Arland dan Kay menatap layar laptop masing-masing, tidak ada yang bicara di antara mereka, Kay melihat Arland begitu fokus dan tatapannya hanya ada di layar laptop. "Syukurlah dia sudah fokus kerja, aku harus membuatnya sibuk dengan semua urusan kantor ini, supaya dia bisa melupakan Maudy," gumam Kay. Namun ternyata Arland hanya menatap laptop itu, sementara pikirannya tertuju pada Bella yang entah dimana sekarang, Kay memperhatikan dengan seksama pandangan Arland, dia mulai curiga saat pandangan itu ternyata kosong. "Arland," Kay mengangetkan nya dengan memukul pundaknya. "Iya," Arland menatap Kay dengan kening yang mengerut. "Ada apa lagi sih Arland, apa yang membuatmu berubah begini? masih banyak gadis yang lebih baik dari Maudy diluar sana," Kay mencoba memberi solusi pada Arland, tapi menurut Arland masalahnya sekarang bukan lagi tentang Maudy. "Aku..," Arland belum selesai bicara, tiba-tiba ponselnya berdering di atas meja, ia melihat panggilan itu dari mommy nya,
Arland pun menatap mata Maudy dengan rasa benci. "Siapapun dia, aku sangat mencintainya," ucap Arland lalu melepaskan tangan Maudy. "Dengar Arland, aku tidak akan membiarkan siapapun merebut mu dari aku, aku adalah satu-satunya yang pantas untukmu." Maudy pun segera meninggalkan Arland, tanpa menoleh ke arah Maudy Arland berjalan ke kamarnya. "Kamu kenapa sayang?" tanya mommy Arland saat melihat Maudy turun dari tangga dengan mata sembab dan berlinang air mata. "Mommy, Arland mencintai gadis lain," ucap Maudy sambil menangis di pelukan mommy Arland, mommy nya tidak percaya jika Arland mencintai gadis lain selain Maudy, karena selama ini ia tahu Maudy adalah satu-satunya gadis impian Arland. "Tidak mungkin, Arland tidak mungkin mencintai gadis lain." "Tadinya aku tidak percaya mom, tapi Arland sendiri yang mengatakan itu, ia mengatakan seseorang telah berhasil menggantikan diriku di hatinya, aku tidak tahu alasannya kenapa sampai tega dia mengkhianati cintaku," Maudy berpur
Sepanjang jalan ketika Arland menyetir, ia hanya berharap bisa melihat Bella, matanya yang jeli memperhatikan ke sana kemari namun ia tidak melihatnya. "Aku mohon Bella, hanya sekali saja berikan aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan yang ku lakukan padamu, aku sungguh tidak berdaya jika kau menghilang, kemana aku harus mencari mu?" ucap Arland dalam hati sambil melihat sekeliling jalan. Tak lama kemudian, ia tiba di bar yang di katakan oleh Kay, ia masuk ke dalam di sambut oleh gadis-gadis pilihan sang germo, gadis-gadis dengan kulit yang mulus dan seksi, bahkan tidak terlihat kekurangan pada mereka, tetapi Arland tidak tertarik pada mereka. "Hei" seru Kay melambaikan tangannya pada Arland. Arland mendekatinya sambil menggelengkan kepala, bagaimana tidak Kay berada di antara lima gadis cantik nan seksi. "Kalian pergilah dulu, aku akan memanggil kalian setelah urusanku selesai," ucap Kay pada para gadis itu. "Baiklah, kami tidak suka menunggu," ucap salah satu dari
Sunny dan Bella sibuk membereskan barang-barang nya di kos yang baru, Sunny masih tidak tahu yang sebenarnya terjadi, Nilesh juga tidak memberitahunya tentang permasalahan Bella. Bella merasa aman, Nilesh juga akan selalu menjaganya dari pria yang menakutkan itu. "Bella, di mana aku meletakkan ponsel ku? rasanya aku lupa," ucap Sunny sambil merogoh isi tas nya. "Aku tidak tahu Sun, mungkin saja kamu meletakkannya di tempat lain," jawab Bella sambil tersenyum manis, sekarang senyumannya sudah kembali seperti dulu, matanya juga tidak lagi sembab karena air mata. Sunny bahagia melihat sahabatnya itu bahagia. Mereka berbaring setelah selesai menyusun barang, rasa lelah membuat mereka malas untuk memasak makanan, untung saja Nilesh datang tepat waktu membawakan makanan untuk mereka berdua. "Terimakasih Nilesh, kamu datang tepat waktu," kata Sunny sambil mengunyah makanannya. "Ia Sun, sama-sama." Setelah Sunny dan Bella selesai makan, Sunny langsung mandi, sedangkan Bella dan N
Cukup lama Sunny berdiri di depan cermin, ia rasanya tidak percaya jika Bella sudah bertunangan, pertemuannya dengan Arland dan Kay membuatnya sangat gusar, saat ia mondar-mandir di depan cermin, ponsel dalam saku celananya bergetar, ia mengambil ponsel itu lalu melihat panggilan dari Nilesh. Saat ia hendak mengangkat telepon itu ia melihat pria yang mencari Bella berjalan ke arah toilet pria, membuatnya semakin gemetar, panggilan dari Nilesh pun ia abaikan. "Bagaimana ini? bagaimana jika mereka tahu aku ada disini, mati aku," gumamnya. Ia pun mematikan ponselnya supaya Nilesh tidak menelepon dirinya, ia takut jika kedua pria itu sampai menemukan dirinya. Ia pun mengingat kejadian 2 hari lalu, dimana Bella memaksa supaya mereka pindah kos, ia pun menyadari semuanya. "Jangan-jangan Bella? Ya Tuhan, Bella selama ini berbohong? Apa yang dia sembunyikan dariku dan Nilesh, aku harus mencari tahu" gumamnya, ia mengira omongan kedua pria itu benar adanya yang mengatakan jika Bella adal
Setelah 1 jam Sunny menunggu, akhirnya Bella pun pulang membawa beberapa makanan di dalam kantong kresek. "Sunny" Bella melambaikan tangan dari jauh saat ia melihat Sunny menunggunya. Sunny hanya tersenyum ia menyembunyikan kesedihannya dari Bella. "Kamu sudah lama menunggu?" Tanya Bella tersenyum. "Belum, aku juga baru pulang." Setelah membuka pintu, saat mereka akan masuk ke dalam kos, 2 orang pria langsung menutup mulut mereka, 1 orang mengunci Sunny di dalam 1 lagi membawa Bella pergi. "Sunny," Bella teriak meskipun mulutnya di tutup pakai kain, sedangkan Sunny hanya bisa melihat kepergian Bella yang semakin jauh hingga Bella hilang dari pandangannya. Air mata pun tidak terbendung dari pelupuk mata Sunny, ia segera menghubungi Nilesh tapi tidak ada jawaban. "Bagaimana ini? Siapa mereka, mengapa mereka menculik Bella?" Bella terus meronta agar terlepas dari dua pria itu, saat tangan Bella terlepas dari tangan pria itu, ia langsung menarik topeng dari wajah mereka, Bel
"Bella buka pintunya, apa yang terjadi di dalam? Arland mengetuk-ngetuk pintu itu dari luar, ia sangat khawatir karena ia tahu Bella bisa nekat untuk menyakiti dirinya seperti yang ia lakukan di apartemen. Kay menggeleng melihat kepanikan di wajah sang Tuan Muda, dulu ketika bersama Maudy, ia tidak selemah ini, namun saat mencintai Bella kehidupannya seperti kacau. Bella tidak menjawab ataupun membuka pintu kamar itu, tidak ada jawaban dari dalam kamar. "Bella buka pintunya," Arland bicara sangat lembut supaya Bella tidak mereka takut. "Bella tidak menjawab, dobrak saja pintu itu jangan-jangan dia terluka di sana," kata Kay. Arland pun semakin panik, lalu mencoba mendobrak pintu itu, sekali dua kali pintunya tidak terbuka, namun ketiga kali pintunya langsung terbuka karena Kay juga membantunya. "Bella" mereka tidak menemukan Bella di tempat tidur, mata Arland dan Kay sangat liar mencari Bella, akhirnya Kay melihat Bella tergeletak di dalam kamar mandi. "Tuan Muda" Kay syok mel
"Bi Ijah sangat takut jika kalian bertengkar Tuan, rasanya jantung bibi hampir copot" katanya lalu memegangi dadanya. "Maafkan aku Bi" kata Kay lalu merapikan pakaiannya, Arland juga merapikan bajunya yang berantakan karena bertengkar dengan sahabatnya sendiri. Setelah Bi Ijah pergi, Kay memasang wajah datar pada Arland. "Apa kau tahu seberapa besar penderitaan gadis itu? Apa kau tahu seberapa besar trauma yang ia alami karena dirimu?" Kay melontarkan banyak pertanyaan yang menyudutkan Arland, bukan karena iri atau cemburu karena Arland mendapatkan gadis secantik Bella, namun karena ia sangat kasihan terhadap gadis itu. "Aku sudah menceritakan semuanya padamu, aku akan menikahi Bella setelah ini, tapi kau sudah di luar batasan mu, kau seharusnya tidak memeluk kekasihku itu" jawab Arland dengan emosi. "Seandainya kau mengerti bahasa air mata, kau pasti mengerti luka di dalam hatinya, kau pasti akan mengerti apa yang diinginkan oleh dirinya, bukan harta dan kekayaan yang kau pun
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin