Share

Gelang Emas Untuk Emak
Gelang Emas Untuk Emak
Penulis: Safiiaa

Bab 1

Penulis: Safiiaa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-27 23:34:16

"Farhan, nanti antar Emak kondangan ke rumah Bu Wito ya?" pinta Jum pada Farhan, anak tunggalnya.

"Iya Mak," jawab Farhan lembut.

Hati Farhan mendadak ngilu ketika teringat gelang kesayangan Emak yang biasa dipakai untuk kondangan harus dijual tahun lalu untuk biaya berobat sang bapak. Dalam hatinya, Farhan bertekad harus bisa mengumpulkan uang untuk bisa mengganti gelang Emak yang sudah dijual.

Bergegas Farhan masuk kedalam kamarnya, melihat jumlah uang yang ada dalam kaleng biskuit. Dihitungnya dengan teliti lembaran kertas dalam kaleng tersebut. Ada satu lembar kertas merah, tiga lembar kertas warna biru, lima lembar kertas warna cokelat dan dua puluh lembar kertas warna abu-abu. Dijumlahnya kertas-kertas tersebut, hanya ada sekitar tiga ratus ribu lebih. Masih kurang banyak untuk bisa membeli sebuah gelang emas.

Ia simpan kembali kertas-kertas tersebut berharap esok hari ia bisa mengumpulkan lebih banyak uang lagi. Farhan yakin akan ada jalan untuk membahagiakan Emak tercintanya. Meskipun ia hanya seorang kuli bangunan lulusan SMK yang tak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut. Namun, ia tak putus asa. Semangat untuk membahagiakan emaknya selalu berkobar dalam hati.

Bagi Farhan pendidikan itu penting, tapi pantang baginya menyusahkan orang tuanya yang hanya seorang janda. Beberapa kali Ia coba mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa melalui jalur beasiswa, namun ia belum berhasil. Mungkin belum rejekinya.

Keinginannya untuk kuliah harus Ia tunda dahulu agar ia bisa fokus bekerja. Sedikit demi sedikit mengumpulkan rupiah, ia yakin bisa mewujudkan impiannya.

"Sudah siap Mak?" tanya Farhan kepada Jum yang sedang memasang bros bunga di kerudung instannya.

"Iya sebentar lagi, kamu siapin dulu motornya, ini emak sudah mau selesai."

"Sudah disiapin juga Mak motornya, tinggal naik aja," jawab Farhan didepan pintu kamar sang emak sambil memandang takjub kecantikan emaknya.

"Sudah cantik Mak, Emak kalo pake kerudung tambah kelihatan muda," ledek Farhan.

"Muda gundulmu wong umur emak sudah kepala empat kok! Sudah tua ini!" jawab Jum sambil mencubit gemas pipi Farhan.

"Yowis ayo berangkat, keburu malam ini! Nanti kalau kemalaman kasian kamu besok pagi masih harus kerja," ajak Jum sambil naik di boncengan motor butut Farhan.

Dari jauh Farhan melihat ibu - ibu yang sedang menikmati sajian, sedang berbincang sambil menggerak-gerakkan tangannya. Gemerincing suara gelang emas membuat hati Farhan ngilu. Perasaan bersalah menghantui hari-harinya. Sebagai seorang anak laki-laki, ia merasa bertanggung jawab membiayai kehidupan keluarganya. Namun apalah daya, saat itu ia masih duduk dibangku SMK, hanya bisa bekerja paruh waktu untuk membantu biaya hidup bertiga bersama Bapaknya yang sedang sakit.

Jum tidak pernah menuntut agar gelangnya bisa kembali, ia ikhlas mengorbankan harta benda miliknya untuk suami tercintanya. Keikhlasan hati Jum yang membuat Farhan semakin berkeinginan untuk membahagiakan Emaknya.

Juminah adalah janda satu anak. Suaminya meninggal dua tahun lalu karena serangan jantung. Satu tahun menderita penyakit jantung membuat kondisi fisiknya tidak bisa melakukan pekerjaan berat, membuat Jum dan Farhan harus bekerja sama mengais rejeki agar asap dapur tetap mengepul. Besarnya cinta untuk suaminya membuat Jum (nama panggilannya) rela menjanda.  Berharap kelak di akhirat bisa berjumpa kembali dengan suaminya. Sekuat tenaga Jum bekerja keras untuk membesarkan anak semata wayangnya.

Jum bekerja sebagai buruh cuci dan setrika. Hanya bekerja ketika ada yang memintanya mencuci atau mensetrika pakaian. Tak jarang para tetangga memintanya membantu ketika sedang ada hajatan. Penghasilannya tidak banyak, namun cukup untuk biaya hidup berdua dengan Farhan kala masih sekolah dulu. Kini Farhan sudah bekerja, sudah bisa membantu keuangan keluarga. Sehingga Jum tidak terlalu bergantung kepada para tetangga yang membutuhkan jasanya.

Beban hidupnya semakin ringan ketika Farhan sudah lulus sekolah. Tak mau memberatkan pundak sang emak, ketika selesai ujian nasional Farhan mengikuti jejak sang ayah sebagai kuli bangunan. Tidak ada kata malu dalam kamus Farhan, yang penting halal dan berkah.

Selesai menikmati hidangan, ibu - ibu tadi pamit pulang. Membiarkan Jum duduk sendiri, hanya menyapa sekedarnya. Jum sadar, ia hanya orang miskin. Tak pantas berjalan bersisihan bersama mereka. Hatinya sudah kebal dari rasa minder. Baginya yang penting ia makan dari hasil keringatnya sendiri, bukan meminta belas kasihan tetangga.

Tampak dari jauh Farhan sudah memberikan kode agar Jum segera undur diri. Menyadari hal itu, Jum segera berdiri, berpamitan dengan sang empunya hajat.

Jum menghampiri Farhan dengan senyum ramahnya, menyadari ada sesuatu yang sedang anaknya rasakan. Tanpa basa-basi Farhan memberondongnya beberapa pertanyaan.

"Mak ibu-ibu tadi kenapa sih ngobrol aja kok tangannya pake digerak-gerakin? Ga bisa gitu ya biasa aja tangannya?" ucap Farhan menahan kesal.

"Ya ga apa-apa, ngapain kamu pikirin! Mereka cuma bangga sama apa yang mereka punya, sudahlah dilihat saja, jangan dimasukin hati!"

"Ya tapi kan Farhan lihatnya risih Mak! Keliahatan banget kalo mau pamer!"

"Itu 'kan pemikiranmu Le,"

"Emak ga kepingin gitu, kayak mereka?" ledek Farhan.

"Emak ini wong susah, bisa makan aja syukur. Ada ya dipakai, ga ada ya sudah ndak usah maksa," jawab Jum lembut.

Obrolan mereka terhenti kala motor sudah sampai di depan rumah. Jum bergegas turun untuk membukakan pintu rumah agar motor Farhan bisa segera masuk.

Wajah Farhan tampak segar karena guyuran air wudhu. Kesibukannya tak lantas membuatnya melupakan kewajibannya terhadap sang Pencipta. Dalam doanya ada banyak air mata yang ia tumpahkan. Menyampaikan begitu banyak permintaan yang tanpa campur tangan Allah rasanya tak mungkin tercapai.

"Beri kemudahan Ya Allah, Aamin." usapan lembut di wajahnya mengakhiri isakan lirih dari bibir Farhan.

Bersambung 🌷🌷🌷

Bab terkait

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 2

    "Farhan kamu bisa lembur hari ini? Bisa bantu saya belanja material untuk besok? Lumayanlah uang lemburnya bisa buat tambahan kamu belikan hadiah untuk emak, " tawar Pak Roni, bos Farhan. "Alhamdulillah, bisa Pak." Seulas senyum terbit di bibir Farhan. Kemarin Farhan sempat bercerita kepada atasannya soal keinginannya, berharap ia dapat lemburan untuk menambah penghasilan. Hubungan yang sudah seperti keluarga membuat Farhan tak sungkan bercerita soal kehidupannya. Bak gayung bersambut, Pak Roni dengan senang hati menerima tawarannya. Setiap ada pekerjaan yang harus diselesaikan, selalu Farhan yang dimintai tolong. Farhan anak yang pekerja keras juga ramah dan sopan. Membuat siapapun yang dekat dengannya mudah akrab. Rindu sosok ayah membuatnya menganggap atasannya seperti orang tuanya sendiri. "Ini uang lembur untuk kamu, Han, " kata Pak Roni sambil memberikan tiga lembar pec

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 3

    Pagi yang cerah membuat Farhan bersemangat untuk bangun pagi. Tak lupa menunaikan dua rakaat subuh. Setelah keluar dari kamar rupanya Emak sudah selesai masak makanan kesukaan Farhan. Ada nasi jagung, sayur lodeh nangka muda, ikan asin, tempe goreng dan sambal terasi. Membuat perut Farhan mengeluarkan bunyi pertanda minta segera diisi. "Keras sekali bunyinya! Buruan makan kasian perutnya wes bunyi - bunyi gitu," sahut Emak setelah mendengar bunyi perut Farhan. "Hehehe iya Mak." Gegas Farhan mengambil piring, lalu diisi dengan satu centong penuh nasi jangung beserta lainnya. "Mak mari makan sini sama Farhan," ajak Farhan sambil menyuapkan sesendok nasi jagung ke mulutnya. "Iya kamu makan duluan saja, tambah lagi makannya Le, biar kenyang," jawab Emak sambil duduk dikursi sebelah Farhan. "Hemm masakan Emak emang paling nikmat, Farhan sampai mau nambah dua kali," ucap Farhan sambil menambah lagi porsi dalam piringnya. "Iya dong, biar kamu makin semangat kerjanya. Habis makan kamu s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 4

    Bruukkk Sembako yang diangkat Farhan sudah mendarat sempurna di atas mobil pelanggan. "Ini Mas." Seorang pelanggan menyelipkan uang pecahan dua puluhan ke dalam genggaman Farhan. "Makssih Bu." Ucap Farhan sambil menundukkan kepala sopan. Berlalu kembali kedalam toko. Bekerja di pasar membuat Farhan kewalahan, mungkin karena belum terbiasa. Juragan Entis -nama panggilan bosnya- melihat kinerja Farhan cukup menakjubkan. Kentara kalau Farhan seorang yang cekatan dan pekerja keras. Terbukti dengan para pelanggan yang senang minta tolong Farhan untuk membantu membawakan belanjaannya ke dalam mobil. Tak jarang dari mereka yang memberikan uang fee untuk Farhan, hal biasa bagi mereka yang sudah dimintai tolong. "Ayo istirahat Far, capek dari tadi banyak yang belanja," ajak Arif. "Iya Mas. Apa boleh istirahatnya barengan?" Tanya Farhan sambil mengek

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 5

    "Tambah cantik aja Mak," ledek Mbak Narti, tetangga depan rumah. "Bisa aja kamu Ti." "Baru ya gelangnya? Waahh diem - diem Emak banyak uang ya, bisa beli gelang bagus gitu," puji Narti sambil menarik tangan Emak, melihat dengan teliti gelang dipergelangan tangan Emak. Urung melanjutkan kerjaannya, menyapu halaman. "Walah ini dibelikan sama si Farhan, tabungannya selama kerja di proyek sama nguli dipasar. Diam - diam aku dibelikan ini. Ya tak terima aja, biar seneng atinya," terang Emak. "Ya nggak apa - apa to Mak, buat apa juga uangnya kalo bukan buat Emak. Mumpung belum punya istri, uangnya buat Emaknya. Kalo sudah menikah ya beda lagi." "Iya juga sih. Eh kamu mau kemana pagi - pagi gini?" "Beli telur Mak, buat sarapan anak - anak di rumah." "Yowes ati -ati," jawab Emak sambil melanjutkan pekerjaannya. Dibalik jendela Farhan tersenyum melihat mereka berdua. Sepeninggal Bapak, hidupnya pas - pasan. Boro - boro buat beli gelang, buat makan aja susah. Kini roda sedang berputar, d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 6

    Tok..tok..tok... "Assalamualaikum.." sapa sesorang di luar rumah. "Waalaikumsalam.." jawab Emak seraya membuka pintu. "Maaf cari siapa ya Mbak?" tanya mak. Membukakan pintu lebar - lebar lalu mempersilahkan tamunya duduk di ruang tamu. "Maaf Bu mengganggu waktunya, Saya Airin. Saya hanya ingin menyampaikan pesan almarhum Bapak saya untuk menyerahkan uang ini. Sebelum meninggal Bapak berpesan bahwa dulu punya hutang ke suami ibu. Uang ini sudah disiapkan jauh hari, namun Bapak keburu sakit jadi belum sempat menyerahkannya. Saya hanya dibekali alamat ini." Terang Airin sambil menyerahkan amplop cokelat berisi uang tersebut. Ragu - ragu tangan Emak menerima amplop itu. Sekelebat ingatan muncul dikepalanya. Pernah suatu hari ia dan suaminya bertengkar hebat. Membahas soal tabungan yang sudah dikumpulkannya tiba - tiba hilang, namun ternyata uang itu dipinjamkan ke seorang teman oleh sang suami tanpa seizinnya. Mungkin inilah ora

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 7

    Gelang Emas Untuk Emak part 7"Selamat pagi sayang ... yuk bangun, mandi dulu trus sholat subuh bareng," ucap seorang wanita di sebelah Farhan. Mengelus pipi Farhan lembut penuh kasih sayang.Perlahan matanya terbuka, bibirnya tersenyum melihat seseorang di sebelahnya. Dipandanginya dengan tatapan penuh cinta wajah wanita itu. Setelah puas membingkai wajah itu, ia bergegas bangun, duduk sejajar dengannya. Kemudian ia usap lembut jemari lentik itu sebelum ia berlalu menuju kamar mandi. Sang wanita tetap duduk di sisi ranjang, menunggu Farhan selesai melakukan aktifitasnya.Pintu kamar mandi hampir terbuka kala sang wanita selesai mengenakan mukenanya. Tersenyum menyambut Farhan dengan kopyah dan sarung ditangannya. Diulurkannya sarung tersebut tanpa menyentuh tangan Farhan, sudah memiliki wudhu. Sambil berdiri dipandanginya wajah Farhan, ia tersenyum bahagia.Farhan berdiri di depan, diikuti dengan sang wanita disisi kanannya, sedikit agak kebe

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 8

    Gelang Emas Untuk Emak part 8Farhan mengendarai motornya pelan, berhenti di toko dekat rumahnya. Membeli beberapa kebutuhan pribadinya. Sambil menunggu si penjual mengambilkan pesanannya, matanya melihat sekeliling. Tampak dua ibu - ibu sedang berbincang di teras rumah. Duduk berjajar, asyik bicara berdua.Kantong plastik belanjaannya sudah ada di tangan. Berhenti didekat motornya untuk menghitung jumlah kembalian. Kebiasaan bagi Farhan untuk menghitung uang kembalian di tempat, berjaga - jaga jika si penjual salah hitung."Katanya tadi ga ada uang buat bayar cicilan, tuh sekarang pegang uang," sungut Bu Siti, tetangga Farhan."Hehehe iya tadinya emang ga punya uang, aku cari pinjaman ke Mak Jum, malah dikasih ini." paparnya seraya menunjukkan uang digenggamannya."Lumayan dong, ga jadi hutang,hihi," sahutnya lagi."Ah dasar kamunya aja

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 9

    "Ga bawa motor Mas?""Enggak Far, lagi eror, tadi pagi sebelum berangkat tak bawa ke bengkel sekalian,""Yawes bareng aku aja, dari pada nyari ojek," tawar Farhan kepada Arif."Oke,"Farhan mengambil motornya di parkiran. Segera Farhan menyalakan mesin dan mempersilahkan Arif untuk naik. Sejak bekerja di Bu Entis Farhan dan Arif semakin dekat, sudah seperti saudara. Bahkan mereka saling mengenal keluarga masing - masing."Bengkelnya sebelah mana Mas?""Itu yang di Jalan Brawijaya, bengkel motor paling besar sendiri. Aku udah langganan disitu. Pelayanannya bagus, agak mahal sih tapi sesuai dengan hasilnya, motormu kalau rusak bawa kesitu aja,""Walah Mas, motor butut gini masak iya dibawa ke bengkel besar, yang dideket rumah aja. Lagian jarang masuk bengkel. Lebih suka tak benerin sendiri, hemat biaya Mas,""Ya nggak apa - apa, sekali sekali boleh lah motornya dimanjakan," gurau Arif."Manjainnya nanti aja Mas kalau uda p

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30

Bab terbaru

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 40

    Gelang Emas Untuk Emak 40 Truk melaju kencang, tak peduli dengan kejadian yang ditimbulkannya. Farhan tergeletak tak berdaya. Darah mengalir deras dari kepalanya. Bahagia yang dinanti berujung malapetaka. Siapa yang mau? Apalah daya bila Tuhan sudah berkehendak. Duduk bersanding dipelaminan hanya sebatas angan. Bayangan memilih cincin di toko emas dengan yang terkasih berkelebatan dikepalanya. Suara teriakan saling bersahutan sebelum rungunya senyap. Sunyi sepi. Dirinya bagai jiwa yang terlepas dari raganya. Terbang melayang melihat kondisi keluarga tercintanya. Para warga berdatangan melihat apa yang terjadi. Darah begitu banyak mengalir dari tubuh laki-laki tampan tersebut. Namun, tak ada seorang pun yang berani menolong hingga polisi datang menghampiri. Suara sirine ambulan begitu memekakkan telinga. Kondisi pasien yang sudah banyak kehilangan darah membuat sang sopir dengan kencang melajukan stirnya. Hanya butuh beberapa saat, ambulan sudah

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 39

    Gelang Emas Untuk Emak part 39"Semoga bermanfaat ya Pak," ucap Farhan pada takmir masjid."Terima kasih Mas, semoga kebaikan dan keberkahan mengalir untuk Mas nya,""Sama-sama Pak, saya permisi. Assalamualaikum,""Waalaikum salam," ucapan salam takmir masjid mengiringi kepergian Farhan dari dalam kantor pengurus.Berjalan santai kembali menuju rumah peninggalan bapaknya. Rumah yang ia bangun kembali dengan susah payah atas bantuan para dermawan.'Oh Emak, sungguh baik hatimu, namun sayang, Farhan bukan tak mau menerima. Hanya saja, Farhan merasa masih ada yang jauh lebih berhak menerima bantuanmu,' gumam Farhan dalam hati. Tak berniat mengembalikan pada emak, toh pasti emak tak akan mau menerimanya kembali. Biarlah uang itu ia sedekahkan, agar menjadi jariyah untuk emak kelak.Sesampainya di rumah, segera ia mencuci kaki dan muka. Merebahkan diri di petiduran. Lega terasa hatinya telah memberikan sesuatu k

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 38

    Gelang Emas Untuk Emak part 38Hari itu menjadi awal yang indah bagi Farhan dan Nisa. Pasalnya, hari itu mereka mulai berkomitmen. Berjanji untuk saling menyayangi dan mengasihi, untuk menjadi pasangan sehidup semati. Bersiap bersama mengarungi kapal bernama rumah tangga."Mengapa memilihku Mas?" tanya Nisa, penasaran."Karena kamu cantik. Tidak hanya cantik wajah, hati kamu juga cantik. Aku tak ingin memberatkan hati dengan banyak pilihan. Bagiku, jalan pertemuan kita adalah suatu jalan takdir, sudah direncanakan oleh Allah. Aku yakin, kamu jodohku. Semoga ibu memberi restu," jelas Farhan. Nisa yang duduk di jok belakang, tampak tersenyum malu. Farhan melirik sekilas melalui kaca spion, seulas senyum juga turut terbit dari bibirnya."Lantas kapan segera melamar?" jawab Nisa memastikan."Insya Allah secepatnya. Saya masih harus berembuk dengan emak dahulu," jelas Farhan."Baiklah, terserah Mas saja,"Tak terasa mot

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 37

    Gelang Emas Untuk Emak part 37Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa esok akan digelar acara akad nikah Ayu dan Risky secara resmi. Ayu ingin mengadakan acara secara sederhana, namun ditolak oleh bapak. Alasannya karena selama ini, Ayu sudah hidup sebatang kara, maka bapak meminta izin untuk mengadakan resepsi secara besar-besaran untuk menebus kesalahan orang tuanya."Sederhana saja Pak, yang penting sah," ucap Ayu."Tidak Nak, izinkan Bapak mengadakan resepsi. Kamu anak Bapak satu-satunya, izinkan Bapak untuk terakhir kalinya membahagiakan kamu karena setelah ini tanggung jawab atasmu sudah berpindah ke tangan suamimu," jawabnya memohon. Dengan berat hati, akhirnya Ayu mengiyakan permintaan orang tuanya.Betapa kebahagian kini menyelimuti hidup Ayu. Setelah menemukan calon pendamping hidup, kini ia temukan pula orang tua kandungnya."Nak kenapa belum tidur?" tanya emak meme

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 36

    Gelang Emas Untuk Emak part 36Sore itu, Farhan mengendarai motornya dengan pelan. Kondisi badannya yang capek membuatnya tak berani mengendarai motornya dengan kencang. Karena biasanya kondisi tubuh yang lelah dan mata ngantuk menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas terjadi.Mata ngantuk Farhan tak bisa diajak kompromi. Jadilah ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di teras minimarket, searah dengan jalannya pulang. Tak lupa ia membeli minuman sebagai pelepas dahaga, juga untuk membuat tubuhnya kembali segar.Farhan sedang menikmati waktu santainya untuk menenggak minuman yang sudah dibelinya. Tampak oleh matanya, seorang gadis berpakaian seragam khas karyawan pabrik melintas dengan menuntun motornya. Dengan wajah penuh peluh gadis itu masuk ke dalam area parkir minimarket. Lalu masuk ke dalam, membeli sebotol minuman dingin. Gadis itu lantas duduk di bangku sebelah Farhan.Setelah melepas masker, gadis itu

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 35

    Gelang Emas Untuk Emak part 35Tampak kecemasan tersirat pada wajah tua bapak. Lelaki yang baru saja mengecap kebahagiaan lantaran menemukan seseorang yang telah lama ia sebut dalam doanya. Kini sedang bersedih melihat sang kekasih hati terbaring di ranjang igd.Terlampau bahagia, kaget bercampur haru membuat kondisi emak melemah. Tekanan darahnya terbilang rendah, meskipun tidak terlalu menghawatirkan. Ayu terduduk di sampingnya dengan wajah penuh air mata, memegang tangan sang ibu. Ibu kandung yang tak pernah ia sangka akan hadir dalam kehidupan nyata.Ya, hasil tes menunjukkan bahwa Ayu memang anak kandung emak dan bapak. Tak henti-henti kalimat syukur terucap dari bibirnya, sebelum dirinya jatuh pingsan. Bapak lantas membopongnya menuju ruang igd untuk mendapat perawatan."Ibu sudah bisa pulang hari ini, ini obatnya, dan besok jika masih ada keluhan bisa dilanjutkan periksa ke poli. Jangan lupa makan yang banyak agar kondisinya ter

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 34

    Gelang Emas Untuk Emak part 34Dua minggu sudah berlalu. Hari dimana setelah Ayu dan pak Hari menyelesaikam tes DNA nya. Hari ini tibalah waktunya untuk mengambil hasil tes tersebut. Rasa takut bercampur harapan berputar-putar dalam hati emak. Debar jantungnya seakan ingin melepaskan diri dari tempatnya. Tak sabar menunggu siang untuk segera mendapatkan jawaban atas doa-doanya."Semoga harapan kita jadi kenyataan ya Pak? Semoga benar Ayu anak kandung kita. Lengkap sudah kebahagiaan kita bila hasilnya positif." Harapan terlontar dari mulut emak. Bibirnya menyesap teh hangat yang sengaja ia buat untuk menemani sang suami membuat laporan perusahaannya. Tak lupa juga ia bawakan secangkir kopi madu untuk suami tercinta.Betapa sekarang hidupnya berbalik 360 derajat. Jika dulu emak harus berusaha banting tulang untuk menyambung hidup, kini ia hanya harus dud

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 33

    Gelang Emas Untuk Emak part 33Pagi sekali Farhan sudah rapi. Siap bekerja ditempat yang baru setelah berjuang membangun kembali surga dunianya. Ia ikhlaskan egonya untuk membiarkan pelaku yang membakar rumahnya bebas berkeliaran. Setelah banyak merenung bahwa setelah musibah yang menimpanya, begitu banyak kebahagiaan yang Allah beri. Dulu rumah yang sudah lapuk itu, kini sudah berdiri kokoh. Meskipun masih beralaskan ubin semen, Farhan sudah bersyukur. Keadaan ini jauh lebih baik dari rumahnya yang dulu.Emak yang dulu harus hidup susah dengannya, kini sudah hidup bahagia bersama suaminya. Sebenarnya Farhan diajak emak untuk tinggal bersamanya, namun Farhan menolak. Biarkan emak dan suami barunya menikmati masa-masa indah mereka yang seharusnya ia habiskan sejak dulu. Beruntung Farhan sudah memberi yang terbaik untuk emak, sehingga tidak ada penyesalan saat harus hidup terpisah jarak. Tak bisa ia bayangkan betapa menyesalnya ia jika dulu terp

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 32

    Gelang Emas Untuk Emak part 32Ayu dengan sigap membantu Emak berdiri dari tempatnya jatuh. Farhan yang emosinya sudah diatas kepala, segera menghampiri laki-laki itu, dengan cepat ia tarik kerah bajunya."Kalau jalan lihat-lihat!!" teriak Farhan."Sudah Nak, Emak ga apa-apa! Jangan bertengkar!" teriak Emak tak mau anaknya terlibat pertengkaran. Tangan Emak membersihkan debu yang menempel dibaju bagian belakangnya, sesekali dibantu ileh Ayu."Terima kasih kamu sudah membuat saya mendapatkan hukuman! Dan kamu mendapatkan hukuman pula atas perbuatanmu! Rumahmu hangus!" seringai licik terbit dari bibir hitamnya. Wajahnya penuh kelegaan karena sudah berhasil membuat rumah Farhan terbakar. Ia biarkan genggaman tangan Farhan tetap menempel pada kerah bajunya."Maksud kamu?" tanya Farhan tak mengerti."Siapa kamu sebenarnya?" tanya Farhan lagi. Sepertinya Farhan lupa dengan laki-laki ini. Tangannya akan bergerak na

DMCA.com Protection Status