Share

06. Kembar.

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2024-09-14 16:00:11

Alex tercengang mendengar kalimat yang keluar dari Lila. “Saudara Kembar?” tanyanya memastikan jika tak salah dengar.

Lila memutar bola mata jengah. Duduk di Sofa dan meminum segelas air dingin.

“Dia memang jarang di ekspos majalah dan infotainment tapi dia aktif di sosial media. Dia begitu berbanding terbalik denganku. Aku sampai merasa mual dengan cara berpakaiannya yang serba tertutup,” ejek Lila.

Tangan Alex mengepal. Dia berusaha mencerna baik baik apa yang dijelaskan Lila. “Jadi, kau mencoba menipuku?” teriak Alex marah dan mencekik leher jenjang sang kekasih.

“Tolong …, Lepaskan aku. Akh.”

Lila berusaha melepas cengkraman tangan Alex dan memukul mukulnya sekuat tenaga.

“Mati saja kau bitch. Berani sekali membohongiku.”

Alex semakin kuat mencengkram leher Lila namun setan jahat menyuruhnya berhenti.

‘kenapa juga aku harus membunuhnya? Bukankah menikmati tubuhnya lebih nikmat daripada membunuhnya,' bisik setan dalam diri Alex.

Uhuk, uhuk, uhuk.

Alex melepas cekikan di leher Lila.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   07. Diculik?

    "Alea," bentak Dion tak suka."Maaf sayang, tapi aku begitu menginginkannya? Kita sudah satu minggu tak bertemu. Aku merindukan belaianmu." Alea mengalungkan kedua lengannya pada leher Dion. Menghirup aroma mint yang membuatnya candu. Mereka adalah partner ranjang yang cocok dan Dion tak pernah menolak ajakannya. Namun sekarang, Dion tiba tiba saja menolak dan Alea harus tahu alasannya. "Katakan, siapa yang menghubungimu? Setelah itu aku akan melepasmu.""Nicho. Ya, Nicho yang menghubungiku. Dia meminta aku mencari data pribadi dari seseorang.""Seseorang? Siapakah itu?""Rahasia." Dion melepas pelukan Alea dan memicingkan mata tajamnya. "Aku sudah memberitahumu, sekarang pergilah!""Tidak mau."Dion sangat marah dengan sikap keras kepala Alea. Mata hitam itu menatapnya seperti seekor elang yang siap menerkam mangsanya membuat wanita berpakaian seksi itu langsung ketakutan. Dengan enggan, Alea pergi meninggalkan tamu langganannya. Dion sendiri segera pergi menuju apartemennya, bernia

    Last Updated : 2024-09-16
  • Gelora berbahaya Kakak   08. Penyelamat

    Dalam keadaan takut dan panik, Lily mencoba sekuat tenaga berontak. 'Tolong, tolong!'MmphSuara Lily tercekat di tenggorokan akibat mulutnya yang dibungkam. Tangannya segera diikat agar tak memberontak lagi. "Cepat urus wanita ini agar Diam. Aku akan menghubungi Bos," perintah ketua bodyguard Alex."Halo, Boss Alex. Kami membawa wanita yang Anda inginkan.""Kalian sungguh hebat. Tak sia sia aku langsung terbang kemari," ucap Alex di seberang. Dari suara, tampak sekali jika dia sangat bahagia. "Segera bawa ke tempatku."Lily melotot, tubuhnya gemetar saat mendengar percakapan melalui telepon itu. Dia sangat takut saat ini, mengingat Alex-lah yang memberinya obat laknat malam itu. Ya, Alex yang menyuruh tiga anak buahnya untuk menculik Lily. Dengan menculiknya, diharapkan lelaki yang bersama Lily datang untuk menolongnya.Tak butuh waktu lama, anak buah Alex dan Lily sudah tiba. Segera dihadapkan pada seorang lelaki yang kini duduk di kursi kebesarannya. Asap mengepul dari bibir, menam

    Last Updated : 2024-09-17
  • Gelora berbahaya Kakak   09. Trauma

    Setelah melarikan diri dari kejaran polisi, Alex menghubungi Lila dan berharap bisa bertemu kekasihnya. [Halo Lila, kamu di mana? Aku ada di Kanada. Temui aku sekarang.][Halo. Halo.]Suasana sangat berisik karena Lila berada di Club malam.[Maaf aku tak mendengarmu Alex. Suasana di sini sangat ramai.][Halo Lila, halo!?]Tut. Tut.Lila menutup panggilan Alex dan ingin segera pergi dari tempat tersebut. Dirinya berbohong tak mendengar Alex padahal Lila sangat takut jika bertemu Alex."Jenny bolehkah aku tidur di apartemenmu malam ini?" tanya Lila pada temannya Clubing saat ini."Em, boleh. Kebetulan pacarku di luar kota. Jadi aku ada teman jika kamu menginap.""Baiklah kalau begitu ayo kita pergi sekarang!"Mereka meninggalkan Club. Lila mengaktifkan sim card 2 yang hanya di ketahui Alex sedangkan sim card yang biasa digunakan tak diaktifkan agar Lily dan keluarga tak mengganggu kegiatannya. Malam ini dia ingin bersenang senang namun semua gagal karena panggilan dari Alex.Sedangkan

    Last Updated : 2024-09-19
  • Gelora berbahaya Kakak   10. Lukisan

    Lily mendengar ucapan Nicho meski samar, untuk itulah Lily menanyakannya."Ah, tidak apa apa. Aku hanya berharap kamu baik baik saja, Lily.""Oh begitu."Seminggu berlalu.Ujian telah selesai, Lily dan Lila memutuskan untuk kembali ke Amerika. Selama satu minggu Nicho menghindar, tak menemui kedua adiknya membuat Lily sedikit tenang dan fokus menjalani ujian. Namun, hal ini membuat Nicho sungguh tersiksa. Dia tak bisa menggapai wanita yang disukai walau hanya memandang sejenak. Semua ini harus dia lakukan demi kebaikan bersama mengingat Lily seperti menjaga jarak darinya.Tiap malam Nicho memimpikan kenangan indah satu malamnya dengan Lily. Dia harus terbangun di tengah malam dengan keringat membanjiri dan basah pada bagian tubuh bawahnya. Semua seperti nyata, tak ayal tiap tengah malam Nicho selalu mandi air dingin untuk menetralkanya. Rasa itu benar benar membuat candu dan begitu menyiksa. Ingin sekali dia melampiaskan pada wanita di club malam namun kembali dia memikirkan Lily. Cuk

    Last Updated : 2024-09-21
  • Gelora berbahaya Kakak   11. Di sampingnya

    "Kejadian apa?" tanya Marco bingung.Auwh.Mendengar aduan Lila, Nicho tak fokus dan terkena pecahan piring."Kak, kamu berdarah," ucap Lily segera menarik tangan Nicho menuju pancuran air mengalir dari kran. Melihat perhatian Lily pada Nicho membuat Lila kesal dan berlari menuju kolam. Marco segera berlari mengejar Lila. "Lila, tunggu."Catlyn pun mengikuti mereka."Kamu tak apa apa, Lily?"Lily memandang Nicho sekilas dan melap jemarinya. "Harusnya aku yang menanyakan itu Kak. Yang terluka kamu bukan aku?"Nicho menunjuk bagian hati Lily, "kamu yang terluka di situ, jangan bilang kakak tak tahu." Seketika Lily tersenyum simpul dan tatapan mereka beralih pada Lila. Berharap jika sang adik tidak akan mengatakan hal yang mereka sepakati. 'Bagaimana jika Lila mengatakannya pada Daddy?' batin Lily menggigit bibir bawahnya dan memilin baju yang dipakai. Nicho melihat dan mengerti kegelisahan sang adik. "Tenanglah, Lila tak akan semudah itu mengatakan semuanya pada Daddy. Bukankah kalian

    Last Updated : 2024-09-22
  • Gelora berbahaya Kakak   12. Bercinta di pantai

    "Siapa?" tanya Lila penasaran."Tenanglah aku akan membuktikannya padamu.""Hal itu menunggu waktu lebih lama sedangkan aku tak bisa berlama lama."Lila mempunyai satu ide di mana rencana itu akan menguntungkannya. "Aku punya satu rencana.""Apa itu, Lila?""Kamu bertanggung jawablah menggantikan pelaku tersebut.""Apa?""Kamu sudah gila, ya? Bukan aku yang memperkosa Lily," teriak Alex marah namun Lila malah menggeleng."Aku punya bukti saat kamu membawa Lily masuk ruang hotel. Aku bisa memberitahukannya kepada Daddy Marco," ancam Lily."Tapi aku tak melakukannya?""Siapa yang akan percaya karena kamu tak punya bukti."Alex menyugar kasar rambutnya."Sudahlah Alex, ikuti saja rencana ini. Kamu yang akan diuntungkan di sini. Kamu bisa merasakan tubuh Lily sepuasnya," jelas Lila membuat Alex menimang nimang ucapan Lila.Sebenarnya Alex juga menginginkan tubuh Lily, melihat wanita itu dipermainkan saudara perempuannya sendiri membuat Alex kasihan."Tapi Lila, yang aku inginkan hanya kam

    Last Updated : 2024-09-24
  • Gelora berbahaya Kakak   13. Cinta Pertama

    "Itu …, tidak apa apa. Aku kemarin sakit perut dan Lila mengajakku periksa ke Rumah Sakit.""Apa yang terjadi? Mengapa aku tidak tahu? Lalu, bagaimana kondisimu saat ini?""Aku baik baik saja. Aku tidak perlu ke Rumah Sakit.""Benarkah itu Lily?"Lily mengangguk pelan, merasa tak nyaman telah membohongi Nicho. Sebenarnya, dia khawatir jika benar benar hamil tapi tidak mungkin juga dirinya pergi ke rumah sakit di saat Nicho tahu hal ini. Bisa bisa lelaki itu akan mengikuti ke mana perginya."Lily, Lily?""Akh, iya.""Apa yang kamu pikirkan sampai sampai kamu melamun?""Tidak ada. Aku hanya lelah.""Oh begitu. Baiklah, kamu istirahat sekarang. Maaf telah mengganggu waktumu."Nicho pergi meninggalkan Lily meski dia tahu betul jika sang adik menyembunyikan banyak hal kepadanya. Mungkin ini kah hukumannya? Entahlah, yang terpenting saat ini adalah memastikan kebahagiaan dan keselamatan Lily. Berharap jika Lily segera bangkit dari trauma kejadiaan naas malam itu. Di sisi lain, Lily duduk l

    Last Updated : 2024-09-25
  • Gelora berbahaya Kakak   14. Bimbang

    "Apa kau sudah mengingatnya, Son?" tanya Marco melihat telinga anaknya yang memerah.Nicho sungguh tak menyangka bisa bertemu Cella, perempuan cantik yang membuatnya jatuh hati pada pandangan pertamanya.Jika Nicho tak pernah memikirkan pertemuan ini, berbeda dengan Cella, dia sudah memikirkan secara matang bekerja di perusahaan Marco dan memang berharap bertemu Nicho suatu saat nanti. Setelah hampir satu tahun bekerja di perusahaan Marco, baru kali ini dia bertemu dengan Nicho, lelaki tampan yang dari dulu menjadi kekasih pujaan hati."Baiklah, Daddy akan meeting sebentar dengan klien. Kalian bicara saja berdua dulu."Berdua saja, Nicho tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana sedangkan Cella hanya menunduk malu tak sanggup memulai pembicaraan."Em, bagaimana kabarmu?" tanya Nicho membuka obrolan."Baik, Tuan.""Nicho, panggil saja aku Nicho."Cella menatap Nicho sekilas namun Nicho malah menghindari tatapan itu."Anda adalah anak boss Marco, jadi aku akan tetap memanggil Anda,

    Last Updated : 2024-09-26

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   89. Trauma yang ditanggung Lila

    "Nona, apa Anda di dalam?" tanya Wilson membuyarkan aktivitas Nicho.ShiiitNicho sungguh kesal, sedangkan Lily segera memakai lagi kaosnya."Kak, aku harus keluar," ucap Lily berjalan, tapi Nicho menghentikan langkahnya dan … kembali menyesap sekilas bibir Lily.Lily mendelik tajam dan segera keluar ruang ganti."Dasar!" umpat Lily melangkah pergi."Ada apa, Nona?" tanya Wilson.Lily menggeleng dan berjalan pergi diikuti Wilson. Empat pengawal setia mengikuti sampai sampai Lily kesal. Lily berhenti membuat kelima pengawal ikut menghentikan langkah. "Bisakah kalian mengikuti dari jauh saja? Aku sungguh tak nyaman diikuti seperti ini," ucap Lily berkacak pinggang.Wilson mengangguk dan memberi instruksi kepada pengawalnya untuk mundur ke belakang. Lily kembali berjalan dan kembali melangkah cepat. Entah ke mana perginya Nicho tadi, yang jelas Lily ingin pergi ke apartemen saat ini dan beristirahat. Setelah turun pesawat, dia tak istirahat sama sekali.Srekh.Tiba-tiba tangannya di ren

  • Gelora berbahaya Kakak   88. Berdua di ruang ganti

    Seorang sedang duduk bersandar di bawah pohon yang begitu besar di sebuah taman. Dia sibuk mencari data di laptop agar bisa menyelesaikan tugas akhir dari Dosen killer di Universitas tempatnya menimba ilmu. Dirinya begitu fokus dengan beberapa data di layar sehingga tak menyadari jika ada seseorang mendekati dirinya. Begitu dekat hingga keberadaannya seolah tak terlihat.Dengan jahil orang itu menutup mata si lelaki dengan kedua tangannya, membuat si lelaki tersentak dan reflek memegang tangan orang tersebut."Lepaskan. Siapa kamu? Jangan bertindak murahan seperti ini. Lepaskan?" teriaknya marah.Di kampus, lelaki itu memang terkenal jutek dan angkuh. Tak ada satu wanita pun yang berani mendekatinya. Kali ini ada yang berani menutup matanya. 'Siapakah dia? Jika wanita, siapa yang berani melakukannya? Jangan jangan …,' batinnya sambil meraba tangan seorang yang usil padanya, memastikan dia lelaki atau perempuan.“Nicho,” bisik si pemilik tangan, membuat ngeri. Ya, lelaki itu adalah N

  • Gelora berbahaya Kakak   87. Alex murka

    Di Ruang Lila.Ceklek!Pintu terbuka menampilkan dua orang lelaki, Zicko datang bersama Julio."Maaf mengganggu waktunya Nyonya Catlyn dan tuan Marco. Ada yang ingin saya sampaikan,"ucap Zico.Julio maju mendekati Catlyn."Nyonya Catlyn, Tuan Marco, maafkan aku karena menuruti permintaan nona Lila dan aku tidak tahu jika Lila adalah anak Anda dengan Tuan Marco."Mendengar semua penjelasan Julio, Catlyn dan Marco tak bisa berkata apa-apa dan tak bisa menyalahkannya.Jika Lila tak memaksa, mungkin Julio tak akan berani melakukannya.Catlyn memandang Julio dan berkata, "tidak apa-apa Dokter Julio".Julio menganga tak percaya dengan ucapan Catlyn. Dirinya sungguh tak menyangka mendapat maaf dari Catlyn, tak habis pikir jika keluarga Marco seperti itu. Meski kekuasaan bisa menumbangkan segalanya, tapi Marco masih mempunyai hati nurani untuk memaafkan dan menghargai, serta memandang orang lain dari sudut pandang orang tersebut.Seperti contoh kasus Alex dan Lila. Marco bisa saja menggunakan

  • Gelora berbahaya Kakak   86. Dokter untuk Lily

    Aakh.Lily menjerit keras, tersadar dari mimpinya.Ya, Lily hanya bermimpi jika Nicho datang dan melakukan hubungan badan dengannya. Rasanya begitu nyata, rasa yang sama seperti di malam itu. Memori malam kelam itu sedikit terkuak, bagaimana lelaki itu menjamahnya dan mengungkungnya? Semua adegan erotis itu berputar di kepala Lily.Hanya saja meski mengingat wajah lelaki itu, Lily tak bisa mengingat jelas wajahnya. Hanya samar-samar dan lelaki itu seperti Nicho. Ya, sangat mirip dengan Nicho."Mungkinkah?"Lily mengusap kasar peluh di keningnya."Lily.""Kamu sudah bangun, Sayang?" tanya Catlyn mendekat. Lily mengernyitkan kening memandang ibunya, mengingat hal yang tadi dia lakukan ke Rumah Sakit. "Mommy, tadi aku melihatnya. Lila ...."Catlyn mandang Lila, membuat Lily mengikuti arah pandangan sang ibu. Di ranjang sebelahnya, Lila tertidur akibat suntikan obat penenang. Setelah menjalani pemeriksaan spesifik, Lila mengalami depresi sehingga harus mendapatkan perawatan Intensif di rum

  • Gelora berbahaya Kakak   85. Apakah halusinasi saja?

    2 jam sebelumnyaLila berhasil menemui Dokter kandungan seorang wanita."Ada apa ya, Nona Lila?""Saya mau menggugurkan kandungan saya?""Apa kamu bilang, Nona? Maaf hal itu menyalahi aturan rumah sakit," jelas Dokter, lalu pergi meninggalkan Lila.Lila menunduk hampir menangis saat Dokter lelaki datang kepada Lila."Ada apa?""Dokter, bisakah kamu membantuku menggugurkan kandungan ini?" "Apa kamu yakin, Lila?Lila tersenyum dan mengangguk. Dirinya tak mau jika harus menunggu lagi dan lagi."Aku bersedia melakukannya. Namun, ada syaratnya."Lila menatap Dokter lelaki dengan brewok di dagunya. "Namun aku .... " "Baiklah, mungkin kamu butuh waktu untuk berpikir," ucap dokter, berjalan pergi membuat Lila seketika gugup.""Baik Dokter, aku akan melakukan apapun agar janin hasil pemerkosaan ini dapat keluar."Aku mau tubuhmu.""A-apa?""Bagaimana?"Lila sangat bingung. Dia tentu saja tak ingin di jamah orang lain. "Em, bagaimana jika aku memberikannya tidak di sini dan setelah Anda berha

  • Gelora berbahaya Kakak   84. Lila menggugurkan kandungannya?

    "Benarkah seperti itu, Kak?"Cella mengangguk dan menatap Lily intens. "Kamu tahu Lily, siapakah wanita yang dicintai Nicho?"Lily menggeleng pelan."Aku sungguh penasaran dengannya dan ingin belajar banyak darinya," imbuh Cella."Be-belajar darinya?" tanya Lily mengulangi perkataan Cella."Iya, aku ingin belajar tentang perjuangan cinta wanita itu kepada Nicho. Bagaimana dia bisa meluluhkan hati seorang Nicho dan membuatnya tak mampu berpaling kepada wanita lain."Lily terdiam, berusaha mencerna semua ucapan Cella. Baginya wanita ini sungguh baik hati dan apa yang diucapkan sangat tulus."Baiklah Lily, aku harus kembali bekerja," ucap Cella membuyarkan lamunan Lily."Ah iya, terima kasih atas waktunya."Lily berpikir untuk melakukan video call dengan Nicho.Tut, tut, tut.[Halo sayang]Ucapan serak Nicho menyapa, dirinya baru bangun tidur dengan telanjang dada. Khawatir Lily mengetahui lukanya, Nicho segera menelungkupkan dadanya di atas bantal.[Kak, ya ampun! Kamu baru bangun tidur

  • Gelora berbahaya Kakak   83. Belajar darinya?

    Seorang wanita mendekati Nicho dengan anggun, membungkukkan tubunya membuat belahan dadanya terlihat jelas dan tak bisa di hindari.Nicho mendongak, tak menyangka jika wanita di depannya itu sungguh berani mengganggunya."Bisakah Anda menjauh dariku nona Jessy."Jessy kembali berdiri."Ah maaf sekali jika membuatmu terganggu tuan Nicho."Nicho mengalihkan pandangan, menatap keluar jendela pesawat membuat Jessy merasa diacuhkan.'Bagaimana caranya agar aku bisa menggapaimu, Nicho,' batin Jessy mengeluh.Dia berjalan menjauh membuat Nicho meliriknya sekilas, tak peduli dengan perasaan sakit yang di rasakan Jessy.Saat ini di hati Nicho hanya ada Lily seorang, tak ada wanita lain dan tak akan pernah ada.Di sisi lain, Marco kembali ke perusahaan setelah mengantar Catlyn pulang. Dia tak sempat masuk Rumah karena ada meeting penting saat ini."Lily, Lila. Mommy pulang."Lily segera berlari menemui sang ibu sedangkan Lila berjalan si belakang Lily."Mommy, kenapa tak membangunkanku untuk men

  • Gelora berbahaya Kakak   82. Bertemu kembali dengan wanita itu

    "Masturbasi."Lily mengulang ucapan sang ibu. Ya, Catlyn pikir, Lily melakukan masturbasi untuk mencapai kepuasan tanpa adanya pasangan. Catlyn memandang intens Lily, memikirkan suatu cara mengatasi masalah ini."Lily, bagaimana jika aku menikahkanmu saja, seperti Lila dan Alex . Dan kalian menikah bersama, bagaimana?"Lily menunduk, menggigit bibir bawahnya. Dirinya ingin sekali menceritakannya kepada Catlyn, tapi entahlah, Lily tak sanggup mengatakannya.Catlyn menepuk pudak Lily. "Sudahlah Lily, sekarang kamu tidurlah! Mommy juga akan kembali tidur.” Catlyn beranjak sambil berkata, "ingat Lily, jangan diulangi lagi ya?"Lily mengangguk paham membuat Catlyn pergi meninggalkan ruangan tersebut.Di sisi lain Nicho berjalan mondar mandir di kamarnya. Rasa takut ketahuan, takut Lily di interograsi macam-macam oleh ibunya. Duduk lalu berdiri, berjalan kesana kemari tanpa arah yang jelas."Drrt, drrt."Getaran ponsel di atas nakas mengagetkan Nicho. Segera diambil dan dibaca pesan yang ba

  • Gelora berbahaya Kakak   81. Hampir saja ketahuan.

    Lily berbaring seorang diri di atas ranjang, bergerak ke kanan dan ke kiri, merasa resah atas sikapnya sendiri. Berkali-kali Lily menoleh jam dinding, degup jantungnya tiba tiba cukup cepat, ada rasa gugup di dalam diri.'Sudah pukul 10.00 malam, bagaimana jika kak Nicho benar- benar ke sini?' batin Lily.Dirinya terus menunggu dengan gelisah.1 jam kemudian.2 jam kemudian.Nicho belum juga muncul membuat Lily menyerah dan berpikir jika Nicho tak akan datang padanya.Pukul 01.00 dini hari.Krekh.Seorang lelaki masuk dari pintu jendela yang tak dikunci. Siapa lagi jika bukan Nicho. Dia baru bisa menemui Lily saat ini karena harus menunggu orang tuanya tidur terlebih dahulu. Kebetulan sekali Marco dan Catlyn baru saja beranjak tidur setengah jam yang lalu.Nicho mendekati Lily yang terlelap di ranjangnya. Memandang wajah teduh nan mempesona bak putri di negeri dongeng. Di kecup kening, kedua mata, hidung dan bibirnya membuat si pemilik terusik dan membuka mata."Kakak.""Kamu sudah ti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status