Mau bilang, 'Aku nggak mau dia merebutmu dariku!' aja susah amat...
“Apa yang kau inginkan dengan menunjukkan foto ini?” tanya Ariana ketus. Nora menelan ludah susah payah. Ariana bukannya marah kepada Laura, tetapi justru bertambah dingin padanya. Kenapa? Salahkah dirinya menunjukkan perbuatan buruk kakak tirinya? Sesayang itukah Ariana kepada Laura sehingga tak memercayai bukti kuat yang sudah jelas kebenarannya? “M-Ma, Laura telah mengkhianati Noah ….” Suara Nora seperti tercekik di tenggorokan. Dia takut ketika Ariana menatap dirinya penuh kebencian. “Pergilah,” usir Ariana, tanpa mengembalikan foto itu. Habis sudah! Nora tak memiliki bukti lain untuk menghancurkan Laura di depan semua orang! Ariana melihat punggung Nora yang bergetar dan kian menjauh. Dia mengira, Nora yang mengepalkan tangan penuh amarah itu sedang menahan tangisan sampai gemetaran. Apakah dia sudah keterlaluan pada menantunya? Tidak. Tindakannya sudah benar. Sesuai janjinya kepada Asher, Ariana akan menyembunyikan rencana pernikahan mereka sebelum Asher mengumumkannya.
“Apa? Sejak kapan?! Bagaimana bisa Simon mengusir anaknya sendiri?” pekik Ariana. Kenapa Vincent dan Noah tak pernah bercerita hal sepenting itu padanya? “Laura mengatakan akan menikah pada orang tuanya. Mereka marah karena berpikir Laura akan menikahi pria sembarangan setelah berpisah dari Noah.” Laura dan Regina melihat Asher dengan tatapan kagum. Bagaimana bisa Asher dengan mudah membuat cerita versinya sendiri tanpa ragu? Semua yang keluar dari mulut Asher bagaikan sebuah kebenaran. Dan tentunya, Asher akan mewujudkan semua itu menjadi kenyataan. Simon Hartley? Ayah Laura itu bukanlah rintangan yang menyulitkan bagi Asher. Lagi pula, Simon telah mengusir Laura dari rumahnya. Simon tak berhak lagi mengatur Laura, apalagi melarang Laura menikah dengan Asher. Ariana pun sangat memercayai Asher. Hanya ada satu hal yang membuatnya tak paham. “Tapi, kenapa kau tidak mengatakan pada papamu kalau kau akan menikah dengan Asher, Lau? Simon pasti sangat bahagia bisa memiliki Asher seba
Ah … Asher salah langkah! Dia baru tahu jika wanita ingin menjadi yang pertama dan satu-satunya biarpun kenyataannya berbeda. Asher tak mungkin mengatakan kebalikan dari kalimat yang terlanjur keluar dari mulutnya. Pantangan bagi Asher untuk menarik ucapannya sendiri. “Laura Smith.” Asher memanggil Laura dengan nada tegas. Laura bergeming karena sudah tertidur dengan wajah mengernyit. Asher berpindah tempat di depan Laura. Jemarinya membelai kerutan di dahi sang istri dengan senyuman. Ponsel Asher berdering. Dia melompat turun dengan cepat agar suara ponselnya tidak mengganggu mimpi indah Laura. Di balkon, Asher segera mengangkat panggilan dari nomor telepon keponakannya. Dia tak bicara sebelum Noah bersuara lebih dulu. Akan tetapi, bukan Noah yang terdengar dari sambungan telepon, melainkan suara wanita, ‘Selamat malam, saya melihat nomor Anda di daftar panggilan Tuan Noah Myers. Bisakah Anda-” Panggilan terputus sepihak. Asher mengangkat sebelah alis. Dia pun melihat nomor te
"A-apa? Paman tidak sedang bercanda, bukan?" Noah menatap tak percaya Asher dan Laura bergantian.Bagaimana mungkin Laura berselingkuh dengan pamannya selama ini? Tidak ... Laura bahkan belum pernah bertemu Asher sebelumnya!Noah tak dapat memercayai ucapan pamannya. Mungkin, Asher hanya ingin melindungi Laura setelah wanita itu memberikan sesuatu yang berharga untuk pamannya.Serendah itu Noah menilai Laura setelah semua yang terjadi. Tak mungkin juga seorang Asher Smith tiba-tiba memedulikan masalah yang tak menguntungkan bagi dirinya sendiri.Bukan hanya Noah, Laura pun tak menyangka jika Asher akan mengatakan itu semua. Apa rencana Asher sebenarnya? Bukankah Asher sendiri yang mengatakan untuk menutup rapat rahasia itu hanya untuk mereka dan orang-orang yang sudah terlanjur tahu?"Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan masalah ini padamu. Tapi, itulah kenyataannya. Malam itu, Laura membantuku yang hampir pingsan untuk menemukan kamarku dan ... dia merawatku semalaman hingga aku siu
"Aku baru tahu kalau Paman Asher suka bercanda." Nora melemaskan persendiannya yang menegang. Tak mungkin Asher akan menikah dengan Laura!"Kurang jelas ucapanku?" Asher melemparkan map lain di atas meja. "Pembatalan kerja sama kita. Kau melanggar beberapa poin yang tertulis di sana."Nora menatap nanar pada Laura. Dia tak mau percaya jika Laura akan menikah dengan Asher Smith.Susah payah dia mengambil kesempatan emas untuk menikahi Noah dan mengusir Laura, tetapi kakak tirinya justru akan menikah dengan pria terkaya di negaranya."Tidak ... Paman tidak boleh menikahi Laura. Dia itu-""Cukup. Telingaku sakit mendengar suaramu. Keluar dari sini!" Kaki Nora tak bergerak sedikit pun, Asher lalu menambahkan, "Aku akan memanggil sekuriti untuk menyeretmu keluar."Meskipun diancam seperti itu, Nora tetap tak beranjak dari tempatnya. Dia merasa sedang bermimpi. Dan dua petugas keamanan yang baru masuk ke ruangan Asher, membangunkan mimpi buruknya."Lepaskan! Paman! Aku keponakan iparmu! Kena
“Aku tidak punya tujuan apa pun!” Nora menangis, seperti biasanya … Noah menjadi serba salah dibuatnya. Nora tahu, Noah paling tidak bisa melihat wanita menangis. “Aku hanya tidak ingin menyinggung perasaan Kak Laura waktu itu. Aku pikir, dia hanya ingin mengobrol dengan pria lain sebelum menikah denganmu.” “Kau salah besar.” Suara Noah mulai melembut. “Pria yang bersama Laura di kamar itu adalah Paman Asher. Mereka tidak melakukan apa pun.” Mata Nora melebar. Itu tidak mungkin … bukankah temannya yang- Nora baru ingat jika teman prianya berkata bahwa dirinya dipukuli seseorang malam itu. Orang itu ternyata Asher Smith! ‘Sial! Kenapa wanita murahan itu beruntung sekali? Tapi … tunggu dulu ….’ Kilatan misterius terpancar dari mata Nora. “Kita sudah ditipu mereka, Noah! Coba pikirkan … kenapa Paman Asher tiba-tiba mau menikahi Kak Laura? Mereka bisa saja telah menjalin asmara di belakangmu.” “Jangan sembarangan menuduh pamanku! Dia bukan orang serendah itu, yang sembarangan berhubu
Simon tak mau memercayai pendengarannya. Bagaimana mungkin anak yang penurut dan pendiam, dapat berubah dalam sekejap? “Apa kau masih marah karena hari itu? Lau, Papa melakukan itu karena ingin mendidikmu. Bukan berarti Papa benar-benar tidak menginginkanmu. Tega-teganya kau berkata seperti itu pada orang yang telah membesarkanmu selama ini ….” Luara sedikit goyah oleh tatapan memelas sang ayah. Laura lalu mengepalkan tangan agar tak menjadi lemah dan dimanfaatkan hanya ketika Simon tahu apa yang dimilikinya sekarang. “Mama, kepalaku agak pusing. Bisakah Mama mengantarku ke kamar?” bisik Laura. Dia tak tahan bertatap muka dengan Simon. “Kami masuk dulu, Pa,” ujar Regina pada Adam, tak memedulikan dengan keberadaan Simon. Regina membimbing Luara penuh perhatian meninggalkan ruangan itu. Dari belakang, Laura masih dapat mendengar Simon memanggil dirinya. Laura ingin menulikan telinga, tetapi Laura tetap dapat mendengar panggilan Simon yang tampak peduli padanya. ‘Ingat, Lau … dia t
Ada-ada kelakuan Asher ketika menginginkan Laura. Wanita itu pun tak pernah bisa menolaknya. Setelah mendapat kemauannya, Asher langsung tertidur pulas. Laura masih terjaga sambil menatap wajah sang suami yang tampak kelelahan. “Tahu lelah, masih juga bermain denganku,” gumam Laura. Jika dilihat dari dekat, Asher seperti pria biasa. Rasa segan dan takut Laura pada Asher pun semakin terkikis. “Sayang ….” Laura mengikik geli dengan panggilan itu. Untuk pertama kali dan tanpa diminta, Laura memeluk suaminya hingga memejamkan mata. Tubuh Asher begitu hangat dan menenangkan jiwa. “Kau membangunkanku.” Asher berdecap-decap lidah dalam tidurnya. Laura menahan tawa agar tak membangunkan Asher. Pria yang dikenal dingin dan arogan itu, ternyata menggemaskan ketika sedang tidur. “Paman … bangun, Paman …,” bisik Laura. “Temani aku begadang malam ini.” Dia hanya berani menggoda Asher karena pria itu sedang tidur. Asher tiba-tiba menaikkan kaki Laura di atas badannya, kemudian mulai melakuk