Share

05. Tanggung jawab

Penulis: ZuniaZuny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-29 13:29:54

Lila diminta masuk oleh Evelyn setelah Lily pingsan mendengar kabar kehamilannya. Evelyn menasehati Lila agar dia tetap mendampingi Lily, apapun keadaannya. Evelyn juga menjelaskan kalau Lily sedang berada di fase terendah dalam hidupnya. Jika dia tidak didampingi, ditakutkan kondisi Lily semakin memburuk, bahkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi.

"Bulan depan, bawa Lily kembali ke sini ya .... Kita lihat perkembangan pada fisik dan psikisnya. Kuatkan dia, apapun yang terjadi! Jangan sampai Lily sendirian, apalagi sampai dia depresi.” Evelyn memeluk Lila yang pipinya sudah dibanjiri air mata.

"Terima kasih Dokter, Anda sudah menghubungiku karena kondisi Lily pingsan tadi."

Evelyn mengangguk dan tersenyum. "Kamu mau janji sama Dokter untuk menemani Lily, kan?” Evelyn bertanya halus.

“I-ini semua salahku, Dok! Aku yang memintanya masuk ke bar untuk menggantikanku, saudara kembarnya. Aku yang salah. Aku yang harusnya menderita. Tapi, kenapa Lily yang malah jadi korban? Kenapa, Dok? Kenapa?!”

"Kamu pasti bisa, Lila. Kamu harus percaya, semua pasti ada jalan keluarnya.” Evelyn menguatkan Lily.

Usai pulang, Lila memastikan Lily tenang dulu sebelum dia pergi meminta pertanggung jawaban Alex atas semua yang terjadi. Sementara itu, Nicho memperhatikan mereka berdua dari ruang tengah. Sepertinya, dia belum sadar kalau Lily hamil.

Kebencian pasti ada.

Sebagai manusia biasa, Lily pasti merasakan sakit hati yang begitu dalam. Apalagi, saudara kembarnya sendiri yang menjebloskannya ke dalam neraka.

Kehamilan pasti menjadi dambaan setiap pasangan, tapi yang terjadi kepada Lily terlalu parah. Lily bahkan tidak tahu harus senang atau sedih tentang mengandung bayi ini? Tidak ada kejelasan apapun tentang kecelakaan ini. Satu-satunya informasi yang bisa mereka dapat hanyalah CCTV, tapi terlambat.

Lily pura-pura tidur karena dia tidak bisa terus-terusan melihat Lila. Kebenciannya sudah kelewat batas. 

"Lily, apa kamu tidur?" tanya Lila hati hati.

"Hems, aku ingin istirahat, pergilah!" Lily meminta Lila keluar dan membiarkannya seorang diri di dalam kamar.

Mendapatkan penolakan dari saudaranya sendiri membuat Lila sungguh sakit hati dan semakin membenci Alex. Berniat membuat perhitungan dengan lelaki berprofesi sutradara terkenal itu.

“Lila, mau kemana?” tanya Nicho, dia melihat Lila terburu-buru mengambil kunci mobil.

“Ada urusan!”

“Cih, jarang sekali kamu cuek seperti itu,” balas Nicho.

“Bukan urusanmu!” Lila terlalu geram dengan Alex sehingga isi pikirannya hanya bagaimana caranya dia bisa bertemu Alex, pagi ini juga.

Suasana rumah tiba-tiba sunyi, hanya suara film yang diputar. Samar-samar, Nicho mendengar isak tangis dari kamar ujung lantai satu. Nicho memutuskan mendekat, setelah tahu jika ada Lily, dia masuk dan mendekati ranjang.

"Lily." Nicho memegang tangan Lily, tatapan mereka bertemu. Manik mata biru samudra itu memandang intens manik coklat Hazel Lily.

"A- ada apa kak?" ucap Lily gemetar membuat Nicho segera menarik tangan Lily dan memeluknya.

"Lily, apapun yang terjadi padamu, aku akan selalu ada untukmu. Aku janji," ucap Nicho tepat di telinga Lily membuatnya seketika meremang. Reflek Lily mendorong tubuh Nicho dan memaksanya pergi. "Keluar!?"

Nicho terkejut melihat perubahan emosi sang adik. Lily terlihat ketakutan dan memeluk tubuhnya sendiri, seolah merasa kembali di jamah pria seketika menjadikannya kotor. 

"Pergi?"

"Jangan sentuh aku?!"

"Lily, tenanglah! aku kakakmu." Nicho sungguh merasa bersalah, jika bisa dia ingin jujur tentang perasaan terpendam namun tampaknya emosi Lily sedang buruk. Belum lagi, dia masih harus mencari tahu apa motif Lila yang sebenarnya?

Srek

Kembali dipeluk Lily meski dia berontak berkali kali. "Lepas, lepaskan aku?"

Bugh

Bugh.

Dipeluk hangat sang adik, cukup lama. Merasa jika adiknya sudah cukup tenang, Nicho memberanikan diri berkata, "Lily, aku ingin memberitahumu sesuatu." Nicho melirik Lily sekilas karena gugup menatapnya. Lily terdiam sesaat dan menjawab, "katakan Kak, apa itu?"

"Kenapa kamu menggantikan Lila pergi ke club?"

Degh.

Lily sungguh terkejut mendengar pertanyaan dari Nicho. "Dari mana kakak tahu jika aku menggantikan Lila pergi ke club?" desak Lily curiga.

"Itu, itu karena …, Lila mengajakku ke club dan aku menolaknya. Aku tak menyangka jika Lila melakukan hal serendah itu, menyuruhmu menggantikannya. Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dariku?"

Lily gemetar, tubuhnya berkeringat dingin, tak tahu harus menjawab apa. Diam untuk beberapa saat, akhirnya Lily berkata, "masalah Lila menyuruhku menggantikannya tak sepenuhnya salah Lila karena aku memang menerima permintaannya."

Lily berpikir keras, 'darimana dia tahu kalau aku menggantikan Lila? Apakah Lila memberitahu Kak Nicho? itu tidak mungkin karena ini rahasia kami berdua. Lalu siapa? Apakah kak Nicho mengikuti aku? Jika benar dia mengikutiku berarti dia tahu apa yang terjadi padaku,' batin Lily, mengernyitkan kening bingung dan semakin berprasangka pada Nicho. 

"Maaf jika membuatmu tak nyaman dengan pertanyaanku, Lily. Tapi …, aku terus memikirkannya."

Lily memandang tajam pada Nicho. "Aku tahu jika kamu menolak ajakan Lila, tapi tak ada yang tahu tentang kesepakatan kami, selain aku dan Lila. Lalu, darimana kamu tahu? Apa kamu mengikutiku ke Club?"

"Aku tidak mengikutimu."

"Lalu bagaimana kamu tahu jika aku yang pergi ke Club?"

Nicho diam seribu bahasa, tak bisa mengatakan jawaban yang sebenarnya. Dia juga bingung untuk memikirkan alasan yang tepat. 

"Kenapa kamu hanya diam? Jawab, Kak?" desak Lily.

"Aku tak sengaja mendengar percakapan kalian. Karena aku mencemaskan kalian, aku pergi ke Club. Namun saat aku mencarimu, kamu tak ada disana." 

"Bohong!"

"Aku harus bagaimana agar kamu percaya padaku?"

"Pergilah Kak, aku mau istirahat." Lily membelakangi Nicho, buliran bening sudah membanjiri wajahnya. Dunia terasa hancur berkeping keping, tak ada kebaikan yang memihak padanya.

Disaat seperti ini Lily sangat ingin mempercayai seseorang yang mampu menjadi sandaran namun kebohongan yang dikatakan Nicho membuatnya semakin tak percaya pada siapapun. Bahkan orang orang terdekatnya saja, berani menusuknya dari belakang.

Nicho tak bisa berbuat apapun, memilih pergi meninggalkan Lily. 

Drrt, drrt.

Tiba tiba ponsel Nicho bergetar dan ada pesan masuk dari Ardo.

{Aku mengikuti Lila, dia sekarang berada di lokasi syuting untuk menemui Alex. Apa perlu aku rekam pembicaraan mereka?}

{Rekam saja. Siapa tahu ada hal penting yang dikatakan Alex.}

Ardo membaca pesan Nicho, segera mengeluarkan ponsel dan mulai merekam momen penting yang akan terjadi.

Brakh

"Alex kamu berhutang penjelasan kepadaku?" teriak Lila setelah menggebrak meja.

Alex tersenyum devil dan bangkit dari duduknya. "Apa ini sambutan hangat dari kekasihku setelah membuatku kecewa?" 

"Kamu yang membuatku kecewa," bantah Lila.

"Maaf sayang, aku bisa menjelaskannya padamu."

Alex mendekat dan memeluk Lila dari belakang, mengendus ceruk lehernya membuat gadis itu beringsut. "Jelaskan apa yang terjadi setelah kamu ke kamar bersama Lily, saudara kembarku?"

"Apa katamu? Saudara kembar?"

Bab terkait

  • Gelora berbahaya Kakak   06. Kembar.

    Alex tercengang mendengar kalimat yang keluar dari Lila. “Saudara Kembar?” tanyanya memastikan jika tak salah dengar.Lila memutar bola mata jengah. Duduk di Sofa dan meminum segelas air dingin.“Dia memang jarang di ekspos majalah dan infotainment tapi dia aktif di sosial media. Dia begitu berbanding terbalik denganku. Aku sampai merasa mual dengan cara berpakaiannya yang serba tertutup,” ejek Lila.Tangan Alex mengepal. Dia berusaha mencerna baik baik apa yang dijelaskan Lila. “Jadi, kau mencoba menipuku?” teriak Alex marah dan mencekik leher jenjang sang kekasih.“Tolong …, Lepaskan aku. Akh.”Lila berusaha melepas cengkraman tangan Alex dan memukul mukulnya sekuat tenaga.“Mati saja kau bitch. Berani sekali membohongiku.”Alex semakin kuat mencengkram leher Lila namun setan jahat menyuruhnya berhenti.‘kenapa juga aku harus membunuhnya? Bukankah menikmati tubuhnya lebih nikmat daripada membunuhnya,' bisik setan dalam diri Alex.Uhuk, uhuk, uhuk.Alex melepas cekikan di leher Lila.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Gelora berbahaya Kakak   07. Diculik?

    "Alea," bentak Dion tak suka."Maaf sayang, tapi aku begitu menginginkannya? Kita sudah satu minggu tak bertemu. Aku merindukan belaianmu." Alea mengalungkan kedua lengannya pada leher Dion. Menghirup aroma mint yang membuatnya candu. Mereka adalah partner ranjang yang cocok dan Dion tak pernah menolak ajakannya. Namun sekarang, Dion tiba tiba saja menolak dan Alea harus tahu alasannya. "Katakan, siapa yang menghubungimu? Setelah itu aku akan melepasmu.""Nicho. Ya, Nicho yang menghubungiku. Dia meminta aku mencari data pribadi dari seseorang.""Seseorang? Siapakah itu?""Rahasia." Dion melepas pelukan Alea dan memicingkan mata tajamnya. "Aku sudah memberitahumu, sekarang pergilah!""Tidak mau."Dion sangat marah dengan sikap keras kepala Alea. Mata hitam itu menatapnya seperti seekor elang yang siap menerkam mangsanya membuat wanita berpakaian seksi itu langsung ketakutan. Dengan enggan, Alea pergi meninggalkan tamu langganannya. Dion sendiri segera pergi menuju apartemennya, bernia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Gelora berbahaya Kakak   08. Penyelamat

    Dalam keadaan takut dan panik, Lily mencoba sekuat tenaga berontak. 'Tolong, tolong!'MmphSuara Lily tercekat di tenggorokan akibat mulutnya yang dibungkam. Tangannya segera diikat agar tak memberontak lagi. "Cepat urus wanita ini agar Diam. Aku akan menghubungi Bos," perintah ketua bodyguard Alex."Halo, Boss Alex. Kami membawa wanita yang Anda inginkan.""Kalian sungguh hebat. Tak sia sia aku langsung terbang kemari," ucap Alex di seberang. Dari suara, tampak sekali jika dia sangat bahagia. "Segera bawa ke tempatku."Lily melotot, tubuhnya gemetar saat mendengar percakapan melalui telepon itu. Dia sangat takut saat ini, mengingat Alex-lah yang memberinya obat laknat malam itu. Ya, Alex yang menyuruh tiga anak buahnya untuk menculik Lily. Dengan menculiknya, diharapkan lelaki yang bersama Lily datang untuk menolongnya.Tak butuh waktu lama, anak buah Alex dan Lily sudah tiba. Segera dihadapkan pada seorang lelaki yang kini duduk di kursi kebesarannya. Asap mengepul dari bibir, menam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Gelora berbahaya Kakak   09. Trauma

    Setelah melarikan diri dari kejaran polisi, Alex menghubungi Lila dan berharap bisa bertemu kekasihnya. [Halo Lila, kamu di mana? Aku ada di Kanada. Temui aku sekarang.][Halo. Halo.]Suasana sangat berisik karena Lila berada di Club malam.[Maaf aku tak mendengarmu Alex. Suasana di sini sangat ramai.][Halo Lila, halo!?]Tut. Tut.Lila menutup panggilan Alex dan ingin segera pergi dari tempat tersebut. Dirinya berbohong tak mendengar Alex padahal Lila sangat takut jika bertemu Alex."Jenny bolehkah aku tidur di apartemenmu malam ini?" tanya Lila pada temannya Clubing saat ini."Em, boleh. Kebetulan pacarku di luar kota. Jadi aku ada teman jika kamu menginap.""Baiklah kalau begitu ayo kita pergi sekarang!"Mereka meninggalkan Club. Lila mengaktifkan sim card 2 yang hanya di ketahui Alex sedangkan sim card yang biasa digunakan tak diaktifkan agar Lily dan keluarga tak mengganggu kegiatannya. Malam ini dia ingin bersenang senang namun semua gagal karena panggilan dari Alex.Sedangkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Gelora berbahaya Kakak   10. Lukisan

    Lily mendengar ucapan Nicho meski samar, untuk itulah Lily menanyakannya."Ah, tidak apa apa. Aku hanya berharap kamu baik baik saja, Lily.""Oh begitu."Seminggu berlalu.Ujian telah selesai, Lily dan Lila memutuskan untuk kembali ke Amerika. Selama satu minggu Nicho menghindar, tak menemui kedua adiknya membuat Lily sedikit tenang dan fokus menjalani ujian. Namun, hal ini membuat Nicho sungguh tersiksa. Dia tak bisa menggapai wanita yang disukai walau hanya memandang sejenak. Semua ini harus dia lakukan demi kebaikan bersama mengingat Lily seperti menjaga jarak darinya.Tiap malam Nicho memimpikan kenangan indah satu malamnya dengan Lily. Dia harus terbangun di tengah malam dengan keringat membanjiri dan basah pada bagian tubuh bawahnya. Semua seperti nyata, tak ayal tiap tengah malam Nicho selalu mandi air dingin untuk menetralkanya. Rasa itu benar benar membuat candu dan begitu menyiksa. Ingin sekali dia melampiaskan pada wanita di club malam namun kembali dia memikirkan Lily. Cuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Gelora berbahaya Kakak   11. Di sampingnya

    "Kejadian apa?" tanya Marco bingung.Auwh.Mendengar aduan Lila, Nicho tak fokus dan terkena pecahan piring."Kak, kamu berdarah," ucap Lily segera menarik tangan Nicho menuju pancuran air mengalir dari kran. Melihat perhatian Lily pada Nicho membuat Lila kesal dan berlari menuju kolam. Marco segera berlari mengejar Lila. "Lila, tunggu."Catlyn pun mengikuti mereka."Kamu tak apa apa, Lily?"Lily memandang Nicho sekilas dan melap jemarinya. "Harusnya aku yang menanyakan itu Kak. Yang terluka kamu bukan aku?"Nicho menunjuk bagian hati Lily, "kamu yang terluka di situ, jangan bilang kakak tak tahu." Seketika Lily tersenyum simpul dan tatapan mereka beralih pada Lila. Berharap jika sang adik tidak akan mengatakan hal yang mereka sepakati. 'Bagaimana jika Lila mengatakannya pada Daddy?' batin Lily menggigit bibir bawahnya dan memilin baju yang dipakai. Nicho melihat dan mengerti kegelisahan sang adik. "Tenanglah, Lila tak akan semudah itu mengatakan semuanya pada Daddy. Bukankah kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Gelora berbahaya Kakak   12. Bercinta di pantai

    "Siapa?" tanya Lila penasaran."Tenanglah aku akan membuktikannya padamu.""Hal itu menunggu waktu lebih lama sedangkan aku tak bisa berlama lama."Lila mempunyai satu ide di mana rencana itu akan menguntungkannya. "Aku punya satu rencana.""Apa itu, Lila?""Kamu bertanggung jawablah menggantikan pelaku tersebut.""Apa?""Kamu sudah gila, ya? Bukan aku yang memperkosa Lily," teriak Alex marah namun Lila malah menggeleng."Aku punya bukti saat kamu membawa Lily masuk ruang hotel. Aku bisa memberitahukannya kepada Daddy Marco," ancam Lily."Tapi aku tak melakukannya?""Siapa yang akan percaya karena kamu tak punya bukti."Alex menyugar kasar rambutnya."Sudahlah Alex, ikuti saja rencana ini. Kamu yang akan diuntungkan di sini. Kamu bisa merasakan tubuh Lily sepuasnya," jelas Lila membuat Alex menimang nimang ucapan Lila.Sebenarnya Alex juga menginginkan tubuh Lily, melihat wanita itu dipermainkan saudara perempuannya sendiri membuat Alex kasihan."Tapi Lila, yang aku inginkan hanya kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Gelora berbahaya Kakak   13. Cinta Pertama

    "Itu …, tidak apa apa. Aku kemarin sakit perut dan Lila mengajakku periksa ke Rumah Sakit.""Apa yang terjadi? Mengapa aku tidak tahu? Lalu, bagaimana kondisimu saat ini?""Aku baik baik saja. Aku tidak perlu ke Rumah Sakit.""Benarkah itu Lily?"Lily mengangguk pelan, merasa tak nyaman telah membohongi Nicho. Sebenarnya, dia khawatir jika benar benar hamil tapi tidak mungkin juga dirinya pergi ke rumah sakit di saat Nicho tahu hal ini. Bisa bisa lelaki itu akan mengikuti ke mana perginya."Lily, Lily?""Akh, iya.""Apa yang kamu pikirkan sampai sampai kamu melamun?""Tidak ada. Aku hanya lelah.""Oh begitu. Baiklah, kamu istirahat sekarang. Maaf telah mengganggu waktumu."Nicho pergi meninggalkan Lily meski dia tahu betul jika sang adik menyembunyikan banyak hal kepadanya. Mungkin ini kah hukumannya? Entahlah, yang terpenting saat ini adalah memastikan kebahagiaan dan keselamatan Lily. Berharap jika Lily segera bangkit dari trauma kejadiaan naas malam itu. Di sisi lain, Lily duduk l

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25

Bab terbaru

  • Gelora berbahaya Kakak   71. Gugurkan kandunganmu!

    Lila mengepalkan tangan, merasa marah dengan takdir yang diberikan Tuhan kepadanya."Lila, gugurkan kandunganmu?""Daddy?"Lily sungguh terkejut mendengar perintah sang Ayah."Sweety, jangan suruh Lila melakukan hal yang dibenci Tuhan?" keluh Catlyn tak suka dengan ucapan sang suami.Tiba tiba,..."Bugh.""Bugh.""Lila apa yang kamu lakukan?"Alexa dan Catlyn segera memegang tangan Lila yang dibuat untuk memukul mukul perutnya."Aku benci janin ini. Aku benci.""Lepaskan aku Mommy, Bibi. Biarkan Aku membunuh janin ini, aku tak mau. Aku tak mau hamil anak dari psikopat Alex. Lepaskan, lepaskan aku!?" teriak Lila sekeras mungkin sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan Catlyn dan Alexa.Sedangkan Lily hanya diam terpaku, memposisikan jika situasi ini menimpanya sekarang, apa yang akan dia lakukan? Tentu saja dia akan mempertahankan bayinya karena menggugurkan kandungan adalah perbuatan yang dibenci oleh Tuhan dan menjadikanNYA murka.Tiba tiba air mata menetes membasahi pipi Lily."

  • Gelora berbahaya Kakak   70. Lila hamil?

    "Hampir saja aku menjamahnya," gumam Nicho merasa hampir mendapatkan Lily kembali.Nicho kembali membuka foto Lily dengan tanda kepemilikan di lehernya."Kenapa aku lupa tak mengabadikan moment kebersamaan kemarin," keluh Nicho. Di cium berkali kali poto tersebut.Nicho begitu tergila gila pada adiknya ini.{Lily tunggu aku. Aku akan segera pulang dan menyelesaikan semua ini. Aku mencintaimu Lily. I love you.}Dikirim pesan itu dan Nicho ingin segera terlelap namun bayangan Lily selalu muncul membuatnya ingin menghubungi Lily.Nicho memutuskan untuk menghubungi Lily.Panggilan ke satu, ke dua, ke tiga masih tak dijawab.Nicho putus asa. Dirinya mencari kotak berisi tentang sprei bernoda, membuka dan menjadikannya selimut.Menutup mata dengan memeluk sprei sambil membayangkan Lily ada di sisinya saat ini.Pada akhirnya Nicho pun terlelapPagi hari.Keluarga Marco telah menyelesaikan sarapan bersama."Tuan ada paket masuk, ucap pelayan masuk membawa paket.""Dari siapa?" tanya Marco. "

  • Gelora berbahaya Kakak   69. Berusaha meyakinkan Nicho

    "Catlyn, apa kamu sudah tahu jika Nicho akan bertunangan dengan Cella saat dia pulang nanti?" tanya Alexa berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin untuk membantu Nicho."Cella? Ah iya, Marco pernah menyinggungnya. Namun,aku tak tahu jika akan terjadi pertunangan."Alexa mengangguk."Apa kamu tidak bertanya kepada Nicho? Apa kamu tak tahu Lily, jika Nicho pergi ke Kanada sengaja untuk menghindari pertunangan ini?""A- apa maksudmu Alexa?"Alexa tersenyum. "Catlyn, Nicho sudah mempunyai kekasih. Apa kamu tega memisahkan dia dari kekasihnya?""Apa? Kekasih?" Catlyn tak menyangka jika Alexa tahu detail masalah Nicho sejauh ini."He' ems. Dan sepertinya Nicho begitu mencintai kekasihnya."Lily sibuk menyimak dari tadi dan saat Alexa menyinggungnya, Lily tersenyum.'Terima kasih bi,’ batin Lily."Darimana kamu tahu semua ini, Alexa?"Alexa melirik Lily sekilas, "Diego, dialah yang menceritakannya kepadaku. Kita sebagai ibu Catlyn, aku harap kamu bisa membantu anakmu, Nicho. Coba bayangka

  • Gelora berbahaya Kakak   68. Hampir kepergok Catlyn

    "Kak sebaiknya kita pulang saja, ya?" tawar Lily.Nicho menggeleng, dirinya sungguh takut jika dia pulang, Marco segera menyuruhnya bertunangan dengan Cella."Aku tak bisa merawatmu di sini Kak. Bagaimana jika mommy mencari kita?"Nicho memegang erat tangan Lily membuat sang adik merasa bersalah.Lima menit kemudian, terdengar dengkuran halus dari Nicho. Lily merasa bersalah, di saat seperti ini dia tak bisa apa apa, hanya mendampingi Nicho, sesekali menggantikan waslap untuk mengompres kening Nicho.Lily ikut tertidur dengan posisi duduk di lantai. Nicho sendiri merasakan jika tubuhnya sangat lemas dan ingin terpejam meski Nicho sudah berusaha keras tetap sadar namun kuatnya efek obat yang disuntikkan Alexa membuatnya tak mampu menahan lagi, terlelap hingga berjam jam.Sore hari."Kau sudah bangun, Sayang," ucap Alexa melirik Nicho yang bergerak dan membuka mata.Nicho melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.00 sore.Alexa sengaja pulang lebih awal demi membuatkan bubur dan menj

  • Gelora berbahaya Kakak   67. Demam tingi, Lily panik

    Kenapa kamu menanyakannya? Apa kamu tidak setuju aku menikahkan Nicho dengan Cella?""Ah bukan begitu bos, aku hanya bertanya kepadamu. Soal pertunangan itu biarkan Nicho sendiri yang memutuskannya," putus Diego.Semua relasi Marco sudah menunggu dan berdiri hormat saat ini."Maaf membuat kalian menunggu. Ayo kita mulai rapatnya."Rumah sakit."Dokter Alexa, kenapa Anda terlambat. Pasien hampir saja kehilangan nyawanya jika tadi tak ada dokter muda sedang berkunjung ke sini," ucap asisten perawat Alexa."Benarkah? Kenapa bisa terjadi hal seperti itu?""Tadi sebelum operasi, dia diberi suntikan namun entah mengapa reaksi gatal seluruh tubuh dan dia mengerang sakit di kepalanya."Alexa sungguh terkejut mendengar penjelasan dari perawatnya."Ya Tuhan. Berikan aku sampel suntikan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya. Lalu untuk Dokter muda itu, siapakah dia? Dari rumah sakit mana?"Perawat tersebut mengambil buku laporan data Dokter visit hari ini. Dan menunjuk seorang lelak

  • Gelora berbahaya Kakak   66. Berdua, penuh cinta di apartemen

    "Lily apa kamu ingin tinggal di sini?" tanya Alexa."Apa?" tanya Diego tak percaya jika istrinya menanyakan hal yang tak masuk akal.Lily mengangguk, membuat Diego semakin kesal. "Alexa apa maksudmu menanyakan hal itu?""Biarkan mereka di sini, Sayang?" Diego berdiri tegak, rahangnya mengeras, "Tidak, Alexa. Tidak!" Dia menekankan setiap kata dengan tegas dan mendominasi ruangan tersebut. "Tahukah kamu?" sambungnya, suaranya rendah namun jelas terdengar di seluruh penjuru, "Mereka akan terus berhubungan, berkali-kali tanpa henti." Setiap mata di ruangan itu terbelalak, terpana oleh kerasnya pernyataan Diego. "Apa maksudmu, Paman?" Lily menantang dengan mata yang menyala-nyala, suaranya penuh emosi. "Kami tidak pernah melakukan hal itu!" Tatapan Diego menusuk tajam, kilatan marah bersembunyi di balik matanya. Hampir saja dia menyatakan rahasia besar yang melibatkan Nicho, tetapi dengan cepat, dia menarik napas dalam dan menahan diri. Ada rahasia yang jika terungkap, bisa mengguncang

  • Gelora berbahaya Kakak   66. Ingin tinggal untuk merawatnya

    Da- darah," gumam Lily.Dirinya bergetar hebat. Melihat darah masih menyisakan trauma berat di pikirannya. Reflek Nicho mundut dan menutupi tangannya. "Ah, aku tidak apa apa Lily, jangan khawatir," ucap Nicho segera mencabut tangannya dari paku tersebut.AakhNicho mengerang, rasanya sedikit sakit namun tak sebanding dengan rasa trauma yang Lily alami."Hei Lily, aku tak apa+apa. Jangan khawatir," ucap Nicho sambil menutup lukanya dengan tangan berharap darah mau berhenti.Lily menggeleng dan memandang sekitar.'Tidak, ini tak boleh terjadi,' batin Lily, berdiri dan mencari kotak p3k di rumah tersebut. Dengan cepat Lily menemukan kotaknya dan membawakannya kepada Nicho.Meski gemetar, Lily tetap mengoleskan betadin pada luka Nicho dan meniup niupnya."Maaf Lily."Lily menggeleng dan terus meniup luka di tangan Nicho."Harusnya aku tak memaksamu,” sesal Nicho bergetar."Sudahlah kak, jangan bicara lagi." Lily terus meniup dan memplester tangan Nicho. Melihat tusukan paku dan darah yan

  • Gelora berbahaya Kakak   65. Terkena titanuas

    3 jam sebelumnya"Kamu sudah bangun, Kak?" tanya Lily mengerjapkan mata, melihat Nicho berpakaian casual dan memakai apron, sibuk di dapur memasak.Nicho berbalik melihat Lily, berjalan mendekat dan memberikan morning kiss untuk adik tercinta.Cup.Ciuman singkat, akan tetapi ada lumatan di selanya."Kak, kenapa menciumku. Aku baru tidur dan bisa saja ada sisa liur di bibirku."Nicho tersenyum tak menggubris ucapan Nicho."Morning baby. Tidurmu nyenyak sekali Lily, sampai-sampai semalam aku menjamah tubuhmu saja kamu tak bangun?"Apa?"Sontak Lily membuka selimut dan melihat tubuhnya masih memakai kaos dan jeans yang sama dengan semalam."Benarkah, Kak?" tanya Lily dengan polosnya.Nicho tertawa dan menggeleng. "Aku hanya bercanda.""Ah, Kakak ini."Lily memukul dada bidang Nicho.Auwh.“Sakit, Lily!"Namun, Lily hanya tersenyum melihat tingkah lucu sang Kakak.Detik berikutnya, Lily memeluk manja, bersandar di pundak kokoh dan tegak Nicho.Mata Lily tertuju pada teflon di atas kompor

  • Gelora berbahaya Kakak   64. Semua tentang cinta

    "Kak, bisakah kau menjelaskan padaku tentang semua ini?" tanya Lily bingung.Nicho merasa tak nyaman harus mengatakan semuanya. "Maaf Lily, aku telah berbohong. Sebenarnya Mommy tidak tahu jika aku berada di Amerika. Tidak ada yang tahu, hanya kamu. Dan aku juga sudah berbohong dengan alasan kamu mendapat undangan bertamu dari Senior."Lily mendelik, "Kak, tega sekali kamu membohongi Mommy?"Nicho mencoba membela diri, "Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menyelesaikan masalah kita, Lily."Lily mendengus sebal, berjalan menggelar karpet dan mulai membaringkan tubuhnya.Nicho mengikuti Lily dan berbaring di sampingnya. Mereka merasa canggung karena aktivitas panas yang terhenti, saling diam di tempat masing-masing. “Lily, apa kamu marah padaku?”Nicho mencoba kembali memeluk Lily, hendak melanjutkan aksinya. Namun, Lily tak bergerak membuat Nicho memandang wajah Lily. Merasakan nafasnya teratur, menandakan jika Lily telah tidur.Nicho tersenyum dan mencium pipi Lily, mengambil selimu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status