku tahu jelas bahwa dia adikmu meski memakai topi dan masker. Itu …, adikmu yang suka berdandan," ucap Ken sambil mengingat siapa namanya.

    Last Updated : 2024-10-08
  • Gelora berbahaya Kakak   23. Pelaku sebenarnya....

    "Selamat malam Tuan, Nyonya," ucap seseorang masuk ruang tamu.Nicho berjalan pelan menuruni tangga melihat detail bagaimana berinteraksi dengan keluarganya.Alex melirik Lila dan Lily, mengulurkan tangan pada Marco namun tangannya mengayun di udara tanpa ada sambutan dari Marco."Aku tak ingin bertele tele, to the point saja. Apakah kamu yang memberi obat perangsang pada anakku Lily?" selidik Marco."Em, itu.""Jawab ?" teriak Marco."I- iya Tuan Marco," lirih menunduk sedikit takut.Plak.Darah segar keluar dari sudut bibir ."Tamparan ini karena kamu mengusik kehidupan anakku, memberi obat padanya."BughMarco memukul keras perut Alex."Pukulan itu karena kamu berani menunjukkan batang hidungmu kepadaku seolah kamu menantangku."Tak ada yang berani menghentikan tindakan Marco. Semua hanya tercengang memandangnya."Aku sangat membencimu, sebagai lelaki kamu tak bisa menghormati dan menjaga martabat seorang wanita, sungguh bajingan, kamu."Marco kalap, tatapan nyalang, dadanya kemb

    Last Updated : 2024-10-09
  • Gelora berbahaya Kakak   24. Adegan Dewasa

    Terkadang jarak antara cinta dan benci sangatlah tipis, sangat sulit membedakannya. Jika cinta bisa menjadi benci. Apakah benci bisa menjadi Cinta?Semua itu hanyalah kuasa Tuhan, sang maha pembolak balik hati manusia.Setelah kepergian Alex, Lila melangkahkan kaki hendak pergi ke kamar."Mau ke mana kamu Lila?""Aku lelah Dad," ucap Lila sedikit membentak Marco."Duduk. Aku belum memberimu pelajaran bagaimana bersikap baik dan benar," perintah Marco.Dengan berat hati, Lila menyeret kaki yang terpaku di tangga untuk duduk di samping Catlyn.Catlyn mencoba memeluk untuk memberi dukungan dan memberitahukan jika dia netral dan berlaku sama terhadap anak anaknya namun tangannya ditampik Lila dengan kasar.Melihat hal itu, Marco semakin kesal kepadanya. "Lila, sebagai hukumanmu. Daddy akan menghentikan kuliahmu selama satu tahun.""Whats??!"Semua tercengang mendengar ucapan Marco."Sweety," ucap Catlyn mencoba menengahi namun Marco menggeleng, pertanda jika keputusannya sudah bulat dan

    Last Updated : 2024-10-10
  • Gelora berbahaya Kakak   25. Berdua dengan Cella

    "Bertemu Cella?""Tentu saja, Son."Nicho mengangguk lemah dan pamit tidur. "Aku pergi tidur dulu."Nicho berjalan menuju kamarnya. Saat di depan kamar Lily, Nicho ingin masuk dan mengucapkan selamat malam namun Marco menyusulnya dari belakang membuat Nicho mengurungkan niat, terus berjalan menuju kamarnya.Marco masuk ke kamar Lily dan mengecup keningnya. Memberi ciuman pengantar tidur. Dirinya merasa bersalah pada Lily.Setelah itu Marco ke kamar Lila. Ditatap penuh penyesalan karena memberi keputusan yang begitu berat untuk Lila.Nasi sudah menjadi bubur dan Marco tak bisa mengubah keputusannya. Mungkin memang ini jalan yang terbaik agar Lila berubah.Marco mencium kening Lila cukup lama dan berkata, "maafkan Daddy sayang. Daddy sungguh tak bermaksud menyakiti hatimu. Daddy lakukan ini untuk kebaikanmu. Aku menyayangimu."Marco bangkit dan merapikan kamar Lila yang berantakan. Mendengar ucapan sang Ayah, Lila menitihkan air mata. Ya, Lila tidak tidur. Dia berpura pura tidur dan men

    Last Updated : 2024-10-11
  • Gelora berbahaya Kakak   26. Lila menghilang

    Lila berpamitan ke toilet namun hampir 30 menit, dia tak ada keluar. Wilson mulai khawatir dan mencoba mendobrak pintu toilet. Setelah tiga kali tendangan, engsel rusak dan pintu terbuka.Brakh"Brengsek."Wilson telah terkecoh, tak mendapati Lila di dalam toilet. Hal itu membuatnya sungguh kesal.Saat Wilson hendak berbalik, seseorang mengayunkan sesuatu kepadanya.BughAkh.Wilson merasakan darah mengucur dari kepala belakang. Detik berikutnya, tak sadarkan diri.Lelaki yang memukul Wilson menghubungi seseorang. Lila menerima panggilan dan segera mengangkat telepon dari orang suruhannya.[Halo Nona, aku sudah membereskan sesuai perintah.][Terima kasih atas bantuanya.]Panggilan terakhir."Siapa sayang," tanya Alex mendekat dan memeluk Lila dari belakang, mencium tengkuk wanitanya."Wilson, disuruh Mommy untuk mengawasi aku, tapi itu tak penting sekarang. Alex, apa rencana yang akan kamu sampaikan? Aku tak punya banyak waktu," ucap Lila setelah berhasil mengecoh seorang Wilson.Lila

    Last Updated : 2024-10-12
  • Gelora berbahaya Kakak   27. Lila, kamu?

    "Hentikan!!!" teriak Ken masuk kedalam kamar hotel tempat Alex dan Lila berada. Setelah dihubungi Nicho untuk meminta bantuannya menolong Lila, Ken segera menuju hotel milik temannya.Dan syukurlah Ken datang tepat waktu.Beruntung sekali Nicho punya ide dan koneksi yang cukup luas sehingga Lila bisa ditolong saat ini. Sedangkan Nicho dan Marco perjalanan menuju Amerika dan butuh waktu untuk mencapai hotel tersebut."Jadi ada dewa penolongmu juga Lila? Sama seperti Lily waktu itu," ucap Alex melirik Lila penuh kebencian."Jika kemarin aku kalah, akan aku pastikan saat ini aku tak akan kalah."Ken memandang Lila yang terlihat polos. "Kau seorang publik figur tapi kelakuanmu sungguh biadab," ucap Ken marah."Memang kamu siapanya Lila? Kekasihnya?"Ken diam seribu bahasa."Lila itu kekasihku jadi terserah aku mau melakukan apapun sesukaku," imbuhnya.Alex berjalan mendekati nakas dan menekan tombol merah di sana. Ken melihatnya dan tak tahan lagi, segera Ken mendekat dan melayangkan tinju

    Last Updated : 2024-10-13
  • Gelora berbahaya Kakak   28. Negosiasi

    "Apa?"Catlyn dan Lily sontak berteriak, takut salah dengar dengan apa yang diucapkan Marco."Ya, dia tak menjalani pemotretan melainkan pergi ke hotel, entah menemui siapa?" ucap Nicho sedikit kesal dengan adiknya yang berbohong."Apa?""Lalu Wilson?" tanya Catlyn."Mommy menyuruh Wilson mengantarmu kan Lila, di mana dia?" tanya Lily bingung.Catlyn mendekati Lila dan menggoncangkan tubuhnya. "Jangan bilang kamu menipu Wilson dan melarikan diri darinya, Lila!?""Hiks hiks."Lila tak mampu menjawabnya, hanya tangisan yang keluar dari bibir lebamnya."Oh God," ucap Catlyn putus asa, mengacak rambutnya. Lily merasa bersalah dan memeluk Catlyn dari samping. "Mommy, maafkan aku maupun Lila, Mom. Semua sudah terjadi, kita cari jalan keluarnya saja, ya?" ucap Lily pelan."Meski kita tanya siapa pelakunya saat ini pun percuma. Lila masih sangat syok, dari tadi dia hanya menangis dan terus menangis," lirih Marco putus asa."Aku menemukan sesuatu di sana, bagaimana jika kita melihatnya?" tawar

    Last Updated : 2024-10-14
  • Gelora berbahaya Kakak   29. Percobaan bunuh diri

    "Aku akan melepaskan Ken tapi, kamu tak boleh melaporkan aku ke polisi," jelas Alex."Baiklah, perjanjian yang cukup adil," jawab Nicho. Padahal dia mempunyai rencana setelah menyelamatkan Ken, dia akan tetap memasukkan Alex ke penjara.Alex tertawa, "aku tahu akal busukmu Nicho. Setelah ini kau akan tetap memasukkan aku ke penjara dengan bukti yang kau temukan."Nicho terkejut sedangkan Alex duduk seperti seorang raja di kursi single miliknya. "Aku tahu, ayahmu punya kartu As ku tapi jangan salah, aku juga mempunyai kartumu. Aku tahu siapa yang meniduri Lily," ucap Alex penuh percaya diri."Siapa?" tanya Nicho penasaran siapa yang dituduh Alex."Kamu?""Apa?""Ya, kamu lah orangnya, Nicho.""Hahahaha, apakah kamu punya bukti tentang hal itu? Mana mungkin seorang kakak tega meniduri adiknya sendiri?""Aku punya buktinya. Dan lihat saja jika kamu membuka kartuku, aku akan membuka kartumu. Bagaimana, deal bukan?""Apa!?"Nicho terkejut, wajahnya pias. Dia tak bisa mengelak lagi.Rahasia

    Last Updated : 2024-10-16

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   71. Gugurkan kandunganmu!

    Lila mengepalkan tangan, merasa marah dengan takdir yang diberikan Tuhan kepadanya."Lila, gugurkan kandunganmu?""Daddy?"Lily sungguh terkejut mendengar perintah sang Ayah."Sweety, jangan suruh Lila melakukan hal yang dibenci Tuhan?" keluh Catlyn tak suka dengan ucapan sang suami.Tiba tiba,..."Bugh.""Bugh.""Lila apa yang kamu lakukan?"Alexa dan Catlyn segera memegang tangan Lila yang dibuat untuk memukul mukul perutnya."Aku benci janin ini. Aku benci.""Lepaskan aku Mommy, Bibi. Biarkan Aku membunuh janin ini, aku tak mau. Aku tak mau hamil anak dari psikopat Alex. Lepaskan, lepaskan aku!?" teriak Lila sekeras mungkin sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan Catlyn dan Alexa.Sedangkan Lily hanya diam terpaku, memposisikan jika situasi ini menimpanya sekarang, apa yang akan dia lakukan? Tentu saja dia akan mempertahankan bayinya karena menggugurkan kandungan adalah perbuatan yang dibenci oleh Tuhan dan menjadikanNYA murka.Tiba tiba air mata menetes membasahi pipi Lily."

  • Gelora berbahaya Kakak   70. Lila hamil?

    "Hampir saja aku menjamahnya," gumam Nicho merasa hampir mendapatkan Lily kembali.Nicho kembali membuka foto Lily dengan tanda kepemilikan di lehernya."Kenapa aku lupa tak mengabadikan moment kebersamaan kemarin," keluh Nicho. Di cium berkali kali poto tersebut.Nicho begitu tergila gila pada adiknya ini.{Lily tunggu aku. Aku akan segera pulang dan menyelesaikan semua ini. Aku mencintaimu Lily. I love you.}Dikirim pesan itu dan Nicho ingin segera terlelap namun bayangan Lily selalu muncul membuatnya ingin menghubungi Lily.Nicho memutuskan untuk menghubungi Lily.Panggilan ke satu, ke dua, ke tiga masih tak dijawab.Nicho putus asa. Dirinya mencari kotak berisi tentang sprei bernoda, membuka dan menjadikannya selimut.Menutup mata dengan memeluk sprei sambil membayangkan Lily ada di sisinya saat ini.Pada akhirnya Nicho pun terlelapPagi hari.Keluarga Marco telah menyelesaikan sarapan bersama."Tuan ada paket masuk, ucap pelayan masuk membawa paket.""Dari siapa?" tanya Marco. "

  • Gelora berbahaya Kakak   69. Berusaha meyakinkan Nicho

    "Catlyn, apa kamu sudah tahu jika Nicho akan bertunangan dengan Cella saat dia pulang nanti?" tanya Alexa berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin untuk membantu Nicho."Cella? Ah iya, Marco pernah menyinggungnya. Namun,aku tak tahu jika akan terjadi pertunangan."Alexa mengangguk."Apa kamu tidak bertanya kepada Nicho? Apa kamu tak tahu Lily, jika Nicho pergi ke Kanada sengaja untuk menghindari pertunangan ini?""A- apa maksudmu Alexa?"Alexa tersenyum. "Catlyn, Nicho sudah mempunyai kekasih. Apa kamu tega memisahkan dia dari kekasihnya?""Apa? Kekasih?" Catlyn tak menyangka jika Alexa tahu detail masalah Nicho sejauh ini."He' ems. Dan sepertinya Nicho begitu mencintai kekasihnya."Lily sibuk menyimak dari tadi dan saat Alexa menyinggungnya, Lily tersenyum.'Terima kasih bi,’ batin Lily."Darimana kamu tahu semua ini, Alexa?"Alexa melirik Lily sekilas, "Diego, dialah yang menceritakannya kepadaku. Kita sebagai ibu Catlyn, aku harap kamu bisa membantu anakmu, Nicho. Coba bayangka

  • Gelora berbahaya Kakak   68. Hampir kepergok Catlyn

    "Kak sebaiknya kita pulang saja, ya?" tawar Lily.Nicho menggeleng, dirinya sungguh takut jika dia pulang, Marco segera menyuruhnya bertunangan dengan Cella."Aku tak bisa merawatmu di sini Kak. Bagaimana jika mommy mencari kita?"Nicho memegang erat tangan Lily membuat sang adik merasa bersalah.Lima menit kemudian, terdengar dengkuran halus dari Nicho. Lily merasa bersalah, di saat seperti ini dia tak bisa apa apa, hanya mendampingi Nicho, sesekali menggantikan waslap untuk mengompres kening Nicho.Lily ikut tertidur dengan posisi duduk di lantai. Nicho sendiri merasakan jika tubuhnya sangat lemas dan ingin terpejam meski Nicho sudah berusaha keras tetap sadar namun kuatnya efek obat yang disuntikkan Alexa membuatnya tak mampu menahan lagi, terlelap hingga berjam jam.Sore hari."Kau sudah bangun, Sayang," ucap Alexa melirik Nicho yang bergerak dan membuka mata.Nicho melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.00 sore.Alexa sengaja pulang lebih awal demi membuatkan bubur dan menj

  • Gelora berbahaya Kakak   67. Demam tingi, Lily panik

    Kenapa kamu menanyakannya? Apa kamu tidak setuju aku menikahkan Nicho dengan Cella?""Ah bukan begitu bos, aku hanya bertanya kepadamu. Soal pertunangan itu biarkan Nicho sendiri yang memutuskannya," putus Diego.Semua relasi Marco sudah menunggu dan berdiri hormat saat ini."Maaf membuat kalian menunggu. Ayo kita mulai rapatnya."Rumah sakit."Dokter Alexa, kenapa Anda terlambat. Pasien hampir saja kehilangan nyawanya jika tadi tak ada dokter muda sedang berkunjung ke sini," ucap asisten perawat Alexa."Benarkah? Kenapa bisa terjadi hal seperti itu?""Tadi sebelum operasi, dia diberi suntikan namun entah mengapa reaksi gatal seluruh tubuh dan dia mengerang sakit di kepalanya."Alexa sungguh terkejut mendengar penjelasan dari perawatnya."Ya Tuhan. Berikan aku sampel suntikan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya. Lalu untuk Dokter muda itu, siapakah dia? Dari rumah sakit mana?"Perawat tersebut mengambil buku laporan data Dokter visit hari ini. Dan menunjuk seorang lelak

  • Gelora berbahaya Kakak   66. Berdua, penuh cinta di apartemen

    "Lily apa kamu ingin tinggal di sini?" tanya Alexa."Apa?" tanya Diego tak percaya jika istrinya menanyakan hal yang tak masuk akal.Lily mengangguk, membuat Diego semakin kesal. "Alexa apa maksudmu menanyakan hal itu?""Biarkan mereka di sini, Sayang?" Diego berdiri tegak, rahangnya mengeras, "Tidak, Alexa. Tidak!" Dia menekankan setiap kata dengan tegas dan mendominasi ruangan tersebut. "Tahukah kamu?" sambungnya, suaranya rendah namun jelas terdengar di seluruh penjuru, "Mereka akan terus berhubungan, berkali-kali tanpa henti." Setiap mata di ruangan itu terbelalak, terpana oleh kerasnya pernyataan Diego. "Apa maksudmu, Paman?" Lily menantang dengan mata yang menyala-nyala, suaranya penuh emosi. "Kami tidak pernah melakukan hal itu!" Tatapan Diego menusuk tajam, kilatan marah bersembunyi di balik matanya. Hampir saja dia menyatakan rahasia besar yang melibatkan Nicho, tetapi dengan cepat, dia menarik napas dalam dan menahan diri. Ada rahasia yang jika terungkap, bisa mengguncang

  • Gelora berbahaya Kakak   66. Ingin tinggal untuk merawatnya

    Da- darah," gumam Lily.Dirinya bergetar hebat. Melihat darah masih menyisakan trauma berat di pikirannya. Reflek Nicho mundut dan menutupi tangannya. "Ah, aku tidak apa apa Lily, jangan khawatir," ucap Nicho segera mencabut tangannya dari paku tersebut.AakhNicho mengerang, rasanya sedikit sakit namun tak sebanding dengan rasa trauma yang Lily alami."Hei Lily, aku tak apa+apa. Jangan khawatir," ucap Nicho sambil menutup lukanya dengan tangan berharap darah mau berhenti.Lily menggeleng dan memandang sekitar.'Tidak, ini tak boleh terjadi,' batin Lily, berdiri dan mencari kotak p3k di rumah tersebut. Dengan cepat Lily menemukan kotaknya dan membawakannya kepada Nicho.Meski gemetar, Lily tetap mengoleskan betadin pada luka Nicho dan meniup niupnya."Maaf Lily."Lily menggeleng dan terus meniup luka di tangan Nicho."Harusnya aku tak memaksamu,” sesal Nicho bergetar."Sudahlah kak, jangan bicara lagi." Lily terus meniup dan memplester tangan Nicho. Melihat tusukan paku dan darah yan

  • Gelora berbahaya Kakak   65. Terkena titanuas

    3 jam sebelumnya"Kamu sudah bangun, Kak?" tanya Lily mengerjapkan mata, melihat Nicho berpakaian casual dan memakai apron, sibuk di dapur memasak.Nicho berbalik melihat Lily, berjalan mendekat dan memberikan morning kiss untuk adik tercinta.Cup.Ciuman singkat, akan tetapi ada lumatan di selanya."Kak, kenapa menciumku. Aku baru tidur dan bisa saja ada sisa liur di bibirku."Nicho tersenyum tak menggubris ucapan Nicho."Morning baby. Tidurmu nyenyak sekali Lily, sampai-sampai semalam aku menjamah tubuhmu saja kamu tak bangun?"Apa?"Sontak Lily membuka selimut dan melihat tubuhnya masih memakai kaos dan jeans yang sama dengan semalam."Benarkah, Kak?" tanya Lily dengan polosnya.Nicho tertawa dan menggeleng. "Aku hanya bercanda.""Ah, Kakak ini."Lily memukul dada bidang Nicho.Auwh.“Sakit, Lily!"Namun, Lily hanya tersenyum melihat tingkah lucu sang Kakak.Detik berikutnya, Lily memeluk manja, bersandar di pundak kokoh dan tegak Nicho.Mata Lily tertuju pada teflon di atas kompor

  • Gelora berbahaya Kakak   64. Semua tentang cinta

    "Kak, bisakah kau menjelaskan padaku tentang semua ini?" tanya Lily bingung.Nicho merasa tak nyaman harus mengatakan semuanya. "Maaf Lily, aku telah berbohong. Sebenarnya Mommy tidak tahu jika aku berada di Amerika. Tidak ada yang tahu, hanya kamu. Dan aku juga sudah berbohong dengan alasan kamu mendapat undangan bertamu dari Senior."Lily mendelik, "Kak, tega sekali kamu membohongi Mommy?"Nicho mencoba membela diri, "Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menyelesaikan masalah kita, Lily."Lily mendengus sebal, berjalan menggelar karpet dan mulai membaringkan tubuhnya.Nicho mengikuti Lily dan berbaring di sampingnya. Mereka merasa canggung karena aktivitas panas yang terhenti, saling diam di tempat masing-masing. “Lily, apa kamu marah padaku?”Nicho mencoba kembali memeluk Lily, hendak melanjutkan aksinya. Namun, Lily tak bergerak membuat Nicho memandang wajah Lily. Merasakan nafasnya teratur, menandakan jika Lily telah tidur.Nicho tersenyum dan mencium pipi Lily, mengambil selimu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status