"Beraninya kalian membohongi mommy." "Saya tidak bicara dengan kamu, silahkan pergi dari rumah saya sekarang juga" bentak Murni, Bella sangat bahagia bisa keluar dari rumah itu, tetapi untuk berjalan saja rasanya ia tidak sanggup, tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh ke lantai, Arland dan Kay langsung membawanya ke tempat tidur, mereka dengan cepat memanggil dokter agar segera ke rumahnya. Tidak lama kemudian dokter yang berbeda datang ke rumah itu, memeriksa tubuh Bella yang terlihat lemah, sementara Murni memasang wajah tegang penuh amarah, ia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. "Apa yang terjadi padanya dokter" tanya Murni mendekati dokter itu. "Selamat ya buk, menantu Anda sedang mengandung" jawab sang dokter dengan senyuman bahagia. Namun bagi Murni ini adalah musibah, musibah yang dilakukan oleh anaknya sendiri. "Apa?" Murni kaget hingga langkahnya mundur tanpa ia sadari. "Dia mengandung 4 minggu, kalian harus menjaga kesehatannya, jangan sampai dia merasa stres
Bella turun dari mobil Kay lalu berlari, yang ia pikirkan bagaimana cara lepas dari mereka yang selalu membuatnya terusik, namun Kay dengan cepat menangkap Bella lalu membawanya ke dalam mobil. "Apa yang kamu pikirkan Bella? bagaimana jika sesuatu terjadi pada calon bayimu?" Kay sedikit membesarkan suaranya, ia tidak ingin Bella dan calon bayinya celaka. "Tidak perlu mengasihani aku, biarkan saja aku pergi" ucap Bella, ia sudah tidak mampu lagi untuk menangis, wajahnya nampak pucat dan beban dihatinya semakin terlihat rumit. "Aku tidak bisa membiarkan mu pergi Bella, tolong mengertilah" Kay bicara lebih pelan dan lembut, ia harus bisa membuat Bella percaya padanya agar ia bisa menanganinya dan juga Arland. Murni berusaha tetap menjodohkan Arland dengan Maudy meski Arland selalu menolaknya, "Maafkan aku mom, tapi aku tidak bisa bersama Maudy, dia pernah melukai hatiku lalu pergi dengan Antoni, apa mommy masih ingat dengan Antoni?" "Apa? Antoni yang selalu berusaha menghancu
"Sejak kapan Kay berani mengkhianati ku? aku tidak akan membiarkan siapapun memiliki mu, karena kamu dan bayimu adalah milikku" kemudian ia melepaskan tangan Bella, ia sangat marah bagaimana mungkin Kay bisa mengkhianatinya. Ia pun tak tinggal diam, ia kemudian menggenggam tangan Bella lalu membawanya masuk ke dalam kamar untuk istirahat. "Tidurlah, jangan pikirkan apapun yang merugikan aku, maksud ku jaga kesehatan mu agar anak kita tumbuh dan sehat," setelah itu ia langsung keluar dari kamar itu. "Bagaimana caranya aku pergi? tidak ada sedikit celah untuk melarikan diri" batinnya. Setelah Arland duduk di sofa, ia mengambil ponselnya lalu menghubungi Kay. Kay kaget saat melihat panggilan itu, mungkin sesuatu telah terjadi pada Bella, ia berulangkali kali mengabaikan panggilan itu, namun Arland terus memanggilnya. "Halo" "Jangan mencoba mengkhianati ku Kay, aku bisa melakukan apapun bahkan aku pun bisa menghancurkan mu" kata Arland. Mendengar ucapan Arland, Kay menggeleng kepal
"Aku tidak ingin mendengar itu lagi Bella, kau adalah milikku, hanya milikku" Arland keluar dari kamar, ia duduk di sofa, tiba-tiba bel berbunyi, ia pikir yang datang adalah Kay, ia pun segera membuka pintu. Namun yang datang bukan lah Kay, melainkan seorang pria muda membawa Pizza hutt, Arland mengerutkan keningnya karena ia merasa tidak memesan apapun. "Tunggu sebentar, mungkin saja istriku yang memesan pizza itu" ucapnya lalu masukkan ke dalam kamar. "Bella apa kamu memesannya pizza?" tanya Arland. Bella pun mengerutkan keningnya, seketika matanya melotot lalu turun dari kasur. "Ia aku ingin sekali makan pizza" ucapnya. Ia berjalan ke pintu sambil memegang perutnya, ia kemudian berbalik badan lalu melihat Arland yang sedang berdiri melipat kedua tangannya di dada sambil memperhatikan nya. "Aku tidak punya uang, bagaimana aku bisa mendapatkan pizza itu?" Arland pun tersenyum melihat Bella, dengan senang hati ia mengambil uang dari dompetnya lalu memberikan beberapa l
Mereka berdua pun ngobrol hingga Arland lupa jika ia telah mengunci Bella dalam kamar, ia melihat jam di tangannya sudah pukul 9 pagi. "Astaga, aku lupa jika Bella di dalam kamar" Kay kaget mendengar itu, mereka langsung berlari dan dengan cepat membuka pintu itu, mereka menemukan Bella terbaring pucat dan berkeringat dingin. Arland langsung mengangkatnya lalu membawanya ke sofa. "Kay tolong buatkan segelas susu, bagaimana bisa aku lupa jika kamu belum sarapan" Arland panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Kay pun datang dengan segelas susu di tangannya. Ia juga panik melihat Bella yang sudah pucat. "Kay, tolong belikan makanan aku tidak mau jika sampai Bella sakit" "Yang membuat Bella sakit siapa? aku? hah?" batin Kay ngedumel. Ia pun pergi membeli makanan dan juga buah. Sepanjang jalan Kay terus berpikir untuk membebaskan Bella, namun ia tidak bisa berkhianat pada Arland. "Maafkan Bella, maafkan aku sungguh tidak bisa berbuat apapun untuk menolong mu." Bella berbaring lalu
Setelah Bella terlelap, Arland keluar dari kamar menemui Kay yang sedang duduk santai di sofa. Ia pun tidak bertanya apapun, ia hanya duduk sembari memikirkannya cara agar Nilesh bisa menjauhi Bella Shara. "Kau kenapa murung?" tanya Kay yang tengah asik ngemil. "Aku tidak tahu seberapa kuat cinta Bella pada Nilesh, aku tidak percaya jika Nilesh menemukan Bella di sini, dia berpura-pura menjadi pengantar Pizza, jika aku tidak mencegah Bella keluar, mungkin mereka sudah melarikan diri dariku." "Bagaimana bisa Nilesh tahu keberadaan Bella di sini?" Kay menatap Arland sambil menggelengkan kepalanya, ia sebenarnya curiga jika Bella yang memberi tahu keberadaannya pada Nilesh. Tidak mungkin Nilesh tahu jika tidak ada yang memberi tahu dirinya. "Apa sebaiknya aku membawa Bella ke apartemen yang lain?" "Jangan, biarkan saja Bella di sini. Lagi pula Nilesh tidak akan bisa membawa Bella." "Aku tidak yakin, tapi bagaimana jika dia benar-benar membawa Bella?" Kay dan Arland sama-sama berpi
Bella terbangun lalu mendapati tubuhnya tanpa pakaian, ia langsung teriak sambil menutup tubuhnya dengan selimut, Arland yang sudah terlelap sampai terbangun mendengar Bella teriak. Ia pun segera masuk kamar untuk memastikan keadaan Bella. "Ada apa Bella? kenapa kamu teriak?" Bella sampai bingung melihat Arland yang bertanya seperti itu, bagaimana mungkin ia bisa telanjang jika seseorang tidak melakukan sesuatu padanya? Ia terus berpikir namun ia tidak mendapatkan jawaban. "Kenapa aku seperti ini?" air mata Bella sudah sangat deras membasahi pipinya. Ia tidak menyangka jika dirinya mengalami hal seperti itu lagi. "Bella, aku tidak tahu apa maksudmu, katakan dengan jelas agar aku mengerti." Mendengar ucapan Arland, Bella langsung mengusirnya dari dalam kamar, ia pun segera berlari ke kamar mandi. Ia hanya merasakan tubuhnya sedikit pegal, namun ada sesuatu yang begitu plong di hatinya, namun ia tidak mengetahui itu. "Maafkan aku Bella, aku belum sanggup untuk bicara padamu, karen
"Jangan berpikir untuk bisa melarikan diri dari ku, aku akan memberi mu pelajaran jika sampai Bella kenapa-kenapa," gumam Arland. Arland mengikuti mereka kemanapun Nilesh pergi. Akhirnya Nilesh dan Bella berhenti, Nilesh menggenggam kuat tangan Bella agar tidak lepas darinya. Arland pun turun dari mobilnya, sedangkan Kay hanya melihat dari jauh apa yang akan dilakukan Arland pada Nilesh. "Beraninya kau membawa istriku lari" ucap Arland dengan suara baritonnya. Seketika Bella mundur ke belakang Nilesh, ia tidak ingin di bawa oleh Arland lagi sebagai tawanan. "Bella bukan istrimu, kau melakukan hal bejat hingga Bella seperti ini, harusnya kau malu pada dirimu, dimana cerminan dirimu? apakah seperti ini?" jawab Nilesh dengan lantang. "Bella, apa yang terjadi? mengapa kamu bisa lari dari mobil?" tanya Arland dengan tenaga saat bicara dengannya. Ia tidak mau jika Bella pergi bersama Nilesh. "Tolong lepaskan kami, aku berjanji tidak akan pernah kembali mengusik kehidupan mu,