Share

05. Tanggung jawab

Lila diminta masuk oleh Evelyn setelah Lily pingsan mendengar kabar kehamilannya. Evelyn menasehati Lila agar dia tetap mendampingi Lily, apapun keadaannya. Evelyn juga menjelaskan kalau Lily sedang berada di fase terendah dalam hidupnya. Jika dia tidak didampingi, ditakutkan kondisi Lily semakin memburuk, bahkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi.

"Bulan depan, bawa Lily kembali ke sini ya .... Kita lihat perkembangan pada fisik dan psikisnya. Kuatkan dia, apapun yang terjadi! Jangan sampai Lily sendirian, apalagi sampai dia depresi.” Evelyn memeluk Lila yang pipinya sudah dibanjiri air mata.

"Terima kasih Dokter, Anda sudah menghubungiku karena kondisi Lily pingsan tadi."

Evelyn mengangguk dan tersenyum. "Kamu mau janji sama Dokter untuk menemani Lily, kan?” Evelyn bertanya halus.

“I-ini semua salahku, Dok! Aku yang memintanya masuk ke bar untuk menggantikanku, saudara kembarnya. Aku yang salah. Aku yang harusnya menderita. Tapi, kenapa Lily yang malah jadi korban? Kenapa, Dok? Kenapa?!”

"Kamu pasti bisa, Lila. Kamu harus percaya, semua pasti ada jalan keluarnya.” Evelyn menguatkan Lily.

Usai pulang, Lila memastikan Lily tenang dulu sebelum dia pergi meminta pertanggung jawaban Alex atas semua yang terjadi. Sementara itu, Nicho memperhatikan mereka berdua dari ruang tengah. Sepertinya, dia belum sadar kalau Lily hamil.

Kebencian pasti ada.

Sebagai manusia biasa, Lily pasti merasakan sakit hati yang begitu dalam. Apalagi, saudara kembarnya sendiri yang menjebloskannya ke dalam neraka.

Kehamilan pasti menjadi dambaan setiap pasangan, tapi yang terjadi kepada Lily terlalu parah. Lily bahkan tidak tahu harus senang atau sedih tentang mengandung bayi ini? Tidak ada kejelasan apapun tentang kecelakaan ini. Satu-satunya informasi yang bisa mereka dapat hanyalah CCTV, tapi terlambat.

Lily pura-pura tidur karena dia tidak bisa terus-terusan melihat Lila. Kebenciannya sudah kelewat batas. 

"Lily, apa kamu tidur?" tanya Lila hati hati.

"Hems, aku ingin istirahat, pergilah!" Lily meminta Lila keluar dan membiarkannya seorang diri di dalam kamar.

Mendapatkan penolakan dari saudaranya sendiri membuat Lila sungguh sakit hati dan semakin membenci Alex. Berniat membuat perhitungan dengan lelaki berprofesi sutradara terkenal itu.

“Lila, mau kemana?” tanya Nicho, dia melihat Lila terburu-buru mengambil kunci mobil.

“Ada urusan!”

“Cih, jarang sekali kamu cuek seperti itu,” balas Nicho.

“Bukan urusanmu!” Lila terlalu geram dengan Alex sehingga isi pikirannya hanya bagaimana caranya dia bisa bertemu Alex, pagi ini juga.

Suasana rumah tiba-tiba sunyi, hanya suara film yang diputar. Samar-samar, Nicho mendengar isak tangis dari kamar ujung lantai satu. Nicho memutuskan mendekat, setelah tahu jika ada Lily, dia masuk dan mendekati ranjang.

"Lily." Nicho memegang tangan Lily, tatapan mereka bertemu. Manik mata biru samudra itu memandang intens manik coklat Hazel Lily.

"A- ada apa kak?" ucap Lily gemetar membuat Nicho segera menarik tangan Lily dan memeluknya.

"Lily, apapun yang terjadi padamu, aku akan selalu ada untukmu. Aku janji," ucap Nicho tepat di telinga Lily membuatnya seketika meremang. Reflek Lily mendorong tubuh Nicho dan memaksanya pergi. "Keluar!?"

Nicho terkejut melihat perubahan emosi sang adik. Lily terlihat ketakutan dan memeluk tubuhnya sendiri, seolah merasa kembali di jamah pria seketika menjadikannya kotor. 

"Pergi?"

"Jangan sentuh aku?!"

"Lily, tenanglah! aku kakakmu." Nicho sungguh merasa bersalah, jika bisa dia ingin jujur tentang perasaan terpendam namun tampaknya emosi Lily sedang buruk. Belum lagi, dia masih harus mencari tahu apa motif Lila yang sebenarnya?

Srek

Kembali dipeluk Lily meski dia berontak berkali kali. "Lepas, lepaskan aku?"

Bugh

Bugh.

Dipeluk hangat sang adik, cukup lama. Merasa jika adiknya sudah cukup tenang, Nicho memberanikan diri berkata, "Lily, aku ingin memberitahumu sesuatu." Nicho melirik Lily sekilas karena gugup menatapnya. Lily terdiam sesaat dan menjawab, "katakan Kak, apa itu?"

"Kenapa kamu menggantikan Lila pergi ke club?"

Degh.

Lily sungguh terkejut mendengar pertanyaan dari Nicho. "Dari mana kakak tahu jika aku menggantikan Lila pergi ke club?" desak Lily curiga.

"Itu, itu karena …, Lila mengajakku ke club dan aku menolaknya. Aku tak menyangka jika Lila melakukan hal serendah itu, menyuruhmu menggantikannya. Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dariku?"

Lily gemetar, tubuhnya berkeringat dingin, tak tahu harus menjawab apa. Diam untuk beberapa saat, akhirnya Lily berkata, "masalah Lila menyuruhku menggantikannya tak sepenuhnya salah Lila karena aku memang menerima permintaannya."

Lily berpikir keras, 'darimana dia tahu kalau aku menggantikan Lila? Apakah Lila memberitahu Kak Nicho? itu tidak mungkin karena ini rahasia kami berdua. Lalu siapa? Apakah kak Nicho mengikuti aku? Jika benar dia mengikutiku berarti dia tahu apa yang terjadi padaku,' batin Lily, mengernyitkan kening bingung dan semakin berprasangka pada Nicho. 

"Maaf jika membuatmu tak nyaman dengan pertanyaanku, Lily. Tapi …, aku terus memikirkannya."

Lily memandang tajam pada Nicho. "Aku tahu jika kamu menolak ajakan Lila, tapi tak ada yang tahu tentang kesepakatan kami, selain aku dan Lila. Lalu, darimana kamu tahu? Apa kamu mengikutiku ke Club?"

"Aku tidak mengikutimu."

"Lalu bagaimana kamu tahu jika aku yang pergi ke Club?"

Nicho diam seribu bahasa, tak bisa mengatakan jawaban yang sebenarnya. Dia juga bingung untuk memikirkan alasan yang tepat. 

"Kenapa kamu hanya diam? Jawab, Kak?" desak Lily.

"Aku tak sengaja mendengar percakapan kalian. Karena aku mencemaskan kalian, aku pergi ke Club. Namun saat aku mencarimu, kamu tak ada disana." 

"Bohong!"

"Aku harus bagaimana agar kamu percaya padaku?"

"Pergilah Kak, aku mau istirahat." Lily membelakangi Nicho, buliran bening sudah membanjiri wajahnya. Dunia terasa hancur berkeping keping, tak ada kebaikan yang memihak padanya.

Disaat seperti ini Lily sangat ingin mempercayai seseorang yang mampu menjadi sandaran namun kebohongan yang dikatakan Nicho membuatnya semakin tak percaya pada siapapun. Bahkan orang orang terdekatnya saja, berani menusuknya dari belakang.

Nicho tak bisa berbuat apapun, memilih pergi meninggalkan Lily. 

Drrt, drrt.

Tiba tiba ponsel Nicho bergetar dan ada pesan masuk dari Ardo.

{Aku mengikuti Lila, dia sekarang berada di lokasi syuting untuk menemui Alex. Apa perlu aku rekam pembicaraan mereka?}

{Rekam saja. Siapa tahu ada hal penting yang dikatakan Alex.}

Ardo membaca pesan Nicho, segera mengeluarkan ponsel dan mulai merekam momen penting yang akan terjadi.

Brakh

"Alex kamu berhutang penjelasan kepadaku?" teriak Lila setelah menggebrak meja.

Alex tersenyum devil dan bangkit dari duduknya. "Apa ini sambutan hangat dari kekasihku setelah membuatku kecewa?" 

"Kamu yang membuatku kecewa," bantah Lila.

"Maaf sayang, aku bisa menjelaskannya padamu."

Alex mendekat dan memeluk Lila dari belakang, mengendus ceruk lehernya membuat gadis itu beringsut. "Jelaskan apa yang terjadi setelah kamu ke kamar bersama Lily, saudara kembarku?"

"Apa katamu? Saudara kembar?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status