Arland pun menatap mata Maudy dengan rasa benci. "Siapapun dia, aku sangat mencintainya," ucap Arland lalu melepaskan tangan Maudy. "Dengar Arland, aku tidak akan membiarkan siapapun merebut mu dari aku, aku adalah satu-satunya yang pantas untukmu." Maudy pun segera meninggalkan Arland, tanpa menoleh ke arah Maudy Arland berjalan ke kamarnya. "Kamu kenapa sayang?" tanya mommy Arland saat melihat Maudy turun dari tangga dengan mata sembab dan berlinang air mata. "Mommy, Arland mencintai gadis lain," ucap Maudy sambil menangis di pelukan mommy Arland, mommy nya tidak percaya jika Arland mencintai gadis lain selain Maudy, karena selama ini ia tahu Maudy adalah satu-satunya gadis impian Arland. "Tidak mungkin, Arland tidak mungkin mencintai gadis lain." "Tadinya aku tidak percaya mom, tapi Arland sendiri yang mengatakan itu, ia mengatakan seseorang telah berhasil menggantikan diriku di hatinya, aku tidak tahu alasannya kenapa sampai tega dia mengkhianati cintaku," Maudy berpur
Sepanjang jalan ketika Arland menyetir, ia hanya berharap bisa melihat Bella, matanya yang jeli memperhatikan ke sana kemari namun ia tidak melihatnya. "Aku mohon Bella, hanya sekali saja berikan aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan yang ku lakukan padamu, aku sungguh tidak berdaya jika kau menghilang, kemana aku harus mencari mu?" ucap Arland dalam hati sambil melihat sekeliling jalan. Tak lama kemudian, ia tiba di bar yang di katakan oleh Kay, ia masuk ke dalam di sambut oleh gadis-gadis pilihan sang germo, gadis-gadis dengan kulit yang mulus dan seksi, bahkan tidak terlihat kekurangan pada mereka, tetapi Arland tidak tertarik pada mereka. "Hei" seru Kay melambaikan tangannya pada Arland. Arland mendekatinya sambil menggelengkan kepala, bagaimana tidak Kay berada di antara lima gadis cantik nan seksi. "Kalian pergilah dulu, aku akan memanggil kalian setelah urusanku selesai," ucap Kay pada para gadis itu. "Baiklah, kami tidak suka menunggu," ucap salah satu dari
Sunny dan Bella sibuk membereskan barang-barang nya di kos yang baru, Sunny masih tidak tahu yang sebenarnya terjadi, Nilesh juga tidak memberitahunya tentang permasalahan Bella. Bella merasa aman, Nilesh juga akan selalu menjaganya dari pria yang menakutkan itu. "Bella, di mana aku meletakkan ponsel ku? rasanya aku lupa," ucap Sunny sambil merogoh isi tas nya. "Aku tidak tahu Sun, mungkin saja kamu meletakkannya di tempat lain," jawab Bella sambil tersenyum manis, sekarang senyumannya sudah kembali seperti dulu, matanya juga tidak lagi sembab karena air mata. Sunny bahagia melihat sahabatnya itu bahagia. Mereka berbaring setelah selesai menyusun barang, rasa lelah membuat mereka malas untuk memasak makanan, untung saja Nilesh datang tepat waktu membawakan makanan untuk mereka berdua. "Terimakasih Nilesh, kamu datang tepat waktu," kata Sunny sambil mengunyah makanannya. "Ia Sun, sama-sama." Setelah Sunny dan Bella selesai makan, Sunny langsung mandi, sedangkan Bella dan N
Cukup lama Sunny berdiri di depan cermin, ia rasanya tidak percaya jika Bella sudah bertunangan, pertemuannya dengan Arland dan Kay membuatnya sangat gusar, saat ia mondar-mandir di depan cermin, ponsel dalam saku celananya bergetar, ia mengambil ponsel itu lalu melihat panggilan dari Nilesh. Saat ia hendak mengangkat telepon itu ia melihat pria yang mencari Bella berjalan ke arah toilet pria, membuatnya semakin gemetar, panggilan dari Nilesh pun ia abaikan. "Bagaimana ini? bagaimana jika mereka tahu aku ada disini, mati aku," gumamnya. Ia pun mematikan ponselnya supaya Nilesh tidak menelepon dirinya, ia takut jika kedua pria itu sampai menemukan dirinya. Ia pun mengingat kejadian 2 hari lalu, dimana Bella memaksa supaya mereka pindah kos, ia pun menyadari semuanya. "Jangan-jangan Bella? Ya Tuhan, Bella selama ini berbohong? Apa yang dia sembunyikan dariku dan Nilesh, aku harus mencari tahu" gumamnya, ia mengira omongan kedua pria itu benar adanya yang mengatakan jika Bella adal
Setelah 1 jam Sunny menunggu, akhirnya Bella pun pulang membawa beberapa makanan di dalam kantong kresek. "Sunny" Bella melambaikan tangan dari jauh saat ia melihat Sunny menunggunya. Sunny hanya tersenyum ia menyembunyikan kesedihannya dari Bella. "Kamu sudah lama menunggu?" Tanya Bella tersenyum. "Belum, aku juga baru pulang." Setelah membuka pintu, saat mereka akan masuk ke dalam kos, 2 orang pria langsung menutup mulut mereka, 1 orang mengunci Sunny di dalam 1 lagi membawa Bella pergi. "Sunny," Bella teriak meskipun mulutnya di tutup pakai kain, sedangkan Sunny hanya bisa melihat kepergian Bella yang semakin jauh hingga Bella hilang dari pandangannya. Air mata pun tidak terbendung dari pelupuk mata Sunny, ia segera menghubungi Nilesh tapi tidak ada jawaban. "Bagaimana ini? Siapa mereka, mengapa mereka menculik Bella?" Bella terus meronta agar terlepas dari dua pria itu, saat tangan Bella terlepas dari tangan pria itu, ia langsung menarik topeng dari wajah mereka, Bel
"Bella buka pintunya, apa yang terjadi di dalam? Arland mengetuk-ngetuk pintu itu dari luar, ia sangat khawatir karena ia tahu Bella bisa nekat untuk menyakiti dirinya seperti yang ia lakukan di apartemen. Kay menggeleng melihat kepanikan di wajah sang Tuan Muda, dulu ketika bersama Maudy, ia tidak selemah ini, namun saat mencintai Bella kehidupannya seperti kacau. Bella tidak menjawab ataupun membuka pintu kamar itu, tidak ada jawaban dari dalam kamar. "Bella buka pintunya," Arland bicara sangat lembut supaya Bella tidak mereka takut. "Bella tidak menjawab, dobrak saja pintu itu jangan-jangan dia terluka di sana," kata Kay. Arland pun semakin panik, lalu mencoba mendobrak pintu itu, sekali dua kali pintunya tidak terbuka, namun ketiga kali pintunya langsung terbuka karena Kay juga membantunya. "Bella" mereka tidak menemukan Bella di tempat tidur, mata Arland dan Kay sangat liar mencari Bella, akhirnya Kay melihat Bella tergeletak di dalam kamar mandi. "Tuan Muda" Kay syok mel
"Bi Ijah sangat takut jika kalian bertengkar Tuan, rasanya jantung bibi hampir copot" katanya lalu memegangi dadanya. "Maafkan aku Bi" kata Kay lalu merapikan pakaiannya, Arland juga merapikan bajunya yang berantakan karena bertengkar dengan sahabatnya sendiri. Setelah Bi Ijah pergi, Kay memasang wajah datar pada Arland. "Apa kau tahu seberapa besar penderitaan gadis itu? Apa kau tahu seberapa besar trauma yang ia alami karena dirimu?" Kay melontarkan banyak pertanyaan yang menyudutkan Arland, bukan karena iri atau cemburu karena Arland mendapatkan gadis secantik Bella, namun karena ia sangat kasihan terhadap gadis itu. "Aku sudah menceritakan semuanya padamu, aku akan menikahi Bella setelah ini, tapi kau sudah di luar batasan mu, kau seharusnya tidak memeluk kekasihku itu" jawab Arland dengan emosi. "Seandainya kau mengerti bahasa air mata, kau pasti mengerti luka di dalam hatinya, kau pasti akan mengerti apa yang diinginkan oleh dirinya, bukan harta dan kekayaan yang kau pun
"Beraninya kalian membohongi mommy." "Saya tidak bicara dengan kamu, silahkan pergi dari rumah saya sekarang juga" bentak Murni, Bella sangat bahagia bisa keluar dari rumah itu, tetapi untuk berjalan saja rasanya ia tidak sanggup, tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh ke lantai, Arland dan Kay langsung membawanya ke tempat tidur, mereka dengan cepat memanggil dokter agar segera ke rumahnya. Tidak lama kemudian dokter yang berbeda datang ke rumah itu, memeriksa tubuh Bella yang terlihat lemah, sementara Murni memasang wajah tegang penuh amarah, ia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. "Apa yang terjadi padanya dokter" tanya Murni mendekati dokter itu. "Selamat ya buk, menantu Anda sedang mengandung" jawab sang dokter dengan senyuman bahagia. Namun bagi Murni ini adalah musibah, musibah yang dilakukan oleh anaknya sendiri. "Apa?" Murni kaget hingga langkahnya mundur tanpa ia sadari. "Dia mengandung 4 minggu, kalian harus menjaga kesehatannya, jangan sampai dia merasa stres