Asher dan Emma jahat >.<
“Merepotkan sekali. Apa kau tidak tahu siapa aku? Lihat saja temanmu itu!” Nora menunjuk ke arah Laura dan Asher yang baru saja keluar dari ruang ganti dengan keringat membasahi pakaian mereka. “Dia tidak melakukan apa pun di sini, padahal dia menantu Nenek Regina!” “Apa kau bodoh atau buta? Laura sedang mengandung, dan dia tidak punya kewajiban membantu Nenek Regina, sedangkan temanmu dibayar untuk bekerja di sini! Dia pasti sedang bermalam-malasan di kamar …. Terserah kau saja, aku akan mengadukan temanmu itu kalau kau tidak cepat-cepat mencarinya!” Emma tersenyum puas ketika Nora berdiri sambil mengentakkan kaki, tak lupa sambil memaki. ‘Selamat bersenang-senang, Nora Myers. Kau akan merasakan betapa sakitnya ketika lelakimu direbut wanita lain. Seperti kau menghancurkan hidup sahabatku! Rasakan!’ “Em, kenapa kau senyum-senyum sendiri? Dan kenapa kau mengangkat barang-barang ini? Bukankah Mama Regina sudah mengatakan kalau kau tidak perlu membantu lagi?” Laura masih bergandengan
“Kau seharusnya diam saja tadi. Noah pasti memutuskan itu karena ucapanmu.” Asher terus saja menggerutu. Saat pesta dimulai pun, dia tetap membahas masalah beberapa jam lalu. “Astaga … kau masih membicarakan ini? Noah jelas-jelas mau bertanggung jawab karena dia tidak mau kehilangan Alice.” Asher berdecak sebelum menyesap minuman. “Jangan banyak-banyak minum! Kau jadi buas kalau mabuk,” tegur Laura. Asher justru menenggak alkohol semakin banyak. Terkadang, Laura melarang sesuatu yang tak sesuai dengan isi hatinya. Asher tahu sekali jika Laura sangat menyukai kebuasannya di atas ranjang. Setidaknya, dia selalu berpikir demikian. Tepuk tangan meriah menghentikan perdebatan kecil Laura dan Asher, menandakan dimulainya acara utama. Adam meniup lilin dengan angka tujuh puluh, kemudian memotong kue raksasa. Yang pertama diberikan kue adalah sang istri yang sedari tadi berdiri di sampingnya. Walaupun usia tak lagi muda, mereka masih menunjukkan kemesraan yang membuat orang iri ketika me
“Apa aku jahat karena merasa senang melihat ini?” bisik Laura. Laura merasakan perbedaan yang besar pada dirinya yang dulu yang sekarang. Dia berulang kali mengira jika perubahan dirinya diakibatkan karena hormon kehamilan. Akan tetapi, sekarang Laura meragukannya. Mungkin dirinya memang sejak dulu ingin melihat keadilan yang nyata.Ada rasa lega yang begitu besar ketika Nora menerima ganjaran karena menjebak dan mengambil pria yang seharusnya menikah dengannya. Laura tak menyesal karena tidak jadi menikah dengan Noah. Tetapi, Laura tetap tak suka dengan cara kotor Nora mendapatkan Noah. “Tidak. Justru aneh kalau kau merasa bersedih saat melihat orang yang pernah menjahatimu akhirnya merasakan hukuman yang setimpal. Lagi pula, kau tidak jadi melakukan apa pun pada mantan adik tirimu itu. Kau tidak salah. Itulah cara kerja karma yang sesungguhnya.” Karena Asher yang membuat karma itu. Asher tak ingin sang istri mengotori tangannya untuk membalas perbuatan Nora. Jika harus masuk ke
Nora menggelengkan kepala dengan cepat dan kuat. “Tidak! Kenapa kau berkata seperti itu? Waktu yang akan menyembuhkan luka kita. Aku yakin, kau akan memaafkan perbuatanku suatu saat nanti setelah kau melihat betapa besar rasa cintaku padamu, Noah.” Noah membuang napas kasar. Dia lelah bicara dengan Nora yang sangat keras kepala dan sama sekali tak memedulikan perasaan orang lain. Hanya ada satu cara membuat Nora berhenti mengejarnya. “Aku memiliki kekasih, Nora, dan aku ingin segera menikahinya. Dia bukan Laura. Jadi, berhenti menuduh Laura sembarangan.”Nora hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mulutnya tak sanggup mengeluarkan suara.“Jika kau tidak mau bercerai, kau harus menerima kekasihku yang akan aku nikahi. Pikirkanlah baik-baik. Bercerai adalah pilihan terbaik daripada kau menghabiskan waktu sia-sia dengan menjadi istriku.” Tak mendapat respon apa pun, Noah meninggalkan Nora yang tercengang oleh fakta mengejutkan itu. Siapa kekasih Noah? Sejak kapan Noah memiliki kekasih? Buk
Tubuh Nora merosot jatuh. Kakinya terasa lemas setelah hampir satu jam berdiri di tempat yang sama. Mau dilihat berapa kali pun, semua yang ada di sana benar-benar milik Noah. Ada beberapa helai pakaian yang Nora belikan untuk pria itu, dan Noah dengan teganya menyimpan barang pemberiannya di apartemen wanita lain. Walaupun sebenarnya Noah tak tahu jika Nora yang membelikan. Karena Noah hanya asal memakai pakaian yang cocok dengan suasana hatinya.Di sudut ruangan kecil penyimpanan pakaian tersebut, baju-baju kotor Noah yang selalu dilihatnya setiap hari menumpuk di sana. Menandakan bahwa pria itu tak pernah melewatkan satu hari pun berkunjung ke apartemen Alice. “Jadi, setiap malam kau meninggalkanku karena bermalam di tempat ini? Jangan-jangan, kau dan Alice sudah-” Nora menangis histeris dengan kedua kaki menendang-nendang dinding. Membayangkan jika Noah selalu bercumbu dengan Alice di kamar itu. Sementara dirinya selalu gagal menggoda Noah setiap kali bertemu. “Apa salahku sam
Vincent terdiam begitu melihat kedatangan Asher. Jika itu terjadi belasan tahun yang lalu, dia masih bisa membantah ucapan Asher. Namun, tidak dengan sekarang. Kekuasaan Asher dapat membahayakan perusahaan dan nama baiknya. Dia perlu berhati-hati ketika bicara dan menghadapi adik iparnya. “Aku hanya menasihati Laura. Dia tidak seharusnya ikut campur masalah rumah tangga anakku. Dan aku berhak untuk menegurnya demi keutuhan rumah tangga Noah.” Asher tersenyum miring, lalu berdecih meremehkan. Dia mendorong troli makanan di samping sofa yang diduduki Laura. Dengan gaya angkuh dan selagi menatap Vincent, Asher menghempaskan badan di samping istrinya. “Apa kau sudah bicara dengan Noah? Ah … kau pasti baru mendengar dari wanita gila itu. Pergilah temui anak kebanggaanmu lebih dulu. Kau bisa datang lagi ke sini untuk minta maaf dengan benar pada istriku.” Asher mengibaskan tangan mengusir kakak iparnya tanpa sedikit pun menunjukkan kesopanan. Vincent terpaksa keluar dengan menahan rasa
Kepala Nora terasa sangat panas. Kulit kepalanya seakan terkelupas dari tempatnya. Beberapa helaian rambutnya tercabut ketika Asher menyeret keluar. Kepalanya pun miring dan lehernya seperti patah. Nora mencakar-cakar tangan Asher, tetapi pria itu tak merasakan apa pun, kecuali kemarahan yang mendominasi akal sehatnya.Asher selalu memperlakukan Laura dengan hati-hati. Dengan beraninya Nora menyakiti wanita yang selalu dijaganya.“Paman! Sakit!” Nora melolong kesakitan. Semua orang yang masih ada di ruangan begitu tercengang melihat kemarahan Asher. Baik Adam dan Noah tahu, Asher tak pernah melakukan kekerasan pada orang lain biarpun Asher dikenal sebagai pria dingin dan arogan. “Papa … tolong hentikan suamiku,” pinta Laura lirih dan khawatir jika Asher benar-benar akan membunuh Nora. Tak dapat dipungkiri, Laura merasa sangat takut melihat ekspresi Asher yang baru pertama kali dilihatnya. Adam mengerjapkan mata, lalu menyusul Asher keluar. “Asher Smith!” panggil Adam dengan lantang
“Papa! Coba lihat ini! Anak kita dianiaya Keluarga Smith! Ini pasti karena ulah Laura yang selalu iri pada Nora. Mereka pasti sudah termakan hasutannya.” Gilda menunjukkan foto-foto Nora di ponselnya. Mata Simon terbelalak melihat putri kesayangannya babak belur, bibirnya kering dan pecah-pecah, terlihat juga botak kecil di kepalanya. Darah di sekujur tubuh Simon mendidih ketika mengetahui perlakuan Noah dan Asher pada Nora. “Kurang ajar!” Simon memanggil sopir dan bergegas menuju kediaman Myers. Di rumah besar kediaman Myers, botol-botol alkohol menggelinding di kaki Vincent. Untuk pertama kali selama pernikahannya, Ariana berani meninggalkan dirinya. Padahal, Ariana dulu selalu patuh padanya tanpa membantah sekali pun ucapannya. “Kau jahat Callista … kenapa kau meninggalkanku?” Vincent meracau tak jelas. “Tuan! Anda tidak boleh masuk ke dalam! Tuan Vin sedang tidak mau menerima tamu!” Seorang pelayan mencegah SImon yang menerobos masuk ke dalam. “Minggir kau!” Simon mendorong k